All Chapters of Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru? : Chapter 21 - Chapter 30
138 Chapters
21. Cie... Ramon Beristri Dua
"Aku rasa Abang lagi gak sehat. Apa maksud Abang mau beneran poligami?!" Aku berteriak di depan wajah Bang Ramon. Tak kupedulikan lengkingan suara ini terdengar oleh orang sekampung. Habis sudah kesabaran ini atas keputusan suamiku. Tidak, aku tidak bisa dipoligami."Sayang, dengar dulu!" Bang Ramon menarik lembut lenganku untuk duduk di sofa ruang tamu, tapi dengan kasar kuhempaskan tangan Bang Ramon. Aku harus menunjukkan bahwa saat ini aku benar-benar marah."Jangan pegang!" Teriakku lagi dengan air mata yang siap tumpah. Bang Ramon akhirnya memilih duduk sendiri di sofa, sedangkan aku berdiri sambil berkacak pinggang di depannya."Kamu lagi hamil, Puspa, gak baik teriak-teriak seperti ini. Aku gak mau loh, nanti anak kita jadi roker.""Gak lucu!" Lelucon yang sangat unfaedah bagiku."Oke, sekarang kamu mau bagaimana? Aku gak poligami? Ya tidak bisa, Sayang, ini j
Read more
22. Malam Pertama Tanpa Ramon
Dua hari berlalu sejak Ayu pulang dari rumah sakit. Sesuai kesepakatan yang telah aku buat bersama suamiku, bahwa nanti malam yaitu setiap malam senin, Bang Ramon akan menginap di rumah Ayu. Jatah Ayu hanya satu malam saja, itu pun hanya sampai jam enam subuh. Untunglah anak kecil itu menyetujuinya saat ini dan semoga ia terus setuju sampai dua tahun yang akan datang.Tok! Tok!"Duh, kaget!" Aku mengusap dada saat ketukan di pintu membuyarkan lamunanku.Tok! Tok!"Iya, tunggu!" Aku turun dari tempat tidur, lalu berjalan keluar kamar untuk melihat siapa tamu siang hari seperti ini. Sengaja aku tidak langsung membuka pintu, melainkan melihat dulu dari jendela ruang tamu. Ayu? Mau apa dia? Sepertinya baru saja kembali dari tempat jauh."Mbak, buka dulu, saya mau bicara," kata Ayu dengan gerakan bibirnya. Dengan malas aku pun membukakan pintu."Ada a
Read more
23. Cemburu
Selama kami menikah, aku tidak pernah sendirian malam hari di rumah. Selalu ada Bang Ramon yang menemani, walau terkadang ia tidur di depan TV karena asik menonton siaran bola atau film laga favoritnya.Namun malam ini, aku dengan begitu berat hati terpaksa tidur sendirian di rumah. Memang Bang Ramon tidak pergi jauh, tetapi saat suami menginap di rumah wanita lain, pasti hati ini akan sangat gundah. Apalagi lampu rumah Ayu sudah padam sejak sepuluh menit yang lalu.Bang, sudah tidur?SendAku mengirimkan pesan pada suamiku, tetapi hanya ceklis satu. Baru kusadari ponsel Bang Ramon sedang di-charger di kamar. Padahal janjinya, suamiku akan mengirimkan video saat dia tidur di sofa ruang tamu.Ya, aku rasa, aku harus menelepon Ayu. Pasti gadis itu belum tidur.["Halo, Ayu, mana Bang Ramon?"]["Di depan, Mbak, tidur di ruang tam
Read more
24. Suami Titipan
