Semua Bab Takdir Cinta Humairah: Bab 231 - Bab 240
363 Bab
Bab 231
"Sudah semuanya Nak... tidak ada lagi yang ketinggalan,coba di cek lagi.." "Sudah tidak ada lagi ma.... semuanya sudah Alma bereskan, saya hanya membawa beberapa potong pakaian saja." Alma hanya membawa beberapa potong pakaian gamis dan juga kardigan, dulunya Alma tidak berhijab, tapi semenjak dia hamil dia mulai hijrah pelan pelan dia bertekad untuk merubah hidupnya menuju kearah yang lebih baik lagi. "Irfan kamu bantu Alma, tolong bawakan kopernya." "Iya ma...."Irfan menarik koper Alma dengan susah payah,karena memang kondisi tubuhnya belum pulih, melihat Irfan kesusahan menarik koper Alma, akhirnya Om Afandi sendiri yang turun tangan. "Minggir sana... biar papa saja yang angkat, jalan saja masih susah, apalagi mau angkat koper ini, jangan sok kuat...."Om Afandi menegur Irfan dengan suara baritonnya. "Iya pa.... makasih ya..."Irfan hanya cengar-cengir saja. "Ayo kamu bantu bukain pintu untuk Alma, itukan tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra."lagi lagi Om Afandi mengeluarkan
Baca selengkapnya
Bab 232
Om Afandi tidak bisa memejamkan kedua matanya karena ada sebuah pertanyaan di dalam benaknya tentang kehidupan Alma sebelumnya.Setelah mendengarkan nama lengkap Alma tadi,Om Afandi menjadi ragu dengan kehamilan Alma apakah itu benar-benar anak Irfan atau anak laki laki lain. Om Afandi kembali teringat dengan cerita Irfan kalau sebelumnya almarhum Brian pernah menikah dengan wanita lain yang namanya sama persis dengan nama Alma, Om Afandi bimbang, kalau benar Alma adalah wanita yang pernah menikah dengan almarhum Brian, jangan jangan anak yang ada dalam kandungannya itu anaknya almarhum Brian bukan anaknya Irfan.Huhh....Om Afandi membuang nafasnya dengan kasar.'nanti besok saya harus menanyakan secara langsung kepada Alma tentang semua pikiran yang bergelayut di atas kepalanya saat ini. Tante Vivi juga belum bisa memejamkan kedua matanya.Ada berbagai macam pikiran yang berseliweran di dalam benaknya, mendengarkan suaminya membuang nafas dengan kasar, sontak saja menarik perhatiannya.
Baca selengkapnya
Bab 233
"Selamat pagi ma...pa..."Alma menyapa kedua orang tuanya Irfan. "Pagi juga Nak... gimana tidurnya nyenyak tidak,kamu betah tidak di sini."Tante Vivi menanyakan Alma apakah dia merasa nyaman atau tidak. Irfan menarikkan kursi untuk Alma dan mempersilahkannya untuk duduk. "Silahkan duduk... Dani."Irfan melayani Alma dengan telaten. "Makasih ya mas..."sahut Alma malu malu. "Alhamdulillah ma... saya sangat nyaman." "Syukur Alhamdulillah kalau begitu..ayo Nak.... silahkan di cicipi,ini semua yang masak Irfan lho... harap maklum ya kalau rasanya tidak pas di lidah kamu."Tante Vivi mempersilahkan Alma untuk segera mencicipi nasi goreng buatan Irfan. Irfan terlebih dahulu dia melayani kedua orang tuanya baru dia melayani Alma dan juga menyiapkan untuk dirinya sendiri. Alma mulai memasukkan makanannya suap demi suap sampai tandas, mungkin ini pertama kalinya dia makan makanan yang di masak langsung oleh ayah sang bayi dalam kandungannya, makanya dia makan dengan lahap dan perutnya tid
Baca selengkapnya
Bab 234
