All Chapters of Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua: Chapter 51 - Chapter 60
109 Chapters
51. Bertemu Sania
Sania yang di tinggal pergi Dzaki merasa bosan dan jenuh di tempat persembunyiannya. "Kemana aja sih Mas Dzaki? Bosan banget gak ngapa-ngapain? Di tunggu-tunggu dari tadi gak juga datang-datang! Bikin kesel aja! " gerutunya sambil marah-marah sendiri. Karena sudah tidak tahan lagi, ia pun keluar dari tempat persembunyiannya dengan memakai daster lusuh yang ia curi kemarin. Perhiasan dan motor yang mereka curi sudah di jual dan uangnya habis dalam sekejap saja. Sekarang ini mereka hanya bisa mencuri makanan agar tidak kelaparan. Sania berjalan menyusuri jalan raya sambil melihat kanan kiri kalau-kalau ketemu target aksinya dalam mencuri. Ia menutupi wajahnya sebagian dengan rambut. Penampilannya persis seorang gelandangan yang berkeliaran di jalanan. Di tempat lain, Nyonya Reni dan Diana baru saja keluar dari rumah seorang pembeli barang curian dan seludupan. Mereka keluar diam-diam karena takut ada yang memergoki mereka datang ke rumah yang terlihat sepi dan sunyi jika dari lua
Read more
52. Nikmati dulu kebebasan mu!
"Wah, wah, wah.... Ada yang bahagia rupanya di sini! " celutuk seseorang di belakang Sania. Sania spontan berbalik untuk melihat orang tersebut, ia begitu kaget melihat adiknya Naina ada di belakang nya dengan kedua tangan melipat di dada dan tersenyum sinis melihatnya. Sania melihat kanan kiri mencari keberadaan Tante Reni dan Diana, namun ia tidak menemukan apa-apa. "Kemana sih Tante Reni dan Diana? Kemana mereka menghilangkan, bisa gawat jika mereka pergi saja! Siapa yang akan membayar belanjaan ku ini! " batin Sania sambil meremas kedua tangan nya. "Kenapa wajah mu seperti itu? Oh, aku tahu! Kau pasti sedang ketakutan kan jika polisi mengetahui keberadaan mu ini? " ucap Nadin dengan nada yang pelan namun begitu menusuk Sania. Sania semakin ketakutan mendengar apa yang di katakan Nadin. Ia sampai lupa jika ia sekarang ini adalah buronan polisi di semua penjuru. Sania semakin salah tingkah dan mulai grasak grusuk seperti cacing kepanasan. Sementara itu, Nyonya Reni dan Diana b
Read more
53. Tangkap mereka!
Naina yang sedang bersantai makan siang di rumahnya mendapat panggilan telepon dari pihak kepolisian yang mengatakan jika Dzaki sudah tertangkap dan sekarang ini sudah berada di kantor polisi. Naina menghembus kasar nafasnya karena ia sudah malas berurusan kembali dengan laki-laki yang saat ini masih berstatus suaminya itu. "Ternyata membalas dendam itu cukup menguras emosi dan tenaga! Rasanya aku sudah capek banget berhadapan kembali dengan orang-orang culas seperti mereka! " keluh Naina sambil bermalas-malasan di tempat duduknya. Bi Ijah yang mendengar keluhan Naina datang mendekat dan ikut duduk di samping Naina. "Kalau Nona capek, serah kan saja semuanya kepda Gusti Allah! Karena Gusti Allah itu tidak tidur, setiap perbuatan baik maupun perbuatan buruk pasti akan ada ganjarannya! Jadi kalau boleh Bibi saranin, biarkan tangan Allah yang membalas kejahatan mereka kepada kita. Sekarang waktunya Nona menikmati hidup, berpisah dengan laki-laki seperti itu dan memulai kembali dengan
Read more
54. ini ganjaran untuk orang seperti kalian!
