All Chapters of Legenda Galuh Tapa: Chapter 171 - Chapter 180
244 Chapters
171. Prahara Bumi Besemah 4
Tangisan bayi terdengar memekakkan, kalau bukan karena bayi itu adalah kunci dari rencana yang mereka bangun, sudah lama Rengkeh melemparkannya kedalam sungai.''Bawa bayi ini menjauh dari dariku! ''perintah Rengkeh kepada salah satu prajuritnya. ''Beri dia apapun agar diam, suaranya membuat telingaku sakit.''Sekarang di tempat itu hampir semua prajurit dari negeri Singunan telah berkumpul di rumah tua yang letaknya paling jauh dari pemukiman penduduk. Dibelakang rumah itu mengalir sungai deras yang beradu dengan gelombang air laut.Ini adalah rumah salah satu penduduk yang sudah lama ditinggalkan, tapi demikian bangunan itu masih terlihat kokoh. Berdiri diatas dataran tinggi, dimana lautan luas mulai mengikis dataran itu.Senopati menyiram wajah Mandare dengan semangkok air, membangunkan raja itu dari tidur lelapnya. Matanya masih berat untuk dibuka, kepalanya masih terasa sakit dikarenakan pengaruh obat tidur tersebut.Hingga beberapa saat Raja Mandare terbangun, bahwa dirinya kin
Read more
172. Prahara Bumi Besemah 5
''Aku mohon jangan sakiti cucuku.''Mandare merengek dihadapan Rengkeh, ketika senopati Rengsur menggantung bayi itu disalah satu dahan pohon, sementara pedang Rengkeh mengayun-ayun untuk menebasnya.''Biarlah aku yang kalian bunuh, tapi aku mohon jangan kalian lakukan apapun kepada cucuku. ''Sambung Mandare.''Oh lihatlah dirimu, sekarang kau seperti pecundang menyedihkan yang mulia Raja Mandare, pemimpin dataran Bumi Besemah merengek seperti bayi kecil. ''Rengkeh terkekeh dengan kecil sesekali menampar wajah tua raja itu. ''Kemana amarahmu tadi? sudah aku katakan kau tidak dalam posisi mengancam Mandare.''Tidak beberapa lama kemudian, deru kuda mulai terdengar mendekati tempat itu. Rengkeh tersenyum kecil, sementara senopati Rengsur meraih bayi kecil dan meletakkannya di ujung mata pedang.''Rengkeh! ''teriak Candi Jaya dari kejauhan. ''Aku datang...! Rengkeh!''''Oh, rupanya sang harimau sudah mulai menggeram! ''ucap Rengkeh berkata kepada senopati Rengsur.''Kita lihat apakah dia
Read more
173. Prahara Bumi Besemah 6
Sehingga Galuh Tapa membalas pelukan Lindang Mayang. kali ini dia tidak bisa menahan diri. Kerinduan dirinya pada sosok ibu membuat dirinya menjadi lega.Dari pelukan itu, dia bisa merasakan ibunya dahulu berada di dekapannya, tersenyum kecil meski terhalang tabir nirwana.Setelah cukup lama, Galuh Tapa melepaskan pelukannya. Maaf ibu, ada banyak hal yang ingin aku ceritakan kepadamu, tapi untuk sekarang aku harus menyelamatkan raja Mandare.''''Apa yang terjadi dengan Ayahandamu? ''Lindang Mayang mulai menunjukkan wajah khawatir, dia tidak ingin sesuatu yang membahagiakan ini berganti dengan kesedihan.''Raja...sedang dalam masalah, begitu juga dengan putra Candi Jaya. ''Galuh Tapa kemudian kembali menutupi tubuhnya dengan pakaiannya. ''Sudah banyak hal terjadi selama ibu ratu tidak sadarkan diri, tapi aku akan berusaha untuk menyelamatkan mereka semua.''Setelah memberi hormat, Galuh Tapa bergegas pergi meninggalkan ruangan Lindang Mayang.''Anakku, bawa keluarga kita kembali!''ucap
Read more
174. Prahara Bumi Besemah 7
