All Chapters of Bertemu Setelah Berbeda Status: Chapter 101 - Chapter 110
114 Chapters
Hasil Positif
Selepas makan siang ..."Kamu kenapa Li, kok kayak gak nafsu makan tadi aku lihat, makanan kamu masih banyak?" tanya Hanny."Enggak tahu nih, Han. Beberapa hari ini kepala aku agak pusing, makan juga bawaannya gak selera, jadinya males makan.""Kamuuu ... pusing, mual gak?""Mual sih enggak, hanya pusing.""Terus kamu udah telat belum?" tanya Hanny lagi."I-iya sih,""Haaa ... jangan-jangan, Jel," tebak Hanny."Jangan-jangan Hamil gitu?""Eeeh ... siapa tahu, Jel. Bulan madu kemarin itu membuahkan hasil.""Mama aku juga bilang gitu sih.""Periksa aja Jel, siapa tahu lho.""Gimana nanti aja deh. Aku mau beresin kerjaan dulu.""Iya deh." Hanny pun tak berkata apa-apa lagi, dia kembali ke area supermarket.*****Setelah jam pulang, Jelita bersiap pulang, mejanya sudah dibereskan."Mil, aku pulang yah," ucap Jelita sambil menyambar tasnya."Iya Jel."Di luar Jelita berpapasan dengan Hanny, "Ini udah aku beliin tadi, semoga sukses! Cepetan masukin tas!" Hanny memberikan plastik kecil."Apa
Read more
Pertengkaran
"Van, aku pulang dulu yah! Aku mau sampaikan sesuatu yang bahagia pada suamiku!" pamit Jelita."Boleh aku tahu kabar bahagia apa itu Li?" tanya Revan."Sebenernya aku ingin suamiku yang pertama tahu, Van." Jelita tampak ragu untuk mengatakannya."Boleh yah, aku hanya ingin tahu.. Kita kan bentar lagi akan berpisah, Li. Aku janji aku tak akan mengatakan sama siapapun sebelum kamu kasih tahu suami, orang tua sama temen dekat kamu!" Revan mengangkat dua jari tangannya sambil menghiba."Hmmm ... baiklah, sebenernya akuuu ... hamil Van." "Apaaaa ...!!" Revan sangat terkejut hingga gelas di tangannya terjatuh."Iya aku hamil, Van. Ini buah cinta aku dan suamiku!" ucap Jelita sambil mengusap perutnya yang masih rata."Selamat yah, Li ...!" Revan tersenyum getir, sepertinya harapannya untuk mendapatkan Jelita makin jauh."Iya terima kasih, sekarang aku pulang yah. Maaf soal gelasnya!""Gak apa, aku nanti akan bersihkan.""Ayo, aku antar sampai parkiran."Revan berjalan beriringan, dia menata
Read more
Arman yang Makin Membenci
Sudah beberapa hari, Arman dan Jelita terlibat perang dingin, tak ada keceriaan lagi di rumah besar itu, tidur pun di kamar yang terpisah, bahkan mereka tak saling menyapa bila bertemu di rumah.Jelita sudah lelah menjelaskan soal masalah dia dan Revan, tapi Arman tak pernah percaya, karena dia sudah terjebak dalam hasutan dan sugesti negatif yang dikatakan Rahayu padanya.Terlebih Atikah pun membenarkan kalau dia pun pernah melihat Jelita jalan berdua bersama Revan, makin membuat kepercayaan Arman luntur pada sang istri.Ini hari terakhir Jelita kerja, pas makan siang tidak sengaja dia melihat Arman tengah duduk berdua dengan Rahayu."Jel, itu suami kamu kan?" kata Hanny yang juga melihatnya."Iya," jawab Jelita sedikit lemas."Kok mereka kayak akrab gitu, apa wanita itu sedang menggoda suami kamu, Jel, kok duduknya mepet-mepet gitu?" Hanny tidak terlalu suka melihat Rahayu padahal pakaiannya amat sopan, tapi dia berani duduk sangat dekat dengan suami Jelita."Wanitaaa ... itu mantan
