Semua Bab Legenda Galuh Tapa: Bab 141 - Bab 150
244 Bab
141. Mengutarakan Perasaan
Setelah itu pedang yang digenggam Galingga Tirta mulai terbelah kembali, dua diantara pedang itu melayang tepat di samping pundaknya sedangkan salah satu dari pedang masih dia genggam.Pemuda itu berniat melawan Galuh Tapa dengan jurus terkuat yang dimiliki bukit perak. Pedang Langit biru, baik Galingga Tirta dan Damar Tirta jarang menggunakan jurus ini.Setidaknya mereka akan kehilangan tenaga dalam sebesar enam puluh persin bahkan mungkin lebih, setelah melakukan jurus terkuat itu.Jika mereka tidak menguasainya dengan benar maka akan kehilangan tenaga dalam lebih besar lagi.Namun tidak pernah terpikirkan oleh semua orang, rupanya Galuh Tapa sudah sangat menunggu jurus terkuat dari pedang perak. Tapi setidaknya dia menghapal gerakan dari jurus tersebut.Sehingga Galingga Tirta melakukan beberapa gerakan, setelah itu cahaya terang keluar dari pedang yang dia genggam lalu cahaya perak pekat keluar dari dua pedang yang melayang diatas tubuhnya.''Dia sangat serius dangan hal itu? ''Sa
Baca selengkapnya
142. Obat Untuk Guru
Dua diantara beberapa orang tersebut adalah Damar Tirta dan guru besar dari Ghate Serampil Ki Jangga.Galuh Tapa dapat merasakan kedua orang itu memiliki tingkatan yang berbeda dari Galingga Tirta.Mereka terlihat memiliki tenaga dalam sebesar Level tiga, tapi dalam Kondisi seperti ini Galuh Tapa akan kewalahan menghadapi mereka berdua.''Kedatangan dirimu mencari perkara anak muda? ''Ki Jangga berkata geram.''Kinanti kenapa kau bersama pemuda itu? ''Damar Tirta bertanya dengan heran. Satu-satunya alasan kenapa Damar Tirta belum melancarkan serangan karena gadis itu bersama Galuh Tapa. ''Menjauhlah dari dirinya, usah kau melindungi pemuda itu karena kau juga akan terlibat lebih jauh lagi''''Tidak, kalian salah, aku tidak melindungi dirinya, tapi aku melindungi kalian dari amarahnya...''Kinanti berkata tegas. tampak dari wajahnya.''Tunggu...''Galuh Tapa berjalan mendekati Damar Tirta yang masih menahan amarahnya. ''Bukankah sudah kubilang kepada pemuda itu, kedatanganku kesini untu
Baca selengkapnya
143. Melampiaskan
Pemuda itu mendekati Gurunya, membuka tutup botol yang terbuat dari batu mulia. ketika tutup botol itu terbuka, aroma rempah-rempah tercium hampir memenuhi seluruh tempat itu.Sehingga Galuh Tapa memberikan gurunya tiga tetes ramuan yang ada dalam ramuan itu, cairannya berbentuk biru laut dan sangat kental. Ketika cairan itu masuk kedalam mulut Ki Santa, tubuh kakek tua itu tiba-tiba memberikan reaksi.Getaran di ujung-ujung jari serta keringat tampak bercucuran dari setiap pori-pori yang ada dipermukaan kulitnya.Pada saat yang sama, Galuh Tapa menyalurkan tenaga dalamnya untuk membantu proses pengobatan gurunya.Hampir selama belasan menit lamanya, pada akhirnya reaksi pada tubuh Ki Santa hilang. Galuh Tapa mengatur napasnya setelah melihat aura tubuh gurunya bercahaya lagi.Bibir yang pucat kini perlahan mulai terlihat segar, tapi Ki Santa belum juga membuka matanya.''Eyang Guru akan sadar setelah dua hari kemudian! ''Galuh Tapa menjelaskan selama itu pula jika luka dalamnya mema
Baca selengkapnya
144. Bertemu Dengan Saudara
Setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan Galuh Tapa. Ki Santa belum menjawab. Dia tidak ingin kalau jawabannya malah menjadikan penyakit hati bagi anak muridnya, hingga akhirnya orang tua itu terkekeh kecil.''Apakah itu sangat penting, Galuh? ''Ki Santa balik bertanya.''Entahlah, aku sedikit terganggu dengan sikapnya, ''ucap Galuh Tapa. ''Dia sesekali memuji Eyang Guru, tapi tak jarang dirinya mencelamu dibelakang sana.''Ki Santa tertawa kecil, dia sudah paham bahwa anak muridnya mempermasalahkan Ki Jangga yang sering menggunjing dirinya.''Tapi Galuh Tapa dengarkan perkataanku. Tidak peduli semua orang tanpa terkecuali yang hidup di dunia ini mencela dirimu, Jangan hiraukan! Karena sifat itu tidak ada dalam hatimu. ''Ki Santa memberi penjelasan.Galuh Tapa tidak berkata lebih lanjut, dia hanya tertunduk sayu mendengarkan perkataan Eyang Gurunya.''Kau harus menanamkan kalimat itu didalam hatimu, dengan demikian dirimu akan menjadi tenang. Sebab gunjingan akan membuat kotorny
Baca selengkapnya
145. Bertindak Cepat
Bagas Sanjaya tersenyum tertahan rahang keras dan mata melotot, diapun berbisik kecil. ''Ah kau masih memiliki sifat jahil sama seperti yang dulu? Ini menjengkelkan, kukira kau sudah berubah?''''Hahaha...jangan begitu patih ''Galuh Tapa melepaskan pelukannya kemudian duduk pada kursi yang telah mereka siapkan. ''Kalian semua silakan duduk.Galuh Tapa diam cukup lama, pada saat itu tidak ada yang mencoba bertanya ataupun menegur pemuda itu. tidak ada yang cukup berani. Hingga beberapa menit kemudian dia membuka mulut.''Aku ingin tahu rencana apa yang di lakukan Raja Jagat Satria kedepannya? Tindakan apa yang akan di ambil dalam kondisi saat ini? ''ucap Galuh Tapa.''Sejauh ini tidak ada rencana yang cukup besar kecuali meminta bantuan kepada kerajaan Bumi Besemah. ''Jagat Satria menjawab perkataan pemuda itu.''Bagaimana perkembangannya?''''Semua orang yang dikirim ke pegunungan Lembah Dempo tidak pernah kembali, kau mungkin sudah mengetahui alasannya? ''Sambung Bagas Sanjaya sembar
Baca selengkapnya
146. Bumi Besemah
Setelah itu Galuh Tapa lantas pergi meninggalkan kediaman Raja Jalang Fasma itu. Tempat ini sebenarnya paling tinggi di banding tenda-tenda pengungsi yang lain. Di sepanjang perjalanannya pemuda itu bertemu dengan orang- orang yang telah dia kenal menatapnya dengan heran.Setelah beberapa jam kemudian, tepat matahari berada diatas kepala, Galuh Tapa akhirnya berpamitan dengan Sang Guru untuk memulai perjalannya.''Semoga keberuntungan selalu memihakmu, muridku! ''ucap Ki Santa.''Terima kasih Eyang Guru.''Setelah berpimitan dengan guru, saudarnya, dan teman-temannya. Galuh Tapa menuju tenda perguruan lembah teratai Putih.Dia melayang dengan cepat melintasi beberapa tenda pengungsi dan mendarat tepat diantara tenda lembah Teratai Putih dan Harimau putih.Ki Jangga mengintip dari cela jendela ketika pemuda itu masuk dalam Tenda Satu Jagat dengan curiga.''Apa yang akan dilakukan pemuda itu? ''Sesepuh Angsa Putih dan Harimau Putih berkata setelah mengintip dari cela tenda yang berluba
Baca selengkapnya
147. Berkelakar
Dalam catatan itu mengatakan butuh waktu beberapa minggu berjalan dengan kuda untuk tiba dari bumi besemah ke dataran lain ataupun sebaliknya dengan melintasi pegunungan akan bertemu dengan siluman.Galuh Tapa yakin, siluman kera pernah di kalahkan dengan petapa Atung bungsu, jika tidak bagaiman caranya orang itu bisa sampai ke tanah besemah?.Setelah beberapa jam kemudian, akhirnya mereka tiba pula di dataran tinggi pegunungan itu. Disini, sekarang pemandangan jadi terbatas sebab awan datang terkadang menyelimuti permukaan hutan belantara.Semak belukar yang lebar, serta pohon berdaun lebar menghalangi cahaya matahari menerobos hingga kepermukaan Tanah.Meski diatas pegunungan, tapi suasananya terasa seperti di lembah, saking lebatnya hutan yang rindang.Udaranya lebih dingin lagi, padahal Galuh Tapa tidak menyukai suhu yang seperti itu, karena itu dia sudah mempersiapkan jubah yang sangat tebal berwarna hitam, nyaris sehitam panglima kumbang.Galuh Tapa tampaknya tidak bisa berjalan
