Semua Bab BERLAYAR: Kala Cinta Tak Berjalan Semestinya: Bab 11 - Bab 20
54 Bab
Gunung Es
Bukti perselingkuhan Mila dari Indira memang tidak bisa dijadikan sebuah kepastian. Arya terduduk di depan meja kerja, matanya kosong menatap palm botol, namun kepala berambut hitam legam itu berpikir keras. Jika Indira saja bisa memergoki Mila bersama kekasih gelapnya, maka ia juga bisa. Strategi yang dibuatnya harus benar-benar sempurna untuk menangkap pencurian istri ini.          Diraihlah ponselnya, lalu membuka aplikasi ‘catatan’. Jemari itu lincah mengetikkan beberapa saksi yang pernah melihat sang istri dengan lelaki lain. Segala perih harus ia kesampingkan karena kebenaran harus terungkap. Diketiklah judul ‘Bukti Mendua’ di ponselnya.          Paragraf pertama, ia mengetik kata ‘Febby’ dilanjutkan dengan ‘Orchid Park Residence’. Lalu Arya menekan enter. Kalimat berikutnya, ‘Utari’. Sebelum mengetikan di mana Ut
Baca selengkapnya
Penumpang
Kala surya bergeser ke arah barat, mobil Arya yang membawa Mila juga motor matic Indira saling susul masuk ke halaman rumah Arya. Saat itu juga membuat Mae kelabakan untuk membuka pintu gerbang dan menghentikan aktifitasnya menyusun pot pot bunga kesayangan Arya.          “Kenapa disusun ulang Mpok?” Indira melepas helmnya dan masih di atas motor.          “Ada kadal lewat, Neng. Nyenggol pot ini, tanahnya tumpah.” jelas Mae kemudian.          “Udah dibenerin Mpok? Kalau belum sama saya aja nanti.” Arya menutup pintu mobilnya, lalu disusul Mila yang keluar.          “Udah Pak. Ini tinggal nyusun aja,”          “Biar sama saya aja. Mpok anter Dira ke kamar aja.” ti
Baca selengkapnya
Bajak Laut
Lukman melirik parkiran kantor sesekali, lalu memalingkan pandangannya ke arah smartwatch yang melingkar di pergelangan tangan kanan. Orang yang ia tunggu; Aryasatya, tak jua menampakkan diri.          “Lu nungguin si Arya udah kek cewek yang mau diapelin!” Brandon meledek Lukman yang gelisah sedari tadi. Lukman menghiraukan ledekan itu dingin. Baru saja di group chat David bilang semua crew harus berkumpul karena ada hal penting yang akan ia kabarkan.          David membuat janji semua harus berkumpul setelah jam makan siang, kurang lebih 10 menit lagi selesai jam makan siang. Namun Arya belum juga datang. Sebuah aturan tidak tertulis bagi mereka jika belum berkumpul maka tidak akan disampaikan pesan itu.          “Alhamdulilah!” seru Lukman sedikit berteriak saat melihat mobil Arya masuk ke parkiran.
Baca selengkapnya
Peta
 Arya sudah perlente dengan kemeja berwarna biru navy yang dua kancing terbuka di bagian atasnya, ditambah kedua lengan kemeja yang digulung hingga sikut. Aura seorang pria mapan terpancar dari dirinya. Arya bersender pada mobilnya di parkiran kampus Indira, berniat menjemput adik semata wayang itu.          Arya menjadi pusat perhatian para mahasiswi yang berlalu lalang di parkiran. Sesekali ada yang sengaja membuka masker untuk tersenyum pada Arya, atau juga ada yang nekat mengajak kenalan. Berbekal badan berorot nan seksi, juga paras yang sedikit mumpuni membuat Arya begitu mudah mendapatkan daun muda seusia Indira.          “Ngapain ke sini?” ketus Indira bersuara di hadapan Arya.          “Jemput.”          “Kan dibilang kagak usah,&rd
Baca selengkapnya
Sang Navigator
Angin semilir menebak sun catcher yang Mila pasang di jendela halaman belakang rumah. Bias warna pelangi menembak ke arah tembok dapur di dalam. Saat angin bertiup sepoi ini, pandangan Mila berfokus pada rak tempat angkrek Arya berjajar. Mila tidak fokus pada bunga yang mekar berwarna warni, kepalanya hanya penuh dengan anxiety akan ketakutan menutupi perselingkuhan. Sudah 5 hari ini progres kerja sama antara Arya dan Donny berjalan baik. Koneksi antar mereka kian membaik, team work juga apik. Kala suami dan kekasihnya menjadi akrab, justru Mila yang menjadi stress. Hatinya ikut tidak tenang. Kemampuan berlakon saat ia kuliah pun hanya sanggup menutupi 75 persen dari semua scenario yang dibuatnya bersama Donny. Dalam proses daydreaming, Mila teringat akan perkataan Donny pada pesan singkatnya. “The ending of your story, is to decide.” Memutuskan pada siapa cintanya harus diberikan. Jika ada yang bisa mengerti, Mila ingin mengutarakan apa yang ia rasakan jika berhadapan dengan dua l
Baca selengkapnya
Kompas
