All Chapters of Tukar Pasangan (Jodoh)?: Chapter 171 - Chapter 180
203 Chapters
Bab 171. Perkelahian
Tanpa siapa pun ketahui, sebenarnya Tsabit sudah memperkirakan bagaimana cara menghadapi Wita. Selama dia menjadi pengusaha, dia sudah banyak bertemu dengan berbagai orang termasuk yang licik dan berotak kriminal seperti Wita. Sejujurnya, Tsabit sendiri tidak tahu alasan Wita jadi berubah membencinya padahal sebelumnya mereka adalah sahabat. Namun, meski pernah sama-sama membangun bisnis, seorang Tsabit tidak pernah memaafkan suatu pengkhiatan. Apalagi sekarang Wita bukanlah wanita yang punya pengaruh seperti dulu, dia tidak punya dekengan karena para petinggi yang mendukungnya sudah Tsabit kondisikan. Dengan kata lain, kini lebih mudah bagi Tsabit untuk menghukum Wita karena semua yang memihak Wita berbalik mendukungnya. "Sudahlah lebih baik kamu nyerah Wit. Di perusahaan gak ada yang mendukung kamu lagi. Sekarang saya tanya sebenarnya alasan kamu berbuat ini semua? Bukannya kita ini sahabat?" tanya Tsabit to the point. Tidak seperti biasanya, Tsabit memilih menggunakan panggilan '
Read more
Bab 172. Serangan Balik
Buggh!Satu pukulan mendarat tepat di salah satu bibir Tsabit saat Tsabit berhasil masuk dari lapang ke gedung tua yang ada di bukit golf dan jadi tempat persembunyian Surya. Darah segar pun mengalir di sana tapi Tsabit tak menyerah dengan sekali hentakan dia bisa memegang kedua lelaki kekar yang mengungkungnya. Tanpa ampun, Tsabit langsung menarik kepala salah satu mereka dan langsung meng-interogasinya."Bangsat! Gue bilang berhenti bermain-main, sekarang di mana bos lo?!" tanya Tsabit seraya mencengkram kerah leher si anggota geng payah yang memiliki panggilan Nemo itu. Si Nemo bertato itu meludah ke samping. "Cuih! Gue gak sudi jawab pertanyaan lo, set*n!""J*ncuk! Buruan! Panggil Bos lo, kalau Lo gak mau gue pukul lagi!" Bogem Tsabit sudah terangkat ke atas ketika suara berat milik Surya membuat perhatian Tsabit teralih ke depan."Hey, gue di sini. Lo nyari gue?" tanya Surya yang datang dengan pongahnya. Sudah Tsabit duga sebelumnya jika Tsabit menghardik anak buahnya, si ketua
Read more
Bab 173. The One and Only
POV HanaAku merasa ada yang berbeda dengan tubuhku akhir-akhir ini. Selama Tsabit dirawat, anehnya kejanggalan pada tubuhku seolah semakin nyata. Aku jadi sering mual dan tidak suka pada makanan tertentu. Namun, dikarenakan fokus pada kesehatan Tsabit yang belum tersadar pasca operasi, kuputuskan untuk tidak terlalu memperdulikannya. Jujur, melihat suamiku yang masih setia dengan tidur panjangnya dalam beberapa hari ini membuat perasaanku campur aduk. Tiap hari aku berdoa untuk menunggu kesadaran Tsabit, tak kuperdulikan raga yang sakit dan setia mengamati wajahnya yang penuh dengan perban. "Mas, kapan bangun? Mas, maafin Hana, ya?" ucapku sembari menggenggam tangan Tsabit yang pucat. "Cepat sembuh ya, Mas. Aku di sini nunggu Mas," lanjutku sambil mengusap air mata yang ada di sudut mata.Aku beranjak dari kursi lalu mencondongkan diri untuk mengecup kening suamiku cukup lama. Entah mengapa aku merasa rindu suaranya yang selalu mengomeliku. Tetapi demi Tsabit aku harus bertahan.
