Semua Bab Bersuami Anak "Mama": Bab 91 - Bab 100
174 Bab
Bab 91. Salam Perpisahan 
Di rumah Mosa. Sehari sebelum keberangkatan ke Belanda."Mosa, semua yang akan dibawa apa sudah dipersiapkan semuanya? Ingat! Jangan ada yang tertinggal!" tanya Mina."Sudah, Bu. Udah masuk semua yang aku list bersama Andre. Mungkin ada sedikit printilan yang mungkin aku bawa," jawab Mosa."Untuk berkas pentingnya apa semua sudah dimasukkan tas?'' tanya Mina kembali."Kalau berkas semua sudah kok. Sudah masuk di tas Andre, Andre juga sudah memastikan itu. Nanti aku minta untuk mengeceknya lagi," tutur Mosa."Iya, baguslah kalau begitu," sahut Mina.Mosa dan Andre sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk keberangkatan mereka besok. Barang bawaan mereka tidak terlalu banyak. Hanya beberapa baju dan keperluan yang sekiranya perlu untuk dibawa. Karena yang paling penting adalah berkas untuk keberangkatan. "Mosa, untuk baju hangat yang lebih tebal kita beli di sana saja, ya! Agar tidak terlalu berat barang bawaan kita. Sementara cukup jaket dan sweater saja yang kita gunakan sepertinya sudah
Baca selengkapnya
Bab 92. Kejadian Mengerikan
Tepat pukul tujuh pagi seorang berbadan kekar mendatangi rumah Roni. Ia menggedor dengan sangat kuat hingga terdengar sampai di telinga Sarni yang berada di rumahnya. "Hei, kamu siapa? Beraninya kamu bertemu ke rumah anak saya tidak sopan seperti ini?" tanya Sarni dengan suara yang keras."Roni mana?" tanya anak buah Hendra."Mungkin dia masih tidur,'' jawab Sarni."Tolong bangunkan dia! Karena dia harus pergi sekarang," perintah anak buah Hendra."Memangnya kamu siapa kok menyuruh-nyuruh anak saya?" tanya Sarni.''Anak Ibu sudah mendapatkan uang kemarin, kan? Dia harus bekerja sekarang!" jawab anak buah Hendra.Sarni pun tercengang dengan jawaban laki-laki kekar yang ada di hadapannya. "Kamu orang yang bekerja dengan anak saya? Memang pekerjaan dia apa sebenarnya?'' tanya Sarni penasaran. "Tidak perlu ada penjelasan. Yang penting sekarang tolong bangunkan Roni atau saya dobrak pintu ini," titah anak buah Hendra."Baik-baik. Saya akan melalui pintu belakang," sahut Sarni dengan ket
Baca selengkapnya
Bab 93. Andre Selamat 
Mobil yang terlibat dalam kecelakaan adalah dua buah. Mobil pertama yaitu mobil yang membawa Andre.Setelah berhasil mengevakuasi semua korban. Semuanya dibawa ke rumah sakit. Ternyata Andre hanya luka sedikit. Sedangkan ayahnya, Ibu mertuanya dan istrinya tidak sadarkan diri dan berlumuran darah. Andre masih sadar saat dibawa ke rumah sakit.Andre hanya menangis melihat semua orang yang disayanginya sedang terluka parah. Perasaan syok dan segala ketakutan akan kehilangan orang-orang yang disayanginya sedang menghantui dirinya.Sesampainya di rumah sakit, Andre berjalan pelan mengantarkan orang-orang yang dikasihinya dimasukkan ke dalam ruang Unit Gawat Darurat. Tak ada air mata lagi gang keluar, hanya panjatan doa agar mereka semua bisa selamat.Andre langsung ditangani oleh seorang perawat yang mengetahui dirinya juga ada luka di bagian kepalanya. "Pak, saya obati dulu, ya, lukanya," izin perawat perempuan. Andre hanya mengangguk, rasanya berat untuk mengatakan sesuatu. "Sudah se
Baca selengkapnya
Bab 94. Kabar Meninggalnya Ayah Andre.
