Semua Bab Derita Terjebak Gairah Dokter Tampan: Bab 111 - Bab 120
135 Bab
S2 - Panic Mode On
“Iya! Aku nggak mau liat kamu lagi. Selamanya! Pergi jauh-jauh dari hidupku!”‘Sial! Kenapa aku berkata seperti itu pada Rafael?’ batin Kirei tidak paham dengan dirinya sendiri.Rafael tampak terluka mendengar ucapan Kirei yang sarat akan rasa benci. Padahal dirinya berharap kalau kemarahan Kirei akan mereda setelah berminggu-minggu tidak melihatnya, tapi nyatanya itu hanya sekedar mimpi!“Sepertinya hanya aku yang tidak bisa hidup tanpa kamu. Karena nyatanya kamu baik-baik saja hidup tanpa aku, Kirei,” sesal Rafael. Penuh dengan rasa kecewa.“Omong kosong! Kamu tampak baik-baik saja meski bertahun-tahun tidak bertemu denganku dan juga selama hampir sebulan ini kamu baik-baik saja meski tidak bertemu denganku!” dengus Kirei dengan nada kesal yang tidak dapat disembunyikan lagi. Hanya saja Rafael sedang terlalu sedih hingga tidak menyadarinya.“Siapa bilang? Selama ini nggak pernah sekalipun aku
Baca selengkapnya
S2 - Setitik Kebahagiaan
“Obgyn?” lirih Rafael tak percaya. Dirinya seorang dokter, tau pasti maksud dari ucapan dokter di hadapannya, tapi karena rasa tidak percaya membuatnya tampak seperti orang bodoh!“Iya. Pasien harus ke obgyn agar dapat mengetahui usia kehamilannya. Karena itulah yang menyebabkannya begitu lemah dan sering muntah. Morning sickness istilahnya,” jelas dokter saat melihat tatapan tidak percaya yang muncul di wajah Rafael.“Thanks God!”Rafael mengepalkan kedua tangannya untuk menyalurkan rasa bahagia atas berita yang baru saja didengarnya. Raut wajah Rafael tampak seperti seorang pemenang. Sang dokter hanya menepuk bahu Rafael perlahan, tersenyum melihat betapa gembiranya pria di hadapannya.Sedangkan Regan hanya terdiam, mencerna semua hal yang terjadi di hadapannya. Kirei hamil? Sekarang dirinya harus bagaimana? Menyerah dan membiarkan Kirei hidup dengan Rafael kah? Atau Regan harus tetap berjuang?Jika boleh, Rega
Baca selengkapnya
S2 - Fighting
Rafael berjalan mondar mandir di luar ruangan, hatinya merasa gelisah. Apa yang hendak dibicarakan oleh Regan saat berduaan saja dengan Kirei? Apakah pria itu tidak menyerah meski sudah tau kalau Kirei sedang mengandung anaknya? Tidak boleh! Rafael tidak bisa membiarkan Regan mengambil Kirei! Terlebih sudah ada calon buah hati mereka di dalam rahim Kirei. Buah hati yang kembali dipercayakan oleh Tuhan dan kali ini Rafael bersumpah demi apapun kalau dirinya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kedua yang Tuhan berikan pada mereka. Rafael akan menjaga Kirei dan buah hati mereka dengan seluruh kemampuannya. Dengan sepenuh hati. Saking gelisahnya Rafael nekat masuk kembali ke dalam ruangan dimana Kirei berada dan pemandangan yang terpampang di depan matanya membuat amarah Rafael berkobar begitu saja! Bagaimana tidak? Dirinya melihat sendiri wanita yang dicintainya sedang dipeluk oleh pria yang tidak seharusnya! Dengan geram Rafael maju dan menarik bahu Regan dengan kasar hingga Kirei me
Baca selengkapnya
S2 - Perasaan VS Logika
Sepulangnya dari rumah sakit tadi, setelah Regan meninggalkannya seorang diri, Kirei hanya terus termenung. Ucapan Regan dan Rafael silih berganti mampir ke benaknya membuat Kirei semakin bingung. Saat ini perasaan Kirei begitu campur aduk.Bahagia karena pada akhirnya dirinya kembali dipercayakan oleh Tuhan dengan kehadiran calon buah hati di dalam rahimnya.Takut jika dirinya tidak bisa menjaga calon bayinya dengan baik seperti dulu.Bingung harus bersikap bagaimana kepada Rafael dan juga Regan.Apakah Kirei harus kembali bersama dengan Rafael? Tapi bagaimana jika Rafael kembali menyakiti dirinya seperti dulu? Atau apakah lebih baik menerima tawaran Regan yang begitu tulus? Tapi masalahnya Kirei tidak memiliki perasaan cinta pada Regan! Bukankah akan sangat kejam jika harus memanfaatkan pria sebaik Regan?Tidak! Kirei tidak boleh egois! Lebih baik jalani kehamilan ini seorang diri saja. Dirinya tidak perlu menerima Rafael ataupun Regan. Kirei yakin akan tetap dapat menjalankan tugas
Baca selengkapnya
S2 - Fakta Atau Dusta?
