Semua Bab Cinderella After Marriage: Bab 31 - Bab 40
66 Bab
Makan Malam Yang Bimbang
Nora, Tomi dan Adeline sampai di restoran tempat mereka akan makan malam bersama teman-teman yang lain, Nora sengaja memilih tempat duduk di samping Adeline untuk menghindari Tomi, sebenarnya dalam hati, Nora tidak ingin melakukan itu terhadap Tomi, tapi dia harus menjaga perasaan Adeline apalagi saat Nora tahu bahwa mereka berdua habis bertengkar.   “Aku duduk di sebelahmu ya?” tanya Nora pada Adeline.   Adeline mengangguk lalu tersenyum, tidak banyak kata-kata yang dia ucapkan mala mini.   Makanan banyak yang tersaji di meja, namun Nora tidak berselera memakannya, dia melirik ke arah piring Adeline yang berisi salad, itu pun sama, mungkin Adeline hanya memakan dua suap salad di piringnya, lalu Nora mencoba melirik Tomi, itupun sama, makanan di piring Tomi pun hanya habis setengah, “Sepertinya mereka memang habis bertengkar hebat,” batin Nora.   “Mengapa kau tak makan?” tanya
Baca selengkapnya
Bersama Dion
Jam 08.00 pagi Nora sudah siap menunggu di Lobby hotel, dia menunggu Dion yang berjanji menemaninya untuk jalan-jalan di Thailand, hitung-hitung menambah teman, lagi pula Nora memang dari awal ingin berlibur sendiri tanpa tergantung dengan Tomi.   “Sudah lama menunggu?” tiba-tiba suara datang dari belakang Nora, Dion sudah berdiri menyapa Nora dengan senyum lebarnya.   “Belum kok, saya juga baru lima menit yang lalu disini,” jawab Nora membalas senyuman Dion.   “Oke, kita mau kemana hari ini, aku sudah menyuruh petugas hotel menyiapkan mobil untuk kita,” kata Dion.  “Ehmm,” Nora berpikir keras sambil menggaruk dahinya, dia tidak tahu akan pergi kemana, ke luar negeri pun baru kali ini dia lakukan.  “Aku tidak mengenal daerah disini,” kata Nora.  “Baiklah, berarti kau memilih orang yang tepat untuk menemanimu jalan-jalan,&rdquo
Baca selengkapnya
Kedatangan Tian (Part I)
“Pesan dari siapa?” tanya Dion pada Nora, saat melihat wajah Nora pucat pasi.   Nora terdiam, dia tak menjawab pertanyaan Dion, kepalanya bekerja keras mencari jawaban atas pertanyaan Tian.   “Hey, kau membaca pesan dari siapa, wajahmu terlihat pucat, apa kau baik-baik saja?” tanya Dion lagi.   “Sepertinya aku harus kembali,” jawab Nora.  “Tian tahu aku  tidak pulang ke kampung,” lanjut Nora lagi.  Dion menghentikan mobilnya, “Lalu apa yang akan kau lakukan?” tanya Dion.  Nora menggelengkan kepala, “Aku belum menemukan jawabannya,” kata Nora.  Dion memutar balikan mobilnya menuju hotel, “Apakah dia tahu dengan mudah dimana kau sekarang?” tanya Dion yang langsung menancapkan gas.   “Mungkin saja,” kata Nora pelan.   Nora terlihat sangat khawatir
Baca selengkapnya
Kedatangan Tian (Part II)
“Ti-Tian, mengapa kau ada disini?” tanya Nora sedikit tergagap saat melihat wajah suaminya tepat di depannya sekarang. “Aku yang seharusnya bertanya, sedang apa kamu disini?” jawab Tian sambil berjalan masuk ke kamar Nora dengan muka yang masam. Nora terdiam sebentar di depan pintu, wajahnya gugup, “Sedang apa kau berdiri di situ?” tanya Tian, Nora menatap Tian lalu menutup pintu kamarnya. Tian duduk di sofa, menyilangkan kaki lalu mengendorkan dasinya sedikit, matanya menatap Nora tajam, terlihat sekali raut wajahnya tidak menyukai wanita yang berdiri di depannya. “Bagaimana kau tahu aku ada disini?” tanya Nora, lalu duudk di depan Tian. “Kenapa? apa kau tidak tahu siapa suamimu ini?” tanya Tian. Nora terdiam lagi, pertanyaan yang konyol, yang seharusnya tidak dia tanyakan, siapa yang tidak tahu keluarga Winata, dan Tian sebagai pewarisnya, mencari seseorang hal yang mudah baginya. “Bukankah ada sesuatu yang harus kau jelaskan padaku?” tanya Tian pada Nora.
