All Chapters of TERJERAT CINTA HOT MOMMY: Chapter 101 - Chapter 110
123 Chapters
Tanggung Jawab Baru.
Siang ini pekerjaan Raffa masih belum beres semuanya. Padahal, sore nanti dia ada jadwal mengantar Belinda ke Rumah Sakit untuk cek kehamilan rutin setiap sebulan sekali. Menginjak di bulan ke empat ini, dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan Ultrasonografi atau yang biasa dikenal dengan USG.Kesempatan tersebut jelas tidak ingin dilewatkan oleh Raffa. Namun, apa daya, di jam yang semakin berjalan cepat, nyatanya pekerjaan belum ada yang terselesaikan satu pun. Ayah memberinya tugas untuk merekap ulang data pendapatan perusahaan. Alhasil, Raffa harus mengerjakan tugas tersebut dengan teliti dan hati-hati."Ck! Udah jam tiga tapi kerjaan gue belum ada yang beres." Raffa tak henti melirik jam digital yang ada di layar ponselnya sembari membagi fokusnya pada layar laptop."Raf!" Ayah tiba-tiba muncul di depannya."Iya?" Raffa mendongak, beralih menatap ayah. "Ada, yang bisa saya bantu, Pak?" Di kantor, Raffa tetap menjaga batasan antara ayah dan anak. Dia cukup bisa memosisikan d
Read more
Ke Rumah Sakit.
Meskipun agak sedikit terlambat, namun Raffa tetap menyempatkan diri untuk menjemput Belinda di rumahnya. Rencana ingin menemani sang kekasih pun akhirnya bisa ditepati. "Sorry, ya, Bel, aku telat. Kamu jadi nunggu lama," kata Raffa sambil membukakan pintu mobil untuk Belinda. Di jalan dia sempat ngebut karena takut Belinda marah. "Enggak apa-apa, Raf. Aku tahu kamu itu sekarang sibuk. Ya... aku bisa maklum." Perempuan yang perutnya sudah terlihat sedikit membuncit itu tersenyum maklum dengan keterlambatan Raffa. Belinda bukanlah tipe perempuan yang suka merengek ataupun rewel. Kedewasaannya itu selalu sukses membuat Raffa semakin mencintainya. Dia merasa beruntung, lantaran Raffa mau siaga di tengah kehamilannya yang semakin membesar. Meluangkan waktu untuk menemani seperti ini saja rasanya sudah sangat cukup baginya. "Thanks, Honey...." Raffa mencium kening Belinda, kemudian membawanya masuk ke mobil. Lalu dia membantu memasangkan sabuk pengaman ke Belinda. Setelah memastikan kek
Read more
Anak Cewek atau Cowok?
"Ini anakku, Bel?" Manik Raffa berkaca-kaca, rasanya dia belum memercayai semua ini, sekaligus tak pernah bosan memandangi foto hasil USG dari dokter obgyn. Sejak keluar dari Rumah Sakit sampai kini berada di dalam mobil, Raffa terus saja berbicara mengenai calon anaknya yang diketahui berjenis kelamin perempuan. Hasil pemeriksaan Ultrasonografi yang pertama kali dijalani oleh Belinda mampu membuat kedua calon orang tua tersebut tak henti-hentinya berucap syukur. Kondisi janin yang kian membesar itu menjadi pertanda jika bayi mereka sehat dan bertumbuh dengan baik di dalam perut. "Anak aku juga, Raf. Bukan cuma anak kamu," balas Belinda sambil mencebikkan bibir. Raffa terkekeh mendengar celetukan Belinda. "Iya-iya, anak kita maksud aku," ujarnya meralat ucapan yang kemungkinan membuat Belinda merasa tidak terima lantaran anaknya hanya diakui olehnya. "Semoga anak kita sehat sampe menjelang hari kelahiran," doa Raffa disertai elusan pada perut Belinda yang menyembul di balik dress.
Read more
Antara Yakin dan Tidak.