"Iya pa...mau bagaimana lagi saya tidak bisa menolak pernikahan itu,karena papa saya sudah termakan bujuk rayuannya Om Airlangga dan juga Tante Rima, Om Airlangga menjanjikan sesuatu kepada papa asalkan kami menikah,30 persen saham perusahaan Airlangga Aditama Group yang merupakan sahamnya Mas Brian akan menjadi bagian saya setelah menikah dengan Mas Brian dan juga kalau papa mau membantu meminjamkan untuk dana operasional perusahaan Airlangga Aditama Group." "Oh... begitu ya... sekarang papa jadi mengerti, sepertinya karena masalah ini juga Pak Airlangga menghabisi nyawa Brian dan keluarganya,dia dengan sengaja meminta papa kamu untuk segera menikah dengan almarhum Brian walaupun pak Airlangga tau kalau kamu sedang hamil anak laki laki lain,dia sengaja mau menjebak almarhum Brian, setelah kalian resmi menikah pasti kalian melakukan hubungan suami istri dan kamu positif hamil anaknya, dengan menggunakan anak itu dia akan mendapatkan tanda tangannya almarhum Brian dengan alasan saham
Baca selengkapnya
Bab 235
Bang Rendi terbangun dari tidurnya karena merasa terganggu kedua matanya menangkap cahaya yang sangat terang. "Hoamm...."Bang Rendi secara perlahan membuka kedua kelopak matanya hal pertama yang dia lihat adalah sang mama Tante Inda sedang membuka tirai jendela kamarnya 'pantas saja tadi mata saya terasa silau,ini to penyebabnya' batin Bang Rendi. "Selamat pagi ma....ini jam berapa ya." "Pagi juga Nak....ini sudah jam 8 pagi Nak, tadi mau mama bangunin tapi kamunya tidak sangat pulas." "Maaf ma... saya kecapean sampai sampai bablas tidak shalat subuh." "Sana mandi dulu...baru kita sarapan bareng,papa sudah menunggu di bawah." "Iya ma...." Cup. Bang Rendi mencium pipi Tante Inda dengan sangat cepat. "Dasar anak nakal...masih bau juga sudah main sosor aja...he..he.." "Terserah Rendi dong... mulut mulut Rendi..mau bau kek... atau tidak itu nggak pengaruh..."Bang Rendi sambil berlalu masuk ke dalam kamar mandi. Tante Inda terkesiap melihat putranya itu tidur hanya dengan mengg
Baca selengkapnya
Bab 236
Tante Inda yang melihat pemandangan yang mengharukan didepan matanya itu,dia langsung berdiri dan tidak mau melewatkan kesempatan bahagia seperti ini, dia berusaha masuk kedalam pelukannya Pak Hermawan dengan memposisikan dirinya di tengah tengah.Pak Hermawan melepaskan pelukannya dan meraih tubuh sang istri dan membawanya kedalam pelukannya dan sang putra. "Makasih ya Nak....kamu itu adalah harta yang paling berharga dalam hidup kami berdua,kamu jangan tinggalkan kami lagi ya....hiks..hiks..."Tante Inda menangis terisak-isak dalam pelukan kedua orang belahan jiwanya. "Iya Rendi... tidak akan tinggalkan mama dan papa lagi...."bang Rendi mengurai pelukannya dan menuntun sang mama untuk kembali duduk di kursinya yang semula. Bang Rendi melayani kedu orang tuanya dengan penuh kasih sayang,dia menyiapkan 2 piring kosong dan mengisinya dengan nasi bakar serta lauk yang telah tersaji di atas meja makan, Bang Rendi menyerahkannya kepada sang mama lebih dulu baru kepada sang papa. "Trimak
Baca selengkapnya
Bab 237
Bang Rendi segera melakukan kendaraannya dengan santai kebetulan jalanan lagi lenggang kendaraan yang lalu lalang hanya satu dua mobil saja.Karena ini memang sudah jam kantor jadi wajar kalau jalanan agak sepi. Kurang lebih 15 menit mobilnya Bang Rendi sudah berhenti dengan mulus di halaman depan rumahnya almarhum Brian.Secara kebetulan mobil yang kendarai oleh Om Afandi dan keluarganya juga memasuki halaman depan rumah almarhum Brian. Bang Rendi yang tadinya mau langsung masuk menyapa Humairah dan keluarganya, terhenti sejenak karena dia melihat Om Afandi serta lainnya sedang turun dari mobil.Bang Rendi cukup tau diri,dia segera menghampiri sang paman sambil menyapanya. "Assalamualaikum Om.... Tante... Irfan..."sapa Bang Rendi sambil menyalami tangan Om Afandi dan yang lainnya. "Waallaikum salam... Nak." "Waallaikum salam Bang...." Sahut mereka secara bersamaan. "Apa kabar Om.. Tante..." "Alhamdulillah kami sehat, kamu juga apa kabar Nak." "Alhamdulillah saya juga sehat." "I
