All Chapters of Belongs To Mr Lehon : Chapter 31 - Chapter 40
56 Chapters
Diet yang Bukan Diet
Sesungguhnya, Ben bukanlah tipe orang yang sabar menunggu apalagi untuk hal-hal yang jawabannya bisa ditentukan dalam puluhan detik. Namun, sepertinya khusus untuk Kiara, ia memberi waktu dua minggu. Kini, waktunya telah tiba.Pagi itu, ia bangun dengan disambut tanggal kalender yang dilingkari tanda merah. Keningnya sedikit mengerut sebelum akhirnya sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis nan manis."Sudah dua minggu? Tidak terasa," gumamnya segera membuka gorden jendela yang ia sibakkan agar sinar matahari bebas memasuki kamarnya.Sudah menjadi kebiasaannya sejak Kiara memiliki kesibukan padat untuk membereskan kamar sendiri. Setelahnya ia bersiap-siap lalu membukakan pintu tatkala pesanan sarapan mereka telah datang."Maaf, aku nggak ada waktu buatin sarapan kita pagi ini," ucap Kiara tidak terlalu nyaman, apalagi yang menerima pesanan itu adalah Ben."Aku maklum, sih. Soalnya aku juga sama, nggak ada waktu." Nesya menyahut dengan cepat membuat mata Kiara dan Ben saling
Read more
Mulai Peduli dan Tertarik
Tinggal beberapa orang saja yang tersisa di kantor. Hari sudah mulai menggelap, namun Lehon belum ada niat untuk pulang. Entahlah, pikirannya sedikit kacau. Sejak tadi, ia terus memikirkan Kiara, Kiara, dan Kiara. Ia sepertinya menjadi sangat penasaran akan masalah permasalahan gadis itu.Abi masuk ke ruangannya sebab sudah sejak tadi berniat pulang. Namun, tidak adanya tanda-tanda ingin pulang membuat pria itu mengurungkan niat."Aku pulang duluan, ya, Le.""Iya duluan saja, jangan terlalu sibuk dengan pekerjaanmu."Sepuluh menit kemudian, pria itu segera keluar dengan kunci mobilnya. Ia memang tak berniat untuk segera pulang. Mengitari kota dengan pemandangan malam sepertinya lebih baik daripada terbengong seperti orang bodoh.Rasa lapar membawa ia ke sebuah tempat makan sederhana. Ia juga bukan tipe orang yang suka makan di tempat seperti itu. Hal ini membuatnya semakin bingung, hingga akhirnya ia terhenti dan sadar jika seseorang sedang mengikutinya.Nesya, gadis itulah pelakunya.
Read more
Kegilaan Ben
Kiara keluar dari toilet bertepatan dengan jatuhnya sebuah benda dari tangan pria itu. Ia berpura-pura tidak tahu menahu soal itu dan memanggil Ben untuk menopangnya berjalan.Suasana begitu hening sebab tidak ada perbicangan ringan atau kecil di antara keduanya. Hanya ada suara pergeseran pisau dengan piring. Namun, gadis itu bisa tahu jika ia sedang ditatap secara berulang oleh pria di hadapannya sejak tadi.Canggung? Tentu saja, iya. "Suasananya enak, ya?" tanya Ben. Kalimat pertama setelah mereka menyelesaikan acara makan malam yang menurutnya romantis itu."Heem. Iya.""Kemari," ucap Ben yang bergerak kemudian sedikit menurunkan tubuhnya, kemudian menunduk untuk membuka sepatu gadis itu. "Kamu kenapa nggak bilang kalau nggak nyaman? Padahal, sepatunya bagus banget di kaki kamu.""Bagus tapi aku nggak nyaman.""Sorry. Aku baru sadar. Itu juga karena kamu berusaha melepaskannya tanpa tangan." Sedikit kaget, namun gadis itu berusaha tenang. Ia bingung bagaimana bisa Ben mengetahui
Read more
Dirawat Keluarga Bos
