All Chapters of Cinderella After Marriage: Chapter 21 - Chapter 30
66 Chapters
Selalu Tepat Waktu
“Kamu sudah mulai mencintainya?” tanya Almeera pada Tian.     Tian yang baru selesai mandi, hanya diam tak menjawab, dia mengambil baju kerja dan bergegas memakainya.   “Jawab aku, kamu mulai mencintainya?” Almeera mengulangi pertanyaannya pada Tian.   “Bagaimanapun dia isyriku, Meera,” jawab Tian singkat.   “Kamu mencintainya atau tidak?” ulang Almeera dengan nada yang sedikit meninggi.   Tian menoleh dan menatap wajah Almeera, di lihatnya mata Almeera yang mulai memerah, dan wajah yang menahan emosi.   “Kenapa kamu menjadi resah seperti ini, hanya karena aku tidur di kamar Nora,” tanya Tian.   “Kamu yang bilang tidak butuh siapapun bila ada aku,” jawab Almeera.   “Sudahlah, kita bicarakan nanti, aku harus berangkat kerja, sayang” jawab Tian sambil
Read more
Ternyata Cinta
Nora turun untuk menemui Tomi, dia menutup luka goresan di wajahnya dengan riasan, dia tidak ingin Tomi melihat keadaannya yang berantakan, namun Tomi tahu ada yang tidak beres dengan Nora.   “Mengapa kamu kesini/” tanya Nora.  “Kamu tidak membalas pesanku, aku hanya takut terjadi sesuatu padamu,” jawab Tomi.  “Ah, iya, aku lupa dimana meletakan handphone ku,” jawab Nora yang selalu membuag muka, dia tidak mau menatap Tomi, takut Tomi bisa membaca raut wajahnya.   “Wajahmu terluka?” tanya Tomi sambil menyentuh wajah Nora, dan Nora spontan mundur menghindari Tomi.   “Tidak, aku hanya sedikit terjatuh dan tergores,” jawab Nora.   “Siapa yang melakukan ini padamu? Apakah Tian?” tanya Tomi, dia tahu Nora sedang tidak baik-baik saja.   “Tidak, Tian tidak melakukan apa-apa padaku, aku hanya terpele
Read more
Ijin Dari Tian
   “Ini handphonemu,” kata Tian sambil menyidirkan sebuah handphone di tangannya.  Nora yang terkejut bahwa handphone yang seharian dia cari berada di genggaman Tian.  “Mengapa ada padamu?” tanya Nora sambil mengambil Handphonenya di tangan Tian dengan ragu.   “Aku mengambilnya dari tas mu semalam,” jawab Tian singkat.   Nora terdiam, lalu beranjak pergi, dia tidak ingin Tian melihat luka di wajahnya, dan berakhir dengan pertengkaran.   “Wajahmu kenapa?” Tian yang sudah menyadari sebelum Nora menyembunyikan lukanya bertanya dan memegang wajah Nora.   “Tidak apa, aku hanya terpeleset saat mandi,” jawab Nora singkat.   “Terpeleset? Tapi wajahmu bukan luka karena terpeleset,” balas Tian.   “Apakah Almeera yang melakukannya?” tanya Tian.   Nora
Read more
Rencana Yang Tidak Terduga
    “Kamu benar-benar mengijinkanku pulang?” tanya Nora.   Tian menghentikan sarapannya dan menyeruput kopinya, “ Iya, aku mengijinkanmu, aku bukan orang jahat Nora, kamu ingin bertemu dengan keluargamu, apakah ada alasan aku tak mengijinkanmu?” jawab Tian.   Nora tersenyum ragu, seharusnya dia senang mendapatkan ijin dari Tian, tapi mengapa hatinya merasa bersalah.   “Aku berangkat dulu, cobalah untuk tidak ribut dengan Almeera,” kata Tian.   Nora menghela napasnya, lalu mengiyakan perkataan Tian, “Bukankah seharusnya wanita itu juga menyiapkan sarapan untuk Tian, jam segini saja belum bangun,” batin Nora dalam hati.    Nora sudah satu jam berdiri di ruang lukisnya, tangannya menggenggam handphone seakan takut kehilangan, Nora mencoba menghubungi Tomi, namun dia tutup kembali, di hatinya seperti perang batin apakah dia harus p
Read more
Mencintai Istri Sahabat
“Apa? tidak usah mengantarmu?” kata Tian saat Nora menolak untuk di temani pulang ke kampung halamannya.   “Lalu bagaimana bila ayah dan ibuku tahu kau pulang tidak bersamaku?” kata Tian lagi.   “Aku benar-benar tidak apa-apa, lagi pula aku ingin lebih lama disana, sedangkan kamu tidak bisa meninggalkan pekerjaanmu disini,” jawab Nora.   “Dan kamu tidak bisa meninggalkan aku sendiri terlalu lama disini,” suara Almeera yang tiba-tiba datang menghampiri mereka, dia langsung merangkul tangan Tian dan sengaja bersikap manja di depan Nora.    “Aku tidak apa-apa pulang sendiri, aku sudah memesan travel, tidak usah mengantarku,” kata Nora sambil bersiap mendorong kopernya ke lantai bawah.   “Bila aku tidak ikut tidak mengapa, tapi kenapa kamu memesan travel, kita punya supir?” tanya Tian, Nora yang mendengar perkataan Tian ha
Read more
Adeline dan Nora