Read more
Bab 174. Istri Terbaik (POV Tsabit) (Tamat)
Aku tidak menyangka jika menjadi ayah akan semendebarkan ini. Setiap Hana mengajakku untuk berbicara dengan bayi yang ada dalam kandungannya, entah mengapa aku merasa bahagia. Pantas saja Mas Aksa begitu antusias menanti kelahiran Jauzan anaknya, ternyata ini alasannya.Selain aku jadi lebih gembira, di sisi lain aku juga jadi belajar lebih bijak menghadapi seorang Hana itu dikarenakan aku merasa semenjak Hana hamil, tingkahnya jadi lebih bar-bar dan sensitif. Aku yang seringkali tenang menghadapi berbagai macam kondisi seperti tidak berkutik jika Hana bersabda. Wanita yang kucintai itu agak unik dibanding kasus ngidam yang pernah aku dengar dari orang lain, mungkin inilah yang dinamakan beda wanita beda cara. Tetapi, meski begitu aku hanya berdoa semoga anak kami nanti tidak terlalu bar-bar seperti ibunya.Sore ini seperti biasa, aku pulang lebih awal karena rindu sama Hana dan janin yang ada di perut Hana tentunya. Namun, baru saja aku sampai di ambang pintu tiba-tiba saja Hana s
Read more
Tukar Pasangan 4. Terpaksa Menikahi Duda Galak
POV TsaniaAmbyar! Gue kesiangan. Buru-buru gue parkirkan si Minie--sepeda motor warisan Ibu sembarangan ketika sudah sampai di parkiran sekolah.Super sial. Pagi ini gue benar-benar lupa kalau di sekolah bakal kedatangan kepala sekolah baru, berhubung pengumumannya mendadak jadi gue gak siapin apa-apa.Cuman menurut slentingan yang gue dengar kepala sekolah itu supertampan, superjutek dan superdisiplin. Katanya juga dia merupakan anak kepala yayasan yang diminta menggantikan peran kepala sekolah sementara karena kepsek sebelumnya gak bener, jadi dia kepaksa ngambil tugas ini karena permintaan orang tuanya. Pokoknya kata gosip intinya kepsek baru ini termasuk serbuk berlian banget, sakin pinternya pernah ada gosip dia gelarnya banyak.Ajegile. Apa gak stres otaknya? Pasti laki kayak gini ngebosenin.Khawatir kesiangan, gue kuatkan kaki buat terus berlari menyusuri lorong dengan kekuatan yang tersisa. Untunglah gak perlu butuh waktu lama, akhirnya badan ini sampai di ruang guru dan tern
Read more
TP 4. Intimidasi Duda Galak
Gue tahu terkadang karma itu datangnya cepat banget. Dulu, gue pernah menghina kedua Abang gue yang mau-maunya dijodohin sama cewek pilihan Ibu, sekarang gue yang malah kena batunya. Gue kira setelah menolak lamaran via Ibu, semua akan selesai tapi ternyata ini masih berlanjut.Alaaamaak!Jujur, detik ini juga rasanya mulut gue udah gatal banget ingin memberikan segala sumpah serapah sama makhluk yang ada di depan gue. Siapa lagi kalau bukan Pak Zian yang sedang duduk anteng, kalem dan tanpa dosa di samping bapak dan ibunya. Siapa sangka, tanpa sepengetahuan gue, Ibu dan Ayah hari ini menerima kunjungan dari keluarga Pak Zian.Pantas tuh si duda gak ada di tempat pas gue kasih laporan, ternyata dia tiba-tiba nongol di saat gue sama Reyhan lagi ngobrol. Sepertinya dia udah dari sebelumnya menguping. Terus sialnya, setelah dia membuat Reyhan salah paham dan pergi bersama kemarahan, dengan cueknya dia menjawab pertanyaan Ibu sementara gue hanya bisa memasang wajah bete selama acara maka
Read more
TP 4. Teman Kondangan