Pov AyuTubuh ini rasanya sangat lemas dan tidak bersemangat. Padahal ada ujian yang harus aku ikuti. Obat sudah diminum, kontrol ke dokter juga rajin, tetapi sakitku masih saja seperti ini. Aku berjalan menuju sofa untuk melihat keadaan sekitar tempat tinggalku. Ada banyak orang lalu-lalang karena ini sudah malam minggu saja. Wisnu tidak jadi singgah ke rumah karena pacarnya sedang sakit, suamiku pasti sedang pergi dengan istri tersayangnya untuk malam mingguan. Lalu aku? He he he... Aku mengambil ponsel, rasa bosan menyergapku. Ingin sekali keluar rumah untuk beli baso, tetapi tubuhku lemas. Kuputuskan untuk memakai sweater dan menikmati teh hangat di teras rumah. Foto selfie pasangan suami istri yang berbahagia. Puspa dan Ramon. Pasti tidak akan mungkin aku bisa berfoto seperti itu pada suamiku sendiri. My loveItulah status dari Mbak Puspa. Aku hanya bisa pasrah saja karena memang tidak bisa berbuat apa-apa. Aku p
Read more
25. Ribut Terus
"Ayu, aku gak bawa sikat gigi nih, minta sikat gigi baru dong!" Teriak Mas Ramon dari dalam kamar mandi."Gak punya, adanya sikat WC!" Sahutku dengan ketus. Enak saja, sudah datang tak diundang kayak jelangkung, minta sikat gigi baru pula? Memangnya pakai duit siapa beli sikat giginya? Lagian aku memang kehabisan stok sikat gigi baru."Tolong belikan sikat di warung! Masa aku gak sikat gigi?""Bodo amat!" Aku berjalan dengan kesal masuk ke dalam kamar. Aku duduk di pinggir tempat tidur dengan gelisah. Suara gemericik air dari kamar mandi masih terdengar meriah.Mas Ramon sedang mandi atau buang-buang air sih? Akhirnya kubuka lemari, lalu mengambil uang sepuluh ribu dari dalam dompet. Tidak tega juga dengan suami pesanan seperti Mas Ramon."Saya ke warung dulu, Mas. Biasa pakai sikat gigi seribuan atau sepuluh ribuan!" Teriakku di depan pintu kamar mandi.
Read more
26. Malam Pertama (21+)
Pov Ramon Pusing dengan rumah tangga yang rumit antara aku, Ayu, dan juga Puspa, membuatku memutuskan untuk berkunjung ke rumah Hendro. Lelaki itu adalah teman dekatku sejak kami sama-sama duduk di bangku STM. Usianya sudah sama sepertiku, dua puluh sembilan tahun, tetapi ia belum juga menikah, masih ingin bersantai katanya. Hendro sedang memandikan kandang burungnya saat aku memarkirkan motor di depan rumahnya. "Eh, tumben lu, hari minggu main, bisanya kelonan terus sama Puspa," sapanya sambil mencolek bahuku. "Ya kali gue gak main-main, Hen, bosen juga. Mumpung cuaca cerah, itu, gue bawa baso," kataku pada Hendro sambil menunjukkan bungkusan di motor. "Wah, teman paling pengertian lu! Tunggu di sini ya, gue ambil mangkuk dulu." Hendro pun masuk ke dalam rumah. Aku memilih duduk sambil memperhatikan empat kandang burung yang sepertinya baru dibe
Read more
27. Perubahan Sikap Ayu
Pov RamonAku memesan online makanan favorit Ayu yaitu Coto Makassar. Hal itu sengaja kulakukan karena gadis itu terus saja mengunci rapat mulutnya sejak malam panas yang kami lewati bersama. Tepatnya aku saja yang merasa panas. Ayu walaupun tidak memberontak, tetapi ia tampak tidak ikhlas melakukannya bersamaku.Tentu saja ia merasa seperti itu karena selama ini aku selalu berbuat tidak baik padanya. Bingung harus bagaimana, kuputuskan hari ini tidak berangkat. Aku khawatir Ayu nekat dan melakukan hal buruk karena kecewa denganku."Bukannya ini makanan favorit kamu? Kenapa daritadi hanya diaduk-aduk saja nasinya?" tanyaku dengan suara lembut. Ayu mau menunduk tanpa mau menyahut. Tangannya masih sibuk memutar-mutar kuah soto dengan sesekali menarik air hidungnya."Aku suapi ya?" tanyaku lagi."Kenapa masih di sini?" tanya Ayu pelan."Saya sedang
