Semua Bab THE GREAT MAN: Bab 161 - Bab 170
185 Bab
MUSUH DALAM SELIMUT DEMI SEBUAH BERLIAN
Mereka semua terkejut dengan kedatangan Prof Ferguso yang sangat terkenal. Sebelumnya mereka hanya bisa melihat laki paruh baya dengan tubuh yang masih energik, wajah penuh senyum dan pembawaan yang tenang namun memiliki kekuasaan dan juga aset mendunia hanya dari layar kaca. Dan Prof Ferguso bukan orang yang mudah ditemui dengan sembarang. Suatu keberuntungan keluarga Miller bisa bertatap muka langsung dengannya. Ini merupakan sebuah penghormatan besar bagi keluarga Miller yang tentunya akan membuat iri semua orang. "Apa ada masalah?" Prof Ferguso memastikan sekali lagi sambil menatap ramah wajah-wajah keluarga Miller. "Tidak ada Prof," sahut Aland, kemudian dia mengalihkan dengan pembicaraan yang lain. "Suatu kehormatan bagi kami bisa bertemu anda di sini, Prof.""Jangan berlebihan," sahutnya dengan rendah hati. Dan seorang pengawal datang menghampiri untuk membakar cerutu prof Ferguso. "Silakan duduk," titahnya. Semua anggota keluarga Miller pun duduk dengan tenang. Bahkan Jill
Baca selengkapnya
SIASAT ADU DOMBA
"Hei dik, kemarilah."Felicia memanggil Salika tepat begitu si putri bungsu ini beranjak dari ruang tamu. "Ada apa kak?" tanyanya penasaran. "Ikutlah denganku," ajaknya. Felicia menarik lengan Salika dan membawanya ke kamar. Setibanya, Felicia mengunci rapat pintu dan semakin membuat suasana ini terasa begitu horor di mata Salika. "Kak, ada apa? Kenapa sepertinya serius sekali?" tanyanya dengan sangat penasaran. "Karena memang ini sangat penting," sahutnya, bersamaan dengan pantatnya yang sudah menapak di ranjang. Dia duduk berhadapan dengan Salika. Dahi Salika pun mengerut tajam, saking bingungnya. "Kak, sebenarnya ada apa? Cepat katakan padaku," desaknya. "Tentang masa depanmu," ujarnya, yang membuat Salika semakin bingung. "Kakak dengar kalau mama menginginkan Jilly menceraikan Vino.""Ya, baru saja mama mengatakan itu. Lalu?" "Oh shit! Kamu masih tidak mengerti?" Salika menatap bingung wajah Felicia dengan diam seribu bahasa. "Apa kamu tidak dengar kalau prof Ferguso akan
Baca selengkapnya
PERPECAHAN KELUARGA MILLER
Enak saja kalian ingin menikmati kesenangan tanpaku. Dari dulu aku sudah terlalu banyak mengalah untuk kalian. Mama selalu membeda-bedakan aku dengan Jilly. Selalu saja dia yang menjadi prioritas mama. Aku tidak akan membiarkan kali ini Jilly mengalahkanku dan menikmati kesenangan itu. Felicia akan melakukan apapun demi mendapatkan perhatian dari pemuda tampan nan kaya yang pesonanya sudah menggerayangi pemikiran keluarga Miller, yang padahal melihat wajahnya saja belum pernah. Bagaimana kalau ternyata pemuda itu buruk rupa? Atau dia tidak setampan yang dikatakan? Nampaknya semua itu tidak penting. Bagi keluarga Miller harta dan kekayaan lah yang menjadi prioritas. Felicia tidak rela kalau laki-laki hebat itu sampai jatuh ke tangan Jilly atau Salika. Aku harus bisa merebutnya. Aku juga bagian dari keluarga Miller, bukan. Masalah suamiku biar nanti aku yang urus, pikirnya. Senyum licik itu mengurai polos tanpa dosa seolah menggambarkan kebahagian yang terpendam. Sementara Rosita
Baca selengkapnya
IDE YANG BAGUS
