All Chapters of Aku Bukan Perempuan Mainanmu: Chapter 171 - Chapter 180
326 Chapters
Tamu bulanan itu datang
-Wanita paling bahagia adalah wanita yang dicintai oleh lelaki yang mampu memahami kekurangannya, setia, lemah lembut, bisa menjaga hati, lisan, dan pandangannya serta mampu membimbing ke surga.- Sehari penuh, aku melamun dan mengurung diri di kamar kos sepulang dari rumah sakit. Obat yang diresepkan dokter pun baru kuminum sekali padahal seharusnya sudah diminum dua kali. Stres adalah pemicu mengapa aku sangat tidak ingin melakukan banyak hal termasuk mengobati diri sendiri. Nyeri di kepala telah berkurang setengahnya. Sedang raga sudah tidak selemas tadi. Pesan dokter adalah aku harus menjauhi pekerjaan untuk memulihkan stamina dan tidak stres. Iya, tidak stres. Perawat tadi menyarankan agar aku tidak gegabah mengambil kesimpulan bahwa aku tengah hamil muda. Ia berkata jika kehamilan akan terlihat setelah tujuh hari setelah berhubungan badan. Lalu mengeceknya menggunakan alat test pack yang dijual bebas di apotek. Namun menunggu selama tujuh hari membuat pikiranku tidak tena
Read more
Lebih baik aku yang pergi
-Ternyata aku bukan lagi tempatmu bertuan, melainkan hanya sekedar persinggahan sekilas yang terasa nyaman.-Beberapa hari masuk kantor tanpa mendapati bayang-bayang Kian, membuat hatiku melega dan tenang. Menjauh darinya seperti sebuah keharusan untuk mengobati hati yang terluka. Menyambung patahan harapan yang berceceran. Serta pecahan cinta bak serpihan kristal tak diinginkan. Aku hanya perlu mengenang Kian secukupnya, karena ia pun mengingatku seperlunya. Ia tidak memikirkan bagaimana kacaunya hatiku ketika kehilangan keperawanan lalu dihadapkan pada ketakutan akan kehamilan di luar pernikahan akibat salah pergaulan. Ketika mulut tak lagi bisa menjelaskan penyesalan malam panas kami yang telah berlalu, maka hanya air mata yang sanggup berbicara. Dan pada akhirnya, yang pergi akan tetap pergi dan aku cukup membiarkan Kian berlalu. Satu kata bijak yang membuatku mampu bangkit kembali dari rasa bersalah pada diri sendiri adalah aku pasti bisa melalui semua yang telah terjadi. Mela
Read more
Pergi menjauh darimu
-Baiknya kupergi. Tinggalkan dirimu. Sejauh mungkin. Untuk melupakan dirimu yang selalu tak pedulikanku. Tak mencintaiku. Tak menyayangiku.-Kian pergi setelah mendapatkan mahkotaku bukan pengalaman yang menyenangkan. Bahkan tidak ada satu penghiburan pun yang bisa membuat rasa sakit ini terelakkan.Namun ini adalah sesuatu yang harus kuhadapi akibat dari salah mengambil keputusan dengan menyerahkan semua jiwa ragaku padanya. Tidak ada cara lain untuk meninggalkan patah hati selain dengan melaluinya.Pada akhirnya, move on adalah sebuah proses yang kupilih dengan meminta mutasi langsung ke Pak Darmawan. Aku tidak mau mengalami stres akibat ulahku sendiri lalu menyakiti diri sendiri. Aku bukan perempuan yang menggunakan kesedihan sebagai alat untuk menarik simpati dari lawan jenis yang memiliki masalah denganku. Prinsipku, jika aku bisa mengatasinya dengan usahaku sendiri mengapa harus memberatkan yang tidak sudi bertanggung jawab.Menerima apa adanya, mencoba mengikhlaskan kejadian m
