All Chapters of Tukar Pasangan (Jodoh)?: Chapter 191 - Chapter 200
203 Chapters
TP 4. Luka
Apartemen Jarden? Ada apa dengan apartemen itu? Untuk apa Pak Zian ke sana? Bukankah dia bilang mau ke rumah sakit dan seingat gue dia juga bakalan operasi pagi, rasanya aneh kalau dia harus ke apartemen bukan ke hotel karena perlengkapannya ada di kamar.Anehnya seolah menambah rasa penasaran gue, mendadak ponsel Pak Zian sampai sekarang belum aktif. WA-nya pun terakhir dilihat adalah saat dia meneleponku.Gue yang gak puas langsung menghubungi pihak rumah sakit Belinda yang disinyalir menjadi tempat bertugas Pak Zian juga tempat berada ibunya Alina. Namun, ketika gue menghubungi rumah sakit untuk menanyakan perihal keberadaan suami gue, nyatanya Pak Zian gak ada di rumah sakit. Ish! Cukup mengherankan! Ini tak pernah terjadi sebelumnya.Ada apa sebenarnya? Ke mana kamu Mas? Kamu seolah ditelan bumi. Please jangan bikin gue suudzon. Astaghfirullah!(***)Gue menghela napas panjang, menyeka keringat yang bercucuran di kening. Gara-gara mengingat pesan Mas Januar pagi ini gue benar-ben
Read more
TP 4. Kabar Menyakitkan
Taksi online yang gue tumpangi akhirnya berhenti tepat di depan gerbang kediaman Ibu. Setelah menyerahkan uang pada sopir gue bergegas masuk.Saking terburu-burunya gue bahkan gak memperdulikan penampilan yang awut-awutan dan Hana yang melambaikan tangan. Kulihat Hana baru saja mau pergi setelah berkunjung tapi karena melihatku datang dengan menangis, dia jadi enggan pergi. Namun, kali ini bukan itu yang menjadi fokus pillihanku karena diri ini sedang merasa sakit, terkoyak dan hancur. Gak disangka perjuangan dan harapan gue untuk bisa berlayar dengan Pak Zian akhirnya harus berakhir hanya karena suami gue masih mencintai istri pertamanya. Bodoh! Tolol! Seharusnya sejak awal gue gak usah menyepakati hal ini. Persetan dengan semua sandiwara yang perlahan bikin gue sakit. Gue benci. Gue benci Pak Zian! BRAK. Dengan kencang, pintu gue buka dengan kasar membuat Ibu dan Bik Iyem yang sedang membereskan ruang tamu sontak menoleh. Tapi, lagi-lagi gue gak perduli, gue memilih untuk berj
Read more
TP 4. Fakta Menyedihkan
Jantung gue berhenti mendadak. Pikiran gue kacau dan gue biarkan buliran itu mengalir ke pipi tanpa henti. Setelah dapat info kalau Pak Zian mengalami kecelakaan, gue buru-buru berlari keluar dan mengambil motor yang terparkir. Tanpa memperdulikan Hana mau pun Ibu yang memanggil nama gue, gue memacu motor bagaikan kesetanan menuju rumah sakit tempat Pak Zian dirawat. Meski hujan besar mengguyur badan karena Bandung sedang diguyur hujan, sekuat mungkin gue tetap melewati mobil dan motor yang menghalangi jalan.Otak gue sekarang benar-benar kalut dan setengah gak waras karena sangat cemas.Setelah sampai di rumah sakit dan memarkirkan motor di parkiran. Gue menyeret tubuh yang basah dan tak bertenaga berlari menuju ruang informasi.Di depan meja informasi, gue lekas merangsek maju, gak perdulikan pandangan orang lain yang diseruduk antriannya saking pusingnya. Gue juga gak perduli lagi pada semuanya, fokus gue sekarang hanya buat memastikan kondisi Pak Zian. Ya, gue ingin hanya ingin t
Read more
TP 4. Amnesia?!
