All Chapters of Bersuami Anak "Mama": Chapter 101 - Chapter 110
174 Chapters
Bab 101. Mina dan Raka ke Rumah Sakit 
"Aku takut, Dre," keluh Mosa."Takut apa?" tanya Andre."Takut kalau hal itu terjadi lagi, jujur ingatanku masih sangat kuat bagaimana kejadian waktu itu," jawab Mosa."Kamu yang tenang, ya! Jangan sampai kamu terbebani. Aku harap kamu fokus sama kesembuhan kamu dulu, nanti kita pulang bersama!" ajak Andre."Iya, aku mengerti," sahut Mosa.Andre terus memberikan penguatan kepada istrinya sembari memberikan jeruk yang diminta oleh Mosa. Andre lega karena saat ini Mosa sudah ada di sampingnya lagi, meskipun juga belum bisa pulang setidaknya Mosa kembali padanya. Ingatan kepada ayahnya, Andre memang cukup sedih. Hanya saja Andre saat ini fokus kepada Mosa untuk bisa segera sembuh dan tetap mendoakan kebaikan untuk ayah dan ibunya yang sudah menghadap yang kuasa.Sore harinya sesuai dengan kata dokter tetap memantau Mosa. Keadaan Mosa berangsur membaik. Meskipun Mosa masih belum bisa bangun karena luka di kepalanya masih basah. Tetapi Mosa memiliki kemajuan yang cukup signifikan, karena
Read more
Bab 102. Mosa Pulang 
Sorot tajam mata Mosa menunggu jawaban keluarganya. "Ayah sudah berpulang, Mosa," ucap Andre, ia tidak mau Mosa terlalu banyak berspekulasi karena bayangan ayah mertuanya yang terus dibicarakan oleh Mosa."APA?" teriak Mosa tidak percaya. "Sungguh. Ayah meninggal ketika kecelakaan itu dan korban yang terluka parah adalah kamu. Lalu ibu dan aku. Dalam kecelakaan itu Ayah meninggal di tempat," jelas Andre."Innalillahi wainna ilahi roojiuun. Ayah, secepat itu meninggalkan kita," sahut Mosa lirih, ujung netranya mengeluarkan cairan bening. "Kamu pasti sedih, Dre," imbuhnya. "Iya, aku memang sedih. Tapi semua ini sudah takdir. Aku juga pernah mengatakan sama kamu kematian itu pasti menghampiri kita, entah bagaimana dan dimana kita akan meninggal," sahut Andre.Mosa kemudian menengadahkan tangan. Dengan mata terpejam, memanjatkan doa untuk sang ayah mertua yang kini sudah berpulang. Mosa kemudian juga berfikir, Andre bisa semudah itu tegar dan menerima takdir."Dre, bagaimana kalau ya
Read more
Bab 103. Posisi Baru untuk Andre
Sesampainya di sebuah tempat yang cukup indah. Di sana adalah sebuah perumahan yang mewah. Andre juga bingung mengapa dia dibawa ke sana oleh Luki. Luki kemudian menghentikan kendaraannya dan meminta Andre juga untuk turun bersamanya. Luki mengajak Andre masuk ke sebuah rumah yang cukup bagus. "Mari, Pak Andre silakan masuk!" tutur Luki. Andre kemudian masuk dan duduk di sofa yang ada di ruang tamu rumah tersebut. Terlihat baru dan belum banyak perabot di rumah itu."Kita kok ke sini, Luk? Aku kira ke kantor tadi,'' tanya Andre."Iya, tunggu sebentar di sini ya, Pak," jawab Luki.Menunggu beberapa saat di sana, kemudian ada sebuah mobil yang memasuki halaman rumah. Mobil itu tidak asing. Setelah pemilik mobil itu turun dan masuk menghampiri Andre yang masih heran."Oh, Bapak," celetuk Andre."Bagaimana, Dre? Kamu sudah sehat?" balas Bos Andre."Syukurlah sudah, Pak. Sesuai janji saya jika besok saya akan mulai bekerja," sahut Andre."Tidak perlu terlalu dipaksakan. Kita duduk saja
Read more
Bab 104. Rumah Baru untuk Andre