Naina bersama rombongannya memasuki cafe dan restoran tempat mereka bersenang-senang menggunakan uang curian. Karena sudah memberikan surat perintah kepada manager cafe dan restoran tersebut, mereka tidak perlu mendobrak karena punya langsung kuncinya. Diana, Sania dan Mama nya Dzaki sedang menyantap makanan yang mereka pesan sambil berkaraoke, karena cafe dan restoran ini juga menyediakan live karaoke di ruangan privat. Sania dan Diana berduet menyanyi sambil bergoyang dengan penuh canda tawa, sedangkan Nyonya Reni hanya melihat mereka sambil menyantap hidangan yang ada di hadapannya. Mereka tidak menyadari jika apa yang mereka lakukan akan berakhir di hotel prodeo yang tidak menyediakan layanan karaoke. Ketika sedang asyiknya berjoget-joget, mereka di kejutkan dengan kedatangan polisi yang masuk ke ruangan mereka tanpa pemberitahuan sebelum nya. "Apa-apaan ini! Pak polisi!! Ke-kenapa Pak polisi masuk ke ruangan kami? " ucap Nyonya Reni terbata-bata. Ia yang tadinya hendak mar
Read more
55. Aku lelah!
Mereka bertiga pun di giring masuk ke dalam mobil patroli yang memang sudah di siapkan untuk mereka. Naina dan rombongannya mengikuti mobil patroli tersebut dari belakang. Naina merasa aneh dengan Tian yang sepanjang penggrebekan tadi tidak bicara sepatah katapun. Sedangkan Nadin dan Farida terus saja mengoceh tentang sikap kurang ajar Diana ketika di cafe dan restoran tadi. Mereka bahkan menertawakan nasib Mama nya Dzaki yang apes banget punya anak-anak yang kelakuannya minus seperti Dzaki dan Diana. Begitu sampai di kantor polisi, Naina masih melihat Mamanya Dzaki meronta-ronta minta di bebaskan. Ia bahkan tidak malu memfitnah Naina dan mengata-ngatai Naina dengan segala sumpah serapah dan hinaan yang menyakitkan hati bagi yang mendengar nya. Naina yang sudah kebal dengan omongan seperti itu, mengabaikannya dan masuk ke kantor polisi tanpa menghiraukan teriakan Mama nya Dzaki. "Ini Pak, rekaman CCTV ketika mereka berdua mencuri perhiasan saya di dalam kamar! " ucap Naina denga
Read more
56. Aku hanya manusia biasa!
Puas menjahili Farida, Nadin keluar dari dalam mobil dengan di ikuti Naina dan Farida yang kesal di kerjai Nadin. Nadin lari dengan kencang ke dalam rumah karena kabur dari Farida yang mengambil ancang-ancang melempari nya dengan sandal. "Itu anak, kalau akur kompak banget! Giliran jahil nya kumat kayak tom dan jerry aja kelakuannya! " celutuk Tante Fatimah dengan geleng-geleng kepala. Naina hanya tersenyum kecil mendengar celutuk Tante Fatimah. Fatimah lalu dengan lembut memberikan Naina pelukan yang mana di sambut Naina dengan erat. "Ini pasti berat banget untuk kamu! Tante berharap semua masalah ini cepat selesai! Maafkan keluarga Tante yah? Mau bagaimana pun juga mereka berdua keponakan Tante, anak dari Abang kandung Tante! Sejujurnya, Tante sedih dengan almarhum Abang Tante di alam kubur sana! Pasti beliau sedih anak-anak nya mempunyai watak dan sifat yang jahat dan culas seperti itu, mungkin saja jika ia masih hidup. Ia akan langsung mati berdiri menghadapi anak-anak yang me
Read more
57. Perceraian
Setelah puas menangis, Naina pun tertidur dengan sendirinya. Ia baru bangun ketika mendengar suara ketukan pintu kamarnya yang sudah pasti Bi Ijah yang membangunkannya. Naina pun bangun dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia juga melakukan kewajibannya kepada sang pemilik kehidupan untuk memasrahkan semua persoalan hidup nya di tangan yang kuasa. Setelah memastikan wajahnya baik-baik saja dan tidak bengkak ataupun sembab, Naina keluar dari kamarnya untuk turun ke bawah. "Kakak baru bangun tidur ya? Oh ya, Besok aku sama Bunda mau pulang ke rumah kami yang lama, Kak! Sayang rumah kami sudah lama tidak di tunggu, nanti malah rusak lagi karena tidak pernah di bersihkan seperti rumah hantu! " ucap Farida ketika mereka sama-sama mau turun. Naina kaget mendengar ucapan Farida yang mengatakan jika mereka akan keluar dari rumah Naina. Naina pergi ke dapur untuk menemui Fatimah dan menanyakan langsung kebenaran ucapan Farida. "Jadi Tante benar mau pergi dari rumah ini? A