Baca selengkapnya
Emosi Tian
“Aku sudah menyuruh sekretarisku mengurus semua tiket kepulanganmu, sekarang kau ikut denganku!” kata Tian. “Ikut denganmu?Kemana?” tanya Nora, Tian bisa melihat ketakutan dalam mata Tian, dia tersenyum sinis. “Lucu sekali, kau terlihat takut saat suamimu mengajakmu pergi, tapi kau bisa dengan santai pergi dengan laki-laki lain tanpa ragu-ragu,” kata Tian. “Bukan begitu maksudku,” jawab Nora, dia tidak tahu lagi harus bicara apa, setiap kata-kata yang dia keluarkan selalu salah di mata Tian. “Ikut denganku ke hotelku, aku tidak menginap disini, tapi di hotel lain, dan sudahs eharusnya kau ikut denganku,” kata Tian yang menatap Nora dengan dingin. “Baiklah, aku akan memberskan barang-barangku,” kata Nora sambil berdiri. “Tidak usah, tinggalkan saja, aku sudah menyuruh orang untuk membereskannya dan mengantarnya ke hotel,” kata Tian sambil menarik tangan Nora. Nora dan Tian berdiri di lobby hotel, wajah Nora yang hanya tertunduk memandangi ponselnya berdiri di b
Baca selengkapnya
Aku Tidak Baik-Baik Saja
Nora terdiam sepanjang jalan, dia masih mencerna perkataan Tian, seakan di sambar petir di siang bolong, Nora tidak percaya bahwa Tian akan menceraikannya, Tian tidak bertanya apapun mengenai kepergiannya berlibur dengan Tomi, Nora merasa lebih baik Tian membentaknya dan memarahinya dari pada diam seperti ini dan ingin menceraikannya. “Istirahatlah, besok kita berangkat jam delapan pagi,” kata Tian setelah mereka sampai di hotel. Nora menurut, dia hanya mengangguk tanpa mengatakan sepatah katapun, dia tidak berani menatap mata Tian, wajah Nora telihat lesu, sekuat tenaga dia menahan air matanya tumpah. Nora masuk ke kamar tidurnya, Tian menyewa kamar suite dengan dua kamar tidur, Nora mengurung dirinya di kamar, ponselnya dia biarkan tergeletak di samping tempat tidurnya, sesekali dia melihat layar ponselnya, Tomi, Dion dan Adeline bersamaan mengirimkan pesan untuknya, namun Nora hanya menarik selimutnya, mencoba memejamkan matanya, lelahnya sudah di titik terendah. “Apakah
Baca selengkapnya
Setidaknya,Hargai Aku!