Inilah harinya. Hari yang bakal jadi pertarungan bagi gue yaitu mendatangi kondangan Reyhan dan Livi. Memandangi janur kuning yang melengkung di depan pintu masuk, gak kerasa bikin air mata merembes kembali, untungnya siang ini gue dempul muka gue se-ciamik mungkin dan maskaranya waterproof.Gak sia-sia sebelum ke sini gue sempat ke salon buat memilih make up yang tahan air mata dan flaw less karena hasilnya bagus. Kayaknya sekali pun gue nangis Bombay, gue rasa muka gue bakal tetap cantik kayak Anjelina Jolie-lah.Pret!Honestly. Gue juga gak paham kenapa gue bisa mendadak semellow ini pas nyampe tempat acara padahal dari rumah udah berusaha buat kuat. Mungkin ini terjadi karena otak gue secara otomatis membayangkan masa-masa main sama Reyhan dan Livi yang gak bisa terulang lagi karena keduanya kini sudah beda sikap. Terutama, sikap Livi sama gue udah beda, entah apa alasannya. Dia juga bahkan gak jadiin gue bridesmaid. Apa dia tahu ya Reyhan suka sama gue? Jadi dia bersikap gini? A
Read more
TP 4. Malam Pertama yang Memalukan
Gue benar-benar gak nyangka bermula dari sebuah sandiwara kecil karena ingin terbebas dari pertanyaan Reyhan dan tidak mau mengecewakan orang tua, gue harus berakhir dengan menjadi istri seorang dokter senga yang punya pekerjaan sampingan jadi kepsek. Percayalah, selama gue hidup baru kali ini gue mempertanyakan, kenapa dari milyaran manusia yang ada di dunia harus Zian Putra Alamsyah orangnya? Kenapa dari semua cowok yang gue kenal, harus dia yang jadi suami gue? Tetapi, bagai bertanya sama rumput yang bergoyang sampai kapan pun gue gak dapat jawabannya. Oh, Tuhan, mau kabur aja rasanya. Namun, mengingat kebaya modern yang gue pake ini seharga motor jadi jadi gue urungkan niat gue buat kabur. Gue takut ini kebaya sobek, entar Ibu harus ganti. Kasian dahlah.Gue menatap nanar suasana akad nikah gue yang jadinya diadakan di rumah karena permintaan gue. Berhubung gue sama Pak Zian satu kerjaan, gue mau pernikahan kami ini bersifat privat tak banyak orang yang tahu dan dirahasiakan ter
Read more
TP 4. Mantan Istri Suamiku
Gue pandangi wajah gue di cermin dengan pasrah. Pagi ini gue gak sangka, muka gue udah berubah kayak panda baru lahiran. Bulat, belo dan ada lingkaran hitam di sekitar matanya pokoknya gak banget. Bisa jadi inilah hasil dari malam pertama yang memalukan. Cuman gara-gara cicak, gue harus merelakan sebagian tubuh gue kelihatan oleh Pak Zian. Jika memikirkan kejadian semalam, ingin rasanya gue punya jurus menghilang. 'Eh, tapi kan halal Tsan?' 'Iya, sih halal tapi kan antara kami udah ada kesepakatan.''Ya elah anggap aja bonus.''Kalau bonus, gue juga sah dong lihat dada dia? Eh, astaghfirullah!'Gue mengetuk-ngetuk kepala sendiri untuk menghentikan pembicaraan batin gue yang mulai ngelantur. Jujur saja, akibat insiden 'handuk' kemarin malam gue lagi-lagi terserang insomnia. Gue gak bisa tidur karena trauma dan terbayang di mana gue hanya pakai handuk sambil digendong sama Pak Zian. Mungkin bagi sebagian orang yang pasangannya menikah dengan normal didasarkan cinta, peristiwa itu a
Read more
TP 4. Masa Lalu Vs Masa Depan
Pemandangan yang kulihat di lorong sekolah menjadi buah pikiran gue sampai malam harinya. Akibat itu gue tidak terlalu konsen melakukan apa pun bahkan memutuskan untuk gak datang ke pembukaan klinik. Gue memutuskan pulang karena otak dan hati gue lagi gak sinkron.Malam ini, sekali lagi gue memeriksa pintu kamar dengan rapat bagai orang bodoh. Kali ini gue gak mau berbicara apa pun dan dengan siapa pun, apalagi jika yang mengajak mengobrol itu adalah Pak Zian.Entah kenapa, semenjak gue melihat dia bersama Alina--mantan istrinya di lorong rasanya gue jadi malas bertemu dengan lelaki itu. Padahal gue sendiri gak tahu alasannya, pokoknya gak suka aja. Titik.Gue bawa tubuh ini buat berbaring miring di atas ranjang, penat rasanya memikirkan semua keraguan gue, bahkan saking gak enak hatinya, nafsu makan gue pun jadi ikutan tiarap. Gak lama gue membaringkan tubuh, gue dengar derap langkah seseorang membuka pintu rumah, sepertinya itu Pak Zian. Kami memang memiliki kunci rumah masing-masi
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status