Makan malam yang seharusnya hanya dilakukan oleh mereka berdua, kini mendadak jadi berempat. Suasana bahagia pun berubah menjadi menegangkan, lantaran Belinda harus duduk berhadapan dengan sang calon ibu mertua.Ya, kedua orang yang menghampiri Raffa dan Belinda adalah ayah dan ibu. Pertemuan yang tidak disengaja tersebut, justru membuat Belinda menjadi salah tingkah. Walaupun sudah beberapa kali bertemu dan sempat terlibat obrolan kecil. Nyatanya, hubungannya dengan Bu Farah belum ada perkembangan sama sekali.Ibu dari kekasihnya itu masih saja bersikap dingin dan datar. Padahal, jika dihitung, mereka sudah lebih dari lima kali bertemu. Lalu, Belinda harus apa? Selama ini dia sudah berusaha untuk mendekati bu Farah dan lebih mengenal karakternya. Namun, ketidak acuhan beliau malah semakin menciptakan jarak. Belinda bingung dan tidak tahu harus berbuat apalagi.Contohnya, ya... seperti sekarang ini. Belinda pikir, ibu akan senang ketika melihat foto hasil USG miliknya. Foto empat dime
Read more
Traktiran....
Keesokkannya, Raffa berangkat ke kantor dengan perasaan campur aduk. Pasalnya, mulai hari ini dia sudah berbeda jabatan. Gelar CEO kini disematkan pada dirinya. Senang? Jelas ada rasa senang terselip di hatinya saat ini.Namun, di antara rasa senang itu juga terselip rasa was-was dan khawatir. Raffa tidak bisa membayangkan apa kata para staf di kantor nanti, ketika tahu bahwa dirinya kini telah menjadi CEO di perusahaan ayahnya."Tegang banget gue." Raffa bergumam sendiri di dalam lift. Beruntung di dalam ruang berjalan itu cuma ada Raffa. Tangannya tremor sejak masuk ke lobby kantor hingga sekarang. ck!Lantas, dia pun memindai sejenak penampilannya. Dari bawah hingga atas. Pakaian yang Raffa pakai pun tentu berbeda. Kemarin, ayah sempat bilang jika dia harus memakai baju stelan dan jas. Supaya lebih terkesan berwibawa dan rapi."Gue keren juga pakek ini," puji Raffa untuk dirinya sendiri, sambil menatap pantulan dirinya pada dinding lift. Kemudian, membenarkan letak dasi sebentar, s
Read more
Ke Puncak Nirwana.
"Istirahat, Bel. Sini duduk. Itu biarin aja. Besok biar dibersihin sama tukang bersih-bersih yang biasa ke sini," ucap Raffa meminta Belinda untuk beristirahat dan membiarkan bekas pesta kecil-kecilan yang baru saja selesai itu.Acara dadakan yang diatur oleh teman-teman kantor Raffa. Merayakan kenaikan jabatan pemuda itu sekaligus ingin mengenal calon istri dari CEO mereka yang baru. Belinda menurut dan mengurungkan niat yang hendak membersihkan meja mini bar. Dia lalu berjalan menuju dapur dan mencuci tangannya yang sedikit lengket di wastafel. Perempuan berperut buncit itu awalnya sempat minder saat tahu jika Raffa ingin memperkenalkannya pada rekan-rekan kerjanya. Merasa tidak percaya diri lantaran kondisinya yang saat ini tengah berbadan dua. Dari segi usia pun Belinda berada di atas mereka-mereka. Ditambah dengan statusnya yang masih belum jelas. Hal tersebut tentu menjadi alasan kuat baginya untuk tidak ikut bergabung. Namun, Raffa telah mematahkan semua pemikiran negatif Bel
Read more
Dukungan Semua Orang.
Belinda mematut sekali lagi penampilannya di depan cermin rias besar, yang berada di kamar. Dia tersenyum kala melihat pantulan dirinya sendiri di sana. "Ih... gemes!" Perutnya yang kian hari semakin membesar itu menjadi hiburan tersendiri bagi perempuan bermanik biru itu. Dia suka sekali mengajak bicara sang calon buah hati yang kini semakin aktif di dalam sana.Sudah hampir menginjak tujuh bulan kehamilannya. Dan, rencananya akan diadakan syukuran besok hari di rumah orang tua Raffa. Tak terasa, sebentar lagi dia akan benar-benar menjadi ibu yang sesungguhnya. "Semoga kamu lahir dengan selamat dan sehat, ya, Nak...." ucapnya seraya mengelus perut buncit yang terlapisi kain daster pemberian Marina—istri pertama Bima. tok!tok!"Boleh Mbak masuk?" tanya Marina seraya melongokkan kepala di depan pintu kamar Belinda yang kebetulan sedikit terbuka.Pandangan Belinda sontak terangkat menatap sosok yang belakangan ini selalu membantunya. "Masuk aja, Mbak...." serunya dengan seulas senyum
Read more
Ketemu Dini.
