Semua Bab IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU: Bab 81 - Bab 90
158 Bab
80. ARGA (Aku akan menikahinya!) (Bagian B)
80. ARGA (Aku akan menikahinya!) (Bagian B)“Dan, buat anda, Pak Farhan! Jika sampai terjadi sesuatu sama Sayaka, saya tidak akan memaafkan anda dan akan membuat anda membayar mahal!” ujar Arga dengan tajam, matanya sama sekali tidak melihat ke arah Farhan dan masih seia memaku pandangan pada ruangan Aya.GLEK!Farhan menelan ludahnya dengan susah payah, apa yang bisa dia lakukan? Kartika dia kaya dan mempunyai jabatan dulu, dia masih berada di bawah Arga baik dari segi kekuasaan maupun harta. Lalu, apa lagi yang bisa dia lakukan kini?Harta tidak punya, jabatan tidak ada. Dibanding seorang Arga Widjaja, jelas Farhan hanyalah bagai butiran debu yang hina.CEKLEK!Suara pintu yang terbuka sukses membuat keempat lelaki di sana bergegas untuk bangkit dan menghampiri dokter yang baru saja keluar dengan cepat, hingga dokter yang bername tag Aisyah itu mengernyit heran dan menatap keempatnya dengan pandangan heran.“Gimana dok? Aya nggak kenapa-kenapa, kan?”Hampir bersamaan kalimat itu kel
Baca selengkapnya
81. Ikrar Arga (Bagian A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU81. Ikrar Arga (Bagian A)“Iya, Yank!” Mas Putra menjawab cepat.“A—Apa?” tanyaku dengan nada tak percaya. “Y—yank?” tanyaku lagi dengan tergagap.Sedangkan yang bersangkutan , yaitu Arca dan juga Mas Putra malah mengangguk dengan kompak. Mereka menautkan langsung saling menautkan jemari mereka dan berdiri berdampingan.“Sepertinya aku bakalan jadi Mbak kamu deh, Ya.” Arca kemudian tertawa malu-malu, manis sekaliYa Allah, aku gemas sekali melihatnya dan ikut senang juga dengan mereka. Mas Putra gerak cepat ternyata, dan tahu-tahu saja mereka sudah berpacaran. “Dan kamu, Ra. Jaga mulut ya!” kata Arca sambil menuding Maura dengan telunjuknya yang lentik. “Aku sudah punya pacar sekarang, yang tentunya lebih ganteng dari calon suamimu, dan pastinya kekasihku tidak pengangguran!” kata Arca dengan sadis.Wajah Maura memerah, entah karena menahan malu atau karena menahan amarah, atau keduanya? Entahlah, aku tidak bisa memastikan
Baca selengkapnya
82. Ikrar Arga (Bagian B)
82. Ikrar Arga (Bagian B)Mas Bobby terkikik kecil, begitu juga dengan Arga yang langsung menutup mulutnya. Dokter Aisyah? Dia menatap penasaran, wajahnya terlihat kebingungan."Bacot lo, Put!" sahut Mas Farhan ketus. "Nggak usah ikut campur deh sama kehidupan gue! Lo itu nggak tahu apa-apa!" katanya emosi."Nggak tau apa-apa? Ya gue tahu lah, yang lo selingkuhin kan adek gue," jawab Mas Putra dengan telak.Mas Farhan langsung terdiam, dia tidak lagi mengeluarkan sepatah katapun. Namun, matanya menatap wajah Mas Putra dengan pandangan marah yang sangat kentara."Bagus!" Tiba-tiba Maura bertepuk tangan tiga kali, plok! Plok! Plok! "Sepertinya yang ini cocok sama kamu, Ca. Sama-sama besar mulut, dan juga sombong! Bagus, sih. Artinya kamu kemungkinan besar nggak akan ditinggalkan lagi," katanya santai.Aku menggenggam swlimut yang ada di pangkuanku dengan erat, Maura benar-benar sangat keterlaluan. Bukankah dia tahu? Kalau Pengalaman Arca yang ditinggalkan oleh tunangannya adalah pengal
Baca selengkapnya
