Semua Bab Pendekar Kembara Semesta Seri 2: Bab 81 - Bab 90
119 Bab
Pengepungan Penginapan Melati Jingga
 Suro Joyo tidak langsung menjawab pertanyaan Ayumanis. Dia diam beberapa saat. Dia ingin mencari kata-kata yang tepat dan singkat untuk menjelaskan maksud ucapannya tadi.Ayumanis juga diam. Dia menunggu jawaban dari Suro Joyo. Gadis itu dalam hati mengagumi Suro Joyo. ‘Andai saja aku bukan adik seperguruannya, aku bisa jatuh cinta pada Suro Joyo,’ batin Ayumanis. ‘Aku anggap Suro Joyo seperti kakak kandung. Dengan memposisikan diri sebagai adik kandung, aku bebas bermanja-manja pada Suro Joyo.’”Kesenangan yang diperoleh Janur, merupakan kesenangan yang bersifat fana,” Suro Joyo menjelaskan. “Itu hanya kesenangan semu. Bukan kesenangan yang sebenarnya. Sifatnya tidak abadi. Juga tidak bermutu. Andaikata ada mutunya, maka mutunya termasuk rendah. Rendahan. Dia merasa senang, tapi hanya sekejap, setelah itu hilang.”Ayumanis mengangguk-angguk ketika mendengarkan penjelasan Suro Joyo.
Baca selengkapnya
Bawara Mencari Wandagni
  Ayumanis teringat kematian Raden Tumon beberapa waktu lalu. Dia menduga, Bawera mendatangi Penginapan Melati Jingga dengan membawa anak buahnya untuk menuntut balas atas kematian Raden Tumon. ‘Tidak ada kapok-kapoknya Bawera mau mencari masalah denganku,’ batin Ayumanis. ‘Kalau itu yang diinginkan Bawera, aku tidak akan berkelit lagi. Aku tidak akan menghindar lagi dari masalah ini. Sebaiknya hari ini juga masalahku dengan Bawera dituntaskan.’ Beberapa saat Ayumanis mengamati wajah Wandagni yang pucat pasi. Mungkin dia takut Penginapan Melati Jingga akan diratakan oleh Bawera. Ayumanis merasa kasihan pada anak buahnya yang sangat setia itu. pagi-pagi begini sudah mencarinya ke sini.   ”Bawera mengepung Penginapan Melati Jingga?” tanya Ayumanis disertai gemertakan gigi. ”Kalau begitu, biar aku yang menghadapinya.” Ayumanis segera melesat menuju penginapan. Disusul Wandagni dan Suro Joyo. Dalam beberapa saat mereka
Baca selengkapnya
Pertempuran di Penginapan Melati Jingga
   “Aku tidak mengatakan begitu,” sahut Bawera. “Tapi siapa tahu sebenarnya Wandagni yang memancing-mancing Tumon supaya masuk kamarnya.”“Hehehe..., kamu menduga seperti itu?” Suro Joyo bertanya sambil tersenyum sinis. “Aku bisa maklum. Kenapa? Karena kamu termasuk orang yang suka berpikir mesum ketika melihat perempuan. Pikiran seperti itu diwarisi Raden Tumon. Maka Raden Tumon berpikir mesum ketika melihat Wandagni. Dalam bayangannya, bayangan yang semu, bayangan yang bukan sebenarnya, Wandagni suka padanya. Padahal dalam kenyataan, Wandagni tidak suka pada Raden Tumon.”Ketika terjadi perdebatan seru antara Suro lawan Bawera, diam-diam Ayumanis berbisik pada Wandagni, “Wandagni, kamu beri isyarat kepada seluruh anak buah kita! Sekarang kita berada dalam keadaan darurat. Kita dikepung musuh. Mau tidak mau, kita lawan mereka. Suka atau tidak suka, kita berperang
Baca selengkapnya
  Pertempuran Semakin Sengit
