Semua Bab Istri Tawanan CEO: Bab 561 - Bab 570
662 Bab
Persiapan Pernikahan
Regina agak gugup mendapat perhatian semua orang tertuju padanya. Dia menatap orang tuanya dan melihat Harion menatap orang tuanya penuh harap.“Tidak perlu buru-buru, mari tunggu Dixon dan menentukan tanggal pernikahan.” Dia berbicara dengan gugup.“Anak laki-laki tidak bisa diharapkan untuk mengatur pernikahan sayang,” balas Aria tersenyum.“Benar Regina, bagaimana kita mengadakan pesta pernikahan bulan depan, bagaimana menurut Anda Nyonya Clark?” kata Harion menatap Aria dengan tatapan penuh harap.Delin mendengus karena Harion terlihat ingin buru-buru menikahkan putrinya. Dia berkata mencemooh, “Dixon sedang perjalanan bisnis sampai tiga bulan, kamu berniat menikahkan putrimu tanpa pengantin pria kan? Dan jangan mengharapkan Dixon pulang sebelum pernikahan dan meninggalkan proyek yang sedang dikerjakannya.”Dario banyak berkomentar atau menyela putrinya karena sikapnya yang tidak sopan pada orang yang lebih tua. Dia menyesap anggur dengan tenang. Sementara Aria tidak menegur putri
Baca selengkapnya
Hari Pernikahan
Akhirnya tiba pada hari pernikahannya.Deretan mawar putih menghiasi hotel dan para tamu berkumpul di aula. Langit-langit di hiasi lampu kristal putih, para musisi terkenal di undang menghibur para tamu, dekorasi yang sangat megah dan cantik mengundang decak kagum dari para tamu undangan.Keluarga Clark, pemilik perusahaan raksasa Grup Clark di negara itu mengadakan acara pernikahan yang sangat megah untuk satu-satunya pewaris, Dixon Clark dan mengundang banyak tamu terhormat dan bergengsi hadir di pernikahan.Beberapa orang kagum dan bergunjing keheranan dengan pernikahan yang mengejutkan ini. mereka tidak pernah mendengar tentang Dixon menjalin hubungan dengan Nona Muda kedua dari keluarga Hadley, yang notabenenya adalah adik perempuan dari mantan kekasihnya yang kawin lari cukup menimbulkan sensasional.Sekelompok gadis tampak sedang bergosip.“Keluarga Hadley sungguh beruntung. Dua putri mereka dua kali dia lamar oleh keluarga Clark, entah jenis sihir apa yang mereka gunakan untuk
Baca selengkapnya
Berjalan di Altar
Tak lama kemudian pintu ruang rias pengantin dibuka dan seorang staf masuk diikuti ayahnya dengan setelan hitam. Regina berbalik menghadap mereka.“Nona Regina, apa kamu siap? Acara akan segera dimulai,” ujar staf itu pada Regina.Regina menarik napas dalam-dalam untuk meredakan kegugupannya sebelum kemudian mengangguk.“Ap-apakah pengantin pria ... maksudku Dixon hadir hari ini?” Dia bertanya pelan dan cemas pada staf itu.“Jangan khawatirkan tentang itu Nona,” balas Staf agak tergesa-gesa tidak menjawab pertanyaan Regina dan menyuruh Harion untuk membimbing putrinya.“Kamu sangat cantik ....” Harion menawarkan lengannya pada Regina.Regina menggandeng lengan ayahnya dan mengikuti staf keluar dari ruang rias pengantin. Mereka berhenti di pintu ganda besar yang terhubung ke aula pesta dan menunggu instruksi staf yang sedang berbicara dengan talkie wie.“Aria, kamu harus mengingat ini. Setelah kamu menikah dengan keluarga Clark, kamu tidak boleh melupakan keluarga Hadley yang sudah mem
Baca selengkapnya
Kemerosotan Hidup Freya