Sehingga pangeran Rengkeh menunjukan senyum kecil, ketika Galuh Tapa dan Andaran tidak bergerak sedikitpun. Dia berpikir bahwa tindakan senopati Rengsur begitu cerdas.Pangeran Rengkeh mencoba berdiri, menepuk-nepuk pakaiannya yang lusuh. Lalu berjalan mendekati Galuh Tapa dengan sedikit sombong, ''Apa kau tidak mendengar perkataannya? ''dia mengancam.''Jangan dengarkan! Biarkan mereka membunuhku, selagi putraku selamat dia akan menjadi raja seterusnya! ''Candi Jaya berkata.Setelah Candi Jaya mengatakan hal itu, tiba-tiba satu tendangan keras mendarat diwajahnya. ''diam! ''bentak senopati Rengsur. Galuh Tapa menatap senopati Rengsur tanpa berkedip, ketika dia melihat celah, pemuda itu melepaskan serangan pedang pusaka Lintang Kuning dan menanggalkan pedang pria itu beserta dengan tangannya juga.AKK...!Darah menyembur ke wajah Candi Jaya, sementara Senopati Rengsur berteriak kesakitan sembari menyaksikan tangannya yang tergeletak didepan mata. ''Tidak...tidak mungkin. ''dia merata
Read more
175. Prahara Bumi Besemah 8
Sudah diduga, Galuh Tapa kembali tersenyum kecil, ''tidak ada yang mulia''jawabnya datar.Raja Mandare kemudian mengelus dagunya beberapa kali, alisnya sedikit naik lalu dia memandangi istrinya yang tidak mempedulikan tindakannya, dan hanya fokus dengan wajah Galuh Tapa.''Hem...ketika aku melihat istriku telah sembuh aku sangat bersyukur, sekarang rasa syukurku bertambah besar ketika kau menyelamatkan aku dan cucuku sebagai penerus Bumi Besemah. ''Mandare lantas berpikir beberapa saat. ''Sebagai imbalannya, apa yang kau inginkan? Aku pasti akan mengabulkan semua keinginanmu.''''Tidak ada yang ku inginkan. ''Galuh Tapa kemudian menoleh kearah Kinanti, dan panglima kumbang, baru kemudian melanjutkan ucapannya. ''Aku hanya ingin yang mulia Raja mencukupi kebutuhan rakyat Jalang Pasmah dalam pengungsian mereka.''Raja Mandare terdiam sesaat, dia mengira jika saja pemuda itu meminta sesuatu yang lain seperti harta benda dan jabatan di istana, tapi ternyata dugaan pria itu keliru. Galuh
Read more
176. Prahara Bumi Besemah 9
Dimalam yang berkabut itu, Galuh Tapa tidak tidur, sementara rakyat belum mengetahui apapun mengenai situasi didalam istana, yang menimpa keluarga Mandare.Mereka masih asik berteriak, melempar dadu bermain taruhan atau meminum arak sepuasnya hingga siang hari.Jika kondisi memungkinkan, besok pagi raja Mandare berencana untuk mengadakan puncak pesta, sekaligus menunjukkan cucunya kepada rakyat Bumi Besemah. Biasanya acara itu akan dipandu oleh seorang ahli spritual, atau juga ketua adat.Tujuan ritual itu agar sang bayi kelak besar dengan penuh tanggung jawab dan memiliki pribadi yang baik. Pada ritual itu juga akan dilakukan pemberian nama pada sang bayi.Malam ini, Galuh Tapa berjalan keluar kamarnya. sedangkan panglima kumbang masih asik mendengkur di depan pintu keluar, pemuda itu berjalan dengan hati-hati agar macan hitam itu tidak terusik.Sementara diluar kamar ketika Galuh Tapa keluar, masih banyak pelayan memberi hormat kepada pemuda itu, setelah melewati mereka.''Sembah ka
Read more
177 Prahara Bumi Besemah 10
Terdengar tawa kecil dari mulut Candi Jaya, sebuah ejekan yang merendahkan musuhnya. Dia lantas berjongkok, memandangi wajah senopati Rengsur yang gelap dan kusut dan kemudian berbisik pelan, ''Aku tidak akan membunuhmu, tapi jika kau ingin mati aku yakin kau bisa melakukannya sendiri.'' Candi Jaya sengaja tidak menutup mulut senopati Rengsur alasannya sangat sederhana: Jika Rengsur tidak bisa bertahan di penjara ini, maka jalan kematian paling mudah dengan menggigit lidahnya hingga putus. Menyadari prajurit dari Singunan besemah itu tidak berniat melakukan bunuh diri, Candi Jaya tertawa kecil kemudian memainkan lilitan rantai yang menggelung di sekujur tubuh senopati itu. ''Sebenarnya aku tidak mempunyai urusan dengan kalian berdua, untuk saat ini aku berharap kalian mati dan membusuk didalam penjara. ''Candi Jaya mengarahkan obornya ke wajah pangeran Rengkeh, kemudian menyipitkan mata. ''Tapi pemuda yang kubawa memiliki maksud lain, jika tidak ingin ada siksaan yang lebih berat ma
