All Chapters of DUDA KHILAF: Chapter 31 - Chapter 40
152 Chapters
31. BELUM SIAP KEHILANGAN
"Nggak perlu Wil! Apapun yang kamu lakukan sekarang aku udah nggak perduli. Karena sekarang aku adalah istri Mas Malik. Hubungan kita udah berakhir Wil..."Lagi...Kalimat itu yang kembali terngiang dalam telinga Wildan.Mengaduk-ngaduk hati dan pikirannya.Memporak-porandakan harapannya.Menghancurkan impiannya.Kedatangannya ke Jakarta yang seharusnya menjadi indah kini hanya ada dalam angan-angan.Kenyataan tak sesuai bayangan.Isna bilang, alasan utama pada akhirnya dia lebih memilih Malik karena Wildan berselingkuh. Tanpa pernah Isna memberi Wildan kesempatan untuk membuktikan kebenaran.Semua Isna putuskan sendirian.Dan bagi Wildan, ini tidak adil.Bukankah dalam menjalani hubungan sebaiknya semua masalah diselesaikan berdua?Tidak seperti ini!Tidak seharusnya kini hanya dirinya yang menanggung kesakitan ini, sendirian!Kenapa Isna begitu tega padanya?Kenapa Isna bisa dengan mudah membuangnya, melupakannya, mengkhianatinya!Sungguh, Wildan benar-benar tak sanggup menahan beba
Read more
32. LELAKI DI DALAM TOILET
"Bagaimana? Apa sudah ada kabar?" Tanya Isna saat Malik memasuki mobil.Mereka baru saja mampir di kantor polisi untuk mendapat kejelasan lebih lanjut mengenai kasus hilangnya Aryan.Sejak malam di mana Malik dan Isna berkata jujur tentang hubungan mereka lalu Aryan pergi bersama Sonya, pemuda itu menghilang tanpa kabar.Setelah dia meminta Sonya untuk kembali ke Jogya lebih dulu dan hanya mengantar Sonya sampai stasiun, Sonya yang sempat ditemui Malik di Jogya pun tak tahu menahu kabar Aryan setelahnya."Saya dan Aryan pisah di Stasiun. Aryan belikan saya tiket ke Jogya dan dia cuma bilang kalau dia akan kembali ke Jogya besok. Itu aja Om, selebihnya saya nggak tahu Aryan kemana. Bahkan saat besoknya saya coba hubungi dia sesampainya saya di Jogya, nomor ponselnya udah nggak aktif,"Itulah keterangan yang berhasil didapat oleh Malik dari Sonya.Seluruh keluarga besar Malik sudah diberitahu soal ini dan Malik pun sudah menyebar foto-foto Aryan di berbagai tempat namun satu bulan berla
Read more
33. SELIMUT
Wildan sampai di kostannya ketika hari sudah gelap.Tiket kepulangannya ke Jakarta sudah di tangan.Setelah mengemas barang-barangnya dan berpamitan pada pemilik kost dan beberapa penghuni Kost yang dikenalnya, Wildan akan langsung berangkat ke Bandara untuk kembali ke Ibukota malam ini juga."Oy Wil? Apa kabar? Lama nggak keliatan?" Sapa Mas Bari pemilik kost lain."Oy Mas, Alhamdulillah baik. Iya nih Mas, sibuk," jawab Wildan dengan kekehan khasnya. Penghuni kostan memang tak ada yang tahu tentang musibah yang baru saja menimpanya di Jakarta terkecuali Aryan, tentunya.Mas Bari hanya manggut-manggut dan menunjukkan ibu jarinya sebagai isyarat agar Wildan bisa kembali melanjutkan aktifitasnya.Sesampainya di kamar kost miliknya Wildan langsung mengeluarkan pakaiannya di lemari dan memasukkannya ke dalam koper yang sudah dia siapkan.Barang-barang Wildan memang tak banyak karena dia lebih banyak menghabiskan waktunya di luar daripada di kostan selama berkuliah di Jogya.Selain pakaia