Andre baru teringat dengan ucapan dokter yang mengatakan sedang mencoba menyelamatkan seorang yang juga terluka parah. Ia kemudian menutup wajah ayahnya kembali. Lalu menoleh ke arah perawat."Sus, istri saya bagaimana?'' tanya Andre.Suster sebenarnya juga bingung siapa yang dimaksud dengan istri. Karena semua masih dalam proses penanganan. Tiba-tiba dokter meminta kepada kepala ruang operasi untuk melakukan tindakan operasi kepada seorang pasien."Sus, siapa yang akan dioperasi?'' tanya Andre kembali."Pasien yang tadi datang bersama Bapak," jawab perawat.Andre mendekati dokter tadi, ia mencoba melihat siapa yang akan dioperasi. Andre terbelalak ternyata seseorang itu adalah istrinya."Dok, istri saya mau dioperasi?" tanya Andre. "Iya. Bapak suaminya?" balas dokter. Andre mengangguk. "Baik, kami harus segera melakukan tindakan operasi. Bapak hanya perlu menandatangani surat yang akan diberikan kepada Bapak sebentar lagi. Kondisi istri Bapak sangat lemah, kami hanya berusaha untu
Baca selengkapnya
Bab 95. Operasi Mosa Berjalan Lancar
Andre menyusuri lorong rumah sakit menuju ke ruang operasi dengan langkah yang masih cukup sakit. Tetapi sakit di kakinya masih lebih sakit di hatinya. Hari dimana seharusnya melepas kepergian dirinya untuk menempuh pendidikan malah ia yang kehilangan ayahnya. Sesak rasanya hati Andre, lebih sesak dari kehilangan ibunya dulu. Ibu Andre dulu meninggal karena sakit. Dan akhirnya harus meninggal. Tetapi ayahnya meninggal secara tragis itu yang membuat hatinya sangat sakit.Berbicara tentang kematian, memang tidak bisa memilih kapan, dimana dan bagaimana manusia akan meninggal. Sebagai manusia hanya menjalankan apa yang seharusnya dilakukan. Hal itu juga yang pernah dibicarakan bersama Mosa.Tetapi memang berat menerima kenyataan itu. Berbicara sangatlah mudah, tetapi dalam praktiknya begitu susah.Sesampainya di depan ruang operasi, Andre melihat lampu masih menyala tanda operasi masih berlangsung. Ia kemudian duduk di kursi panjang yang ada di depannya.Berdoa agar Mosa bisa selamat d
Baca selengkapnya
Bab 96. Roni Menyesal Lagi
Keesokan harinya, Roni masih berdiam di dalam rumahnya. Tidak melakukan sesuatu apapun. Sarni bahkan curiga kenapa dengan Roni sampai mengurung diri di dalam rumahnya. Sedangkan biasanya sudah berangkat ke masjid di waktu subuh. Setelah keluar dari penjara Roni menjadi pribadi yang berbeda. Yang biasanya selalu bercerita kepada Sarni saat ini Roni lebih banyak diam.Sarni kemudian menghampiri rumah Roni untuk membangunkan Roni. "Ron, Ron. Kamu lagi ngapain? Dari kemarin nggak keluar dari kamar?" teriak Sarni dari luar rumah Roni.Tak ada jawaban dari dalam. Rumah Roni masih sepi. Sarni kemudian mencoba membuka pintu belakang yang biasanya tidak dikunci. Benar, tidak dikunci. Sarni menuju ke kamar. Ia melihat Roni masih tertidur pulas.Sarni kemudian menyibakkan selimut Roni."Ron, bangun kamu! Dari kemarin tidur terus? Mau jadi apa kamu?" teriak Sarni memukul tangan Roni.Roni perlahan membuka matanya. "Ibu, ngapain di sini?" tanyanya. "Kamu itu yang kenapa? Seperti orang aneh saja
Baca selengkapnya
Bab 97. Ke Makam Ayah Andre 
Di rumah sakit.Setelah mendapatkan penanganan medis dari perawat, Andre akhirnya siuman. Setelah semalaman tertidur sejak pingsan kemarin. Pagi ini pukul delapan. Andre membuka matanya. Sayup Andre merasakan dimana dia berada. Ia menoleh ke arah kanan dan ternyata ibu mertuanya sudah membaca Alquran. "Ibu," panggil Roni.Mina kemudian mengakhiri kegiatannya. "Kamu sudah bangun, Dre," sahutnya. "Bu, bagaimana dengan Mosa?'' tanya Andre."Masih belum sadar. Tadi Ibu sudah tanya Dokter. Kita doakan saja yang terbaik. Ibu juga bersyukur kamu sudah lebih baik," sahut Mina."Iya, Bu. Mungkin karena kejadian kemarin aku belum makan dan syok. Tapi aku sudah baikan. Aku ingin menemani Mosa," tutur Andre."Kamu istirahat saja dulu! Mosa juga belum bisa ditemui. Kamu pulihkan diri dulu saja! Oh ya, tadi ada orang kantor kamu ke sini kalau ayahmu sudah dimakamkan," sahut Mina."Syukurlah kalau begitu. Aku tidak bisa mengantarkan ayah ke Liang Lahat," Andre kembali mengeluarkan cairan bening d