83. PACAR ARCA (Bagian A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU83. PACAR ARCA (Bagian A)POV SAYAKABadanku terasa sangat kaku dan juga lemas, tanganku terasa nyeri dan seperti ada sesuatu yang tajam yang menusuk pergelangan tanganku. Rasanya tenggorokanku seperti terbakar, aku haus dan ingin minum.Jika mengikuti besarnya dahagaku, aku sepertinya bisa menghabiskan air laut hanya dengan sekali teguk. Kepalaku juga pusing, jadi lengkap sudah penderitaanku rasanya.Ya Allah, aku kenapa sih? Bukannya tadi aku dan Arga bertemu dengan Pak Chandra dan ujung-ujungnya pembicaraan kami tidak menemukan titik temu yang bagus, karena dia yang ikut menuduhku berselingkuh hanya karena Mas Farhan telah dikenalnya terlebih dahulu sebelum aku.Aku juga ingat kalau kami keluar dari cafe dan bertemu dengan Mas Farhan dan juga Maura, sepasang mantan sahabat dan juga mantan suamiku itu bergandengan tangan dengan mesra dan menghampiri kami sehingga terjadi sedikit keributan di halaman cafe.Mas Farhan akhir
Baca selengkapnya
84. PACAR ARCA (Bagian B)
84. PACAR ARCA (Bagian B)“Kamu ini pintar bang buat Mas khawatir!” ujar Mas Bobby dengan lembut. “Kalau Mas dipecat oleh bos, maka kamu harus tanggung jawab, Dek!” katanya lagi.Aku hanya mendengus dan menatap Arga yang dari tadi hanya diam menatapku dari belakang sana, dia bersandar di dinding dengan pose yang sangat sok keren di mataku. Dia pasti ingin mengambil perhatian Arca, aku terkikik di dalam hati.“Dia tidak akan memecat, Mas. Iya kan, Ga?” tanyaku padanya, dan dia hanya mengangguk untuk menanggapi ucapanku, aku mengangkat bahu tidak peduli.“Ya, kamu kok, nggak bilang sih sama aku kalau kamu hamil?” tanya Arca tiba-tiba.Dia cemberut dan memonyongkan bibirnya, aku tahu kalau dia kecewa makanya aku langsung menggenggam tangannya dan tersenyum meminta maaf."Maaf ya, ada banyak pertimbangan yang aku buat. Aku harus memikirkan banyak hal, makanya aku menutupi hal ini," sahutku dengan lembut, sambil mengelus perutku yang masih rata.Dia kemudian mengangguk dengan air mata yang
Baca selengkapnya
85. KEJUTAN ARGA (Bagian A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU85. KEJUTAN ARGA (Bagian A)“Iya, Yank!” Mas Putra menjawab cepat.“A—Apa?” tanyaku dengan nada tak percaya. “Y—yank?” tanyaku lagi dengan tergagap.Sedangkan yang bersangkutan, yaitu Arca dan juga Mas Putra malah mengangguk dengan kompak. Mereka langsung saling menautkan jemari mereka dan berdiri berdampingan, dengan senyum lebar yang tersungging di bibir mereka.“Sepertinya aku bakalan jadi Mbak kamu deh, Ya.” Arca kemudian tertawa malu-malu, manis sekaliYa Allah, aku gemas sekali melihatnya dan ikut senang juga dengan mereka. Mas Putra gerak cepat ternyata, dan tahu-tahu saja mereka sudah berpacaran. “Dan kamu, Ra. Jaga mulut ya!” kata Arca sambil menuding Maura dengan telunjuknya yang lentik. “Aku sudah punya pacar sekarang, yang tentunya lebih ganteng dari calon suamimu, dan pastinya kekasihku tidak pengangguran!” kata Arca dengan sadis.Wajah Maura memerah, entah karena menahan malu atau karena menahan amarah, atau
Baca selengkapnya
86. KEJUTAN ARGA (Bagian B)
86. KEJUTAN ARGA (Bagian B)Aku menggenggam selimut yang ada di pangkuanku dengan erat, Maura benar-benar sangat keterlaluan. Bukankah dia tahu? Kalau Pengalaman Arca yang ditinggalkan oleh tunangannya adalah pengalaman yang sangat buruk sehingga menimbulkan trauma untuknya. Lalu kenapa dia dengan teganya mengungkit hal itu? Jahat sekali wanita itu lama-lama! Dia tidak bisa menjaga mulutnya, dan terus saja menyakiti hati orang lain karenanya.Arca hanya diam, namun aku tahu kalau dia sedang terluka saat ini. Dan aku sedih karena tidak bisa berdiri di sampingnya, seperti dia yang selalu berdiri di sampingku dan berusaha menguatkan aku."Udah selesai ngomongnya?" tanya Arca dengan nada suara yang terdengar tegar, namun aku bisa merasakan getar di sana. "Kalau udah kalian bisa pulang sekarang, kehadiran kalian di sini nggak dibutuhkan!" katanya lagi.Dia mengalihkan pandangannya dan menatap Mas Putra sambil tersenyum kecil, Arca benar-benar kuat. Dia bisa mengendalikan emosinya dengan s
