Semua Bab Pendekar Kembara Semesta Seri 2: Bab 91 - Bab 100
119 Bab
Menebas Gerombolan Sumbung
 Wajah Gubegan memerah bara. Kepala terasa panas meranggas. Dia merasa sangat direndahkan martabatnya oleh Suro Joyo. Saat ini tidak ada niat sedikit pun untuk melarikandiri dari pertempuran. Gubegan punya keinginan yang kuat untuk merebut Penginapan Melati Jingga dari tangan Ayumanis. Gubegan justru punya semangat yang kuat untuk segera mengalahkan Suro Joyo.‘Akhirnya dia kepancing juga, hehehe...,’ Suro Joyo tertawa dalam hati. ‘Orang-orang semacam Sumbung dan Gubegan ini sukanya mengejek orang lain. Tapi kalau kesinggung sedikit saja, mencak-mencak. Dia merasa paling hebat, sehingga sukanya menghina orang lain yang dianggapnya lebih rendah kedudukannya dibandingkan dirinya.’Suro Joyo memang suka memancing-mancing emosi lawan. Dia sengaja melakukan cara itu untuk membakar kemarahan lawan. Kalau lawan marah, maka nalarnya terganggu. Saat nalar kurang normal, bertarung pun tidak bisa normal. Ketika seorang pendek
Baca selengkapnya
Pertarungan yang Seru
 “Ternyata hanya sampai di situ kemampuan Gabrul dan Kepyur,” gumam Wandagni. “Beda dengan sesumbarnya yang selangit, seolah-olah tidak mempan segala macam senjata.”Pendekar wanita itu punya kepercayaan lebih tinggi untuk segera menumpas gerombolan Sumbung. Wandagni makin bersemangat untuk membantu teman-teman lainnya yang membutuhkan bantuan.Katriningsih yang melihat Wandagni berhasil menumbangkan lawan, semakin bersemangat untuk segera mengakhiri pertempuran. Dia yang telah menggunakan pedangnya, terus merangsak lawan-lawan yang menggunakan tombak tajam.‘Para perusuh ini harus tumpas secepatnya,’ kata Katriningsih di dalam hati. ‘Mereka tidak layak hidp karena hidup hanya digunakan untuk membuat kekacauan.’Katriningsih bergerak ke sana kemari untuk menghabisi para gerombolan perampok itu satu persatu. Baginya tak ada maaf bagi para perampok yang ingin mengacaukan Penginap
Baca selengkapnya
Keselamatan Ayumanis Terancam
Keselamatan Ayumanis Terancam‘Hah? Apa yang dia lakukan?’ tanya Sumbung dalam hatinya. ‘Dia berani menangkis tombak dengan sepasang pisau? Gila! Ini perbuatan nekad yang tidak tanggung-tanggung. Ini perbuatan berani karena besar resikonya.’Pisau di tangan Ayumanis berhasil menangkis dan mengunci tombak lawan. Dia berhasil mengunci dengan jepitan menyilang. Terjadi dorong dan tarik antara kedua pendekar itu. Sampai pada suatu saat tak terduga kaki kanan Sumbung berhasil mendodog dada Ayumanis dengan keras.‘Modaaar!’ kata hati Sumbung. ‘sebentar lagi kamu bakal mati oleh tombak saktiku. Tinggal satu-dua jurus lagi aku akan menghabisimu, Ayumanis!’Dua pisau di tangan Ayumanis lepas. Sedangkan tubuh pendekar wanita itu terbanting ke tanah. Belum sempat dia bangun, Sumbung sudah menyerang dengan tusukan tombak sangat cepat. Tusukan tombak di dugaan itu siap
Baca selengkapnya
Menuntaskan Kewajiban
 Mata tombak yang tajam milik Sumbung tergeletak di tanah. Kini yang masih tergenggam Sumbung hanyalah tongkat, bukan tombak lagi.”Hehehehe..., bagaimana rasanya kalau mempunyai tombak yang bujel, sobat? Pasti lebih asyik kan, hehehehe...!” ejek Suro Joyo sambil terkikik-kikik.Suro Joyo menoleh ke arah Ayumanis sambil berkata, “Cepat menjauh dari sini!”Ayumanis mengangguk sebagai jawaban atas perhatian Suro Joyo. Sebagai kakak seperguruan, Suro Joyo mempunyai tanggung jawab atas keselamatan jiwa Ayumanis.Sebenarnya Suro Joyo ingin membantu Ayumanis sejak tadi, tapi Ayumanis ngotot ingin menyelesaikan permasalahan pribadinya dengan Sumbung. Dendam lama Sumbung terhadap Ayumanis akan dihadapi Ayumanis. Ayumanis tidak ingin dirinya disebut pendekar pengecut. Dia ingin dirinya tetap sebagai pendekar tanggung yang berwatak kesatria.“Kalau alasan Ayumanis demi harga diri, aku bisa memaklumi
