All Chapters of Terjebak Dua Hati: Chapter 111 - Chapter 120
122 Chapters
BAB 111 – Para Penjaga
Hari masih terlalu pagi untuk berenang, tetapi Alana sudah tidak sabar untuk bermain air. Tidak setiap hari dia bisa melakukannya. Gadis itu menyentuhkan sebelah ujung kakinya ke air kolam, dan bergidik karena dingin.“Aku ingin berenang, tapi sepertinya terlalu dingin.” Alana melirik ban karet besar berbentuk flamingo di sudut kolam dengan mendamba. “Apa aku jalan-jalan dulu saja?”Dia meletakkan handuk yang dibawanya ke gazebo kemudian mengambil sandal sebelum turun ke pantai. Satu kakinya baru saja menginjak anak tangga batu saat seseorang menegurnya. “Hei, mau ke mana kau?”‘Astaga, kenapa dia muncul?’ Batin Alana sebal saat Eric menghampirinya.“Eh, aku mau jalan-jalan sebentar.”“Bukankah tadi kau bilang mau berenang?”“Masih terlalu pagi untuk berenang. Aku memutuskan untuk jalan-jalan sebentar.”Eric memutari sun bed dan sampai di hadapan Alana. “Ayo, biar kutemani.”“Eh, tidak perlu. Aku hanya akan jalan-jalan sebentar.” Alana beralasan.“Kalian mau pergi?” Tanya Braden yang
Read more
BAB 112 – Prasangka
Alana menggapai flamingo yang terapung-apung di pinggiran kolam, sebelum akhirnya duduk di atas benda besar berwarna pink itu. Entah mengapa, Alana menyadari pagi itu Greta berkali-kali melontarkan tatapan kesal ke arahnya.Awalnya hal itu mengganggunya, tetapi akhirnya Alana memilih untuk tidak peduli dan mengabaikan gadis itu sepenuhnya. Eric melompat ke air menyusulnya, dan berusaha menarik-narik kaki Alana agar gadis itu tercebur.“Lepaskan! Berenang saja sana. Jangan ganggu aku!” Alana mengayuh menjauh dari Eric.Eric tertawa-tawa sambil mencipratkan air ke arah Alana, membuat gadis itu memekik. Tidak lama kemudian Braden juga menyusul. Braden dan Eric menjahili Alana dengan membalik flamingo yang tengah didudukinya, hingga gadis itu tercebur dan basah kuyup.Insiden itu berakhir dengan mereka yang perang air. Air terciprat ke mana-mana, termasuk mengenai Greta yang terlihat makin jengkel. Sedangkan Sherly dan Steve hanya menonton mereka sambil tertawa dan makan buah.Sudah tenga
Read more
BAB 113 – Partner in Crime
Eric tersenyum licik, “Bagaimana kalau kita balas dia?”Braden membalas tatapan pemuda itu dengan penuh persekongkolan. “Ayo kita lakukan. Gadis itu harus diberi pelajaran.”Alana terlihat panik. “Tidak, jangan! Kita boleh melakukan itu. Kalau kita melakukannya, apa bedanya kita dengan dia?”“Kalau kau tidak mau melakukannya tidak apa. Kau cukup diam saja.” Balas Eric.Braden memberikan isyarat ke arah pintu. “Lana, kau yang berjaga-jaga barangkali gadis menyebalkan itu kembali kemari.”“Sudah kubilang aku tidak mau ikut-ikutan!”Eric tidak mempedulikan keberatan gadis itu. “Sudah, cukup berdiri saja di sini dan beri tahu kami kalau dia datang.” Eric mendorong Alana hingga gadis itu berdiri di pintu kamar.Mereka menggeledah dan memeriksa barang-barang Greta dengan hati-hati, berusaha agar tatanannya tidak berubah.Satu hal yang Alana kagumi dari hal ini adalah betapa Eric dan Braden bisa begitu kompak. Mereka mampu bekerja sama dengan sangat baik sebagai partner. Meski dalam kasus in
Read more
BAB 114 – Pembalasan
