All Chapters of Belongs To Mr Lehon : Chapter 21 - Chapter 30
56 Chapters
Pengunduran Diri
Dua hari berlalu, Kiara merasa heran sebab kehilangan keberadaan Nesya dan Lutri. Entahlah ke mana mereka. Namun, hal itu berhasil membuat semua orang bertanya-tanya dan dia lah yang menjadi sasarannya.Gadis itu tampak termenung ketika seseorang kembali bertanya padanya. "Aku tidak tau. Kalian semua kenapa bertanya pada—" Tatkala hendak protes, Lutri tiba-tiba datang dengan berkas bersamanya. Entah apa isinya.Ia berjalan melewati ruangannya, hanya menatap sekilas ke arah orang-orang yang padahal selama dua hari ini telah bertanya-tanya. Ia segera memalingkan pandangannya ketika Kiara menganga, hendak bertanya. Ia berjalan lurus lalu masuk ke ruangan Lehon.Wanita itu tampaknya telah ditunggu oleh sang general manager yang sedang memainkan pena nya. Tampak jika di sana ada Abi."Dari mana aja kamu, Lutri? Apa maksudnya tidak memberi kabar pada kami semua? Lihatlah semua pandangan ke arahmu sejak tadi. Kamu sudah menjadi seleb dadakan," ucap Lehon menyambut kedatangan wanita itu semb
Read more
Parasit
Kiara berhasil membawa gadis itu masuk ke dalam apartemen yang segera ia istirahatkan di kamarnya. Ia berpikir jika Ben sama sekali tidak tahu sebab pria itu belum pulang. Sesungguhnya, ia cukup ragu untuk membawa Nesya pulang bersamanya. Namun, keadaan yang cukup mengkhawatirkan memaksa ia harus melakukannya."Makasih, Kiara. Maaf kalau selama ini aku udah jah—""Tidak, Nesya. Jangan bahas hal semacam itu untuk sekarang. Aku ambilin minum dulu buat kamu," potong Kiara yang segera berlalu dan masuk ke dapur.Ia menengok ke segala arah dengan hati-hati agar tidak ketahuan oleh Ben. Ia khawatir jika pria itu tahu perbuatannya."Ehem!" Deheman itu membuat Kiara kaget. Ia bahkan hampir melompat dari posisinya sekarang. "Kenapa kamu sekaget itu? Ada yang kamu sembunyikan?"Pertanyaan itu seolah membuat Kiara tersudutkan. Pertanyaan yang sangat ia khawatirkan malah keluar. "Iya. M-maafkan aku. Aku...""Kenapa kamu bawa dia ke sini? Kenapa nggak di tempat lain saja?" Kiara merasa bersalah s
Read more
Sisi Lain Jodi
Nesya dan Kiara tampak berangkat bersama dan diantarkan oleh Ben. Keduanya merasa senang karena bisa bersama-sama. Namun, Nesya selalu saja diasingkan oleh pria itu yang membuatnya benar-benar merasa tidak nyaman."Ini bekalmu, jangan berbagi pada siapapun!" perintah Ben kemudian memberikan kecupan di kening Kiara."Em ... baiklah. Terima kasih." Kiara mengangguk walau sedang menahan sedikit malu setelah mendapat kecupan itu."Untukku?" tanya Nesya terlalu berani membuat mata Kiara melotot. Ia saja tidak pernah berucap seberani itu pada Ben yang memang terkesan kejam."Nah!" Memberikan sebuah kotak buah pada Nesya."Kenapa hanya ini?" kesal Nesya hendak mengganti miliknya dengan Kiara. "Aku kan lagi sakit!""Justru itu. Kamu sedang sakit, lebih butuh buah. Ingat, kamu miskin, hanya parasit. Bertingkahlah di rumahmu sendiri dan jangan buat aku rugi!" Ben kemudian mendorong tubuh kedua gadis itu untuk segera masuk ke area kantor dan bekerja."Bye!" seru Nesya bersemangat sambil mengangk
Read more
Surprise
