All Chapters of Legenda Galuh Tapa: Chapter 161 - Chapter 170
244 Chapters
161. Mengikuti Sayembara 1
Pada saat yang sama, Galuh Tapa sudah mendengar percakapan mereka dari lantai bawah tanpa sedikitpun mereka sadari.Dari semua penjelasan panjang itu, Galuh Tapa menyimpulkan bahwa poin utama adalah Raja Buray dari negeri Alas. Jika orang itu bisa dilumpuhkan, maka semua rencana dari Rengkeh akan gagal.Galuh Tapa lantas keluar dari rumah makan dahulu, sebelum Rengkeh melihat dirinya dan menaruh curiga.''Kanda Galuh, bagaimana hasilnya? ''Kinanti bertanya ketika pemuda itu tiba menemuinya.''Ceritanya sangat panjang, aku tidak yakin bisa menghentikan rencana mereka.''''Apa kita terlalu jauh memasuki urusan Bumi Besemah? ''Kinanti mulai berpikir, jika bukan saatnya mengurusi negeri orang lain.''Dinda Kinan, mereka adalah sekutu dari Kelabang Iblis, ''ucap Galuh Tapa, perkataan pemuda itu berhasil mengejutkan Kinanti. ''Aku mendengarnya sendiri, mereka meletakkan pasukan di dataran Pasmah utuk membatu Kelabang Iblis menaklukkan negeri kita. Dan itu baru permulaan saja, mereka akan m
Read more
162. Mengikuti Sayembara 2
Tapi hal yang menarik adalah raut wajah serta kulit ratu itu tidak sama dengan wanita kebanyakan. Tentu saja, itu karena Lindang Mayang berasal dari negeri Benua Keling yang memiliki kulit lebih putih dari kulit wanita Bumi Besemah atau pula di Pasmah. Letak negeri Benua Keling disebelah utara dataran Bumi Besemah, butuh menyeberangi lautan untuk tiba di tempat itu. Sebuah negeri makmur yang sudah lama memiliki hubungan kerja sama dengan Bumi Besemah hingga akhirnya Mandare menikahi putri bungsu dari pemimpin itu.Untuk pertama kalinya, Mandare melihat hujan berwarna putih bersih, mungkin itu salju atau apalah namanya?.Baik mandare dan istrinya beserta seluruh prajurit kerajaan menatap Galuh Tapa yang terpaku ditempatnya, sementara Kinanti beberapa kali menyadarkan pemuda itu tapi tidak berhasil.''Pendekar muda...!Pendekar muda! ''Salah satu prajurit mendekati Galuh Tapa dengan wajah marah. ''Aku harap kau segera mengikuti pendekar yang lain! Dan jangan menatap Ratu Lindang Mayang
Read more
163. Rawi Jati
Sehingga Galuh Tapa dan Kinanti mengikuti jejak para pendekar yang lebih dahulu menemukan batang pohon tersebut. Namun dari tempat ini Galuh Tapa sudah bisa melihat samar-samar sebatang kelapa menjulang tinggi diatas bukit.''Kanda Galuh, bagaimana caranya agar bisa mengambil buah itu sementara tenaga dalam kita tidak bisa digunakan untuk terbang? ''Tanya Kinanti.''Aku akan memanjat pohon itu. ''Jawab Galuh Tapa. ''Aku membutuhkan selendang yang kau gunakan untuk melakukannya.''Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit, mereka berdua bisa melihat puluhan pendekar sedang menghadapi siluman sialang yang mungkin jumlahnya ribuan. Siluman itu bersarang tepat di batang pohon kelapa hanya satu beberapa meter dengan permukaan tanah.Dalam beberapa meter, tidak ada satupun tanaman yang tumbuh di lokasi pohon tersebut, tidak ada bahkan meskipun lumut. Kinanti yakin itu dikarenakan oleh racun yang dihasilkan para siluman sialang.Beberapa orang pendekar sudah meregang nyawa ketika
Read more
164. Menyusun Strategi