Baca selengkapnya
Bab 98. Tujuh Hari Mosa Belum Sadar Juga 
Seperti yang telah dikatakan oleh Luki, jika semua urusan Andre telah diurus oleh perusahaan. Kunci rumah Andre pun bisa dibuka. Sebelumnya Andre juga melihat banyak karangan bunga yang berdiri di bagian depan rumahnya. Sedih kembali bersarang di hati Andre. Secepat itu ayahnya pergi. Bahkan tidak ada firasat apapun.Seorang tetangga melihat Andre datang ke rumah segera berlari dan menghampiri Andre."Dre, saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Saya juga tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Kamu apa baik-baik saja?" tutur tetangga Andre."Terima kasih, Pak. Jujur saya sebenarnya juga belum percaya. Hanya saja mungkin ini sudah takdir dari Tuhan. Alhamdulillah saya sehat seperti yang Bapal lihat, mungkin hanya luka kecil saja. Tetapi sekarang istri saya yang sedang terluka parah, mohon doanya untuk keselamatan istri saya ya, Pak!" sahut Andre."Saya doakan semoga istri Pak Andre segera sembuh dan bisa kembali pulang. Saya juga hanya bisa mendoakan semoga Ayah Pak Andre bis
Baca selengkapnya
Bab 99. Roni Menjenguk Mosa
Rumah Roni pukul delapan pagi.Satu minggu sudah dirinya merasa ketakutan akan dijemput oleh polisi. Tetapi tidak ada juga polisi yang datang. Roni tahu kalau misalkan memang dirinya dinyatakan bersalah sebelum satu minggu tentu dirinya sudah dijemput. Tetapi apa yang dikatakan oleh Hendra sepertinya nyata, jika memang Roni bisa terbebas dari ancaman penjara.Roni mulai tenang hatinya, karena apa yang dikatakan Hendra memang benar. Sampai detik ini berita menyatakan jika kecelakaan yang dialami keluarga Andre memang murni kecelakaan dan tidak ada unsur kesengajaan. Entah apa yang Hendra miliki hingga dirinya bisa membuat semua ini menjadi mudah. Roni ingin menjenguk Mosa di rumah sakit. Ingin memastikan bagaimana perempuan yang disayanginya itu saat ini.Tepat pukul delapan pagi, Roni sudah berada di rumah sakit. Ia menuju ke resepsionis untuk bertanya pasien yang bernama Mosa. Sebelumnya Roni sudah tahu jika Mosa dirawat di rumah sakit itu, hanya saja belum tahu di ruangan mana."O
Baca selengkapnya
Bab 100. Mosa Sadar
Perlahan Andre menghampiri Mosa yang masih terpasang beberapa alat bantu di tubuhnya yang lemah. Matanya sayu terlihat memandang langit-langit ruangan itu.Semakin mendekat dan suara langkah Andre terdengar oleh Mosa, dan Mosa menoleh.Pandangan sayu itu terfokus pada wajah Andre yang berhari-hari menunggu tatapan wajah itu.''Mosa," ucap Andre lirih.Mosa tersenyum tipis. Wajahnya memperlihatkan kerinduan kepada sang suami. Bagi Mosa seperti tidur yang cukup lama. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Yang dia inginkan adalah bertemu dengan laki-laki yang ada di hadapannya. "Alhamdulilah, kamu sudah sadar, Mosa,'' tutur Andre lalu duduk di kursi yang ada di samping Mosa yang memang diperuntukkan untuk Andre."Heem, aku kenapa?" tanya Mosa, suaranya samar di balik alat bantu pernapasan. "Kamu sadar, Mosa. Kamu jangan berpikir apa-apa dulu! Kamu butuh apa? Biar aku ambilkan?" tanya Andre.Mosa menggelengkan kepalanya. Mosa masih merasa berat untuk banyak berkata-kata. Oleh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
18
DMCA.com Protection Status