Baca selengkapnya
Menunggu Kedatangan Sanggariwut
Suro Joyo meninggalkan Penginapan Melati Jingga dengan perasaan lega. Pendekar Rajah Cakra Geni itu bisa bernapas lega setelah berhasil membantu Ayumanis, adik seperguruannya untuk mempertahankan penginapan itu dari jarahan Sumbung dan anak buahnya. “Untung saja aku berada di penginapan itu saat Ayumanis membutuhkan bantuanku,” gumam Suro Joyo sambil menelusuri jalan. “Walau Ayumanis termasuk pendekar wanita pilih tanding, tapi tetap membutuhkan bantuan orang lain. Dia masih muda, belum banyak pengalaman. Dia masih mudah diperdaya lawan.” Pendekar dari lingkup istana itu bergegas melanjutkan perjalanan. Dia ingin secepatnya sampai di Krendobumi. Sudah cukup lama dia mengembara. Ada rasa rindu pada ayah dan ibunya. Andai bisa, ingin rasanya Suro Joyo terbang di angkasa supaya cepat sampai di Istana Kerajaan Krendobumi. Ada semangat tinggi pendekar gagah dan tampan itu untuk melangkahkan kaki. Dia ingin cepat sampai tujuan, istana kerajaan. Namun kejadian lain bisa saja menghalang, se
Baca selengkapnya
Kedatangan Prajurit Perkasa di Jenggalu
Pendapat tiga anak buah Wadungsarpa ternyata benar. Orang yang mereka bicarakan terlihat berjalan dari kejauhan menuju pendapa kalurahan. Dialah pendekar muda yang bernama Sanggariwut. Berwajah cukup tampan, berbadan tinggi besar, mengenakan pakaian hitam dipadu dengan warna jingga. Beberapa waktu yang lalu Sanggariwut berada di Penginapan Melati Jingga. Dia bersenang-senang dengan seorang perempuan. Dia melepaskan kepenatan hidup di penginapan itu dengan ditemani perempuan cantik. Sanggariwut bergegas ke Jenggalu setelah masa bersenang-senangnya cukup.Sanggariwut merasa kali ini sudah cukup bisa menikmati kesenangan surga dunia. Pada kesempatan lain akan dia nikmati lagi kalau nanti berhasil melaksanakan tugas dari Wadungsarpa. Sanggariwut belum tahu sepenuhnya tugas dari Wadungsarpa. Namun, apa pun tugasnya, Sanggariwut akan melaksanakan sebaik-baiknya.Begitu sampai di depan Wadungsarpa, pendekar muda itu langsung menunduk hormat. Wadungsarpa dan ketiga pembantu setia membalas de
Baca selengkapnya
Melawan Prajurit Pulungpitu
Sanggariwut telah bersiap diri. Dalam hati bertekad untuk membela Wadungsarpa dengan taruhan nyawa. Bagi Sanggariwut, Wadungsarpa sosok paman, sosok setara orang tua yang mesti dibela mati-matian. Bukan sekadar kata-kata, tapi kalau dibutuhkan bukan hanya membela mati-matian, tetapi mati yang sebenarnya. Sanggariwut tidak ragu-ragu mengorbankan jiwa untuk membentengi Wadungsarpa dan Jenggalu. Wadungsarpa menghela napas panjang. Dia sangat kesal dan panik setelah mendengar laporan anak buahnya tadi. Wadungsarpa merasa kesal atas kebodohan anak buahnya yang tidak mengenali orang yang datang ke Jenggalu. Wadungsarpa panik karena secara naluri dirinya menduga akan terjadi sesuatu di luar rencana. Rasa panik Wadungsarpa bertambah-tambah manakala pendapa kalurahan kedatangan lima prajurit berkuda. Dilihat dari pakaian yang disandang, mereka berasal dari Pulungpitu. mereka prajurit gagah perkasa dari Kerajaan Pulungpitu! “Sudah kuduga,” gumam Sanggariwut, “yang datang prajurit dari Pulungp