Adeline menatap Tomi yang sedang menyeruput jus jeruk di tangannya, dia melihat ke arah toilet tempat Nora pergi tadi, wajah Adeline penuh tanda tanya meminta penjelasan dari Tomi.   “Kenapa?” tanya Adeline pada Tomi.   Tomi menoleh dan menatap Adeline, “Aku juga tidak tahu, hanya saja aku rasa dia wanita yang baik,” jawab Tomi.   Adeline tertawa, “Apakah wanita baik hanya dia saja? Aku tidak bertanya mengapa kamu bisa menyukai Nora, tapi kenapa harus istri dari sahabatmu sendiri,” tanya Adeline.   Tomi terdiam, dia hanya melihat ke depan sambil meminum jus jeruknya, “Dia tidak seperti yang kamu pikirkan Adeline,” kata Tomi.   “Memang apa yang aku pikirkan?” tanya Adeline saambil melemparkan pandangannya kearah toilet, berharap Nora masih lama di dalam sana.   “Dia tidak membalas perasaanku, lagi pula Tian tidak
Read more
Kenangan Adeline
Perjalanan selama empat jam ke Thailand membuat Nora dan Adeline mempunyai waktu yang cukup untuk menceritakan kisah mereka sendiri, Nora yang berniat pergi karena menghindari Tian dan Almeera serta Adeline yang akan pergi ke Paris dalam waktu yang lama meskipun tidak terlihat namun dirinya ingin menghabiskan waktu dengan Tomi untuk yang terkahir sebelum keberangkatannya ke Paris.   “Jemputan sudah datang, kita akan langsung ke hotel untuk beristirahat,” kata Tomi.   Nora, Adeline dan teman-teman yang lain mengiyakan, dan bergegas mengikuti Tomi.   Tomi menyiapkan tiga mobil untuk mengantarkan mereka semua ke hotel, Tomi, Nora dan Adeline berada di mobil yang sama, dan yang lainnya berada di mobil berikutnya.   “Sepertinya kalian sudah saling mengenal?” tanya Tomi pada Nora dan Adeline.   Nora tersenyum tipis, “Adeline membantuku merasa nyaman,” kata Nora.
Read more
Kenangan Adeline (Part 2)
Nora terbaring di kamar hotelnya, pintu ke balkon kamar sengaja dia buka lebar-lebar, agar angin masuk dan menyapa dirinya, Nora memejamkan mata, “Sedang apa Tian disana?” batinnya dalam hati.   Nora mendengar ponselnya berdering, dia membuka tasnya dan merogoh mencari ponselnya, satu pesan masuk dari Tian, “Bagaimana perjalanananmu?” kata Tian dalam pesan tersebut.   Nora melihat jam di tangannya, perjalanan ke kampung halamannya lebih lama dari pada perjalanan dia ke sini, jadi kira-kira masih ada lima jam lagi untuk sampai ke kampung halamannya, “Aku baik-baik saja, hanya mengantuk,” jawab Nora membalas pesan dari Tian.   “Tidurlah, seharusnya biarkan supir mengantarmu dari pada naik travel,” kata Tian lagi.   “Tidak apa-apa, aku terbiasa seperti ini,” balas Nora.   “Baiklah, hati-hati, dan kabari bila kau sudah sampai,”
Read more
Apa Kau Mencintainya?
Nora dan Adeline pergi ke pasar malam, tempat semua makanan di jual, mereka berkeliling namun entah mengapa tidak satupun yang mereka beli, masing-masing sibuk dengan isi pikirannya sendiri, Nora masih merasa pem bicaraan yangAdeline maksud tadi adalah dirinya, perasaannya sampai saat ini tidak begitu tenang.   Adeline masih merasa kesal dengan Tomi, bahwa hotel yang sangat berarti baginya harus di bagi oleh orang lain, meskipun Adeline sudah mengatakan pada Tomi bahwa dia tidak mengharapkan cinta Tomi lagi, tapi ternyata dirinya masih memendam perasaan yang dulu.   “Apa kau ingin membeli sesuatu?” kata Nora yang akhirnya membuka percakapan dengan Adeline.   Adeline menoleh dan tersneyum tipis, “Aku masih melihat-lihat dulu, bila ada yang ingin kau beli tidak apa-apa aku akan menemani,” jawab Adeline.   “Entahlah, aku tidak tahu makanan yang benar-benar enal, sepertinya semua makana
Read more
Apa Kau Mencintainya? (Part 2)
   “Apa kau mencintainya?” Adeline mengulangi pertanyaannya kepada Nora.  Nora hanya diam, dia tidak tahu jawaban apa yang harus dia berikan pada Adeline, Nora menatap Adeline, “Aku belum pernah mencintai seseorang selain Tian,” kata Nora pada Adeline.   Adeline menundukan kepalanya, “Maaf aku sudah bertanya hal yang tidak-tidak, selamat beristirahat,” jawab Adeline singkat sambil tersenyum tipis.   Nora mengangguk, lalu dia masuk ke dalam lift menuju kamarnya, sesampainya di kamar Nora meletakan barang belanjaannya di meja, lalu dia duduk dan menghela napasnya, “Saat ini aku memang belum mencintai Tomi, namun mengapa ciuman malam itu masih membayang di kepalaku,” batin Nora dalam hati.   “Tring..tring,”   Bunyi dering ponsel Nora membuyarkan lamunannya, dia mencari ponselnya yang dia letakan di dalam tas, nama Tian dengan jelas t
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status