All Chapters of Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya: Chapter 71 - Chapter 80
133 Chapters
Sidang perebutan hak asuh Qiara
Seperti permintaan Zamar, pagi ini Shaka akan mengantarkan Nafisah ke pengadilan. Hari ini sidang pertama untuk kasus gugatan hak asuh yang dilayangkan Aska terhadap Nafisah. Setelah mengeluarkan mobil dari halaman rumahnya Shaka kembali turun untuk menutup kembali pagar rumah. Saat hendak berbalik sebuah panggilan menghentikan langkah kakinya. "Pak.... Pak Shaka...." teriak seorang wanita dengan menggandeng tangan putranya. "Iya?" Dahi Shaka berkerut melihat siapa yang memanggilnya. "Ada apa Bu?" tanyanya pada Vania yang baru saja sampai di depannya. "Maaf, boleh saya ikut sampai depan?" Wajah Vania memelas. "Ini sudah siang, ojek online yang saya pesan belum juga datang padahal putra saya sudah hampir terlambat masuk sekolah." Wanita itu mendorong pelan tubuh anaknya ke depan Shaka. "I-iya Om... boleh minta antar gak Om??" Bocah sembilan tahun itu tersenyum kaku, seperti terpaksa. Shaka diam sejenak, bingung menjawab. Tidak mungkin dia menolak karena bilangnya cuma sampai dep
Read more
Pertarungan dalam persidangan.
"Karena sikap kasar dan ucapan pedas mantan istri saya. Saya khawatir sikapnya itu.... akan mempengaruhi tumbuh kembang putri saya..... Dan lebih saya khawatirkan, putri saya akan memiliki sikap buruk seperti mantan istri saya itu." Dengan hati bergemuruh dan mata memanas Nafisah menatap mantan suaminya. "Tega kamu Mas," gumam Nafisah lirih. Wanita dengan jilbab putih bermotif bunga itu tak menyangka Aska benar-benar mempermalukannya. Ucapan Nafisah memang terkadang pedas tapi hanya ketika dia kasari lebih dulu atau berhadapan dengan orang yang sudah menyakitinya. Jadi jika dikatakan Nafisah memiliki sikap kasar dan mulut pedas itu tidak benar. Ucapan Aska tak hanya membuat Hati Nafisah emosi. Melainkan ada dia pria dewasa yang sudah yang tersulut emosinya. Zamar dan Shaka kompak berdiri hendak protes andai saja tak diminta untuk kembali duduk oleh security. "Tenang Pak." Salah satu pengacara menoleh memberi arahan untuk Zamar dan Shaka kembali tenang. "Ada lagi Pak Aska, alasan
Read more
🌸🌸🌸
Pov Nafisah. Perdebatan demi perdebatan bergulir memenuhi ruang sidang yang hampir seperti sidang tertutup karena hanya ada dua sampai empat orang penonton. Tidak seperti sidang-sidang para artis yang bangku penontonnya dipenuh dengan awak media juga penggemar yang penasaran dengan kisah idolanya. Tak hanya perdebatan, saling serang dan saling tuding menjadi proses yang katanya wajar untuk mencapai kemenangan. Berkali-kali hatiku berdenyut nyeri mendapati kenyataan yang begitu miris ini. Ya... Alloh... Haruskah seperti ini? Kami seperti musuh besar padahal dulu kami pernah mengarungi hari-hari indah bersama sebagai suami istri. Aku seperti berperang dengan diriku sendiri ketika aku dituntut untuk membuka aib dari mantan suamiku itu. Meski hatiku sakit dan terluka atas pengkhianatan Mas Aska namun jiwaku seolah menolak saat aib mantan suamiku dijadikan senjata untuk mendapatkan hak asuh putri kami. Aku pun tak tahu juga tak pernah menyangka jika yang dimaksud Mas Zamar dan Kak
Read more
🌸🌸🌸🌸