Read more
Singa kejam tanpa belas kasih
Mungkin apa yang aku takutkan itu benar, Kian sudah kehilangan minat padaku dengan mendoakanku memiliki hubungan bersama Dipta. Tapi menyimpan dendam di hati hanya akan menyakitiku lebih banyak.Mencoba melupakan dan melanjutkan hidup tanpa bayang-bayang Kian adalah jalan terbaik. Menemukan kebahagiaan dengan cara mutasi lalu bertemu calon pasangan yang bisa menerimaku apa adanya diwaktu yang tepat.Tidak ada gunanya memikirkan Kian yang tidak akan pernah berakhir denganku. Kedamaian dan kesehatan mentalku lebih penting daripada pria mana pun di dunia."Mutasi? Benarkah?" "Iya pak. Bukankah Audrey baru saja pindah kemari?" Raut terkejut Kian hanya berlangsung sebentar lalu kembali tenang seperti tidak masalah dengan keputusanku. Sedang aku ingin sekali menimpuk kepala Dipta dengan tong sampah karena membocorkan rahasiaku.Aku baru tahu Kian adalah pria super dingin yang bisa mengabaikan atau bertindak seperti tidak ada apa-apa diantara kami. Rasa kurang percaya diriku untuk mendekat
Read more
Puncak ketakutan melawan Kian
Setiap orang pasti mendambakan sebuah hubungan yang langgeng dan penuh cinta kasih, sekalipun itu hubungan persahabatan. Namun sayangnya, aku tidak tahu cara yang tepat untuk membangun hubungan baik bersama Kian agar bisa kembali seperti dulu.Alih-alih tercipta suasana yang harmonis, konflik dan kesalahpahaman diantara kami justru semakin subur terjadi. Karena kami tidak secara gamblang mengatakan keinginan terpendam masing-masing.Padahal, sederhana saja, kami harus kembali menjalin komunikasi.Kian menatapku dengan tatapan seperti singa kejam tanpa belas kasihan dengan menyandarkan tubuh di dinding lift. Ia menampakkan sisi kejamnya untuk kedua kali karena aku berani membangkitkan amarahnya. Pesannya sedari siang tidak kutanggapi sama sekali. Tubuhku seperti disiram air keras ketika tatapan kejamnya menghipnotis mata dan mengambil alih ragaku. Nafasku tetiba memburu takut dengan suhu tubuh mendadak dingin seolah dikelilingi bebatuan es kokoh.Kian memberi kode melalui jari telunju
Read more
Perhitungan Kian penuh tekanan
Wanita diciptakan istimewa. Tetap tegar meski nyaris menyerah. Tetap sabar meski ingin mengeluh. Tetap kuat meski hampir terjatuh. Melawan Kian? Itu sama dengan menyerahkan karirku padanya. Dia memiliki posisi lebih tinggi dariku yang hanya seorang staff keuangan biasa. Menggeser dan menghabisi karirku di Antara Karya bukanlah hal yang sulit untuknya. Apalagi dengan berani aku melawan perintahnya secara tidak senonoh meski konteks permasalahan kami menyangkut masalah pribadi. Hubungan persahabatan kami yang penuh masalah, seiring berjalan waktu malah tidak kunjung menemukan penyelesaian. Aku menginginkan pertanggungjawaban Kian, dan ia malah acuh. Walau masalah dalam hubungan persahabatan adalah hal yang wajar, namun kami tidak bisa menyikapi dengan benar. Seperti anak kecil bermain petak umpet lalu berlarian kesana kemari."Tolong!!" Teriakku. Karena kakiku masih sedikit bergetar karena sisa efek fobia, akhirnya aku jatuh terduduk dengan menatap Kian takut. Wajah kejam, bengis,
Read more
Aku pun bisa melawanmu!