"Jadi bagaimana, Dre? Kamu mau tidak?" tanya Bos Andre."Apa Bapak yakin dengan keputusan itu?" balas Andre."Kenapa tidak? Saya sejak awal memang sudah setuju untuk itu. Kalau kamu ragu dan tidak menerima itu saya memang merasa sedih. Tetapi saya juga tidak bisa memaksa kamu kalau kamu memang tidak berkenan untuk mengambil posisi itu," jawab Bos Andre. Andre diam sejenak, "Baik, Pak. Saya siap menerima posisi itu. Namun jika nantinya saya kesulitan, saya bisa kan meminta bantuan Bapak?" sahutnya."Syukurlah kalau kamu mau, Dre. Tentu, aku, Luki dan semua yang kamu butuhkan akan siap membantu kamu. Jadi apapun yang bisa kami bantu, akan dibantu. Kalau sudah siap, silakan kamu tanda tangani berkas itu!" tutur Bos Andre. Andre menghela nafas sejenak, lalu dengan percaya diri Andre menandatangani berkas itu. ''Sudah, Pak.""Luki, mulai sekarang Andre adalah Bos kamu, ya! Kamu harus bisa menjadi melayani segala yang dibutuhkan oleh Andre," ucap Bos Andre."Iya, Pak. Saya mengerti. Lalu
Read more
Bab 105. Mimpi Mosa
Esok harinya Andre sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. Untuk pertama kalinya Andre ke kantor mengenakan jas yang rapi. Biasanya Andre ke kantor hanya mengenakan helm berkerah saja. Apalagi jika bekerja lapangan dia akan mengenakan kaos oblong biasa.Hari ini Mosa memberikan senyum kepada Andre karena dengan bangganya, suaminya menjadi wakil pemimpin di kantornya. Meskipun belum bisa Mosa mengenakan dasi untuk Andre, tetapi Mosa membantu untuk merapikan nya."Ganteng sekali suamiku ini," puji Mosa."Kamu sangat cantik," balas Andre."Berangkat sama Luki?" tanya Mosa."Iya, kemana pun aku pergi dia akan mengantar. Bukan hanya aku, tetapi juga kamu. Nanti kalau mau kemana kamu bilang sama Luki, ya! Jangan berangkat sendiri! Aku tidak mengizinkan kamu untuk keluar sendiri," tutur Andre."Iya, mengerti bos. Aku juga belum ingin kemana-mana. Masih ingin di rumah saja," sahut Mosa."Ya sudah kalau begitu. Kamu di rumah saja, ya!" tutur Andre.Mosa mengantarkan Andre sampai ke depan pint
Read more
Bab 106. Desakan Sarni pada Roni
Menunggu Mina pulang dari belanja, Mosa kembali ke kamar. Merebahkan dirinya di atas ranjang. "Ya Tuhan. Apa yang sudah terjadi sama aku? Engkau menyelamatkan aku dan mengambil ayah mertuaku yang baik itu,'' gumam Mosa.Belum mendapatkan jawaban, Mosa mendengar ada yang mengetuk pintu. Mosa menghampiri pintu dan membukanya."Roni," ucap Mosa terkejut."Mosa, aku senang mendengar kamu sudah pulang," sahut Roni."Maaf, Ron. Aku nggak menerima tamu. Di rumah ini juga tidak ada orang, jadi sebaiknya kamu pulang saja!" usir Mosa."Iya. Setelah ini aku akan pulang. Aku hanya menyapa saja. Ngomong-ngomong Andre sudah mendapatkan posisi baru ya? Aku mau mengucapkan selamat juga, tapi kebetulan dia tidak di rumah. Ya sudah aku pamit dulu," pamit Roni.Mosa kemudian menutup pintu tanpa menanggapi ucapan Roni. Ia bingung kenapa Roni tiba-tiba muncul di hadapannya padahal selama ini bayangan Roni pun sudah hilang di benaknya.Sementara itu, Roni memang sengaja untuk bertemu dengan Mosa. Ia sudah
Read more
Bab 107. Roni Bertemu Perempuan Cantik
"Aku, aku freelance," jawab Roni terbata."Oh iya. Senang bertemu denganmu, Ron," sahut Tina.Roni baru menyadari jika seorang perempuan cantik itu yang menyapa dirinya. Bahkan dari tadi hanya fokus dengan bayangan omongan ibunya saja. "Sepertinya ini kesempatan," batinnya."Kamu sedang menunggu apa?" tanya Roni membuka obrolan.''Mau makan juga nih, laper," jawab Tina sembari menepis rambut dari telinganya. Senyumnya merekah untuk Roni.Roni seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun dirinya juga belum tahu Tina itu siapa."Kamu rumahnya dimana?" tanya Roni."Aku dekat sini saja, kalau kamu dimana?" balas Tina."Sama, aku juga nggak jauh dari sini. Ngomong-ngomong kamu mau kemana?" tanya Roni."Mau makan siang aja. Karena aku lagi kerja," jawab Tina."Oh, kerja dimana memang?""Itu, di perusahaan Meta. Jadi manajer."Roni terpana mendengar jawaban itu. "Sudah menikah?""Sudah, tapi sudah bercerai. Karena mantan suamiku dulu selingkuh. Katanya aku terlalu sibuk kerja. Padahal a