Baca selengkapnya
148. Cengkedi
Galuh Tapa memandang, memperhatikan gumpalan asap yang keluar dari lubang kawah, gunung itu lebih besar dari gunung yang pernah dia kunjungi di alam lelembut dan terlihat lebih menakutkan, namun tenang, mereka tidak akan melewati puncak gunung. Galuh Tapa membuka selembar kertas yang dibuat oleh cendikiawan kerajaan Jalang fasema. Itu adalah sebuah peta perkiraan yang disusun berdasarkan dari catatan Atung bungsu. Tidak begitu akurat memang, tapi lebih dari cukup untuk pedoman perjalanan mereka. peta itu nampak seperti titik yang bersambung-bersambung, dengan lingkaran besar sebagai pedoman penunjuk arah. Itu adalah peta bintang, di mana arah ditentukan oleh pergerakkan matahari dan bintang-bintang di malam hari. ''Kanda, lihatlah ini! ini seperti jejak para pendekar yang diutus kebumi besemah. ''Kinanti melirik pada bekas jalan yang sedikit menurun disebelah kanannya. Galuh Tapa melihat peta petunjuknya beberapa saat, memandang matahari dan kemudian memandang puncak gunung seca
Baca selengkapnya
149. Menghadapi Siluman
Setelah itu siluman itu tertawa terbahak-terbahak bersamaan dengan dua puluhan ekor sekawanannya yang maju menyerang Galuh Tapa dan yang lainya.Galuh Tapa segera memilih pemimpinnya sebagai lawan sepadan. Pemuda itu mengeluarkan pedang pusaka Lintang Kuning dan mengayunkannya, tapi siluman itu berhasil menangkisnya dengan cukup mudah.Baru beberapa menit saja, telah terjadi pertukaran serangan puluhan kali antara Galuh Tapa dan siluman itu. Melihat kemampuan manusia yang dihadapinya, mendadak senyum di wajah Cengkedi hilang.Galuh Tapa sangat mudah menghindari ayunan gadah mahluk itu yang terkesan berat.Suuu....!Sementara gerakan Galuh Tapa setiap detiknya semakin lebih cepat dan lebih mematikan.Ting...!Ting...!Hingga setiap benturan yang terjadi antara gadah dan pedang pusaka Lintang Kuning menciptakan gelombang kejut bertekanan kecil, tapi demikian beberapa kali siluman itu terseret kebelakang.Disisi lain, Kinanti memainkan semua benda yang ada disekitarnya dengan arahan tan
Baca selengkapnya
150. Menghadapi Siluman 2
Namun Andaran menghentikan perkataannya, dia menoleh kearah Kinanti yang penuh tanda tanya. ''Dimana Galuh Tapa kenapa dia...''''Disana! Kinanti menunjuk pemuda itu, yang sekarang telah menyerang pasukan siluman lebih dahulu. Setelah tersenyum kecil, wanita itu juga berencana mengikuti Galuh Tapa.''Mereka semua bodoh! ''ucap Andaran sembari mengacak-acak rambutnya kemudian bergegas menyusul bersama dengan panglima kumbang.Galuh Tapa tidak ingin mengulur-ulur waktu saat ini, dia harus menghabisi mereka semua secepatnya. Ada banyak hal yang mungkin sedang terjadi ketika dia sedang menjalankan misi.Pertarungan tak terelakan, Galuh Tapa bergerak lebih gesit dari biasanya. Dia mengibaskan pedang Lintang Kuning pada siluman itu tanpa ampun.Mendapat serangan seperti itu, kelompok para siluman menjadi sangat panik.Disisi Lain Kinanti melepaskan sebuah benda seperti sebuah cakram kecil dengan motif bunga matahari berwarna kuning dengan lingkaran hitam tepat berada ditengahnya.Gung...!
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
25
DMCA.com Protection Status