Ben tampak memasuki kamar Kiara dengan membawa banyak belanjaan. Ia menatap ke arah lemari juga gantungan di kamar mandi. Di antara pakaian Kiara tidak ada yang berbeda, artinya ia telah meminjamkan pakaian untuk Nesya. Ia tentu saja tidak suka akan hal itu.Dengan segera ia memasukkan sebuah lemari yang juga baru ia pesan, meletakkan pakaian baru di lemari itu khusus untuk Nesya. Tampaknya ia tidak suka jika gadis yang ia cintai memakai barang yang sama dengan orang lain.Beberapa saat setelahnya, ia mendapat panggilan atas sebuah pesanan yang baru saja datang dan tengah menunggu di depan apartemen. Ia segera keluar untuk menerimanya. Membuka kotak yang isinya adalah sebuah gaun. Dari informasi yang ia dapat, sebuah pasangan akan semakin erat dan terjaga keharmonisannya apabila wanitanya sering disuguhi hal-hal romantis. Salah satu hal yang bisa ia lakukan adalah dengan makan malam bersama.Ia memasang gaun itu di sisinya, mengaca dirinya lalu tersadar jika ia harus merapikan pangka
Read more
Dinner Romantis
Ben duduk di ruang utama menunggu kehadiran Kiara yang masih dirias oleh Nesya. Ia memainkan ponselnya untuk membahas pekerjaan dengan beberapa orang untuk kerja sama memperluas jaringan. Cukup lama ia menunggu, sekitar lima belas menit dan dirinya masih sabar. Sama sekali tidak tahu keadaan di dalam sana."Nesya, bisakah kamu menolongku untuk membatalkan rencana dinner ini? Dinner apaan? Aku nggak mau." Bibir Kiara mengerucut, ia menahan air matanya. Tak segan-segan mencampakkan dress ke lantai yang segera dipungut oleh temannya itu."Kiara, nggak boleh begitu dong. Kalau kamu nggak mau, kenapa nggak bilang dari tadi? Ben udah nunggu di luar tuh. Kalau kamu batalin sekarang, dia bakal marah besar. Jangan dong, Kia. Kamu harus ingat tujuan kamu apa, ya?" Nesya mencoba membujuk gadis itu.Dengan segala pertimbangan, akhirnya Kiara mengangguk setuju. Ia membiarkan Nesya untuk merias wajahnya dan segera menggunakan dress yang dibelikan oleh Ben untuknya."Tolong rias yang polos aja," pin
Read more
Orang Kepercayaan Mery
Dua hari lagi, peresmian Lehon sebagai Presdir di perusahaan yang didirikan oleh neneknya akan berlangsung. Sebagai seorang pemimpin yang harus tau kondisi setiap sudut ruangannya, ia mencoba memberikan peringatan pada Lutri, berharap wanita itu akan menyesal telah berniat keluar secara tiba-tiba.Ia bisa tahu jika wanita itu sangat tidak suka dengan kedekatan Nesya dan Kiara. Dengan sengaja, ia memerintah Abi sendiri turun tangan untuk memanggil keduanya."Kenapa aku harus aku, Pak? Banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan," jawab Abi. Sesungguhnya, bukan masalah pekerjannya. Namun, ia tidak ingin berurusan lagi dengan Kiara. Entah mengapa, ia menganggap gadis itu adalah penyakit baginya. "Abi, tolonglah friend. Aku ingin mereka saja yang mengurusi persiapannya untuk besok. Aku tidak bisa mempercayai siapapun di perusahaan ini lagi termasuk Dira. Anak-anak itu yang bisa dipercaya.""Anak-anak? Memangnya usiamu berapa sampai bisa mengatai mereka anak-anak?" kesal Abi sambil menghitun
Read more
Pengenalan Kepala Accounting
Sehari sebelum peresmian nama Lehon sebagai presdir, ia ingin meresmikan kedatangan kepala accounting baru. Di ruang meeting, lantai paling atas dari kantornya, Lehon mengundang semua orang untuk menonton ponselnya masing-masing. Ia benar-benar membuat acara itu begitu meriah bahkan tidak menuntut banyak untuk pekerjaan hari itu.Lutri tentu saja merasa iri. Ia yang sangat tidak suka akan kebahagiaan orang lain kini pun ingin segera berlalu dari sana. Terlebih lagi, ia baru tau jika persiapan acara untuk besok malah ditangani oleh Nesya dan Kiara. Ia benar-benar tak dianggap lagi. Mungkin kehadirannya untuk hari ini pun tak lagi penting, begitu juga besok.Dengan segala rasa kesalnya, ia menumpahkan emosinya pada Ayu—kepala accounting baru. Ia keluar dari toilet dengan raut muka yang sangat datar. "Pengumuman!" Ia bertepuk tangan sebanyak dua kali. "Aku memutuskan untuk pergi hari ini. Kalian sudah bisa bersenang-senang dan bahkan melanjutkan acaranya nanti. Aku keluar."Ayu kemudian