Baca selengkapnya
Melawan Senapati Pulungpitu
Jurus pertama yang digunakan Sanggariwut memadukan pukulan dan tendangan. Cepat sekali pukulan atau tendangan membuat Bremara kerepotan untuk menangkis. Atau kadang-kadang menghindar. Suatu saat tangan kanan Sanggariwut bergerak hendak memukul, tapi Bremara berhasil menangkis. Bahkan berhasil mengunci kedua tangan lawan.Sanggariwut tak kehabisan akal. Dia menggunakan kedua kaki untuk menendang dada lawan sambil bersalto ke belakang. Membuat Bremara terlempar ke belakang, sehingga Sanggariwut lepas dari kuncian.Saat Bremara dalam keadaan terdorong ke belakang, Sanggariwut tak menyia-nyiakan kesempatan. Dia mengejar lawan untuk menggedor dadanya dengan pukulan beruntun!Tubuh Senapati Kerajaan Pulungpitu terbanting ke bumi. Beberapa kejap dia seperti tak sadarkan diri. Barulah kemudian Bremara terlihat berusaha bangun dengan pandangan mata berkunang-kunang. Dalam hati Bremara mengakui bahwa lawannya memang punya ilmu silat tingkat tinggi yang sulit ditandingi.“Pendekar muda ini benar
Baca selengkapnya
Meninggalkan Pertarungan
Benturan dua senjata sakti menimbulkan suara keras mirip ledakan. Terlihat kobaran api setelah terjadi benturan sangat keras antara tombak sakti dengan cambuk sakti. Sanggariwut terlempar tinggi ke udara, sedangkan Bremara terhempas ke belakang beberapa tombak. Pada saat itu juga senjata bremara terubah ke bentuk semula. Menjadi tongkat pendek kembali. ‘Cambuk Sanggariwut benar-benar punya kekuatan dahsyat,’ kata Bremara dalam hati. ‘Kalau aku tak siap dengan tenaga dalam, mungkin sudah terlempar jauh ke belakang. Selain senjata saktinya sangat membahayakan bagi lawan, Sanggariwut juga memiliki ilmu silat tinggi. Dia juga dikenal dengan julukannya yang menggemparkan dunia persilatan. Jurus Ular Api Neraka, itu julukan yang membuat banyak pendekar takluk, dikalahkan, atau pun tewas di tangan Sanggariwut.’ Sementara itu tubuh Sanggariwut menghantam wuwungan pendopo kalurahan. Banyak genting bertebaran disertai suara berderak. Selama beberapa saat dia berdiri di atas wuwungan sambal mem
Baca selengkapnya
Perdebatan Berujung Pertarungan
Walau hati kesal pada Kaliswaja dan Kaliswesi, tapi Keksi Anjani berusaha untuk menahan diri. Berusaha supaya kemarahannya meledak. Karena Keksi Anjani menyadari bahwa saat dirinya marah, maka kegagalan untuk mengetahui keberadaan Suro Joyo, ada di depan mata.“Mereka memang laki-laki brengsek yang suka mempermainkan orang lain yang sedang kebingungan dan butuh bantuan,” gumam Keksi Anjani. “Tapi aku juga menyadari bahwa aku butuh bantuan mereka. Aku harus sabar dan bisa menahan diri supaya tidak marah dan ngamuk-ngamuk. Kalau sampai aku marah dan ngamuk-ngamuk, aku tidak akan bisa mendapatkan petunjuk untuk menemukan orang yang sedang kucari.”Kaliswesi senyum-senyum sambil memperhatikan tubuh Keksi Anjani dari atas sampai bawah. Dari ujung rambut sampai ujung kaki. Setelah mengetahui kecantikan dan kemulusan tubuh Keksi Anjani, Kaliswesi berdecak kagum.”Mau tanya apa, Putri Siluman Alan Waru yang cantik dan bertubuh memukau?” Kaliswesi bertanya sambal memata hijau. ”Apa kamu ingin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status