“Hi, kakak iparku yang cantik! Apa kabar?” tanya Reynard dengan senyum konyol yang sudah lama tidak dilihat oleh Kirei. Senyum yang selalu bisa membuat Kirei melupakan masalahnya sejenak. Senyum yang selalu bisa menghibur Kirei jika Rafael sedang bersikap menyebalkan. Senyum yang pastinya dapat meluluhkan hati banyak wanita. Kecuali Kirei, karena dunia Kirei sudah terkunci oleh Rafael hingga tidak ada satu pria pun yang dapat masuk ke dalam hatinya lagi. “Reynard? Kamu kok bisa ada disini?” tanya Kirei dengan suara tercekat. “Menurut kamu buat apa lagi aku kesini? Tentu saja untuk ketemu sama kakak iparku yang cantik ini!” goda Reynard usil membuat Kirei mendengus sebal. “Jangan bicara sembarangan. Kamu tau sendiri kalau aku dan Rafael sudah bercerai sejak 3 tahun lalu!” gerutu Kirei. “Tapi kakakku yang bodoh itu masih cinta mati sama kamu, Kirei! Jadi tidak ada salahnya kan kalau kalian kembali bersama? Apalagi kamu juga masih belum memiliki kekasih!” ucap Reynard santai, tida
Baca selengkapnya
S2 - Janji Rafael
Reynard dan Kirei menoleh kaget, terlebih saat mendengar ucapan Regan.“Regan?” lirih Kirei, tidak menyangka kalau pria itu akan berucap seperti tadi, apa lagi Kirei cukup heran bagaimana bisa Regan memahami arti pembicaraannya dengan Reynard karena sejak tadi Kirei menggunakan bahasa Indonesia.“Anda siapa?” tanya Reynard heran karena tidak ada angin, tidak ada hujan kenapa bisa ada pria asing yang berucap akan menikahi Kirei?“Oh, kenalin ini namanya Regan, Rey,” ucap Kirei sadar diri dan langsung memperkenalkan mereka berdua.“Dan ada hubungan apa antara kamu dengan Regan?” selidik Reynard curiga, apalagi setelah mendengar ucapan Regan barusan!“Regan adalah pemilik café tempat aku bekerja,” jelas Kirei, tidak ingin ada kesalahpahaman.Reynard mengangguk paham dan pandangannya kembali beralih pada Regan.“Boleh tolong dijelaskan maksud dari ucapan anda sebelumnya?”“Apakah tidak cukup jelas? Saya bilang anda tidak perlu khawatir karena saya akan menikahi Kirei agar bayi itu tetap m
Baca selengkapnya
S2 - Mulai Luluh?