Suara tawa anak-anak yang bermain sepeda lalu lalang di jalanan klaster Arjuna. Begitu pula aroma nasi goreng babat sapi yang dibuat Mae untuk makan siang Arini yang semalaman terjaga, menggoda iman siapapun yang bersembunyi di rumah ini.           Mila belum juga pulang dari sekolah meskipun jam sekolah sudah habis waktunya. Sedangkan Arya, memilih tidak masuk kantor karena dari semalam ia sakit perut. Setelah menelpon Fauzan dan disarankan minum obat rekomendasinya, berakhir baikan juga. Tapi aroma nasi goreng babat buatan Mae benar-benar menggugah nafsunya.          “Wangi bener Mpok. Ke kantor sampe kecium.” Kekaguman Arya pada setiap aroma masakan Mae memang tidak pernah kendor. Mae asisten rumah tangga itu sudah mengabdi selama 7 tahun di rumah Arya. Mereka sudah layaknya keluarga.          “Mpok M
Baca selengkapnya
Mega Mendung
Jam 2 siang, suara senyap dari keegoisan tiap-tiap orang di kantor ini dibungkam oleh kebutuhan akan menyambung hidup. Suara ketikan dari keyboard mekanik yang dipakai Arya pada personal komputernya menambah kemerduan diatas kesunyian ini. Lalu, suara siulan Brandon kala berhasil menghandle permintaan kostumer dari luar negara menambah suara-suara atas kesenyapan mereka, 4 orang pengusaha muda. Para kerah putih yang melebur, menyamaratakan diri dengan para kerah biru kenalannya.          Berdiam untuk menyelesaikan pekerjaan mereka pribadi sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Berkat kebiasaan ini, semua progress atas tujuan kantor ini menjadi kantor yang sukses akhirnya tercapai. Kesejahteraan pekerjanya pun terpenuhi. Misi mereka untuk mewadahi UMKM dibidang furniture sudah berhasil. Tapi, ketika Donny Lazuardi hadir, kantor ini layaknya kereta yang lepas dari rel. Tidak lagi mengedepankan misi mereka untuk mewadahi peng
Baca selengkapnya
Gerimis
Panas dari matahari menusuk ke bumi. Jakarta terasa sangat terbakar siang ini. Kepala David yang panas juga terasa terbakar. Permintaan Sakhila Wibowo membuat idenya habis tak bersisa. David menatap kertas daftar keinginan Sakhila yang diberikan oleh Donny.          “Ini yakin?” David memastikan Donny atas apa yang dilihatnya.          “Yakinlah! Masalah uang jangan risau. Ardi Purnomo gak punya limit.” Donny meremehkan tentang produksi furniture yang David tangani untuk ini. David yakin Ardi mampu membayar lebih mahal jika ia meminta, pengrajin kenalannya juga mampu merekayasa bentuk abnormal. Tapi jika harus barang susah begini. David juga perlu referensi.          “Izinin buat ketemu Ardi sekarang juga. Ada hal yang perlu dibahas.” Tegas David. Batas antara David dan Donny sudah terlalu t
Baca selengkapnya
Badai
Mobil SUV hitam legam itu parkir sudah parkir dengan baik. Gontai Arya melepas sepatu dan menyampirkan sebuah jaket ke bahu. Hari ini benar-benar melelahkan jiwa dan raganya. Sapaan Mae hanya dibalas deheman singkat. Muka Arya benar-benar kusut seperti kertas baru diremas.          Tas kerja yang ia tenteng saban hari hingga mobil, ia simpan di atas meja kerja di kantor pribadinya. Kekhawatiran tentang hal macam-macam akan apa yang dilihat tadi di Grand Indah Hotel menghasilkan kelumpuhan sementara pada badan kekar Arya. Nalarnya mengatakan penolakan. Namun jika kedua netra itu menatap dengan jelas segala tindakan Mila, apa yang mampu Arya lakukan selain memastikan?          Arya duduk memangku dagu di depan layar monitor yang mati. Terkadang mengusap wajah ketika mengingat Donny yang mengetuk pintu. Tiba-tiba saja Arya mengingat ucapan Indira waktu sang adik mengerjakan tugas t
Baca selengkapnya
Ilusi Pelangi 1
Embun-embun masih menempel pada pucuk paling atas pepohonan. Angin dingin juga masih semilir hingga mampu menusuk tulang. Jam 4 pagi, Arya sudah diam di sebuah pusat kebugaran. Sudah 15 menit ia berlari diatas sebuah treadmill. Keringat sudah keluar dari seluruh badannya. Melepaskan stress maupun menyelaraskan emosi dengan olahraga merupakan pilihan Arya.          Pusat kebugaran satu-satunya di block ini sering buka hingga 24 jam. Dan dini hari ini termasuk jam kosong. Arya tidak perlu menunggu beberapa waktu hingga orang lain selesai menggunakan alat. Orang-orang jarang pergi ngegym saat pagi buta. Meskipun iya, mungkin makhluk insomnia atau orang bermasalah seperti dirinya.          Kini Arya memilih untuk skipping. Dengan Bluetooth headphone menutup telinga akan bisingnya dunia, Arya melompat dengan tali yang melingkar melewati tubuhnya. Dalam 5 menit pertama ia beristirahat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status