Bawera merasa girang di hati karena berhasil memukul punggung Suro Joyo dengan kedua tangannya secara bersamaan. Dia berharap semoga Suro Joyo mengalami luka dalam yang bisa berakibat fatal. Bawera berharap pukulannya bisa membunuh Suro Joyo. Atau..., kalau tidak bisa membunuh, setidaknya bisa membuat Suro Joyo luka dalam yang parah.“Ternyata kemampuan silat Suro hanya segitu,” gumam Bawera. “Hanya dengan satu gebrakan, bisa kena pukulan. Mestinya kalau dia pendekar hebat, tentu ceroboh seperti itu.”Akibat pukulan dari Bawera, Suro Joyo terdorong ke depan beberapa langkah. Namun, dengan satu gerakan tubuh memutar, Suro Joyo telah menghadap ke arah lawan. Dia berdiri kokoh dalam keadaan telah pasang kuda-kuda untuk bertarung melawan Bawera.Suro Joyo tidak meremehkan Bawera. Dia juga tidak meremehkan siapa saja yang menjadi lawannya. Semua lawan, siapa pun itu, terkenal atau tidak dikenal, tetap diwaspadai. Namun ketika bertarung melawan
Baca selengkapnya
Tumpas Tak Tersisa
 Pertarungan bersenjata antara Sunita melawan Blendok berlangsung seru. Keduanya sama-sama ahli memainkan senjata masing-masing. Sunita memainkan pedangnya dengan lincah. Mata pedang yang tajam itu berkelebat-kelebat mencari celah untuk menusuk lawan.Blendok menggunakan gada bergeriginya untuk menangkis pedang lawan. Kadang-kadang Blendok berusaha menghantam tubuh lawan denga senjata penghancur yang ada di tangannya.Trang! Ting! Tang!Beberapa kali terjadi benturan dua senjata yang menimbulkan percikan api dan suara berdentingan. Sunita telah mengeluarkan beberapa jurus pedang untuk menundukkan lawan. Blendok juga telah menggunakan segala kemampuannya menggunakan gada bergerigi. Namun belum terlihat pihak mana yang kalah atau pun menang.‘Melawan Blendok tidak bisa mengandalkan otot dan kemampuan menggunakan senjata saja,’ kata Sunita dalam hati. ‘Aku harus menemukan akal untuk bisa mengalahkan Blendok.’
Baca selengkapnya
Kelayun Beraksi Sendirian
 Kehadiran Kelayun membuat Suro Joyo merasa tenang. Dia merasa kewajibannya membantu adik seperguruan untuk menjaga keamanan Penginapan Melati Jingga, telah selesai. Dalam pikirannya, hari ini dia bisa melanjutkan perjalanan menuju Krendobumi.Tiba-tiba ada rasa rindu kepada kedua orang tuanya. Sejak dirinya pamitan untuk melaksanakan tugas menumpas Riris Manik, belum kembali ke Krendobumi. Waktu itu Suro Joyo mendapat perintah dari ayahandanya,  Raja Agung Paramarta, untuk menyelidiki sepak terjang Riris Manik yang punya julukan Dewi Pemikat.Waktu itu si Dewi Pemikat dikabarkan melakukan pembunuhan beruntun terhadap pemuda-pemuda yang terpikat padanya. Diduga, tempat pembunuhannya di Sanggar Teratai Perak miliknya. Sanggar milik Riris Manik berada di atas danau yang dihuni buaya-buaya buas! Bila kabar itu benar, maka Suro Joyo harus menangkap Dewi Pemikat untuk di bawa ke hadapan Raja Agung Paramarta. Apa alasan Suro Joyo untuk menangkan Ririrs Mani
Baca selengkapnya
  Menumpas Satu-persatu
Bawera sigap menangkis dua anak panah yang mengincar nyawanya. Dia berhasil menghadang dua panah yang hampir menembus leher dan dada. Namun kaki kanan Kelayun berhasil menendang dada Bawera. kaki kiri pendekar wanita itu masih bertumpu di bumi dengan kokoh.Kelayun segera pasang kuda-kuda dengan dua kaki terpancang ke bumi. Dia siap menyerang lawan.“Bawera terkenal sebagai saudagar, sekaligus juga pendekar silat tingkat tinggi,” gumam Kelayun. “Aku harus selalu waspada kalau bertarung melawan dirinya. Tadi dia bisa menangkis seranganku dengan menggunakan dua anak panah. Itu menunjukkan bahwa Bawera memang pendekar pilih tanding. Sayangnya, dia salah pikir. Dia sesat pikir.”Bawera terbanting di tanah akibat tendangan kaki kanan Kelayun. Dia segera bangun dengan muka merah padam saking gusarnya.“Sundal sial!” Bawera mengumpat lirih yang hanya bisa didengar diri sendiri. “Mimpi apa aku tadi malam, sehingga hari in