Read more
Panggilan dari Lehon
Hingga siang, tak ada tanda-tanda kemunculan Lehon di kantor. Hal itu membuat semua orang berpikir jika pria itu tidak akan hadir hari ini. Ada lah Ayu yang sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak ada waktu untuk menanyakannya langsung kepada Abi.Kiara bergerak menuju toilet dan tentunya harus melewati ruangan Lehon terlebih dahulu yang kini ditempati oleh Abi. Ia bergidik ngeri mengingat kasusnya sekarang. Entah siapa yang telah melakukan hal itu. Dan, ketika banyak orang tau bahwa dia yang ada di video itu, entah seperti apa respon mereka.Gadis itu melangkah cepat melewati ruangan itu, begitu juga ketika hendak kembali ke ruangannya. Ia tersenyum senang melihat semua karyawan yang tetap tertib walaupun tidak ada pemimpin di sana. Cukup berbeda dengan kepemimpinan Lutri dulu yang selalu membuat keributan tatkala hal itu dimanfaatkan untuk mengomel sebebasnya.Tatkala ia hendak masuk ke ruangannya, Lehon baru saja datang dengan tatapan tajamnya. Dalam kepanikan, ia menunduk
Read more
Mulai Berkhianat
"Jadi, apakah kamu bersedia?" Pertanyaan itu kembali membuat dada Kiara terasa sesak. Entahlah ia harus menjawab apa. Yang ia tahu, ia memang harus mengikuti perintah bosnya ini.Namun, di sisi lain, ia juga harus menurut pada perintah Ben. Lelaki itu tentu saja akan semakin posesif terhadap dirinya jika sampai tau permasalahan ini."Kamu sudah saya beri waktu semalaman. Apa susahnya menemukan jawaban? Hanya ada dua opsi. Iya atau tidak. Kamu mau dipecat?"Ancaman itu membuat Kiara terdesak dan memilih untuk memberikan jawaban persetujuan. Kali ini, ia keluar dari ruangan Lehon dengan pikiran yang sangat kacau.Nesya segera menarik gadis itu untuk masuk ke ruangan meeting darurat. Di sana memang tidak ada kamera pengawas. Gadis itu tampak menitikkan air mata. Ia telah benar-benar tahu setiap sudut permasalahan Kiara sejauh ini."K-kiara ... itu ... kamu ada di video itu karena aku. Maafin aku ... sungguh, aku tidak bermaksud mengambil video, hanya ingin mengambil gambar. Tidak bermaks
Read more
Bukan Lagi Keluarga
Seminggu sudah berlalu, pekerjaan Kiara saat ini cukup membuatnya nyaman dan tidak terbebani. Hal itu membuat Ben tak lagi menaruh rasa curiga pada Nesya dan membiarkan segalanya berjalan secara normal. Yang membuat hatinya sedikit panas adalah tentang hubungan Abi dan Riri.Keduanya telah berpisah, namun seolah tak bisa saling melupakan apalagi merelakan. Ia yang ingin ikut campur dengan membuat Abi kapok, malah mendapat tentangan besar dari wanita itu."Biarkan dia terus melakukannya sampai dia bosan. Ketika dia bosan, maka dia akan pergi sendiri."Jawaban itu membuatnya terhenyak. Sesaat, ia baru menyadari jika Riri juga masih tetap mencintai pria itu. Tampak jelas ketika ia baru menyadari wallpaper ponsel yang setiap hari berubah. Pertambahan jumlah mawar putih setiap harinya."Dari dia lagi?" tanya Ben membuat Riri segera menyembunyikan ponselnya di balik tubuhnya."Jangan mengurusi urusan pribadi saya. Urus saja urusan masing-masing. Urusan pekerjaan cukup hanya di tempat kerja.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status