Di sudut pinggir kota terpencil, bangunan-bangunan kumuh dan padat penuh dengan asap dari cerobong pabrik membuat perkampungan itu terlihat sangat semrawut.Seorang gadis berambut pirang yang terlihat kotor berjalan dengan kepala menunduk keluar dari pabrik ketika hari sudah mulai gelap. Sebelum pulang dia singgah untuk membeli roti dari hasil upah hariannya kerja di pabrik tekstil.Upah hariannya tidak cukup untuk belum beras atau lauk untuk makan malam dan dia masih harus menyimpan untuk membayar sewa kamar.Dia mendesah dengan lesu memegang kantong plastik hitam dua potong roti cukup untuk dimakan dua orang. Tubuhnya sangat letih usai seharian bekerja di pabrik.Dia berhenti di depan salah satu pintu kamar bangunan kumuh yang ditempatinya bersama dengan kekasihnya.Dia menarik napas sebelum membuka kunci pintu dan masuk.“Aku pulang—“ Dia tersentak melihat kamar sewanya sangat berantakan seolah maling mengobrak-abrik isi kamarnya.“Apa yang terjadi?!” Freya melihat kekacauan kamarn
Baca selengkapnya
Kehidupan Pernikahan
Apartemen maha luas itu berada tepat di depan mata Regina. Perabotannya mahal dengan interior dominasi hitam. Sofanya berwarna cokelat dan langit-langitnya dicat putih. Yah ... Dixon tidak akan repot-repot untuk merenovasi apartemen ini sesuai dengan selera Regina atau setidaknya mengganti perabotan dengan warna kesukaannya. Tidak apa. Regina cukup puas bisa lepas dari rumah Hadley yang seperti neraka.Dixon berlalu begitu saja tanpa membawakan koper Regina. Tubuh tinggi dan tegapnya berjalan lurus melewati ruang tengah tanpa mengatakan apa pun. Dengan cepat Regina menarik kopernya dan mengikuti pria itu.Langkah Dixon berhenti secara tiba-tiba hingga Regina mesti menabrak punggungnya yang keras. Ia meringis, dahinya terasa sakit. Padahal Dixon tidak terpengaruh sedikit pun."Itu kamarmu." Dixon menunjuk sebuah kamar di samping kanan. "Dan yang itu kamarku." Telunjuk Dixon berganti ke kamar sebelah kiri.Regina terdiam memandangi kedua pintu yang berbeda itu. Menahan helaan napas ya
Baca selengkapnya
Kunjunga Rumab
Regina menutup pintu ruang kerja Dixon dengan dada perih. Ajakannya ditolak mentah-mentah dan dia diusir begitu saja. Ia memejamkan mata rapat-rapat untuk mengusir rasa lelahnya.Sepertinya Dixon tidak akan pernah mau datang ke ajakan makan malam orang tuanya. Harion pasti akan menerornya untuk terus mengajak Dixon.Ini sangat melelahkan. Regina menyeret langkah menuju kamarnya dan memutuskan untuk beristirahat. Dixon pasti ingin bersiap sendirian untuk perjalanan bisnisnya dan tidak mau dibantu. Ia bisa diusir lagi jika ikut campur urusan pria itu.Ia berbaring di ranjang dengan seprei putih monoton itu. Aromanya seperti pengharum pakaian. Ukuran kasurnya tidak begitu luas, pas dengan tubuh Regina.Tekanan yang terus datang sejak ia masuk ke rumah ini dan teror dari ayahnya membuat Regina kelelahan dan terbuai dalam alam bawah sadarnya.Dia bangun pukul tujuh pagi, sedikit terlambat dari biasanya. Gadis itu bahkan tidak sempat mengganti pakaiannya sebelum tidur. Regina keluar kamar
Baca selengkapnya
Tuntutan Harion
Regina pikir ia bisa beristirahat dengan tenang setelah berhasil kabur dari kediaman Hadley. Ternyata tidak semudah itu. Ponselnya terus bergetar dan diserbu oleh telepon dari Harion.Harion masih menghubunginya setelah Regina keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Sang ayah memang tidak bisa menyerah semudah itu.Reginalah yang lelah. Sampai kapan Harion akan terus meneleponnya? Ia memutuskan untuk mengangkat panggilan itu.Ia tak perlu mengucapkan halo atau basa-basi lainnya, sebab suara Harion sudah menggelegar dari seberang telepon."Anak tidak tahu diuntung! Sudah kabur, tidak mau mengangkat teleponku juga! Kamu mau mangkir dari tanggung jawab, hah?!Regina memutar bola mata. " Tanggung jawab apa yang Ayah maksud?""Hah! Sia-sia aku membesarkan kalian! Yang satu kawin lari dengan pria lain, yang satu jadi sombong karena sudah menikah dengan Dixon Clark! Apa gunanya aku memiliki anak kalau begitu?! Kamu pikir membesarkan anak semudah itu?!"Lagi