Kiara tampak terbaring lemah, ia dirawat di rumah sakit. Pagi telah datang, cahaya matahari menyinari ruangan itu membuat kedua mata gadis itu sedikit terganggu dan mulai berkedip. Ia mencoba mengucek matanya dan mulai sadar jika tangannya terasa berat. Ia segera memastikan keadaan tangan kanannya yang kini berbalut kain perban yang sangat tebal."Aw ... ssh," desisnya menahan rasa sakit."Kamu udah bangun, Nak?" tanya Mery disambung dengan kedatangan Susi, Jodi, dan yang terakhir Lehon."Ka-kalian ngapain di-sini?" Keadaan ini amat susah dicerna. Perlahan, sebelum mereka memberi jawaban, ia bisa menemukan jawabannya sendiri."Nek, aku berangkat kerja dulu, ya. Ingat ... jangan sampai sakit karena jagain anak orang." Lehon mencium punggung tangan neneknya kemudian berlalu dari sana."Nek, maafin aku ... nggak seharusnya aku ada di sini." Kiara benar-benar merasa canggung dengan keadaan saat ini."Sudah, sudah, jangan bahas soal pekerjaan dulu. Jangan dipikirin. Kamu jaga kesehatan, l
Read more
Kembali dengan Mantan
"Aku akan tetap tinggal di apartemen, kasihan kalau nggak ada yang nempatin selama dua puluh hari," ucap Nesya membuat keputusan."Kamu tinggalin aku di sini maksudnya?" tanya Kiara panik. Ia masih tak percaya jika sahabatnya ini datang hanya untuk mengantarkan baju gadis itu dalam isian koper."Kan, aku udah bilang sayang, bakal sering datang ke sini ngunjungin kamu. Ada Bu Mery, Bu Susi, dan Pak Jodi yang jagain kamu. Tapi jangan lupa, ada singa di rumah ini," canda gadis itu membuat semua orang tampak melongo.Ya, Lehon memang telah kembali dari kantor dan berdiri tepat di belakang gadis itu."Apa? Siapa yang kamu maksud singa?" tantang Lehon.Nesya segera mundur kemudian meraih tas kecilnya. "Aku pamit ya semua...." Berlari terbirit-birit sebab tidak sanggup berurusan dengan bosnya itu."Dasar ... hahaha..." Mery tertawa akan kelakuan gadis itu."Kenapa lagi dia bisa ada di sini, Nenek? Rumah ini menjadi sangat ramai dan sempit," cecar Lehon yang sangat tidak terima dengan kebera
Read more
Kekecewaan Bimo
Sudah cukup lama sejak Kiara tak mengunjungi ayahnya. Rasa rindu yang cukup besar sungguh membuatnya terganggu. Walau begitu, sebisa mungkin ia menyembunyikan hal itu di depan orang-orang yang ada di rumah ini.Hari itu, hari libur bagi Nesya untuk membawa Kiara memeriksakan tangannya. Sesungguhnya, hati kecil gadis itu menaruh rasa cemburu dan iri yang teramat dalam. Namun, Kiara bukanlah orang lain yang sepantasnya ia benci."Kamu kok selalu diperhatiin sama Pak Lehon?" tanyanya di atas motor membuat Kiara sedikit mencubitnya. "Apa-apaan sih kamu, Nes. Jangan cemburu loh. Pak Lehon ngelakuin ini semua agar aku cepat-cepat pergi dari rumahnya. Aku juga udah minta tolong sebelumnya, makanya kamu libur sekarang.""Ha, beneran?""Ya, iya dong!""Nah, gimana aku nggak cemburu coba. Kamu bahkan udah minta, berarti dia benar-benar peduli sama kamu, Kia. Masa iya permintaanmu dikabulin segala, kan hebat."Kiara sedikit membengkokkan kepalanya untuk menilik raut wajah sahabatnya di kaca spi
Read more
Perfeksionis
"Sudah puas seharian?" tanya Lehon yang ternyata sedang menyidak Jodi dan Susi. Pria itu tampak sedang menegaskan aturan di rumah itu. Bahkan tidak terlalu peduli dengan kekesalan yang ditunjukkan oleh neneknya.Kiara baru saja sadar dengan apa yang tengah terjadi. Ia perlahan masuk kemudian membuka sepatunya. Tak lupa, menengok ke belakang untuk memastikan keadaan Nesya yang ternyata sudah benar-benar kembali. Mau tidak mau dirinya harus tetap masuk dan mengikuti acara sidak yang sedang dijalankan oleh Lehon."Ssst!" Mery berusaha memberi instruksi agar gadis ini tak melakukan kesalahan. Dengan begitu, ia tidak perlu ikut dalam perangkap yang dipasang oleh cucunya itu."Ck!" Lehon sadar dengan perbuatan neneknya kemudian mendongak ke arah Kiara yang tengah berjalan terjingkat-jingkat. "Kemari, tidak ada alasan sakit atau apa."Mendengar panggilan itu, pupus sudah harapan kedua wanita itu untuk kabur dari Lehon."Sudah puas seharian? Katanya pergi ngecek kesehatan, tapi nyatanya apa?