Kirei membelai perutnya dengan sayang, mencoba merasakan kehadiran calon buah hatinya di dalam sana. Senyum bahagia terkembang lebar di bibirnya membuat aura kecantikan Kirei semakin menguat.“Kamu yang sehat ya di dalam sana. Mommy nggak sabar mau ketemu sama kamu,” lirih Kirei dengan rasa haru yang tiba-tiba saja hadir membuat tenggorokannya tercekat. Tanpa aba-aba ingatan Kirei tentang buah hatinya yang pertama muncul begitu saja.Penyesalan itu kembali muncul, andai saja dirinya tidak gagal dulu, pasti sekarang Kirei sedang menanti kelahiran anak keduanya dengan ditemani oleh anak pertamanya.“Tidak apa, Kirei. Anggap saja itu sebagai pelajaran berharga agar kamu tidak mengulangi kesalahan yang sama,” monolog Kirei berusaha menghibur dirinya sendiri yang mendadak mellow.Kirei masih asyik dengan kesendiriannya saat bel rumahnya berbunyi. Perlahan, Kirei melangkah menuju pintu depan dan menemukan Rafael berdiri tegak di hadapannya. Kirei mengeluh dalam hati. Tidak bisakah Rafael me
Baca selengkapnya
S2 - Morning Sickness
Alice mengambil tiap helai bajunya yang berserakan di lantai. Para pria brengsek itu entah sudah pergi kemana. Meninggalkan dirinya begitu saja setelah merasa puas. Alice mengenakan kembali pakaiannya dan mengambil sebuah kamera tersembunyi yang ada di pojok ruangan. Kamera yang sengaja dipasang secara tergesa tadi.Alice tersenyum sinis saat wajah para pria brengsek itu terlihat sangat jelas. Bahkan perbuatan mereka yang begitu brutal dan tanpa perasaan terhadap tubuhnya pun terekam dengan sangat jelas!‘Jika waktunya sudah tepat aku akan langsung menyebarkan video ini. Kalian bersiaplah bunuh diri bersamaku!’ batin Alice.Alice meletakkan kamera itu dengan hati-hati ke dalam tasnya. Tangan Alice terjulur untuk meraih ponselnya. Pesan mengenai informasi yang sudah dicarinya sejak lama. Senyum puas terukir di wajah cantiknya yang terlihat mengerikan. Senyum penuh dendam lebih tepatnya. Entah kepada siapa.“Aku tidak akan membiarkan kalia
Baca selengkapnya
S2 - Menahan Diri
Rafael menatap ragu pada rumah Kirei yang terlihat begitu sunyi, wajar baru jam 8 pagi jadi mungkin saja Kirei masih sibuk bersiap untuk berangkat ke café. Jujur saja selama sebulan terakhir ini kerjaan Rafael hanya mengamati Kirei. Menjaga Kirei meski hanya berani dari kejauhan. Dan rutin mengantarkan makanan untuk Kirei konsumsi. Makanan yang penting untuk pertumbuhan bayi mereka.Meski sudah rutin datang ke rumah Kirei tapi Rafael masih merasa canggung, apalagi Kirei meski sudah mulai melunak tapi tetap belum bisa menerima dirinya seperti yang Rafael harapkan. Bahkan Reynard yang awalnya berniat membantu Rafael pun akhirnya menyerah saat menghadapi kekeraskepalaan Kirei. Apalagi banyak kasus klien yang harus diselesaikan membuat Reynard tidak bisa berlama-lama di Sydney.Rafael melangkah dengan tegas dan mengernyit heran saat pintu rumah Kirei tidak tertutup rapat. Dirinya cukup was-was, takut terjadi sesuatu pada Kirei. Dengan berbagai macam pikiran negative
Baca selengkapnya
S2 - Menyatu Dalam Gairah
“Coba ulangi ucapan kamu barusan, Kirei!” tuntut Rafael dengan nada rendah yang terdengar begitu dingin dan berbahaya.Bulu kuduk Kirei meremang tanpa dapat dicegah, namun egonya membuat Kirei berusaha keras tidak terlihat gentar.“Aku bilang kalau aku bukan istrimu lagi dan aku tidak mau diatur sama kamu seperti dulu! Ini adalah hidupku, jadi aku bebas melakukan apapun! Ingat kalau kita tidak memiliki hubungan apapun, Rafa!” ulang Kirei.Perkataan Kirei membuat emosi Rafael semakin tersulut.“Kamu istriku, Kirei! Sampai kapanpun itu tidak akan pernah berubah!” desis Rafael.“Kita sudah bercerai, Rafa! Aku bukan lagi istri kamu!” bantah Kirei.Rafael menggeram kesal, tidak menyangka kalau Kirei akan sekeras kepala ini. Tidak bisakah wanita mungil ini jangan membuatnya emosi dengan statementnya barusan?“Secara status kita mungkin sudah bercerai, tapi aku tidak pernah ingin bercerai dari kamu, Kirei!”“Egois! Kamu tidak ingin bercerai tapi kamu juga tidak bisa melepaskan Alice! Dasar p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status