"Assalamu'alaikum, " ucapku seraya melangkah masuk ke ruang tamu."Wa'alaikum salam.." kompak suara dari dalam. Degh.....Tubuhku tiba-tiba menegang. Kakiku kaku seolah terpaku di tempat melihat siapa tamu yang datang pagi ini. Untuk apa mereka datang ke sini? "Mereka menunggumu dari tadi," bisik Mbak Sezha sembari mengambil alih belanjaan yang kubawa dan membawanya ke dapur. Dengan jantung yang berdegup kencang aku pun mengurangi senyum tipis, "Sudah lama, Om, Tante...." Aku mencium pungung tangan kedua mantan mertuaku itu bergantian. Ya, tamu pagi ini adalah mantan mertuaku. Om Jatmiko dan Tante Halimah. Entah apa tujuan mereka datang? Jika ingin menemui Azqiara harusnya mereka datang tengah hari, bukan di jam-jam Azqiara sekolah. "Lumanyan sekitar satu jam. Kamu dari mana?" tanya Tante Halima dengan senyum hangat sama seperti dulu saat aku masih menjadi menantu kesayangannya."Maaf, tadi setelah mengantar Qiara, mampir belanja sebentar." Jawabku jujur. Dari dalam Mbak Sezha ke
Read more
🌸🌸🌸
"Siapapun nanti yang mendapatkan hak asuh Azqiara, kalian harus tetap mengatakan pada anak itu siapa orang tua kandungnya." Duar........ Mataku melotot sempurna. "Maksudnya Om, bagaiama?" Seperti orang bodoh aku meminta mantan mertuaku itu mengulangi ucapannya. Om Jatmiko mendengus kasar. Tubuhnya ditegakkan dan condong ke depan. "Azqiara berhak tahu siapa orang tua kandungnya. Cepat atau lambat kamu harus memberitahunya karena itulah kenyataannya. Jadi akan lebih baik dia tahu jati dirinya lebih awal." Hatiku seperti tertindih batu besar yang seketika membuatku sesak nafas. Tanpa bisa kucegah air mataku jatuh tanpa aba-aba. "Kenapa Om, mengingkarinya janji Om dulu?" tanyaku dengan jati yang penuh dengan kekecewaan. Mantan ayah mertuaku pun membisu. Aku yakin dai juga sama sedihnya sepertiku. Di sampingnya Tante Halimah menundukkan kepalanya sambil terisak. "Dulu Om sendiri yang membawa bayi Azqiara dan menyerahkannya padaku. Om memintaku menerimanya menjadi anakku," Tak bisa k
Read more
🌸🌸🌸
Sudah seminggu berlalu namun aku belum juga menghubungi mantan mertuaku untuk menyampaikan keputusanku atas kesepakatan yang mereka tawarkan. Jujur aku masih ragu. Satu sisi hati memahami perasaan mereka namun sisi yang lain takut jika anak yang aku rawat sejak kecil tak lagi menganggapku ibu kandungnya. Selain itu aku juga takut psikis Qiara tertekan setelah mengetahui kenyataan jika dirinya anak angkat. Meski begitu sebenarnya aku sudah memiliki pilihan. Hanya saja aku belum benar-benar yakin. Mungkin aku harus istikharah lagi untuk lebih menyakinkan hatiku.Di tengah deburan masalah dan kerisauan namun pernikahanku dan Kak Shaka yang sudah direncakan tetap dilaksanakan sesuai tanggal yang sudah kami sepakati. Tidak seperti rencana awal, kami hanya akan menjalani akad nikah tanpa resepsi.Banyaknya masalah yang datang membuat persiapan tidak bisa maksimal. Hampir seluruh waktu dan pikiran habis untuk tercurah pada persidangan perebutan hak asuh. Bagiku tak ada masalah toh ini ada
Read more
🌸🌸🌸
"Naf, Shaka...." Mas Zamar berlari dari luar dengan wajah panik. Degh..... Degh...Degh... detik jangungkunmakin cepat. Aku semakin panik melihat raut wajah Mas Zamar. "Ada apa? Kenapa Kak Shaka?" tanyaku seketika bangun dari dudukku. Saat ini aku dan Mbak Sezha duduk di sofa panjang ruang tengah. Sedangkan semua kerabat yang datang sudah berkumpul di ruang tamu. "Shaka..... Mobilnya mengalami kecelakaan." "Hah???" Aku terkesiap, rasanya jantungku hampir lepas dari tempatnya. "Naf..." Mbak Sezha merangkulku yang tiba-tiba lemas. "Kejadiannya di lampu merah depan. Sebuah pick up menabrak mobil Shaka......" Reflek aku menahan nafas ketika Mas Zamar menjeda kalimatnya. "Tapi Shaka gak papa." Pria 34 tahun itu kembali berbicara dengan ekspresi yang berbeda, santai sekali. "Kamu nggak usah khawatir, calon suamimu sehat wal'afiat. Hanya saja depan mobilnya yang penyok dan lampu depan mobil pecah"Astaga...... Hampir saja beberapa kata mutiara keluar dari mulutku ini, andai aku tak bis