Mereka pergi ke sebuah restoran seafood yang berada di tepi pantai. Mereka semua bergembira, menikmati makanan enak serta pemandangan laut yang indah. Bahkan untuk sekali ini Steve tidak mempedulikan tingginya kandungan kolestrol dalam makanannya.Semua orang senang kecuali Greta. Gadis itu makan dalam diam, tampak tidak antusias seperti yang lainnya. Dia juga sesekali melirik Alana dengan penuh kebencian, namun tidak mengatakan apa pun. Setelah makan, mereka mengunjungi dermaga kecil yang berada tidak jauh dari sana.Mengabadikan momen dengan berfoto dan menikmati semilir angin yang sejuk di hari yang cerah itu. “Sayang, bajumu kotor. Kau pasti bersandar entah di mana tadi.” Sherly berusaha menghilangkan noda di baju putih Greta yang bagian punggungnya kotor.“Ah, biar saja Tante. Mungkin karena aku baru saja bersandar di pagar.” Greta tersenyum pada Sherly, tetapi saat dia kembali sendirian, Greta kembali menunjukkan kekesalannya.Mereka kembali ke villa ketika hari sudah malam. Mer
Read more
BAB 115 – Sakit Hati
“Apa? Minta maaf?” Alana tertawa. “Dia yang salah kenapa aku yang harus meminta maaf?”“Berhentilah bersikap kekanak-kanakan!”“Kakak menyebutku kekanak-kanakan? Kekasih Kakak yang tidak tahu diri itulah yang bersikap kekanakan. Dia tidak bisa bersikap layaknya orang dewasa! Asal Kakak tahu saja, dia tidak sebaik yang Kakak kira. Kakak hanya sudah terperdaya oleh perangkap busuknya, sehingga tidak bisa melihat seperti apa dirinya yang sesungguhnya!”“Hentikan, Lana. Cukup! Aku tidak akan membiarkan siapa pun berbicara buruk mengenai Greta. Bahkan jika itu adalah kau!”Alana tersentak. Tidak pernah sekali pun Adrian membentaknya. Adrian yang begitu lembut dan baik hati, kini membentak Alana demi membela gadis seperti Greta.“Aku akan mengatakannya sekali lagi padamu. Kau harus meminta maaf pada Greta. Kau harus meminta maaf atas semua tuduhanmu dan karena kau sudah membuat dia menangis karena keisenganmu.”“Tidak!” kata Alana. “Aku tidak akan pernah meminta maaf padanya!”Adrian terlih
Read more
BAB 116 – Permintaan Maaf
“Tidak―” Braden menjatuhkan handphonenya, membuat Adrian makin panik.“Braden, Braden ada apa? Apa Alana baik-baik saja? Halo? Braden, jawab Aku!” Adrian terus berteriak menuntut jawaban, tetapi kini dia sudah diabaikan sepenuhnya oleh sang adik.Braden berlari menyeberangi ruangan, tempat Alana terbaring di lantai dengan muka pucat. Kini ketakutannya benar-benar menjadi nyata. Hal seperti inilah yang dia takutkan sejak awal.“Lana! Lana, bangun!” Braden mengguncang tubuh lemas Alana dengan putus asa dan air mata tertahan. “Kumohon, bangunlah! Lana!”Braden sudah menyelipkan sebelah lengan ke punggung gadis itu dan bersiap mengangkatnya saat Alana membuka mata dan melotot, membuat Braden terperanjat kaget. “Apa yang kau lakukan?” Alana duduk dan menggeliat, kemudian melepas headshet yang menempel di telinganya.“K-Kau tidak pingsan?”“Kau pikir aku pingan? Aku baik-baik saja.”“Astaga, kau membuatku khawatir! Kau tidak tahu betapa khawatirnya aku tadi. Jantungku hampir lepas saat meli
Read more
BAB 117 – Cemburu
Saat sampai di rumah, Alana menumpahkan kekesalannya pada boneka beruang pemberian Adrian. Alana memukul-mukul kepala beruang malang itu, kemudian menutupnya dengan kantong keresek agar mukanya yang imut itu tidak terlihat oleh pandangan matanya.“Kau memang menyebalkan! Mudah sekali kau meminta maaf. Kau pikir aku bisa melupakannya begitu saja?” Alana meninju beruang itu beberapa kali lagi hingga dia merasa puas. Sebenarnya dia merasa kasihan pada si beruang, tetapi benda itu selalu saja mengingatkannya pada Adrian.Seperti yang dijanjikan pemuda itu, keesokan harinya Greta benar-benar datang ke rumah dan meminta maaf pada Alana. “Maafkan aku, Lana. Aku menyesal, sungguh.” Permintaan maaf Greta tampak tulus, tetapi kini Alana tidak akan tertipu lagi.“Bisakah kita memulai semua kembali dari awal? Sebagai sahabat?” Greta tersenyum manis, seakan mereka berdua benar-benar bisa menjadi sahabat.‘Apa? Sahabat? Cuiih...’ Batin Alana. Dia menduga-duga, pasti Adrian harus menyuap Greta denga