Read more
58. Perpindahan Fatimah dan Farida
Naina masih berbincang-bincang dengan Sandra selaku pengacara nya untuk kasus perceraian nya dengan Dzaki. Karena hari sudah mulai beranjak siang, Sandra pun pamit pulang. Ia menolak dengan halus ajakan Naina untuk makan siang bersama di rumahnya. Selepas kepergian Sandra, Naina kembali masuk ke dalam rumah dan menjumpai Fatimah dan Bi Ijah sedang menata makanan di meja makan. "Tante emang sudah yakin ya mau pulang ke rumah Tante yang dulu? " tanya Naina lagi mencoba menggoyahkan niat Fatimah. "InsyaAllah yakin, Naina! " jawab Fatimah dengan tersenyum. Ia tahu jika Naina berat membiarkannya pergi dari rumah ini, hanya saja ia juga tidak mau terus-terusan menumpang di rumah ini padahal ia masih punya rumah pemberian orang tuanya dulu. "Ya udah lah, kalau gitu! Naina gak bisa lagi menahan Tante untuk tinggal di sini bersama Naina! " ucap Naina pasrah. "Gak usah sedih begitu, kita kan masih bisa bertemu! Hanya saja beda tempat tinggal saja, bukan beda alam! " jawab Fatimah setengah
Read more
59. Karma Sania
"Surprise.... " pekik Pak Herman sambil meniup terompet dengan kencang. "Bang Herman! Kok bisa ada di sini? " ucap Fatimah dengan wajah heran. "Kan Pak Herman Bunda yang merenovasi rumah kita ini menjadi seperti sekarang ini! Ini lah urusan Ida selama dua hari ini di paksa Pak Herman untuk membantunya mengawasi pekerja yang merenovasi rumah kita ini. " jelas Farida dengan jujur. "Wah, seperti nya ada hati yang berbunga-bunga nih! " celutuk Nadin menggoda Fatimah dan Pak Herman. Fatimah memalingkan wajahnya dengan tersenyum kecil yang tidak bisa di lihat orang lain. Sedangkan Pak Herman tersenyum lebar sambil menatap Fatimah terang-terangan di hadapan mereka semua. "Udah-udah... Ayo masuk ! " ucap Fatimah yang sudah menormalkan ekspresi nya kembali. Mereka pun masuk ke dalam rumah dengan membawa barang-barang Fatimah dan Farida dari rumah Naina. "Alhamdulillah... Akhirnya kembali lagi ke rumah ini! Rumah yang terdapat banyak kenang-kenangan akan masa kecil Ida dan masa-masa keti
Read more
60. Sania keguguran
"Tolong! Tolong perut ku sakit sekali? Aku tidak sanggup lagi menahan sakitnya? Tolong aku! Tolong! Siapapun tolong aku! " teriak Sania ketika ia sadar dari pingsannya. "Sabar Mbak, kami akan berusaha semampu kami untuk mengobati Mbak! Saya akan memberikan obat penenang agar Mbak tenang dan obat pereda nyeri! " ucap seorang dokter perempuan dengan ramah. "Aduh tolong, sakit!! Sakit sekali! " pekiknya dengan kencang sambil memegang perutnya yang sedang kram hebat. Sania langsung terkulai begitu obat penenang yang di berikan dokter sudah mulai bereaksi dan para perawat pun segera bergerak membersihkan darah-darah yang ada di celana Sania dan menggantinya dengan pembalut dan di selimuti dengan selimut rumah sakit. Dokter perempuan yang memakai hijab panjang memeriksa perut Sania dengan menggunakan USG untuk mengetahui apa yang menyebabkan ia mengalami pendaratan yang hebat seperti ini. "MasyaAllah, kasihan sekali Mbak ini! Janin nya tidak bisa di selamatkan lagi karena kantong janin
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status