Joe yang masih berselimut rasa penasaran, tidak ingin segera pergi dari rumah ini. Perbincangan dengan Rose membuatnya semakin yakin kalau wanita itu lagi menyembunyikan sesuatu. Sepengalaman Joe yang selalu mengandalkan insting dan juga pemerhati yang tinggi dia tidak pernah salah mengira. Kemarin, Rosemery bisa dengan tenang menjawab semua pertanyaan Joe tanpa ada sikap yang mencurigakan. Bahkan dia bisa meyakinkan Joe dan Pevita dengan bukti yang ada. Namun Joe masih belum puas untuk menerima itu dengan lapang dada. "Aku yakin pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan. Pandai sekali dia berlakon kemarin," sanggah Joe, yang masih penasaran dengan Rose. Pevita yang bingung sendiri pun, tidak bisa memberikan tanggapan pasti untuk dugaan Joe. "Tapi bagaimana dengan apa yang dia perlihatkan pada kita? Semuanya jelas dan memang dia tidak pernah bekerja dengan nyonya Kim. Apa mungkin dia Rose yang berbeda?" Joe pun membuang pandangannya sambil bertopang dagu dengan berdiri. "Sayangnya, a
Baca selengkapnya
AKHIRNYA MENEMUKAN JAWABAN
Tidak lama setelahnya, Sandy kembali dengan membawa data diri Rosemery yang baru saja dia ambil di lemari penyimpanan file. Dia memberikan pada Joe. "Itu riwayat diri pegawaiku. Semuanya lengkap dari mana dia bekerja awal," terangnya. Joe yang sudah menerima berkas itu pun langsung membuka dan mempelajarinya. Terlihat kalau Rosemery sudah mulai bekerja sebagai asisten di keluarga berpunya sejak sepuluh tahun yang lalu. Bola mata Joe bergerak cepat memperhatikan dengan teliti satu per satu nama keluarga yang pernah Rosemery datangi. Sayangnya, apa yang Joe cari tidak ada di sana. Dia tidak menemukan nama nyonya Kim ada di daftar list riwayat Rosemery bekerja. Joe nampak lemas. Dan kemudian, berkas pun diambil alih Pevita. "Mungkin tuan menemukan sesuatu?" tanya Sandy yang nampak penasaran dengan ekrpesi Joe yang datar. "Tidak ada," sahut Joe. "Boleh saya tau, sebenarnya tuan sedang mencari apa?" Namun, belum sempat Joe menjawabnya Pevita sudah lebih dulu memotong pembicaraan Sand
Baca selengkapnya
MENGETAHUI SESUATU
"Jadi bagaimana selanjutnya, tuan? Aku khawtir kalau dia akan mengetahui semuanya," kata seseorang berbicara pada Sandy. Mendengar ini, Joe semakin penasaran dengan siapa yang berada di dalam sana. Suaranya tidak begitu jelas. Tapi dari khasnya, jelas kalau dia seorang wanita. "Kita tunggu saja perintah nyonya Haruka. Setelah itu baru kita ambil langkah," jawab Sandy. Sampai di sini Joe masih belum mengerti dengan pembicaraan ini. Apa yang mereka bahas? Apa yang mereka rencanakan? Namun sekilas Joe teringat akan nama yang baru saja disebut yang sama persis pernah dia lihat di berkas riwayat Rose bekerja. Sepertinya aku mengenal nama itu. Nyonya Haruka. Aku melihatnya tadi di berkas milik Rosemery, batin Joe. Joe yang masih tidak mengerti dengan pembicaraan ini ingin sekali masuk dan mengambil ponsel Pevita yang tertinggal di dalam. Dengan begitu dia bisa melihat siapa wanita yang sedang berbicara dengan Sandy. Dan itu memang akan Joe lakukan. Dia mengetuk pintu ruangan Sandy
Baca selengkapnya
MENGUSUT DAN AKAN MENGAMBIL KIARA KEMBALI
"Kenapa lama sekali?" Pevita yang sudah menunggu Joe lebih dari setengah jam nampak gelisah. Seingatnya, perjalanan menuju kantor Sandy hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit. "Sedang apa dia di sana? Tidak mungkinkan Sandy mengajaknya minum teh kembali?" Rasa penasaran ingin tahu membuat Pevita keluar dari mobil dan menyusul Joe. Kemudian, dia berjalan menuju kantor Sandy. Namun tepat di depan pintu masuk yang menuju akses ke lift, Pevita berpapasan dengan Joe yang baru saja keluar dari lift. "Joe, kenapa lama sekali?" tanya Pevita heran. "Ada sedikit masalah. Tapi sekarang sudah beres. Ayo," sahutnya, lalu Joe mengajak Pevita kembali ke mobil. Ada yang berbeda dari sikap Joe. Dan Pevita tertarik untuk menanyakan itu nanti di dalam perjalanan. Joe berjalan cepat menuju mobil sementara Pevita mengikuti dari belakang. Aneh sekali. Ada apa dengan dia? batin Pevita. "Tolong antar aku ke rumah nyonya Kim," pinta Joe. "Nyonya Kim?" "Kita akan mendapatkan jawaban sepenuhny