Read more
BAB 118 – Tersipu Malu
“Kenapa kau terus memandangiku?” tanya Alana, karena Eric berkali-kali mencuri pandang ke arahnya.Pemuda itu hanya tersenyum. “Aku hanya senang karena akhirnya bisa pergi denganmu.”Alana jadi salah tingkah. “Fokuslah mengemudi. Kau harus memperhatikan jalan dengan baik.”Akhirnya Eric menuruti apa kata Alana. Alana memperhatikan Eric yang sedikit tegang, berbeda dari biasanya. “Eric, apa kau baik-baik saja? Kau tampak tegang.”“Hahaha. Aku baik-baik saja.” Eric melirik Alana kembali. “Emm, Lana. Bisakah kau bukakan laci itu untukku?” Eric menunjuk laci dashboard yang berada tepat di depan Alana.“Yang ini?” Alana menunjuk.“Ya, benar. Yang itu. Bukalah.”Alana membukanya, dan menemukan sebatang cokelat dengan hiasan pita pink. Alana menatap Eric dengan pandangan bertanya. “Itu untukmu.” Ucap Eric, tanpa berani menatap Alana kali ini.Seketika Alana merasakan panas yang menjalar di leher dan wajahnya. Dia merasa kepanasan, padahal AC tengah menyala. ‘Astaga, ini cuma cokelat. Ada apa
Read more
BAB 119 – Benar-benar Cemburu
Braden sangat kesal ketika melihat Alana yang terus saja tersipu saat mereka makan bersama malam itu. Gadis itu mengaduk-aduk makanan di piringnya dengan pandangan mata menerawang, dengan senyum samar yang terus saja tersungging di wajahnya.“Lana, jangan mainkan makananmu.” Tegur Sherly, membuat Lana bergegas menghabiskan sisa makanannya.‘Apa yang sudah dilakukan bajingan tengik itu? Dia pasti sudah mencekoki Alana dengan omong kosongnya!’ Braden membatin dengan kesal.Saat akhirnya kembali ke kamarnya, Braden menjadi makin kesal. Senyum konyol Alana benar-benar mengganggunya. “Argh, sialan!” Braden mengacak rambutnya. Dia benar-benar ingin menghajar Eric.Dia keluar dan pergi ke kamar Alana. Dia masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu. Didapatinya gadis itu mendongak terkejut dengan kedatangannya. “Kenapa kau tidak mengetuk pintu? Benar-benar kebiasan!” Alana tengah duduk di meja belajarnya sambil memangku boneka beruang bertuksedo pemberian Eric.Braden melirik boneka itu dengan ke
Read more
BAB 120 – Musuh Bebuyutan
“Alana―” Braden menyaksikan mata Alana berkilat saat gadis itu menatap Leona dengan tajam. Leona mendongak, menatap Alana tidak kalah sengit. Melihat itu Braden buru-buru berdiri dan menempatkan dirinya di antara kedua gadis itu. “Lana, ayo kita pergi saja. Aku baru ingat ada kedai es krim yang lebih enak.” Alana menepis tangan Braden yang tengah memegangi lengannya. “Kenapa kita harus pergi? Kita duluan yang menempati meja ini. Kalau ada yang harus pergi, itu adalah dia!” Alana menunjuk Leona. “Bagaimana kalau aku tidak mau pergi?” Leona menyialngkan kaki dan mengibaskan rambutnya yang kini pendek sebahu. “Ayo kita cari meja lain.” Braden membujuk. “TIDAK!” Kata Alana tegas, masih sambil menatap Leona tanpa berkedip. Will menyadari ketegangan yang mulai terbentuk. “Leona, ayo kita kembali ke meja kita.” “Meja kita sudah ditempati oleh orang lain. Lagi pula aku lebih suka duduk di sini.” Leona berbicara tanpa repot-repot menoleh pada Will. Alana tersenyum miring. “Baiklah kala
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status