Read more
178. Prahara Bumi Besemah 11
Galuh Tapa menangkap tidak ada kebohongan dari ucapan pangeran Rengkeh, pantas saja saja dia tidak bisa memecahkan simbol-simbol di kepala pria itu, rupanya Kelabang Iblis telah menjaganya.''Bagaimana cara menutupnya?''''Dengan kunci! ''timpal Rengkeh. ''Tapi kunci itu selalu berada pada dirinya, akan sulit mengambil kunci dari Kibujang Sare. Kalian harus merebut kunci itu dari tangannya sendiri, dan kalian tentu tahu kekuatan dia, lebih besar dua kali lipat dari dirimu.''Pangeran Rengkeh memonyongkan bibir bengkaknya ke arah Galuh Tapa.''Bagaimana bentuknya? ''Galuh Tapa mengelus dagunya.''penutup wajahnya, itu adalah penutup gerbang yang ada ditempat kegelapan.''''Tunggu, maksudnya dia bertopeng?''Candi Jaya tidak percaya, tidak pernah mendengar kunci berbentuk seperti itu. ''Apa kau mencoba berbohong...''''Tidak! ''Rengkeh mengeraskan suaranya. ''Maaf, tapi itu kenyataan yang sebenarnya.''Galuh Tapa terdiam beberapa saat, kemudian tidak ada jalan lain selain bertarung langs
Read more
179. Ritual Adat Istiadat
Galuh Tapa mengerti hal itu, tapi bukan sebuah masalah, karena beberapa orang di Negeri Jalang Pasma juga ada yang belum pernah terjun di medan perang.Kemudian Raja Mandare mengeluarkan sebuah kitab berwarna hitam, yang baru saja diserahkan oleh Hulubalang. Kitab itu tidak begitu tebal seperti buku-buku yang dia baca di perpustakaan mungkin ada sekitar seratus halaman atau lebih.''Ini kitab yang telah disimpan selama ratusan tahun, kitab ini adalah berisi tentang strategi perang yang telah dibuat oleh leluhur ibumu.''Hingga kemudian Galuh Tapa beranjak dari tempat duduknya dan mendekati ayahnya dengan mata berbinar-binar.''Didalamnya terdapat puluhan strategi dalam berperang. Bumi Besemah tidak pernah menggunakan kitab ini. Tapi sepertinya takdir dari kitab ini menjadi milikmu, gunakanlah dengan bijak dan ambilah apa yang telah diambil dari negerimu. Aku yakin kau mampu membawa kedamaian, karena kau adalah orang yang terpilih.''Galuh Tapa hampir menangis ketika mendengar perkataa
Read more
180. Kembali Ke Dataran Pasmah
Galuh Tapa sudah menyiapkan beberapa hal yang dibutuhkan untuk kembali lagi Bumi Besemah. Ratu Lindang Mayang telah meminta pelayan untuk menyiapkan satu kereta kuda perbekalan yang diperlukan.Tapi pada akhirnya, pemuda itu tidak berniat membawa apapun.''Perjalananmu sangat jauh nak, kenapa kau tidak ingin membawa bekal? ''Lindang Mayang terlihat heran dengan sikap Galuh Tapa.''Tidak ibu, itu akan sangat merepotkan.''Kali ini Galuh Tapa tidak berniat melakukan perjalanan melewati daratan, akan butuh waktu beberapa hari untuk tiba di dataran Pasmah. Dia memutuskan untuk terbang.Jadi dia sudah meminta beberapa pelayan untuk menyiapkan sebuah alat untuk mengangkut panglima kumbang, mungkin sebuah gerobak atau kotak besar.Ratu Lindang Mayang tidak berkata lebih lanjut, melainkan menyodorkan sebuah baju perang yang berwarna merah tua dengan ukiran kuning ke emasan di bagian lengannya.''Ini adalah pakaian dari leluhurmu, digunakan ketika negeri Benua Keling menghadapi peperangan pul
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
25
DMCA.com Protection Status