Mendengar perkataan anaknya Rawi Jati tersenyum kecil, dia berencana meletakkan setiap Komandan Kelabang Iblis pada titik yang telah dia lingkari pada peta lebar yang terbuka diatas meja. Didalam pemerintahan wilayah itu disebut Kadipaten, tapi Rawi Jati tidak ingin menyebutkan hal itu dia lebih senang dengan istilah, markas utama.Jadi ada beberapa markas utama yang tersebar di seluruh dataran Pasmah, jika titik itudisambungkan maka akan terbentuk pola binatang, Sebagai simbul kegelapan. Sementara itu, pasukan sekutu akan diletakkan tepat ditengah-tengah markas utama.''Kenapa kami tepat diletakkan ditengah-tengah? ''Senopati Surtanta bertanya, pria itu pemimpin tertinggi pasukan sekutu yang memiliki ilmu kanuragan setingkat pendekar Iblis dan membawa tiga ratus lima puluh prajurit tanpa tanding.Rawi Jati tersenyum kecil, ''itu karena pasukan yang kau pimpin sangat kuat, jika saja sesuatu terjadi di markas utama kalian akan mudah lebih mudah mengirimkan bantuan.''Surtanta mengernyi
Read more
165. Menyusun Strategi 2
Ketika semua orang sibuk memberikan pendapat, Satu Jagat hanya terdiam. Tidak, bukan hanya dia tapi semua orang dari perguruan dari Lembah Teratai Putih tidak mengeluarkan satu kata pun saat ini.Tiran Putih keluar dari pertemuan itu, dia bejalan sedikit bungkuk karena luka didapatnya di bagian tulang belakang menyerang dirinya sendiri untuk berjalan dengan benar.Melihat hal itu, Cagar Alam mendekati orang tua itu dengan perasaan heran. ''Sepuh Tiran Putih, kenapa kau tidak mengeluarkan pendapat?''Tiran Putih terbatuk-batuk beberapa kali, ya, tubuh orang tuanya mungkin sudah rapuh tapi bisa mencerna situasi ini. ''menurutmu orang didalam sana lemah?''''Kenapa sepuh berkata demikian? Tentu saja mereka semua orang kuat.''Tiran Putih terkekeh kecil sambil melihati kereta iblis yang dia ciptakan di atas tembok kayu. ''Dengarlah penderitaan orang-orang didalam sana! Mereka akan melakukannya sepanjang waktu, karena mereka adalah orang yang kuat.''''Apa yang ingin anda katakan, sepuh?''
Read more
166. Mencari Raja Buray
Sehingga Galuh Tapa melepas aura hangat, aura itu segera menyebar di setiap sisi hutan bahkan beberapa orang hebat yang berada didekat lokasi itu tersentak merasakannya.''Aku ingin berdamai, aku akan menjadi orang pertama yang menghapus rasa benci kalian ''Galuh Tapa kemudian duduk bersila tepat dihadapan sang ratu sialang. ''Kau boleh menusukkan sengat di manapun kau mau, jika memang kau tidak mempercayaiku...''''Menarik! ''pekik sang ratu. Dia kemudian berusaha terbang dengan sayapnya yang terluka, lalu melaju cepat mengarahkan ujung sengat tepat dimata Galuh Tapa.Sedikit lagi, mungkin hanya seujung kuku, sengatan itu berhenti tepat di bola mata, sementara pemuda itu bahkan tidak menutup dan tidak pula mengedipkan matanya.''Aku tidak pernah bertemu dengan orang seperti dirimu anak muda. ''Ucap ratu sialang kemudian menarik kembali sengat didalam buntutnya yang berwarna kuning. ''Aku menyerah, aku mengizinkan kau menaiki pohon itu, tapi satu hal yang perlu kau ketahui ketika mala
Read more
167. Usaha Keras Membawa Hasil
Hari sudah beranjak malam, tapi Galuh Tapa masih memanjat batang pohon itu, secara perlahan.Galuh Tapa benar-benar tidak dapat lagi melihat keadaan dibawah sana yang sekarang sudah mulai menjadi gelap. Kecuali sinar gemerlap lampu istana yang seperti kunang-kunang di kejauhan. ''Aku seperti berada di atas langit, ''Gumam pemuda itu, dia menaikan alis ketika menyadari sekarang tingginya bahkan melebihi pegunungan Lembah dempo. ''Aku juga kesulitan bernapas, mungkin udara disini tidak cocok untuk manusia.''Semakin tinggi sebuah tempat maka kandungan oksigen didalam udara semakin sedikit dibandingkan di permukaan tanah, itulah siluman sialang mengatakan tidak bisa bertahan diatas sini.Bukan hanya itu, yang dikatakan siluman sialang ternyata benar, udara mulai terasa lebih dingin dari malam biasanya di permukaan tanah.Pemuda itu mulai merasakan bergetar seluruh tubuhnya saking dingin, tapi demikian dia malah bergerak cepat.Dengan melakukan kecepatan tubuhnya akan terasa lebih panas