Tidak seperti pria, wanita lebih sulit mengungkapkan perasaan cintanya dan memilih menyukai secara diam-diam. Aku lebih suka memendam perasaan sendiri dan berharap Kian memiliki perasaan yang sama denganku. Tapi ternyata, dia pria yang tidak memiliki perasaan peka dengan kehadiranku yang selama ini selalu ada untuknya. Atau lebih tepatnya, ia lebih menganggap persahabatan kami sebatas sahabat yang saling melipur lara dan berbagai kesenangan. Hatinya bukan untukku. Karena nyatanya, dia tidak memiliki getaran atau debaran hanya dengan melihat keberadaanku. Semua debaran itu hanya aku sendiri yang merasakan hingga bersedia memberikan kehormatanku padanya. Melayani nafsunya dengan mengorbankan harga diriku. Ucapannya yang menyinggung rahasia terdalamku, membuat aku menatapnya tanpa bergeming. "Kenapa? Apa lo emang mencintai gue secara diam-diam?" Tanyanya dengan senyum meremehkan.Bukannya senang karena dia mengetahui perasaanku, justru aku sangat geram. "Wildan lebih menarik dan le
Read more
Kian benar-benar tidak berperasaan
Pertengkaranku dengan Kian masih berlanjut hingga sekarang. Itu karena aku yang selalu memilih lari dari kejarannya. Ucapannya yang melukai hati saat dia menarikku dengan kasar menuju kantin yang gelap adalah salah satunya. Aku tidak siap jika dia mengatakan hal yang kembali melukai hatiku jadi kuputuskan menjauh. Sudah memberi luka, tanpa memberi penawarnya. Siapa yang tidak bisa? Dan kini ia datang ke kos dengan mengamuflase penampilannya dan memakai nama Alfonso untuk menjebakku agar keluar dari persembunyian. Seharusnya dia tidak perlu datang kemari toh dia tidak bersedia bertanggungjawab atas percintaan panas kami di Jogja. Dia menyalahkanku sepenuhnya atas apa yang telah terjadi.Menerima penghakimannya tanpa lapang dada, itulah yang kujalani saat ini. Mau bagaimana lagi? Mengejar pertanggungjawabannya adalah hal paling memalukan sepanjang hidupku. Dari pada berputih tulang lebih baik berputih rambut. Pun aku telah menegaskan jika akan pergi dari lingkup edarnya baik di kan
Read more
Aku Mencintaimu Kian
Bila Kian menyeriusi perkataannya untuk membantuku mutasi ke Indonesia bagian Timur, demi pluto yang suatu saat nanti pasti ditemukan, aku akan melempar Kian ke dalam pusaran tornado api dan berdoa dia mati sekalian. Bagaimana mungkin aku terpisah sejauh itu dengan keluarga dan para sahabat. Cukup Affar yang pernah memutasiku tanpa persetujuan, dan Kian tidak berhak melakukannya padaku, pada karirku. Ini adalah masalah pribadi yang tidak seharusnya merambah ke ranah profesi. "So, mau gue bantu mutasi ke Indonesia Timur?""Bagaimana bisa kamu tahu aku meminta mutasi? Katakan.""Nggak penting.""Itu penting bagiku. Kamu mencuri urusan pribadiku di kantor.""Kalau iya, so why? Lo marah?"Demi Tuhan, mengapa Kian berubah menjadi duda tua sialan yang membuatku bertambah geram. Kali ini aku tidak suka dia mencampuri masalah ini. "Mutasi atau nggak mutasi itu bukan urusan kamu Kian!""Emang bukan. Dan urusan kita nggak akan kelar kalau lo mutasi sebelum ini semua clear. Sikap pecundangmu
Read more
Jatuh cinta dan mengatakannya
Cinta itu sangat rumit. Kukira para aktris mengatakannya begitu mudah saat berakting di dalam film. Tapi ternyata tidak semudah dugaan. Jika bukan karena Kian yang menekan dan memaksaku untuk mengatakan alasan utama mengapa aku selalu menghindarinya sejak percintaan panas kami di Jogja, mungkin aku akan tetap menyembunyikan perasaan ini. Mengatakan "Aku Mencintaimu" kepada Kian adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan ketika aku mengatakannya untuk pertama kali. Begitu banyak hal yang melintasi kepalaku. Ada ketakutan akan penolakan—bahwa Kian tidak merasakan hal yang sama. Pun aku takut jika salah mengatakannya lalu menjadi bahan lelucon Kian. Atau aku takut mengatakannya terlalu cepat. Kadang, mempersiapkan kata-kata cinta sehari sebelumnya bisa jadi buyar ketika bertatap muka dengan seseorang yang spesial. Seolah-olah mulut menjadi beku. "Aku mencintaimu Kian." Kata-kata itu meluncur begitu cepat dengan nada tertekan andai Kian tahu. Bahkan, aku tidak memiliki waktu yang tep
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
33
DMCA.com Protection Status