Nora dan Tian berangkat menuju Jakarta pukul sepuluh pagi, perjalanan tiga jam di dalam pesawat mereka habiskan dengan pikiran masing-masing, Nora tidam bertanya sepatah katapun pada Tian, begitupun sebaliknya, dalam pikiran Tian dia masih membayangkan wajah Nora semalam, namun dalam pikiran Nora dia berusaha tidak melibatkan Tian di dalamnya, Nora masih belum berani menatap mata Tian setelah yang dilakukannya pada Tian semalam. Sore hari, Nora dan Tian sampai di rumah mereka, di depan pintu terlihat Almeera berdiri menunggu kedatangan mereka berdua, Nora tidak memperdulikan Almeera yang berdiri di hadapannya, dia langsung masuk dan menuju ke kamarnya. “Bagaimana bisa dia melewatiku begitu saja?” tanya Almeera pada Tian. “Sudahlah, mungkin dia lelah,” jawab Tian singkat. Almeera menghela napas, “Padahal aku sudah berniat baik menyambutnya pulang,” kata Almeera ketus. Tian hanya menoleh sebentar ke arah Almeera, lau naik ke lantai atas, “Aku ingin istirahat,” katanya pada
Baca selengkapnya
Kenyataan Yang Terkuak
Tian masih memandang Nora yang berdiri di depan pintu kamarnya, kata-kata yang di lontarkan Nora barusan entah mengapa seakan menusuk hati Tian, “Menghargai?” batin Tian, “Beberapa jam lalu padahal dia masih di sana dengan pria lain,” kata Tian lagi dalam hati. “Kita bicara di luar,” kata Tian sambil melangkah keluar, Nora tidak mengerti apa yang Tian lakukan. “Aku ikut,” kata Almeera, memandang Nora sambil tersenyum sinis. “Aku mau berbicara empat mata dengan Nora, kamu tunggulah di kamar,” kata Tian tegas pada Almeera. Almeera menghentikan langkahnya, dia mengerucutkan bibirnya, dan berbalik masuk ke kamar, pintu kamar di tutup keras oleh Almeera membuat Nora sedikit terkejut. “Mengapa tidak disini saja bicaranya,”kata Nora dengan nada yang sedikit kesal. “Turunlah, akum au bicara empat mata denganmu,” kata Tian yang melangkah pergi, Nota mengikutinya di belakang. Tian dan Nora duduk berhadapan di ruang depan, Tian diam sejenak sebelum berbicara pada Nora. “A
Baca selengkapnya
Kenyataan Yang Terkuak (Part II)
Almeera menatap tajam kepada Nora yang berdiri dengan wajah sama terkejutnya dengan dirinya, kepalanya berpikir cepat dan keras untuk menemukan jalan keluar akibat dari kebohongannya. Almeera berjalan mendekati Nora, dengan santainya dia tersenyum sinis, “Bila kau berani bilang apa yang kau lihat dan ketahui, lihatlah apa yang bisa aku lakukan untuk menyeretmu keluar dari sini secara tidak terhormat,” kata Almeera. “Maksudmu?” tanaya Nora. “Yahh, kau tidak akan bisa membayangkan apa yang bisa aku perbuat, aku masih mengkasihani dirimu, karena itu aku membiarkanmu masih disini, tapi aku pastikan kau tidak akan senang bila tahu apa yang akan ku lakukan bila kau bertingkah,” ancan Almeera. Nora hanya menelan ludahnya, dia tahu Almeera tidak main-main dengan ucapannya, dan itu terlihat dari matanya yang menatapnya tajam, “Kau wanita yang mengerikan Almeera, teganya kau membohongi Tian,”kata Nora. “Sudahlah lebih baik kau jangan banyak bicara, lebih baik kau keluar dari kam
Baca selengkapnya
Ayo Kita Bercerai Secepatnya!!
“Apa maksudmu berbicara seperti itu?” tanya Tian pada Nora. Nora terdiam sejenak lalu menatap Tian, “Ehmm, a-aku tidak sengaja masuk ke kamar Almeera dan melihat kain yang dijahit untuk…” kata Nora tergagap. “Sudahlah Nora, mengapa kau tega membawa kehamilan Almeera untuk alasan perceraian kita,” potong Tian. Nora tidak percaya dengan apa yang dia dengar, Tian menuduhnya berbohong tentang kehamilan Almeera, “Kau menuduhku berbohong?” kata Nora masih dengan wajah terkejut. “Bukan begitu, aku tahu kau membenci Almeera, tapi aku melihat bukti USGnya saat dia memberitahukanku bahwa dia hamil,” kata Tian. “Tapi aku melihat dengan kepala mataku sendiri kalau dia…” kata-kata Nora terpotong lagi. “Kita akan bicarakan ini di rumah,” kata Tian sambil melirik Tomi. “Tapi..aku belum selesai bicara,” kata Nora sambil menarik tangan Tian dengan wajah panic. Tian mencoba melepaskan genggaman Nora, “Aku sudah bilang, kita akan bicara di rumah,” kata Tian lagi sambil berjalan meni
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status