Read more
Jelita Pergi
Hanny sengaja menghampiri Jelita sebelum Jelita berpamitan pada pegawai yang lainnya.Tok tok tok!"Udah bersiap Jel?""Iya Han, akuuu ... mau minta maaf yah, kalau selama aku kerja di sini ada salah ... aku pamit yah!" ujar Jelita sambil memeluk sahabatnya itu.Hanny tak berani menanyakan masalah Jelita saat ini apalagi melihat wajah Jelita yang terlihat menyedihkan."Jel, kamu yang sabar yah, walaupun aku belum tahu masalah persisnya, kalau kamu perlu temen curhat atau perlu apapun hubungi aku saja, aku siap bantu kamu," ucap Hanny sambil mengusap-usap lembut punggung Jelita."Makasih Han, kamu memang sahabat terbaik aku!" Mata Jelita berkaca-kaca, dia merasa terharu walaupun selama ini dia telah menyembunyikan soal dia dan Revan dari Hanny, tapi Hanny tetap baik dan perhatian padanya.Jelita menatap sejenak, ruangan yang telah menemaninya selama hampir lima tahun itu.'Selamat tinggal ... aku akan selalu merindukan kamu, suka duka selama hampir lima tahun ini tak kan pernah aku lup
Read more
Kehilangan Semangat Hidup
Arman melajukan kendaraannya menuju rumah mertuanya, dia mengira Jelita ada di sana.Tapi setelah sampai, jawaban Bi Onah membuatnya lemas, "Non Jelita tidak ada di sini, dia hanya menitipkan sebuah surat untuk Nyonya, kayaknya Non Jelita mau pergi jauh, dia membawa koper besar.""Haaaa ...!" Arman menghela napasnya dengan berat."Ke mana aku harus cari dia? Apa mungkin dia ke tempat laki-laki itu." Arman tetiba teringat pada sosok Revan.Arman nekad mendatangi supermarket menemui Revan. "Tunggu Pak, Pak Revan akan menemui Anda!" sahut sekuriti yang bertugas saat itu.Arman menunggu dengan gelisah, hingga setengah jam Revan baru muncul."Ada apa Anda menemui saya?" tanya Revan dingin."Aku ingin menanyakan soal Jelita.""Baiklah, tapi jangan di sini."Revan mengajaknya ke sebuah cafe yang tak jauh dari sana."Jadi apa yang ingin anda tanyakan?" Revan melipat tangannya di dada dengan pandangan yang kurang ramah."Apa Anda tahu di mana Jelita saat ini?""Jadi Jelita pergi meninggalkan A
Read more
Keputusan yang Sangat Berat
"Iya, Bu saya ayahnya! Maaf saya sibuk, jadi baru kali ini bisa menemani istri saya!" katanya sambil mengedipkan mata pada Jelita.Jelita melotot kesal padanya. 'Bisa-bisanya dia ngaku kayak gitu!' omel Jelita dalam hatinya.Raut wajah Arman berubah muram. 'Jadi dia ayah anak yang kamu kandung, Jelita Az-Zahra!' Rasa sesak menyelusup dadanya, tak sanggup dia menerima kenyataan pahit itu.Tubuh Arman makin lemas, tak sanggup melihat laki-laki itu menggandeng tangan Jelita memasuki ruang periksa.Arman pun berjalan gontai meninggalkan tempat itu, niatnya ke kantin dia lupakan, dia duduk di dekat parkiran menatap nyalang ke arah luar."Kak, apaan sih pake ngaku-ngaku ayahnya segala?" dengus Jelita setelah keluar dari ruang periksa."Kasihan anak itu, Jel. Ayahnya gak mau ngakuin, lebih baik aku saja yang jadi ayahnya.""Enggak, Kak. Aku bahkan masih sah istrinya, entah mau jadi gimana pernikahanku ini, Kak," ucap Jelita berkaca-kaca, jadi teringat akan statusnya yang masih menggantung."
