Semua Bab TERJERAT CINTA HOT MOMMY: Bab 31 - Bab 40
123 Bab
KERINDUAN SANG IBU.
Paginya Belinda bangun dalam keadaan yang berbeda. Hanya berbalut selimut yang menutupi tubuh polos nan mulus miliknya. Mengerjap pelan guna mengumpulkan kesadaran yang belum sepenuhnya terjaga. Dia menggeliat kala tangan kokoh Raffa memeluk pinggangnya. Semalaman mereka tidur dengan posisi seperti itu—Raffa memeluk Belinda dari belakang.   Wajah Belinda bersemu dan menghangat saat mengingat percintaannya dengan Raffa semalam. Bibirnya mengulum senyum membayangkan betapa liarnya mereka memadu kasih. Belinda tak habis pikir dengan reaksi tubuhnya sendiri. Setiap Raffa menyentuhnya pasti hasrat dalam dirinya bangkit dengan mudah.     ck! 'Murahan sekali aku ini.' Batinnya mengumpat diri sendiri seraya menggigit bibir.   Selama sebulan ini dia tidak bertemu dengan Raffa, hingga menimbulkan perasaan aneh di dalam hatinya yang mungki
Baca selengkapnya
CEMBURU, YA?
"Oke, Mi. Makasih." Raffa mengakhiri panggilan teleponnya dengan mami Kumala. Dia lantas menghampiri Belinda yang sedang sibuk berganti baju. "Bel." Raffa berdiri di balik punggung Belinda yang nampak kesulitan menaikkan resleting gaunnya. "Hem." Belinda menggapai-gapai resleting gaunnya tetapi tidak bisa. "Butuh bantuan?" tawar Raffa yang kemudian mengambil alih resleting dari tangan Belinda. Menariknya perlahan-lahan ke atas tanpa berkedip. "Seksi." Raffa berbisik lalu merangkul pinggang Belinda dari belakang. Mengecup lekuk leher beraroma vanila yang telah menjadi candu baginya. Wajah Belinda seketika merona dengan hawa panas menjalar ke setiap aliran darahnya. "Siapa yang telepon?" tanyanya yang kini menggeliat kegelian lantaran Raffa tak berhenti mengecupi lehernya. Sontak Raffa menghentikan kecupannya. Dia jadi teringat sesuatu. Lantas, membalik badan B
Baca selengkapnya
BELINDA vs Tante Rika.
"Cemburu, ya?" goda Raffa seraya menarik pinggang Belinda hingga tubuh mereka semakin menempel satu sama lain.    Bola mata Belinda berputar ke atas, merasa kesal dengan Raffa yang memasang raut muka penuh percaya diri di sampingnya.   Sementara karyawan bernama Sita itu memasang raut muka penuh rasa iri, memandang lelaki yang menjadi incarannya tak memedulikannya sama sekali.   Belinda melepas tangan Raffa yang melingkar di pinggangnya.   "Udah, ah! Aku mau ke sana aja. Yuk, antar saya liat-liat gaun malam yang tadi kamu bilang." Menarik tangan karyawan butik bernama Lira. Belinda pergi meninggalkan Raffa dan Sita berdua saja.   "Bel! Tunggu, Bel!" Raffa sedikit berteriak, hendak melangkahkan kakinya menyusul Belinda yang marah.   Namun, t
Baca selengkapnya
DRAMA BELINDA & TANTE RIKA.
Beberapa saat sebelumnya ~ Belinda pergi meninggalkan Raffa dengan perasaan dongkol. Dia juga tidak tahu kenapa sikapnya sesensitif ini. Hatinya terasa panas melihat Raffa secara terang-terangan digoda oleh gadis yang usianya di bawah dirinya. Ditambah dengan Raffa yang menggodanya. Yang mengatakan jika dirinya merasa cemburu.   'Pliss, Bel, lu bukan ABG lagi. Enggak lucu banget kalo lu cemburu sama cewek itu.' Bahkan sisi lain dalam diri Belinda seakan mencemooh sikapnya yang aneh.  ck! Ya.. meskipun wajah cewek itu masih jauh dari kata cantik. Cantikkan juga dia. Usia boleh kepala tiga tetapi onderdil macam usia kepala dua. wkwk... "Coba tunjukkan gaun malam yang tadi kamu bilang." Belinda memerintah Lira yang sedari tadi membuntutinya di belakang. Gadis itu mengangguk. Kemudian dia berjalan lalu mengambil
Baca selengkapnya
JANDA TAJIR + JANDA GATEL!
Sekembalinya dari Butik, Raffa dan Belinda mampir ke sebuah Restoran untuk makan siang yang jamnya sudah terlewat. Hampir pukul dua mereka baru mengisi amunisi. "Bel," panggil Raffa yang telah menyelesaikan makan siangnya terlebih dahulu. Sejak dari Butik pikirannya terus gusar. Belinda meletakkan sendok di atas piringnya yang masih menyisakan makanan. Dia meraih gelas yang berisi jus jeruk lalu meminumnya. Kemudian meletakkannya lagi baru menyahut, "Apa?" Sembari menyeka sudut bibirnya dengan selembar tisu. Raffa menegakkan punggung, berdeham samar kemudian sedikit beringsut maju. Keadaan Restoran yang ramai mengharuskan dia berbicara lebih dekat dan agak keras. "Entar malem sebaiknya kita enggak usah dateng ke villanya Tante Dini," ucapnya dengan raut muka serius. Belinda mengernyit. "Kenapa? Kenapa enggak usah?" Kemudian memicingkan mata. "Jangan bilang ka
Baca selengkapnya
ULAH TANTE RIKA.
