All Chapters of Terjebak Dua Hati: Chapter 101 - Chapter 110
122 Chapters
BAB 101 – Menagih Janji
Alana menggeliat dan mengucek mata. Dia mengerjap untuk menjernihkan pandangan, lalu dilanda kepanikan sesaat ketika menyadari dia berada di tempat asing. Kemudian dia sadar bahwa dia masih berada di kamar Braden. Braden baru saja keluar dari kamar mandi saat mendapati Alana bangun dengan muka kebingungan. “Aku tertidur semalam. Kenapa kau tidak membangunkanku?” omel Alana.“Aku kan juga sudah tidur. Mana aku tahu kalau kau masih di sini?” Braden beralasan.Alana terus saja menggerutu sambil berjalan keluar, menuju kamarnya sendiri. “Bisa-bisanya aku tidur di sana?” Di luar, dia berpapasan dengan Adrian yang sudah mau berangkat ke kantor. “Kakak sudah mau berangkat?”“Ya, aku harus berangkat lebih awal hari ini. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan.” Adrian merapikan rambut kusut Alana. “Maaf, aku kemarin pulang terlambat. Saat aku pulang, kalian sudah tidur. Kau jadi merawat Braden sendirian.”“Ah, dia hanya demam. Tidak sakit parah.” Alana memijat lehernya yang sakit, karena sem
Read more
BAB 102 – First Date
“Selamat pagi, Tante.” Sapa Eric. “Tante, saya mohon izin untuk mengajak Alana pergi hari ini.”Sherly tersenyum pada Eric. “Ya, tolong jaga Alana. Dan pulangnya jangan malam-malam, ya.”“Baik, Tante.”Seakan sepakat, Braden dan Adrian mengikuti Alana dan Eric hingga ke mobil. Padahal Alana sudah berusaha agar mereka tidak ikut keluar, tetapi tentu saja mereka tidak akan mensia-siakan kesempatan untuk mengintimidasi Eric. “Kenapa kalian ikut kemari?” Alana bertanya curiga.“Memangnya kami tidak boleh mengantar kalian?” tanya Adrian. “Kami hanya ingin memastikanmu baik-baik saja.”“Ke mana kau akan membawa Alana pergi?” Braden bertanya tanpa basa-basi, begitu mereka berada di luar batas pendengaran Sherly.“Haruskah aku membocorkan tempat kencanku dan Alana? Kau akan merusak kejutannya.” Eric memprotes.Adrian langsung saja terlihat berang. “Kalian akan berkencan? Kau mengajak Alana berkencan?” Pemuda itu baru sadar dengan dandanan Alana yang jauh lebih rapi daripada biasanya.“Aku tid
Read more
BAB 103 – Imut dan Menggemaskan
“Aaaa―” Alana memekik dengan gembira. “Itu― Itu rusa!”Eric tertawa makin keras. Sesuatu yang berwarna cokelat yang sebelumnya Alana duga sebagai batang pohon ternyata adalah beberapa ekor rusa yang tengah merumput. “Ayo kita ke sana.”Alana berusaha tidak berlari atau melompat-lompat, tidak ingin semua rusa itu berlari pergi. Tetapi yang mengejutkan, para rusa itu ternyata sama sekali tidak takut dengan kedatangan mereka.Mereka malah datang dan mengendus-endus kantong plastik yang dibawa Eric. “Kau mau ini? Ayo, makanlah.” Eric mengambil sesuatu dari dalam kantong itu dan menyuapkannya ke mulut si rusa. “Kau mau memberi makan mereka juga?”Eric mengulurkan kantong yang ternyata berisi wortel. Alana mengambil satu dan mencoba membujuk seekor rusa yang tanduknya baru saja tumbuh untuk mendekat ke arahnya. “Eric, lihat! Astaga, mereka lucu sekali.” Dia tertawa saat rusa-rusa itu menggigit wortel yang diulurkannya.Melihat itu, Eric langsung mengeluarkan handphonenya dan memotret Alana
Read more
BAB 104 – Pernyataan Cinta