Read more
🌸🌸🌸
Pukul dua belas acara sudah selesai dan para tamu juga sudah pulang. Hanya tinggal orang tua Mbak Sezha yang membantu beberes dan orang tua Mas Aska yang memang ada keperluan lain selain menghadiri akad nikah. Setelah mengganti pakaian dan sholat dzuhur aku menemui Tante Halimah, kami duduk diatas karpet di ruang tamu. Sedikit berbincang-bincang ringan sambil menunggu para lelaki yang sedang sholat jama'ah dzuhur di masjid. "Tante sudah makan?" tanyaku pada paruh baya yang sedang memangku Qiara. Gadis kecil itu sudah mulai kembali manja pada neneknya setelah beberapa bulan merajuk. Sejak kejadian perebutan Qiara di rumahku waktu itu membuat Qiara takut dan trauma bertemu dengan nenek dan kakeknya. Namun setelah kuberi penjelasan lama-lama Qiara bisa menghilangkan rasa takutnya. Ya, bagaimanapun mereka sangat menyayangi Qiara. Penyebab dari semua masalah ini adalah Mas Aska. Keegosisan dan sikap tidak setianya yang membuat hubungan kami menjadi kacau."Sudah, Naf." Suara Tante Ha
Read more
🌸🌸🌸
"Tiara itu tidak seperti yang kamu pikirkan?" ujar Kak Shaka. "Hah?" Mataku mengerjab, "Maksudnya?" Kak Shaka memiringkan tubuhnya jadi menghadapku. Nampak lelakiku itu menghela nafas panjang. Seperti ada yang ingin diungkapkan tapi sulit. "Beberapa hari yang lalu dia sempat datang ke rumah. Dia bertanya, kenapa kamu menerimaku lagi setelah rencana lamaran pertama kamu batalkan?" Aku mengerutkan keningku, ada yang janggal dari cerita yang Kak Shaka sampaikan. Bukan dari pertanyaan Tiara tapi..... "Dari mana dia tahu alamat rumah Kakak? Seingatku aku tidak pernah mengatakannya," Kak Shaka mengangkat bahunya. "Mungkin di carai tahu. Sepertinya bukan itu intinya," sahutnya menatapku lekat. "Ck...." Aku berdecak sambil meliriknya kesal. "Iya, aku ngerti, maksud Kakak soal pertanyaannya kan?" Kak Shaka mengangguk. Aku gak bego-bego amat kali, hanya saja menurutku itu wajar. "Sebagai teman, tentu saja dia khawatir sama aku. Ya, mungkin karena aku gak cerita alasanku menerima Kakak la
Read more
🌸🌸🌸
Semalam tak ada yang terjadi. Tak seperti yang aku khawatirkan. Kami tidur dengan nyenyak tanpa melakukan ritual malam pertama seperti pengantin baru pada umumnya. Kak Shaka menepati janjinya, bersedia menunggu sampai aku benar-benar menerimanya kembali. Bersyukur, aku patut bersyukur karena telah mendapatkan suami sangat pengertian. Tak memaksa meski aku tahu dia pasti menginginkan itu. Meski begitu Kak Shaka tidur denah tenang tanpa sedikitpun menggeser guling yang aku letakkan di antar Kami. Untuk Qiara, sejak kecil bocah itu memang sudah terbiasa tidur dikamar terpisah denganku dan Mas Aska. Dan semalam bocah itu tanpa ada drama langsung mau tidur terpisah denganku. Pagi ini setelah sholat shubuh aku membantu Mbak Sezha di dapur menyiapkan sarapan untuk semua anggota keluarga. Seperti biasa, senin pagi adalah awal minggu yang penuh keriwehan. Selesai di dapur kubangunkan Qiara dan meminta bocah kecil itu untuk segera mandi. Setelah menyipakan pakaian Qiara aku beralih ke kamar
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status