Read more
Mulai Beraksi
Ben tampak senang sebab bisa bebas sehari lebih awal. Ia mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah menahannya sejauh ini, sebab dirinya bisa lebih paham akan kesalahannya. Pria itu tampak berjalan keluar dari sana, namun ia tak segera pulang, malah ke lain tempat.Beberapa saat kemudian, ia sudah tampak duduk berhadapan dengan Bimo. Ia menyalim pria itu terlebih dahulu dan menanyakan kedatangan Kiara akhir-akhir ini. Sesungguhnya, ia hanya penasaran apakah gadis itu memberi tahu kelakuan buruknya kepada ayahnya."Dia bilang kamu sibuk, Nak. Kalau sibuk, apa salahnya bawa dia aja bersama kamu?" kata Bimo seketika membuat partikel-partikel jahat di tubuhnya seolah bangun dan tersenyum."Dia sudah dewasa, Om. Aku hanya bisa mengingatkan dia kalau ada kesalahan dan membantunya ketika butuh. Dia sudah bekerja sekarang. Aku lihat, hal itu memicu senyuman untuk terus melekat di bibirnya, secara tidak sadar dia bisa hidup dengan tenang."Bimo tampak tersenyum senang. "Terima kasi
Read more
Target Tersendiri
"Bosan sekali," ucap Mery merasa kesal sebab tidak tahu harus melakukan apa."Iya. Aku juga, Nek." Kiara singkat yang malah membuat Mery semakin kebingungan. Kedua wanita itu benar-benar tampak sangat dekat membuat Susi sedikit tidak suka pada gadis itu. Bagaimana tidak, ia menjadi seolah tersisihkan dan malah lebih banyak menghabiskan waktu bersama Jodi.Kini, Mery dan Kiara bahkan tiduran di lantai sebab hari cukup terik dan tidak boleh menggunakan AC. "Bu, di sofa saja, nanti bisa masuk angin," ucap Susi yang sama sekali tidak digubris oleh Mery.Entah mengapa, wanita tua itu merasa jika belakangan ini Susi semakin cerewet setiap harinya."Susi, kalau kamu nggak mau bergabung dengan kami nggak apa-apa. Tapi, biarkan kami untuk tiduran di sini. Kami capek, kepanasan," keluh Mery yang memang masih berkeringat setelah baru saja kembali dari rumah sakit memeriksakan tangan Kiara."Nek, yuk kita ke sofa aja," ajak Kiara.Tampak jika Susi terhenti untuk mengetahui jawaban Mery. Ia akan
Read more
Mati Dalam Kejujuran
Lehon telah tiba di gedung perusahaannya ketika ia menunggu Nesya datang. Tatkala gadis itu telah kelihatan dan benar seperti dugaannya, diantar oleh Ben. Ia segera keluar dari mobil, menyeimbangi langkah gadis itu."Eh, Pak Lehon. Selamat pagi, Pak." Nesya menyapa dengan bersikap sopan. Lehon yang sebenarnya berniat naik bersama-sama dengan gadis itu, pun harus membalas sapaan itu. Ia bahkan menunggu gadis itu ketika mengabsen."Ada apa, Pak?" "Kamu mau ke atas, kan? Saya juga, kebetulan.""Ke atas ngapain, Pak?" tanya Nesya yang berhasil membuat Lehon mengerutkan dahi. Ia sungguh bingung dan beberapa saat setelahnya, wajahnya memasang senyum sumringah dan sedikit menahan malu. Ia baru sadar jika ruangannya ada di lantai satu. "Kamu ikut saya, sekarang!" Melangkah cepat dan besar untuk masuk ke ruangannya. Namun, ia segera kembali untuk mengabsen. Cukup konyol dalam pandangan orang yang tengah bersamanya kala itu.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status