Baca selengkapnya
Xavier Garrett
Regina menjilat bibirnya gugup ketika panggilan itu tersambung. "Halo?" Suara Dixon yang berat dan dingin terdengar, memecut jantung Regina."Kenapa baru sekarang mengangkat telepon Ibu? Mentang-mentang istrimu ada di sini?"Napas Regina tertahan. "Regina ada di sana?"Speaker ponsel dengan jelas memperdengarkan suara Dixon. Sekilas Aria melirik Regina."Kamu tidak tahu istrimu ada di sini?"Kumohon, tolong jangan bilang apa pun, Dixon! Regina meremas jari jemarinya. "Dia sudah ada di sana? Kenapa pagi sekali?"Napas Regini meluncur saat senyum Aria kembali muncul dan tatapan curiganya memudar. "Ibu memaksanya datang pagi?""Siapa bilang? Regina memang orang yang rajin, iya 'kan, Sayang?" Regina berusaha memasang tawa ringan saat Aria lagi-lagi menatapnya dengan mata berbinar. "Jangan menekannya. Dia masih perlu beradaptasi."Dixon terdengar seperti suami yang perhatian. Padahal di apartemen dia begitu dingin bahkan tidak punya niat untuk menghubungi Regina sedikit pun selama di
Baca selengkapnya
Ibu Mertua yang Baik
Regina mulai belajar merangkai bunga dari Aria. Ternyata tidak semudah yang dia bayangkan. Aria cukup sabar mengajarinya dan tidak mengeluh sedikit pun. Sang ibu mertua juga menjelaskan cara merawat bunga sesuai jenisnya.Mungkin ia bisa sering-sering datang ke sini sesuai harapan Aria. Setidaknya ia tidak perlu menghadapi sikap dingin Dixon di apartemen atau mendapatkan tekanan dari ayahnya."Sulit, ya?"Regina mengusap tengkuk malu. "Ini memang sulit di awal. Tidak masalah kalau belum rapi. Jika dikerjakan terus-menerus, maka kamu akan menikmatinya dan menyadari kegiatan ini sangat menyenangkan sekaligus menenangkan."Bukan hanya itu yang menyenangkan. Meskipun canggung, tapi Regina senang bisa menghabiskan waktu seharian bersama Aria. Rasanya seperti ia mendapatkan kesempatan yang selama ini tidak pernah diberikan Georgina padanya.Keheningan yang cukup lama mengisi suasana di taman. Yang terdengar hanya suara gemerisik daun dan gunting yang bergerak lincah merapikan buket. "Dixo
Baca selengkapnya
Makan Malam Keluarga
Dua hari setelah Regina pulang dari kediaman Clark, Aria kembali mengundangnya untuk merangkai bunga. Ia merasa tidak enak jika harus bertemu Delin dan Xavier lagi."Kapan Dixon akan kembali?"Regina membeku. Dia sama sekali tidak tahu soal itu karena Dixon tidak pernah meneleponnya sekali pun."Di-dia masih ada pekerjaan." "Baiklah, kamu bisa datang lagi besok? Kita bisa mencoba resep baru yang kudapat dari internet.""Iya, aku akan datang.""Sampai jumpa di rumah besok~" Aria terdengar sangat bersemangat.Regina menatap layar ponselnya dengan cemas setelah telepon dari Aria berakhir. Haruskah dia menghubungi Dixon dan bertanya soal kepulangan lelaki itu? Tapi Dixon bisa saja berpikir jika dia terlalu ikut campur dan sok akrab. Ia bisa membayangkan suara dingin Dixon yang menganggapnya seperti pengganggu.Pintu tahu-tahu berbunyi dan sosok Dixon yang hanya memakai kemeja muncul. Regina menahan napas. Hawa di dalam apartemen seketika berubah dingin. Dixon tidak mengucapkan apa-apa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5556575859
...
67
DMCA.com Protection Status