Sebelum pergi, mereka beristirahat sejenak sambil minum teh bunga krisan dan menikmati pemandangan petak-petak bunga di kejauhan. Buket bunga mereka diletakkan di kursi, sedangkan pot-pot bunga Alana dikemas dalam sebuah kotak kardus besar dan diletakkan di lantai.“Kau juga pasti tidak ingin pergi dari tempat ini.” Tebak Eric.“Tentu saja. Kenapa kau baru membawaku ke sini sekarang?” Alana mengedarkan pandangan ke sekeliling. “Harusnya kau mengajakku dari dulu.”Eric menatap Alana jengkel. “Memangnya kau mau kalau aku mengajakmu dari dulu? Kau pasti akan menolakku mentah-mentah!”“Ah, benar juga. Dulu aku pasti akan menolak. Tapi itu karena dulu ketulusan serta kebaikanmu patut diragukan.”“Kau selalu saja berprasangka buruk padaku. Jadi, bagaimana sekarang? Kau tidak menyesali kencan kita?”Alana tertawa. “Aku tidak tahu kalau kencan akan semenyenangkan ini. Kupikir kencan hanya kegiatan yang membuang-buang waktu.”“Sebenarnya, tergantung dengan siapa kau berkencan. Kalau denganku,
Read more
BAB 105 – Sebuah Jawaban
Kali ini Alana memicingkan mata. “Aku baru saja mengiyakan satu permintaanmu, dan sekarang kau sudah meminta yang lain.”“Aku kan hanya mencoba peruntungan. Suasana saat ini begitu romantis, sayang sekali kalau aku tidak menyatakan perasaanku.” Eric kembali memainkan gelasnya, merasa lebih gugup dari sebelumnya. “Jadi, apa kau mau? Menjadi kekasihku.”Alana tidak tahu apakah Eric benar-benar serius atau bercanda. Dia tidak bisa membedakan keduanya. “Apa kau serius?”Eric tampak jengkel, lupa kalau dia tengah gugup. “Kau masih saja meragukanku! Aku serius, Lana. Kau meminta bukti dengan menyuruhku berbaikan dengan Braden, dan aku melakukannya. Aku bahkan mulai berhenti merokok meski kau tidak memintanya. Meski yah, kadang aku masih merokok sesekali.”Eric mengecap bibirnya dengan ujung lidah, dan merasakan mulutnya pahit karena seharian tidak merokok. Alana merasa tidak enak jika harus menolak Eric, tetapi dia juga tidak bisa menerimanya.“Tapi kita belum lama kenal. Aku tidak bisa men
Read more
BAB 106 – Hari Berbelanja
“Aaaaa! Aaaa!” Braden memeluk Alana dengan erat. “Ayo cepat usir!”“Kalau kau memelukku seperti ini, bagaimana aku bisa mengusir dia? Aku bahkan nyaris tidak bisa bernapas!” Alana berusaha melepaskan lilitan tangan Braden di lehernya yang masih saja histeris. “Keluar dari sini!”Dengan patuh Braden keluar dari kamar mandi yang sempit. Alana merasa heran mengapa Braden hanya menjerit-jerit ketakutan alih-alih cepat keluar dari tempat itu.Alana mengambil sikat lantai bergagang panjang dari bawah wastafel, berusaha mengusir kecoa masuk ke lubang pembuangan air. Dia tidak tega untuk membunuh binatang itu. “Shuuu shuu ... “Binatang itu hanya berputar-putar bingung di seputaran kamar mandi, membuat Alana jengkel. “Ayo, pergilah. Kenapa kau tidak mau pergi?”“Alana ... Alana, dia sudah pergi belum?” Braden berteriak-teriak, membuat Alana bertambah jengkel.Alana mengabaikan pemuda itu, dan fokus dengan apa yang dia kerjakan. Akhirnya, gadis itu berhasil mendorong si serangga mendekati luba
Read more
BAB 107 – Fakta tak Terduga
Gadis itu memang membuat Alana cemburu, tetapi dia yakin kalau Greta adalah gadis yang baik. Greta adalah gadis yang sederhana dan baik hati. Dia tahu Braden hanya bersikap menyebalkan pada gadis itu.“Lana, coba ke sini.” Greta memanggil Alana untuk mendekat. “Mana yang menurutmu lebih bagus?”Alana mengamati kedua tas yang dicoba gadis itu. Di bahu kanannya adalah sebuah tas tangan besar berwarna biru cobalt dengan aksesori yang meriah, sedangkan di tangan kirinya adalah sebuah tas dengan model yang lebih sederhana namun berwarna hijau terang.Alana mengernyitkan dahi dengan bingung. Kedua pilihan itu sama-sama aneh menurutnya, hanya saja dia menganggap maklum bahwa selera masing-masing orang bisa sangat berbeda. “Emm, dua-duanya terlihat bagus.”“Begitu?” Greta terlihat tidak yakin dengan pendapat Alana. “Di antara semua tas yang ada di sini, mana yang menurutmu paling bagus?”Alana melihat sekelilingnya. Kemudian dia mengambil sebuah tas hitam yang berada di etalase utama. “Aku su