Gue pikir diri ini sudah siap menghadapi masalah tapi nyatanya gue belum benar-benar siap. Kehadiran Alina dan pernyataan mantan suami gue tersebut membuat dunia gue serasa berada dalam labirin.Gak ada angin, gak ada hujan tiba-tiba Alina bilang sama gue kalau sebenarnya Pak Zian datang karena Alina berbohong pada Pak Zian bakalan bunuh diri. Alina bilang kalau dia frustasi karena dia hamil oleh Mas Januar.Gila. Ini sangat-sangat gila. Bisa-bisanya Alina melakukan hal bodoh seperti itu untuk memanfaatkan kebaikan Pak Zian. Jujur, setelah mendengar itu tubuh gue rasanya dibantingkan ke tanah. Tubuh gue membeku dan hati ini mencelos ketika Alina bilang kalau anak yang dikandungnya bukan anak Mas Zian. "Ma-maksud kamu apa, Mbak? Kenapa Mbak bilang kalau anak yang dikandung Mbak bukan anak Mas Zian, bukannya jelas-jelas aku dengar kalau kalian--""Aku yang salah Tsan, saat itu aku sedang mabuk, aku setres karena Mas Januar seperti tidak mau bertanggung jawab dengan alasan aku masih men
Read more
TP 4. Nyali Seorang Istri
Amnesia? Gimana bisa Pak Zian mengalami amnesia? Kenapa Mas Tsabit bilang dia gak mengenal gue?Agh, shit! Gue gak percaya. Mustahil suami gue bisa melupakan gue gitu aja.Gue mendesis lelah sepanjang perjalanan menuju ruang rawat VIP yang menjadi tempat di mana Pak Zian kini dirawat. Kata Mas Tsabit di telepon tadi, suami gue diputuskan pindah ke sana sesuai arahan dokter karena keadaannya berangsur pulih.Sampai di depan pintu, entah kenapa kaki ini jadi ragu untuk melangkah. Gue merasa ada ketakutan yang tiba-tiba menelusup dan membuat gue ingin kabur. Namun, ini bukan waktunya untuk melarikan diri karena gue ingin menemuinya.Gue senang dia sadar. Itu yang lebih penting dari apa pun. Gue rindu!"Mas Zian ...."Cklek.Gue membuka perlahan pintu yang tertutup. Di dalam ruangan terlihat seorang tengah berbaring dengan kaki yang digips, tangan dan kepala yang diperban persis mumi yang baru saja bangkit. Gue tercenung, mata kami beradu pandang pertama kali. "ADEK PENOLONG!?" Pak Zia
Read more
TP 4. Tawaran Gila
Gue tahu bahwa dalam setiap kehidupan itu selalu ada perjuangan. Gue juga tahu kalau gak setiap hal sesuai keinginan tapi kali ini takdir sepenuhnya udah bikin gue serasa dihempaskan ke lembah terdalam.Gue berjalan gontai di sepanjang lorong rumah sakit, usai pembicaraan panjang dengan mertua, gue pun udah punya keputusan yaitu mulai hari ini gue harus berpura-pura menjadi 'orang lain' bagi Pak Zian. Meski perih gue harus sanggup sampai suami gue mampu mengingat semuanya.Namun, masalahnya sampai kapan gue bisa bertahan? Sampai kapan? Sementara membayangkan Alina ada di samping Pak Zian aja udah bikin gue sakit apalagi mengakuinya sebagai istri. Ah, gue akuin ini emang berat, tetap aja gue gak mau menyerah. Gue mau tetap berada di samping Pak Zian seperti dia mencintai gue sebelumnya.Selepas sepuluh menit berjalan di sepanjang lorong tanpa terasa kaki gue yang lemah udah mengantarkan badan ini sampai ke depan ruangan Pak Zian.Gue menarik napas dalam dan hendak memasang wajah yang
Read more
TP 4. Confess
"Saya menolak tawaran Mbak! Saya tidak mau Mbak jadi madu saya!""Kenapa? Apa salahnya? Coba kamu pikirkan Tsan, jika saya jadi istri kedua Zian, kita bisa saling mengasihi selayaknya keluarga, kan? Kita berdua akan merawat Zian! Kita gak perlu berpura-pura!""Bullshit! Jangan berharap! Ingat Mbak, sebelum kejadian ini Mbak telah mengkhianatinya dan pikirkan bayi dalam perut Mbak sendiri! Paham?! Camkan! Sampai kapan pun saya gak akan membiarkan Mbak mengambil Mas Zian! Permisi!"Dan setelah mengatakan penolakan gue yang tegas pada Alina, tanpa menunggu jawaban si iblis betina itu, gue pun pergi tanpa menoleh lagi.Gue bertekad gak akan membiarkan dia mengambil kesempatan dalam sandiwara ini.Never!(***)Gue mendesah mengingat percakapan beberapa hari yang lalu dengan Alina di kantin. Jujur, gara-gara tawaran gila tersebut sampai sekarang gue masih punya amarah yang belum terlampiaskan. Akibatnya, malam ini mata gue malas terpejam. Padahal waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari.