Read more
34. W.A.K
"Kamukan sebentar lagi lulus Wil, kenapa pake pindah kuliah segala?" Tanya Tante Sinta, sang pemilik kost."Perusahaan Papah di Jakarta nggak ada yang urus, Tante," jawab Wildan apa adanya tanpa berniat memberitahu apa yang telah terjadi padanya satu bulan yang lalu."Wah, enak dong jadi Bos muda, bisa lah ajak-ajak Dodi kerja sama kamu di Jakarta," sahut wanita berusia 52 tahun itu.Wildan tertawa renyah. "Gampang itu Tante. Nanti kalau Dodi lulus kuliah dan mau melamar kerja, Tante hubungi saya aja di Jakarta,""Uluh, makasih ya Wildan, makin sayang deh sama kamu," Senyum lebar Tante Sinta mengembang. Janda beranak satu itu mencubit gemas pipi Wildan yang hanya bisa meringis. Tante Sinta itu memang terkenal genit pada anak-anak kost pria yang memiliki wajah tampan seperti Wildan."Oh ya Wil, itu si Aryan kemana sih? Dia belum bayar uang kost loh bulan ini. Dihubungin juga nggak bisa," tanya Tante Sinta kemudian."Ng, saya juga kurang tau sih Tante. Sebulan ini saya sibuk urus perusa
Read more
35. PERMAINAN ARYAN
Seorang bocah kecil berusia lima tahun menangis saat dirinya lagi dan lagi menjadi sasaran bullying oleh anak-anak yang memiliki usia beberapa tahun lebih tua darinya.Mainan yang baru saja dibelikan oleh sang Papah untuknya telah dirusak oleh sekelompok bocah nakal itu."Hahaha, emang enak! Dasar idiot!" Maki salah satu anak yang terlihat menghantam sebuah mobil-mobilan remot dengan batu besar."Cengeng! Digituin aja nangis! Hahaha..." Sambung anak lain yang dengan kasar menoyor kepala sang bocah lelaki berusia lima tahun itu."Ayo sana ngadu sama bokap lo! Berani nggak?" Suara anak lain mengikuti."Anak baru aja belagu!"Bocah lelaki berusia lima tahun itu sukses menjadi bulan-bulanan kelima anak-anak nakal itu hingga kemudian seorang bocah perempuan datang dengan mengayuh sepeda dan menerobos kumpulan bocah nakal yang sedang membully anak lain.Kedatangan bocah perempuan itu jelas mengejutkan kelima bocah nakal tadi.Terlebih saat si bocah perempuan itu menghampiri mereka dan denga
Read more
36. SEBUAH PERINTAH
"Tega kamu Aryan! Apa salahku? Apa salah Wildan sampai kamu tega menjebaknya?" Jerit Isna dengan luapan amarah dan kepedihannya.Aryan tertawa keras sebelum lelaki itu kembali bicara."Kesalahan Wildan sudah jelas Isna, karena dia sudah mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku! Yaitu kamu!"Kepala Isna menggeleng cepat. "Nggak! Sampai kapan pun, kamu nggak akan pernah bisa memiliki aku selain dalam khayalanmu, Aryan!""DIAM!" Aryan menghentak kursi yang dia duduki hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Tatapannya bengis ke arah Isna.Dengan napas yang naik turun, Aryan seolah berusaha menetralkan kembali emosinya. Dia kembali duduk dalam posisi tenang."Oke, cukup kita membahas masalah Wildan. Sekarang kita kembali ke permainan. Jawab pertanyaanku tadi," lanjutnya dengan suara yang melembut.Isna masih menangis. Penyesalannya karena sudah bersikap tak adil pada Wildan membuat dia tak mampu berkata- kata."Isna! Kamu mendengarkukan? Kenapa diam? Apa aku perlu mengulang pertany