Baca selengkapnya
RELA MATI DEMI KIARA
Tidak banyak waktu, Joe bergegas untuk langsung menemui si tuan rumah. Keberadaan Joe nampaknya tidak diharapkan. Empat laki-laki dewasa yang ditugaskan nyonya Kim untuk menjaga kediamannya langsung menghadang Joe dengan wajah penuh intimidasi tepat di depan pagar. "Kau tidak diijinkan masuk, tuan rumah sedang tidak ada di tempat," seru salah seorang dari mereka sambil bersila tangan di atas dada dan menatap Joe angkuh. Tidak biasanya mereka seperti ini. Lagipula, siapa wajah-wajah baru ini? Kenapa aku baru melihatnya sekarang? Kemana penjaga rumah nyonya Kim yang biasanya? batin Joe menaruh curiga pada ke empat pria yang menghadang. "Aku merasakan ada yang tidak beres, Joe," bisik Pevita. Joe pun merasakan hal yang sama. Nampaknya ada sesuatu yang terjadi. "Sebaiknya kalian pergilah!" usir mereka. Apa mungkin nyonya Kim mempekerjakan bodyguard baru untuk menjaga dirinya dariku setelah dia tau aku mencari anaknya? Dia pikir, dia bisa menghentikanku dengan bocah-bocah ingusan sep
Baca selengkapnya
SEPERTI DUA KEDIPAN MATA
Empat pasang mata menghunus tajam mempokuskan konsentrasi pada satu titik. Tentu saja mereka kompak menatap Joe. Seakan mereka sekelompok srigala buas yang akan mengeroyok seekor domba. "Aku tidak akan memiliki belas kasih terhadapmu, anak muda," seru pria yang berdiri persis di hadapan Joe, sambil menggertak jari-jemarinya untuk membuat shock terapi pada jiwa Joe. Pevita yang merasa seperti ada yang tidak beres, langsung menghampiri dan berbisik pada Joe, "tolong kali ini dengarkan aku. Jangan berkelahi dengan mereka. Mereka hanya ingin menjebakmu, Joe." Berkerutlah dahi Joe begitu mencorong ke dalam. Joe masih belum mengerti dengan maksud Pevita mengatakan ini. "Apa maksudmu?" balas Joe bersuara pelan. "Mereka tidak akan melawanmu. Tapi sebaliknya, mereka akan memberikan wajahnya untuk kamu hajar sampai puas. Dan setelah itu kamu akan ditangkap karena melakukan kekerasan." Joe masih mendengarkan dan menelaah kata-kata yang diucapkan Pevita."Jika pengakuan Rose dan Sandy itu b
Baca selengkapnya
SALAH SASARAN
"Again?"Lagi-lagi Pevita dibuat tercengang dengan aksi Joe berkelahi. Kenapa sepertinya dia mudah sekali melakukan tinju, tendangan, yang seharusnya itu sulit dilakukan kebanyakan orang. Dari mana dia belajar itu? Pevita merangkum keahlian Joe dari awal dia bertemu, kemudian aksi Joe mengalahkan anak buah papanya hingga sampai sekarang di mana dia melumpuhkan empat pria terlatih dengan begitu mudah. Sebenarnya terlahir dari apa kamu Joe? Aku curiga kalau dia tidak berasal dari planet bumi. Bersamaan dengan khayalan yang sudah kembali sadar, Pevita dikejutkan dengan mendapatkan nyonya Kim yang sedang disandra seseorang.Ada apa sebenarnya ini? Kenapa mereka melakukan ini pada nyonya Kim? Bukankah semua ini dia yang mengatur? Atau ini hanya siasatnya saja untuk mengelabuiku? Joe pun tidak mengerti. "Selangkah lagi kau mendekat, akan letuskan kepala nenek tua ini!" ancam pria itu sambil menodongkan senjata api ke kepala nyonya Kim. Sungguh, dia tidak main-main dengan kata-katanya. Jo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status