Read more
TP 4. Rencana Ibu Mertua
Selama gue jadi menantu kalau diingat-ingat gue jarang banget pergi ke rumah mertua. Mungkin kedatangan gue buat berkunjung bisa dihitung dengan jari tapi kali ini gue rasa akan lebih sering bahkan gue bakal tinggal di sana. Sejujurnya, sampai detik ini gue masih tak percaya bahwa akhirnya gue akan menjadi istri yang gak dianggap. Gue masih ingat, dulu gue pergi ke rumah Bu Ayu--mertua gue sebagai istri yang ditunggu dengan digandeng Pak Zian tapi sekarang situasinya berbeda. Lelaki yang sebelumnya ada buat gue malah berada di samping mantan istrinya.Dan gue terpaksa menginjakan kaki di rumah ibu dengan status sebagai asisten di mata Pak Zian.'Huft! Miris sekali.' Gue menghembuskan napas dalam.Sepanjang perjalanan menuju ke rumah ibu mertua. Sejujurnya, gue ingin sekali cepat sampai tapi apa daya gue harus bersabar karena jalanan macet.Alhasil, dengan sangat terpaksa gue harus menjadi kambing congek selama ada di mobil Pak Zian. Setelah Alina memergoki kami di ruang inap VIP seb
Read more
TP 4. Bongkar Rahasia
Pak Zian mengepalkan tangan sampai kukunya memutih karena sekuat tenaga menahan amarah. Kerut-kerut tajam mulai muncul di sudut mulut Pak Zian dan kulit pipinya menegang.Di saat membingungkan seperti sekarang. Jujur, gue tidak tahu apa yang harus dilakukan di tengah pertikaian keduanya sebab gue sendiri juga masih syok.Gue gak nyangka Bu Ayu bisa membongkar kebusukan Alina tepat di saat kami mau memasuki rumahnya.Gue bertanya-tanya. Haruskah sekarang gue jadi wasit? Atau ikut jadi pemain juga? Tapi, dibanding kena semprot gue memilih diam saja, auranya gak bagus buat ikut campur tapi honestly gue suka keributan ini.Sangat suka!Suruh siapa si kuntilanak itu ngambil kesempatan dalam kesempitan? Udah tahu dia yang selingkuh dan zina, masih mau berlaga polos dan merebut Pak Zian kembali lagi.Sekarang, rasakan akibatnya!"Mas, Mas, Ibu bohong! Janin ini milikmu, ini anakmu Mas!""Shut your fuckin mouth up, Alina! Berhenti bikin alasan! I told you, jika kamu memang selingkuh akui saja
Read more
TP 4. Tekotek?
"Ma-maksud Bapak apa? Kenapa saya harus menjawab? Dan kenapa--""Jawab saja Tsan, jika saya suami kamu apakah kamu akan menerima saya?" tanya Pak Zian memutus ucapan gue dengan tatapan yang tajam seolah hendak membolongi kepala gue.Entah mengapa gue merasa dia bertanya seolah-olah sedang takut kehilangan dan ini membuat kecurigaan gue sama dia kian membesar.Melihat itu, gue mengepalkan tangan kuat. "Baiklah, saya akan jawab. Jika saya memiliki suami seperti Pak Zian mungkin saya ...." Gue menarik napas dalam sejenak, "akan menerimanya," jawab gue lirih.Mendapat jawaban itu dari gue, samar mata gue menangkap Pak Zian menghembuskan napas lega dan dia pun mencondongkan badan ke depan penuh perhatian. Seulas senyum terlukis di wajahnya yang tampan. "Alhamdullilah. Kalau begitu saya gak salah memilih istri. Kamu memang beda Tsan."Deg."Istri?" Gue sontak tercengang mendengar pernyataan Pak Zian. "Maksud Bapak apa? Kenapa menyebut istri? Jujur, Pak! Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status