Read more
BAB 108 – Libur telah Tiba
Setelah Braden mengambil sepotong celana jeans dan Alana mengambil sebuah kemeja putih cantik, akhirnya mereka berempat menuju kasir. Saat Adrian lagi-lagi harus membayar, Braden dan Alana kembali bertukar pandang ngeri saat mengetahui nominal yang harus dibayarkan.Kali ini Alana memandang Greta dari sudut pandang baru. Image lugu dan polos yang dia ciptakan ternyata hanya sekadar tampilan luar. Hanya kedok. Adrian menenteng kantong-kantong belanjaan milik Greta dengan gadis itu yang tersenyum lebar di sampingnya.Saat Adrian menawari Braden dan Alana sepatu, mereka menolak. Mereka tidak tega jika Adrian harus mengeluarkan lebih banyak uang lagi. Sedangkan Greta, keluar dari toko dengan menenteng dua buah kotak sepatu di tangannya.Dan seperti janjinya, sebelum pulang Adrian mengajak mereka untuk makan es krim. Setelah menentukan menu, Alana dan Greta mencari meja kosong. Sedangkan Braden dan Adrian memesan makanan untuk mereka.“Aku lihat Adrian sangat perhatian sekali padamu. Setia
Read more
BAB 109 – Persaingan antar Lelaki
Pada liburan kali ini, mereka akan menginap di sebuah resort pantai mewah yang terdiri dari beberapa villa dengan masing-masing kolam pribadi dengan pandangan pantai yang menakjubkan.Mereka diantar oleh dua orang bellboy yang juga membantu membawakan tas-tas mereka hingga sampai ke villa tempat mereka akan menginap hingga beberapa hari ke depan. Villa itu merupakan sebuah bangunan berdinding kaca di sekelilingnya, yang menampakkan pemandangan laut dan langit biru jernih.Terdapat tiga kamar tidur di sana, dengan fasilitas lengkap seperti dapur, kamar mandi, ruang tamu, dan area gazebo serta kolam renang pribadi. Di sebelah kolam renang, terdapat tangga batu yang akan membawa mereka langsung menuju pantai.Melihat pantai yang membentang di kejauhan sana, membuat Alana langsung melompat-lompat kegirangan seperti anak kecil. Rasa lelahnya seketika hilang begitu saja. Dia ingin langsung berlari ke pantai dengan kaki telanjang, tetapi rupanya mereka harus membagi-bagi kamar.Sherly akan t
Read more
BAB 110 – Saingan Baru
Alana tertawa mendengar lelucon yang dikatakan salah seorang pemuda di hadapannya. Suara tawanya terbawa angin hingga kejauhan. Eric dan Braden berjalan mendekat ke arah tiga orang yang sedang berbincang itu.“Ini Ricky dan Justin. Mereka juga sedang berlibur dan kebetulan menginap di villa sebelah kita.” Alana memperkenalkan kedua pemuda asing itu pada Braden dan Erick. Mereka berempat berkenalan dengan ramah, meski masing-masing berusaha menutupi rasa tidak sukanya pada satu sama lain.Braden dan Eric menyiratkan ancaman terselubung bahwa keduanya harus segera pergi, atau mereka akan terkena masalah. Akhirnya mereka berpamitan pada Alana dan pergi dengan enggan.“Besok datanglah ke tempat kami. Kami akan mengadakan pesta barbeque. Pasti sangat menyenangkan kalau kau datang.” Pemuda bernama Ricky itu menampilkan senyum menawannya pada Alana.“Kalian berdua juga diundang. Datanglah bersama Alana.” Justin menambahkan dengan enggan.“Terima kasih undangannya. Aku akan mampir kalau sempa
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status