JAKARTA. Vano tengah memijit pelipisnya dengan kedua tangannya yang bertumpu di meja bar. Pemuda itu merasa pusing sekali sebab Rania terus saja mencecarnya dengan banyak pertanyaan perihal keberadaan Raffa. Gadis itu ingin sekali bertemu Raffa. Sejak kepulangannya dari Singapura, dia belum pernah bertemu secara langsung dengan pria yang disukainya itu. Tujuan utamanya pulang ke Indonesia adalah menemui Raffa, tetapi keinginannya tersebut belum juga terlaksana. Raffa seolah sangat sulit untuk ditemui. Menjengkelkan! "Panu!" Rania menarik-narik lengan Vano. "Ck! Nama gue Vano, Rania! Bukan panu!" Vano kesal dengan panggilan absurd itu. Sang bartender yang tak sengaja mendengar malah tergelak. Vano melotot dengan tampang horor. "Kenapa lu ketawa! Anjim! Ada yang lucu emang? Sono lu!" Vano melempar bartender bernama Aska itu dengan kentang g
Baca selengkapnya
MENIKMATI MOMEN.
Tante Rika terus memagut bibir Raffa dengan santainya tanpa memedulikan tatapan horor dari dua manusia yang berdiri di berbeda tempat itu. Axel menelan ludahnya, sementara Belinda kini mengalihkan pandangannya ke lain arah.   Tontonan tak senonoh yang secara sengaja diperlihatkan tante Rika membuat perut Belinda bergejolak. Rasanya seperti diaduk-aduk di dalam sana. Mual sekaligus eneg. Belinda berdecih kasar sembari mengeratkan rahang.    'Janda gatel sialan! Dia sengaja nyium Raffa di depan aku. Liat aja nanti pembalasanku.' Belinda menggerutu dalam hati. Sesekali ekor matanya melirik tante Rika yang sudah melepas pagutannya.    Sontak Raffa memicingkan mata. "Apa yang barusan Tante lakukan ini enggak bener, Tan. Ini salah. Aku enggak lagi di bawah kendali Tante. Harusnya Tante ngerti itu. Di sini yang berhak ngelakuin itu ke aku itu Belind
Baca selengkapnya
SKIN TO SKIN.
    Setibanya di Villa, Raffa dan Belinda turun dari mobil lalu memutuskan untuk segera masuk ke dalam lantaran udara dingin yang semakin menusuk tulang. Namun, pada saat keduanya berjalan beriringan menuju pintu tiba-tiba saja Belinda merasa pusing dan hendak terjatuh. Beruntung Raffa sigap memapah tubuh Belinda dan menggendongnya.   "Kamu sakit, Bel?" tanya Raffa yang cemas melihat kondisi Belinda yang agak pucat. Pemuda itu membaringkan tubuh kekasihnya perlahan di ranjang.   "Enggak tahu. Kepalaku pusing banget, Raf," jawab Belinda sembari memegang pelipisnya yang terasa berdenyut. Entah mengapa tengkuknya terasa sangat berat.   Raffa duduk di pinggiran ranjang, dia lantas menempelkan punggung tangannya ke dahi Belinda yang biasa-biasa saja.   "Enggak panas," ucapnya. "apa mungkin efek minuman yang kamu minum tadi, Bel?" duganya kemudian, lalu menarik selimut menutupi se
Baca selengkapnya
MENCOBA GAYA BARU.
"Sshhh ... Raf, eugh ...." Belinda mendesah kala jemari nakal Raffa malah semakin aktif menyusuri setiap lekuk tubuhnya yang polos di dalam selimut. Beberapa detik yang lalu Raffa merasakan sesuatu mendesak jiwa ke-lelakiannya. Efek minuman rupanya juga mulai beraksi di tubuhnya. Aliran darah Raffa berdesir, mengalir menjalari sekujur tubuhnya yang setengah telanjang. Kabut gairah telah menyelimuti kedua pasangan yang sedang dimabuk asmara itu. Belinda menikmati setiap kecupan dan cumbuan bertubi-tubi yang dipersembahkan Raffa padanya. Jelas ini merupakan hal yang baru bagi Belinda. Bercinta dalam pengaruh alkohol. Seakan tubuhnya kian memanas dan menegang menerima perlakuan Raffa yang selalu berhasil membuatnya kepayang. "Sshhh ... ahh ... Raffa ...." Belinda bahkan sampai menggigit bibirnya sensual kala Raffa menyerukkan wajahnya di antara kedua pahanya. Pemuda itu begitu aktif memainkan lidah di milik Belinda yang masih tertutup kain segitiga berenda. "Raf ..." Meremat setiap
Baca selengkapnya
AJAKAN MENIKAH.
Semilir angin malam Puncak tak membuat seorang pemuda yang kini berdiri di balik besi pembatas balkon Villa, tempatnya menginap bersama sang pujaan hati merasa kedinginan. Kegundahan hati yang mendera membuat Raffa tidak dapat tidur dengan nyenyak. Padahal biasanya setelah bercinta dia akan tertidur pulas.Memilih untuk menghisap rokok yang dimintanya dari pengurus Villa, Raffa seakan menyalurkan kegusarannya lewat kepulan asap barang bernikotin tersebut. Pikirannya menerawang jauh ke masa depan yang entah akan seperti apa. Raffa yang merasa harus merubah semuanya demi Belinda, mau tak mau akan meninggalkan profesinya sebagai lelaki penghibur. Tak mau kejadian tadi siang terulang lantaran tidak ingin menyakiti perasaan perempuan yang dia sayang.Mungkin sudah saatnya dia meninggalkan dunia kelamnya. Mencari pekerjaan yang lebih baik lagi dan berusaha memberikan sesuatu dengan cara halal."Astaga ..." Mendesah gusar, Raffa menekan puntung rokok pada asbak. Lalu kembali mengambil rokok
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status