Baca selengkapnya
Bab 238
Humairah menyeret langkah kakinya menuju ruang tamu untuk menemui Alma juga yang lainnya. "Assalamualaikum ...."sapa Humairah. "Waallaikum salam ... "Sahut mereka serentak. "Gimana keadaan kamu Nak..."Om Afandi menanyakan keadaan Humairah. "Alhamdulillah sudah lebih baik Pak...."Humairah berusaha untuk tersenyum kepada orang orang tengah berada di sekitarnya walaupun hanya secara samar. "Mbak... saya sengaja ke sini saya mau pamit pulang ke Bogor... maaf kemarin saya tidak sempat mengantar almarhum Mas Brian sampai ke pemakaman,karena kondisi saya tiba-tiba saja tidak fit." "Oh... tidak apa-apa, terimakasih juga kamu sudah mau datang melayat dan mendoakan kepergian Mas Brian." "Sama sama Mbak... maaf kalau saya lancang, Mbak Humairah harus kuat dan sabar demi anak anak,karena kalau mereka melihat Mbak sedih terus,mereka juga akan ikut sedih terutama bayi yang sedang Mbak Humairah kandung saat ini, Mbak harus memikirkan mereka juga."Alma berusaha memberikan support kepada Humair
Baca selengkapnya
Bab 239
Pak Yuda membawa Bang Rendi berbicara di halaman depan kediamannya almarhum Brian mereka bertiga duduk di dalam tenda yang masih berdiri kokoh di depan rumah almarhum Brian itu. "Maaf Nak Rendi ada apa.... apakah ini ada hubungannya dengan kepergian Brian anak saya." "Iya pak..." "Nak Rendi... kalau bisa mulai sekarang kamu panggil saya papi dan istri saya dengan mommy,karena orang yang satu satunya memanggil kami dengan sebutan tadi itu sudah pergi untuk selama lamanya,kami tidak akan pernah di panggil lagi papi dan mommy sepanjang sisa hidupku kami berdua, jadi kalau bisa mulai sekarang kamu panggil kami dengan papi dan mommy ya, untuk mengobati rasa rindu kami kepada Brian,kamu tidak keberatan kan Nak Rendi!."pinta Pak Yuda. "Iya Pi... insya Allah saya tidak keberatan, maaf sebelumnya sebenarnya ini bukan waktu yang pantas untuk membicarakan semua ini, tapi saya tidak bisa memutuskan langkah apa yang harus saya lakukan untuk menghukum orang orang yang telah menghabisi nyawa Bri
Baca selengkapnya
Bab 240
Alma di dampingi oleh Om Afandi dan keluarganya, mobil yang membawa mereka sudah berhenti di halaman depan rumah pak Darsono di Bogor. Irfan segera turun duluan untuk membukakan pintu mobil agar sang Mama dan juga Alma bisa keluar dari mobil.Pintu mobil sudah terbuka lebar. "Ma... Alma... silahkan turun."Irfan mengintruksikan mereka berdua agar segera turun. "Makasih Nak..." "Makasih Mas..." Mereka berdua menyahut secara bersamaan. Om Afandi, Tante Vivi, irfan dan juga Alma sudah berdiri di depan pintu kediamannya Pak Darsono.Om Afandi rencananya hari ini akan langsung melamar Alma untuk Irfan sekaligus membicarakan hari pernikahan mereka berdua. Tok. Tok. Terdengar bunyi langkah kaki mendekati pintu. Ceklek. Pintu rumah kediaman Pak Darsono sudah terbuka lebar,yang empunya rumah sudah berdiri tegak persis di depan pintu berhadapan langsung dengan Om Afandi dan juga keluarganya serta putri semata wayangnya,Pak Darsono sendiri merasa heran kenapa tiba-tiba saja ada orang yan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
37
DMCA.com Protection Status