Baca selengkapnya
Kemunculan Ajian Langka
 Suro Joyo terbelalak kaget. Bahkan sangat kaget. Dia melihat perilaku Kelayun laksana melihat hantu di siang hari. Dari gerak-gerik Kelayun, Suro Joyo tahu bahwa pendekar wanita itu sedang menggelar sebuah ajian!”Ajian Cakar Singa Putih...?” gumam Suro Joyo. ”Tak disangka ajian itu benar-benar ada. Kukira ajian itu hanya ada di negeri dongeng. Ck, ck, ck..., pantas dia begitu percaya diri ketika menghadapi lawan-lawannya.” Suro Joyo teringat cerita yang beredar dari mulut ke mulut tentang sebuah ajian yang pernah menggegerkan dunia persilatan. Ajian itu namanya Ajian Cakar Singa Putih. Pendekar yang bisa menguasai ajian itu bukan pendekar sembarangan. Suro Joyo terperanjat, sekaligus gembira ketika tahu bahwa Kelayun memiliki ajian hebat dan langka itu.Dulu Suro Joyo mengira cerita yang beredar secara lisan itu hanyalah dongeng atau omong kosong. Namun baru saja Suro Joyo melihat kenyataan yang dia rasa seperti sedan
Baca selengkapnya
Siap Menghadapi Gerombolan Sumbung
 Kelayun tersenyum kepada Suro Joyo. Walaupun hubungan antara dirinya dengan Suro Joyo tidak begitu akrab, tapi dirinya tadi sempat mendesak Suro Joyo supaya berada di Penginapan Melati Jingga karena aka nada bahaya mengancam.Suro Joyo dikenal sebagai sosok yang selalu menolong siapa saja yang membutuhkan asalkan orang itu berada di jalan yang benar. Sesuai dengan tekad Suro Joyo untuk menumpas segala bentuk kejahatan di muka bumi, maka pendekar yang pakaiannya berwarna kuning itu tentu tidak keberatan dimintai tolong menghadapi gerombolan pembuat onar.Gerombolan pembuat onar perwujudan dari manusia-manusia penebar kejahatan. Kejahatan itu bisa berbentuk pencurian, perampokan, pembunuhan, sampai pemberontakan. Segala bentuk kejahatan di muka bumi mengundang Suro Joyo untuk campur tangan. Entah diminta atau tanpa ada yang meminta, Suro Joyo dipastikan akan turun tangan.‘Aku ingin berada di Penginapan Melati Jingga ini tujuan utamaku untu
Baca selengkapnya
Aksi Gerombolan Sumbung
  Suro Joyo dan Ayumanis pelan-pelan berjalan mendekati Sumbung. Sunita, Wandagni, dan Katriningsih juga pelan-pelan berjalan di belakang Suro Joyo dan Ayumanis.Sumbung terlihat sedang berdiri tenang sambil mengamati Penginapan Melati Jingga. Anak buahnya berada di belakang Sumbung dalam keadaan siap perang.  “Mereka kelihatannya sangat percaya diri,” bisik Suro Joyo pada Ayumanis. “Apa mereka orang-orang pilihan Sumbung ya?”“Bisa juga begitu, Suro,” jawab Ayumanis, juga berbisik. “Kali ini Sumbung tentu mempunyai perhitungan yang matang untuk bisa merebut Penginapan Melati Jingga dari tangan kita.”“Aku heran sama Sumbung.”“Heran tentang apa?”“Dia mau merebut Penginapan Melati Jingga. Kalau misalnya berhasil, apa dia bisa mengelola penginapan ini?”“Kalau mengelola penginapan, belum tentu bisa. Tapi kalau mengelola te
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status