Read more
Bab 108. Hati Roni Berbunga
Roni masih sedikit ragu, hanya saja perempuan yang di depannya sungguh menakjubkan. Seperti kedatangan durian runtuh. Dapat cantiknya, dapat traktiran baju bagus dan juga dapat makan malam romantis.Membayangkan saja masih belum bisa diperkirakan. Mungkin ini salah satu doa ibunya yang diijabah. Mengingat ibunya Roni selalu mengatakan untuk memiliki perempuan yang bisa dimiliki hartanya.Roni hanya menikmati makan malam dengan indah. Bahkan sesaat melupakan Mosa. Baginya, Tina jauh lebih cantik daripada Mosa. Pekerjaannya juga mapan.Roni mencuri pandang Tina yang sedang makan itu. Ternyata hal itu disadari oleh Tina."Kamu kenapa, Ron?" tanya Tina."Oh, nggak apa-apa. Maaf," sahut Roni salah tingkah."Kamu bingung ya? Aku sampai mengajak kamu makan malam begini?" sanggah Tina."Ya, iya. Memang aku bingung. Tapi aku juga tidak keberatan kok,'' sahut Roni."Aku hanya ingin memiliki teman untuk diajak berbincang. Semenjak aku bercerai dengan suamiku, aku tidak lagi punya teman untuk ber
Read more
Bab 109. Dilancarkan 
"Aku sebenarnya menyukaimu, Tina. Maukah kamu menjalin hubungan denganku? Tetapi maaf, aku memang tidak memiliki pekerjaan yang mapan seperti kamu. Aku hanya kerja kisaran saja. Aku juga tidak memaksa kamu untuk mau denganku," Roni mengutarakan perasaannya. Tina tersenyum, meraih tangan Roni yang ada di atas meja. "Ron, sejak awal aku bertemu denganmu memang aku sudah suka sama kamu. Maka dari itu aku memperlakukanmu dengan spesial. Aku tidak keberatan apapun pekerjaan mu. Yang jelas kamu bisa menerima aku yang sibuk ini," sahutnya. "Sungguh kamu mau sama aku?" tanya Roni."Seriuslah. Untuk apa berbohong," jawab Tina."Baiklah, mulai hari ini kita pacaran, ya? Aku boleh main ke rumah kamu tidak?" "Untuk apa? Di rumah itu membosankan. Aku ingin kita jalan-jalan saja di luar seperti biasanya. Bagaimana? Apa kamu keberatan?''"Oh, tentu tidak. Aku juga suka jalan-jalan sama kamu. Yah, kalau kamu tidak keberatan mungkin aku ingin mengenal keluarga kamu juga," tutur Roni."Itu gampang.
Read more
Bab 110. Melihat Rumah Baru
"Baiklah, nanti siang kita ke sana, ya?'' balas Andre.Akhir pekan memang hari yang bisa dinikmati bersama dengan keluarga. Kesibukan baru Andre sebagai wakil direktur tentu menguras tenaga dan juga pikiran. Sebenarnya banyak beban yang ia tanggung. Hanya saja bertemu dengan Mosa bisa langsung mencairkan suasana hatinya. Melihat Mosa sehat membuat Andre senang dan juga tenang. Apapun yang Mosa inginkan sebisa mungkin agar bisa dilaksanakan. Karena sebuah kebahagiaan baginya ketika mengetahui istrinya selamat dari insiden maut itu.Siang harinya, sesuai permintaan Mosa. Andre mengajak Mosa untuk ke rumah hadiah. Luki yang membawa mobil dengan senang hati mengantarkan majikannya. Tetapi dalam hati Mosa juga ingin bertanya kepada Luki."Maaf, Pak Luki, saya ingin bertanya," tutur Mosa di kursi belakang mobil."Baik, Bu. Silakan mau bertanya apa?" sahut Luki."Memangnya Pak Luki itu tidak memiliki prioritas keluarga? Sampai hari minggu juga harus bekerja?" tanya Mosa."Oh itu. Saya selal
Read more
PREV
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status