Segala sesuatu yang perlu dibeli untuk acara besok sudah terkumpul di troli belanjaan yang didorong oleh Marina. Sementara Bu Farah tengah sibuk melihat-lihat beberapa perlengkapan bayi yang terlihat lucu-lucu dan menggemaskan. Jiwa keibuannya pun seketika itu juga muncul. Ada keinginan untuk membeli semua barang-barang tersebut. Apabila mengingat jika jenis kelamin calon cucunya adalah perempuan, maka Bu Farah ingin sekali membeli satu set perlengkapan bayi dengan warna merah muda. Dari mulai baju untuk baby born sampai perintilannya. "Lucu." Bu Farah mengambil salah satunya. Manik tua itu berbinar saat membayangkan cucunya memakai baju imut tersebut. "Pasti keliatan cantik." Tanpa berpikir panjang, beliau lantas memasukkan barang pilihannya ke troli yang masih kosong. Sementara dari kejauhan Marina dan Belinda yang melihat itu semua hanya saling melempar pandang. Mereka tidak berani berkomentar apa pun, apalagi mendekat. Sikap Bu Farah yang dingin membuat Belinda merasa segan dan
Read more
Ditolong Calon Menantu.
Dini dan Belinda berjalan bersisian keluar Mall, tepat berada di belakang bu Farah yang berjalan sendiri. Sementara Marina sudah lebih dulu berada di luar, tepatnya di parkiran.Mobil masing-masing sudah menunggu mereka sejak setengah jam yang lalu. Rencananya, habis dari Mall, Belinda dan Marina ingin langsung pulang saja. Lagi pula, mereka juga merasa tidak enak karena bu Farah sama sekali tidak menawari mereka untuk mampir atau sekadar berbasa-basi.Mengajak ngobrol pun tidak. Bu Farah terlihat bersikap dingin dan datar. Benar-benar tidak menganggap keberadaan Belinda yang sudah susah payah menemaninya berbelanja."Itu beneran ibunya Raffa?" Dini belum bosan menanyakan pertanyaan itu. Bahkan hampir sepuluh kali dia bertanya demikian kepada Belinda. Wajar bila Dini tidak percaya jika perempuan yang sedang berjalan di depannya ini adalah ibu dari Raffa Anggara. Pemuda yang pernah menjadi penghangat ranjangnya beberapa tahun yang lalu. Belinda berdecak. "Aduh, Mbak... Mbak udah hamp
Read more
IGD.
Bu Farah bergegas masuk ke mobil dan meminta sang sopir mengikuti ke mana mobil yang membawa Belinda pergi saat ini. Kemudian, beliau teringat akan sesuatu.Lantas, Bu Farah buru-buru mengambil ponsel dari dalam tas. Berniat menghubungi sang suami secepatnya. Biar bagaimanapun, ayah harus segera mengetahui kabar ini. Lebih baik, beliau tidak menghubungi Raffa, karena putranya itu pasti akan merasa sangat syok, saat mendengar berita ini.Sambil meringis kecil, bu Farah mencari kontak ayah Anggara dengan tangan yang masih tremor. Kejadian beberapa saat yang lalu masih membekas di ingatan dan menyebabkan seluruh tubuhnya terasa sakit. Beruntung luka yang dialami tidak terlalu parah dan tidak separah yang dialami Belinda dan calon cucunya."Halo?" Ayah menyapa di ujung sana."Ha-halo?" Bu Farah tergagap, tenggorokannya tercekat dan sesak. "Yah..." Suara ibu bergetar menahan tangis."Ibu kenapa?" Ayah seakan tahu apa yang tengah dialami sang istri. "Ibu nangis?"Tangisan ibu pun pecah di d
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status