Read more
28. Puspa Mencurigai Ramon
"Ma, makanya kalau makan itu jangan sembarangan lagi. Namanya udah umur, pasti lambungnya tidak kuat kalau terlalu pedas. Mama harus jaga kesehatan ya, Ma. Puspa kan lagi hamil, gak bisa sering bolak-balik ke rumah. Bang Ramon juga lagi sibuk-sibuknya," nasihatku pada mama yang hari ini sudah kembali ke rumah. Untunglah hanya empat hari saja sejak dirawat dan aku masih sempat mengurus beliau. "Iya, Mama gak akan makan sembarangan lagi. Jadi kamu pulang hari ini?" tanya mamaku seakan tidak rela aku buru-buru pulang. "Iya, Ma, nanti naik taksi online saja.""Sudah kamu beritahu, Ramon?""Belum, biar kejutan saja. Terakhir saya bilang masih tiga hari lagi baru pulang, pasti Bang Ramon kaget saya pulang tiba-tiba. Lagian, bayinya ingin manja sama papanya, Mas." Mamaku tersenyum mafhum. Ia mengangguk, kemudian memelukku dengan erat. Setelah membantu Bude Yati memasak sarapan, aku pun bersiap-siap kembali ke rumah. Tas pakaian sudah dib
Read more
29. Ramon tidak Berani Jujur
"Maaf, kamar ini adalah tempat pribadi saya!" Dengan cepat Ayu menahan tubuhku persis di depan kamarnya. Wajah ayunya mendadak serius dengan sorot mata seakan tidak mau mengalah. Baru kali ini kulihat ekspresi Ayu yang lain dari biasanya, kenapa ia bisa berani seperti ini menantang mataku?"Tidak perlu berlebihan pada saya dan Mas Ramon, Mbak gak perlu khawatir karena sampai kapan pun Mas Ramon itu suami Mbak Puspa. Udah, Mbak, saya mau istirahat, capek sekali hari ini. Saya minta Mbak pulang saja ya, balik lagi nanti kalau saya udah hilang lelahnya." Dengan langkah berat aku meninggalkan rumah Ayu. Gadis itu menutup pintu, lalu menguncinya.Pasti gadis itu menyembunyikan sesuatu di kamarnya, sehingga aku tidak boleh masuk dan pasti semua itu ada hubungannya dengan Bang Ramon. Apa ponsel yang rusak juga bagian dari akal-akalan suamiku saja?Memikirkan semua ini membuat kepalaku semakin panas. Saat pulang ke
Read more
30. Semakin Curiga
"Ayu, buka!" Teriakku sambil menggedor rumah Ayu dengan tidak sabar.Tok! Tok?!"Ayu, buka! Aku tahu suamiku ada di dalam sini, buka!" Suaraku yang menggelegar mengundang para tetangga keluar dari rumah mereka dan menontonku dengan terheran-heran. Namun aku tidak peduli, kesabaranku sudah habis, sikap mengalahku dipermainkan oleh Ayu dan juga Bang Ramon dan itu sangat melukai hatiku.Cklek!"Ya, Mbak, ada apa?" Ayu menatapku dengan tatapan terheran. Di tangannya memegang piring yang nasinya belum lagi habis. Ayu tengah makan dengan wajah terlihat menahan pedas."Mana Bang Ramon? Mana suamiku?""Gak tahu, memangnya ke mana?""Kamu jangan belaga bodoh Ayu, aku tahu suamiku bersembunyi di rumah kamu. Kalian pasti diam-diam berselingkuh di belakangku, kalian memang keterlaluan!""Puspa, ada apa ini?" Bang Ram
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status