Read more
37. JANGAN TERLAMBAT!
"Halo," ucap Wildan yang pada akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon dari Malik."Halo, Wildan? Maaf mengganggu, Om cuma mau tanya, apa Aryan menghubungimu?" Tanya Malik yang saat itu hanya berpura-pura menjalin percakapan demi mengulur waktu karena para polisi sedang berusaha melacak arah sinyal ponsel Wildan yang terhubung dengan ponsel Malik saat itu."Bukankah saya sudah bilang kalau saya sudah memblokir nomor Aryan, jadi nggak mungkin Aryan menghubungi saya!" Tegas Wildan dengan sedikit emosinya yang meletup.Malik kembali bicara, masih berusaha menjalin percakapan agar Wildan tidak lekas memutus sambungan teleponnya.Sampai akhirnya, salah satu polisi memberinya kode bahwa posisi Wildan saat itu sudah diketahui.Dengan segera Malik menyudahi percakapannya di telepon dengan Wildan."Dari lokasi terlacaknya sinyal dari ponsel Wildan, saat ini Wildan memang sedang berada di Jogyakarta," jelas salah satu polisi di sana."Dan menjadi hal yang tidak mungkin jika Wildan adalah pe
Read more
38. ANAK YANG TERBUANG
"Mau apa kita ke sini Aryan?" Tanya Isna saat Aryan membawanya masuk ke sebuah rumah sakit melalui pintu darurat dan naik ke lantai paling atas menggunakan tangga darurat.Malam yang pekat menambah kesenyapan dan kesunyian lorong-lorong rumah sakit yang sepi.Isna tak bisa berkutik karena saat itu dirinya berada di bawah todongan senjata api yang disembunyikan Aryan di balik jaket kulit miliknya yang sengaja dia kenakan di tubuh Isna.Sesampainya di lantai teratas gedung utama rumah sakit, yakni sebuah rofftop tempat mendaratnya helikopter tentara Indonesia, karena rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit khusus tentara.Di sanalah Aryan meminta Isna untuk berdiri di sisi tembok pembatas rofftop yang ukurannya sangat rendah.Isna memang tidak perlu bersusah payah untuk naik ke dinding pembatas itu, hanya saja pemandangan mengerikan yang sempat ditangkap oleh indra penglihatannya saat dia menoleh ke arah bawah membuatnya gemetaran saking takut.Tubuh mungil Isna sempat oleng di
Read more
39. DE JAVU
"Aku hamil hasil pemerkosaan yang pelakunya sendiri nggak aku ketahui dan Mas Malik bersedia bertanggung jawab!"Mendengar pengakuan Isna, Aryan jelas terkejut.Sungguh, fakta itu benar-benar di luar dugaannya.Bukankah tadi Isna bilang bahwa janin yang dikandungnya adalah adiknya?Saat itu Aryan hanya bisa terdiam dalam berbagai tanda tanya besar di kepalanya hingga Isna kembali berbicara."Aku hanya seorang wanita kotor, tapi Mas Malik mau menerimaku apa adanya. Bahkan dia banyak membantu keluargaku. Melunasi hutang-hutang kami. Membiayai operasi Bapakku yang sakit. Lalu membantu menyelesaikan kasus hukum adikku dengan lelaki bejat yang sudah melecehkannya. Mas Malik itu seperti malaikat. Dia datang di waktu yang tepat saat aku memang benar-benar membutuhkannya. Dan saat dia melamarku, maka nggak ada satu pun alasan yang membuatku bisa menolaknya! Nggak ada Aryan," terang Isna panjang lebar. Air mata perempuan itu kembali meleleh.Aryan masih terdiam."Awalnya aku berpikir untuk mem
Read more
40. KENAPA LO BOHONGIN GUE, MIR?
"Kinara..." Gumam Malik seolah melihat jasad Kinara kini tergolek lemah tepat di hadapannya.Seperti De Javu.Malik masih terdiam dengan tatapannya yang tertuju pada aspal gedung.Kedua bola mata lelaki itu terbelalak dan berair.Ekspresinya memperlihatkan bahwa dia terkejut.Bahkan saking terkejutnya, kedua tungkai kaki lelaki itu melemas dalam hitungan detik.Tubuh Malik rubuh dalam posisi berlutut.Suara-suara di sekitarnya terdengar semakin ramai.Saat itu, Malik berusaha meraih tubuh Kinara yang berlumuran darah untuk membawanya ke pangkuan, meski setelahnya saat hal itu sudah dia lakukan, tepatnya saat kedua bola mata Kinara terbuka dan menatap tajam Malik, bibir wanita itu menyeringai lebar memperlihatkan deretan gigi-giginya yang merah terkena darah."Malik sayang, ini aku..." Sapa wanita itu dengan senyuman yang hanya bertahan sepersekian detik. Karena setelahnya, dia kembali menatap tajam Malik dengan tatapan mengerikan."SAMPAI MATI PUN, AKU TIDAK AKAN BERHENTI MEMBUAT HIDU
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status