Read more
168 Prahara Bumi Besemah
Penjaga gerbang terlihat ragu, mereka melirik satu sama lain kemudian mengalihkan pandangan ke arah Galuh Tapa yang berpakaian compang camping. ''Pengemis jika kau ingin makanan ambil saja di sana. itu gratis, tapi kau tidak diizinkan memasuki istana!''''Kami bukan pengemis, dan kami tidak datang untuk makanan. Kinanti terlihat kesal.''Begini tuan kedatangan kesini untuk memberikan buah kelapa yang disayembarakan oleh Raja Mandare. ''Galuh Tapa menunjukkan sepintas buah kelapa yang dia balut dengan pakaiannya. ''Bagaimana apa kalian mengizinkan kami!''Mendapati hal demikian, salah satu penjaga itu berlari buru-buru kedalam istana. Butuh waktu dua puluh menit lamanya hingga terlihat raja Mandare sendiri yang datang menghampiri kedua sepasang pendekar tersebut yang di ikuti dengan seorang pendekar yang perkasa.Tidak lupa pula seorang tabib muda, gadis berwajah ayu, mengekor dibelakang mereka. Ketika gadis itu melihat wajah Galuh Tapa, dia tersenyum manis.''Kenapa kalian membiarkann
Read more
169. Prahara Bumi Besemah 2
Hingga semua orang yang mendengar perkataan Galuh Tapa barusan, menanggapinya dengan cara yang berbeda-beda, beberapa prajurit menahan sekuat tenaga untuk tidak tertawa dan mencibir pemuda itu, sementara Mandare mengerutkan kening beberapa lama.''Aku hargai kau meperhatikan keselamatan cucuku, itu baik, sangat bagus. ''Mandare mengelus dagunya, tidak ingin tidak menunjukkan ekspresi tidak percaya kepada Galuh Tapa. ''Penjagaan kami sangat kuat, bagaimana bisa ditembus oleh orang lain?''Galuh Tapa hanya tersenyum kecil, dia sudah sangat yakin tidak ada orang yang mempercayainya. Ya, benar, tapi pemuda itu sudah memberikan satu peringatan kepada Mandare, sebagai raja harusnya dia memikirkan hal itu.''Kalian mungkin belum mempercayai kami, karena kami berdua tidak memiliki bukti kecuali pada saat hal itu benar-benar terjadi. ''Kinanti untuk pertama kalinya membuka suara. ''Tidak ada kewajiban untuk kalian untuk percaya atau tidak, tidak masalah. sebagai orang asing di Negeri ini kami
Read more
170. Prahara Bumi Besemah 3
Candi Jaya bergegas masuk kedalam kamar diikuti dengan Galuh Tapa dan Kinanti, tapi sudah terlambat. Beteri Berambut Emas sudah tergeletak dilantai, sementara putra mereka sudah hilang, hanya menyisakan ranjang kecil yang ternoda dengan darah.''Dinda, dinda...! ''Teriak Candi Jaya sambil merangkul tubuh isterinya yang tidak sadarkan diri. ''Bangunlah dinda, aku mohon.''''Dia masih hidup ''Kinanti baru saja memeriksa denyut nadi wanita itu. ''Tapi keadaannya kritis, luka diperutnya sangat besar kita harus segera mengobatinya.''Galuh Tapa tidak menduga rencana Rengkeh dilakukan secepat ini. Ini tidak sama dengan apa yang ada dipikirannya. Bukan hanya putra Candi Jaya tapi Raja Mandare juga menjadi sasaran mereka.Tidak beberapa lama, Andaran muncul dihadapan pemuda itu secara gaib. Sehingga Galuh Tapa mencari tempat aman untuk berbicara, sementara kerumunan orang sedang membantu kondisi Beteri Berambut Emas.''Galuh, aku sudah menyekap Raja Buray didalam kamarnya, tapi peristiwa ini
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
25
DMCA.com Protection Status