Read more
Memutuskan Untuk Pergi
"Papa, jangan pergi! Masa tiap weekend kamu pergi, Pa. Gak kasihan sama Jessi!" sergah Veronika saat Revan mengepak bajunya dan memasukkan ke dalam koper.Semenjak Revan ditempatkan di supermarket yang ada di pusat, maksud dari mertuanya agar Revan bisa lebih dekat dengan keluarga kecilnya, tapi nyatanya setiap libur Revan tak pernah ada di rumah, selain dia mengurus usahanya yang lain tapi juga dia meluangkan waktu untuk mencari cinta pertamanya, Jelita. Tapi sayangnya sampai hampir tujuh bulan, dia belum menemukan jejaknya."Biasanya Mama gak masalah aku pergi, kenapa sekarang Mama cegah aku?"Aneh, kali ini Veronika merasa Revan akan pergi lama, tak biasanya Revan membawa baju sebanyak itu."Aku hanya ingin Papa tinggal di sini. bisa menghabiskan waktu libur bersama kami! Semenjak Papa pindah ke sini, kenapa Papa jarang sekali ada ada waktu buat Jessi!" keluh Veronika.Sebenarnya Revan memang sengaja mengurangi kedekatannya dengan Jessi, agar nanti saatnya tiba dia akan meninggalka
Read more
Kembali Bertemu Revan
Arman sudah dua kali tidak datang dalam sidang, rasanya dia tak sanggup bila harus bertemu dengan Jelita.Ingin dia membencinya, tapi dia pun sangat merindukan wanita itu. Dilema yang kini dia dia rasakan di satu sisi dia masih sangat mencintainya, tapi di sisi lain dia merasa kecewa dengan kenyataan bahwa dia sudah sering berhubungan dengan laki-laki lain bahkan sampai menghasilkan calon bayi.Sudah dua bulan ini, Arman tinggal di rumah Atikah, tak jarang Atikah sengaja mengundang Rahayu untuk menghibur Arman, tapi Arman yang sedang bersedih tak jua memberikan lampu hijau.Hanya menemani Rahayu ngobrol, tapi tetap hati dan pikirannya tertuju pada satu nama, Jelita.Rahayu kira, dia bisa mengambil hati Arman sayangnya dia salah, apalagi Arman masih bersikap biasa saja, tidak terlalu merespon apa yang dia katakan.'Biarlah saat ini dia masih bersikap biasa, aku mengerti dia lagi mengalami saat sulit, tapi sebentar lagi setelah dia benar-benar lepas dari wanita itu, dia akan menjadi mil
Read more
Apa Aku Harus Merelakannya?
"Kamu kenapa menampar aku?" tanya Revan terkejut tiba-tiba Jelita menamparnya."Aku gak nyangka Van, kamu lakuian cara apapun untuk bisa misahin aku sama. suami aku, Van. Tega banget kamu Van!!" ujar Jelita dengan napas naik turun dan tatapan yang tajam."Aku gak ngerti apa maksud kamu, Li ..." "Jangan pura-pura kamu, Van. Hari terakhir kita ketemu di apartemen kamu udah rencanain, kan. Kamu ambil gambar kita sewaktu kita bersama secara diam-diam dan pasti kamu hanya perlihatkan gambar kita sewaktu kita berciuman saja pada suamiku, kan!! Katakan itu benar, kan!!" bentak Jelita.."Gak Li, itu gak benar, suami kamu hanya menanyakan apa yang kita lakukan di apartemen hari itu, dan aku perlihatkan video itu, gak ada maksud aku untuk menjelek-jelekkan kamu, Li!" bantah Revan."Tega kamu, Van. Kamu juga fitnah aku, kalau kita sudah sering berhubungan badan, sampai tertanam benih kamu ada di rahimku! Sungguh fitnah yang keji, Van!" Dengan rahang yang mengeras dan suara yang keras Jelita te
Read more
Membuka Mata Arman
"Oh, soal kejadian malam itu. Oke, tapi saya akan ceritakan soal hubungan Jelita dan Revan dulu karena semua berkaitan dengan apa yang telah terjadi dengan Anda dan Jelita." Ryuga menatap Arman, dia tahu apa yang nanti dia sampaikan Mungkin akan sedikit menyakiti Arman."Hmm ... okelah, lanjutkan ceritanya." Seketika Arman merasakan ketegangan, dia takut akan mengetahui sesuatu yang tak ingin dia ketahui selama ini."Pada awalnya, Jelita baru saja bertemu kembali dengan Revan setelah menikah dengan Pak Arman. Jelita tidak menyangkal kalau dia masih menyimpan perasaan pada Revan, karena dia mencintainya sejak SMA dan ada janji yang hingga kini Jelita tunggu, Revan akan datang lagi untuk kembali menjalin kasih dengannya tapi sayang hingga belasan tahun, Revan tak datang juga hingga orang tua Jelita akhirnya menjodohkan dengan Pak Arman. Jelita yang tak punya alasan untuk menolaknya terpaksa menerima pernikahan tanpa cinta. Maaf yah Pak Arman, jangan tersinggung!" Ryuga merasa tak enak h
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status