Baca selengkapnya
87. TERUNGKAP (Cinta Arga) (Bagian A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU87. TERUNGKAP (Cinta Arga) (Bagian A)Aku menganga lebar, candaan Arga sama sekali tidak lucu! Dia tidak seharusnya mengatakan hal itu, dia bisa menyanggah ucapan Maura dengan kata-kata lainnya. Kenapa harus mengatakan kalau aku adalah calon istrinya, sih?Aku bisa melihat Maura langsung mendengus dengan keras, begitupun dengan Mas Farhan yang membuang nafasnya dengan kasar. Sedangkan Arca dan yang lainnya malah terkikik kecil, kenapa mereka malah terlihat bahagia, sih?"Anda terlalu berlebihan, Pak Arga!" ujar Mas Farhan. "Sayaka sedang mengandung anak saya, dan apa Anda kira saya akan menyerahkannya pada Anda?" tanyanya sambil tersenyum remeh."Mas! Apaan sih, kamu? Ya biarlah kalau dia mau menikahi Aya! Kok kamu yang heboh, sih?" tanya Maura, dia memekik emosi. "Kamu itu sama dia sudah cerai, tidak punya hubungan apa-apa lagi!" ujarnya lagi dengan ketus."Ra, anak yang dikandung Aya itu adalah darah dagingku. Sudah lama
Baca selengkapnya
88. TERUNGKAP (Cinta Arga) (Bagian B)
88. TERUNGKAP (Cinta Arga) (Bagian B)Apa maksudnya coba? Aku tahu kalau dia hanya berusaha membelaku, tapi tidak dengan mengatakan kalau aku adalah calon istrinya. Dia masih bujangan, dan jika ada yang mendengar maka tidak akan ada perempuan yang mau menikah dengannya.Aku tidak ingin mengambil resiko, kebaikan Arga sudah sangat banyak padaku. Dan aku tidak mau dia mengorbankan dirinya lagi untuk membelaku di depan Mas Farhan.Hahhh, aku menghela nafas panjang dan mengelus perutku dengan lembut. Di dalam sini sudah ada kehidupan. Kehidupan yang sudah sangat lama kami nantikan, tapi sayangnya ketika dia hadir malah dalam posisi yang menyedihkan.Papanya yang berselingkuh, dan dia terpaksa lahir dalam keadaan tidak memiliki keluarga yang lengkap. Tak apa sayang, kamu akan lebih bahagia jika hanya bersama Mama.Mama bisa janjikan itu, dan Mama tidak akan membiarkan satu orang pun menyakiti kita lagi. Tidak Papamu, tidak nenekmu, tidak orang lain!Aku bermonolog di dalam hati sambil teta
Baca selengkapnya
89. KEBENARAN (Mendengar dalam diam) (Bagian A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU89. KEBENARAN (Mendengar dalam diam) (Bagian A)Sepanjang perjalanan aku hanya diam, dan tidak mengeluarkan sepatah katapun. Walau Arca dan Arga banyak berbincang dan membuat lelucon, tapi aku sama sekali tidak menanggapinya dan malah membuang muka ke arah jendela. Menatap jalanan di luar sana dengan pikiran yang berkecamuk dengan hebat, kembali aku mengenang apa yang tadi Arca katakan di Rumah sakit.Orang yang dicintai Arga adalah aku! Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia mencintai seorang wanita yang sudah memiliki suami, dan juga sebuah keluarga kecil?Bagaimana bisa dia menjaga cintanya dengan sebegini rapat? Aku bahkan tidak menyadarinya, apa karena aku memang tidak peka? Atau karena aku memang selalu menatap Mas Farhan?Sesekali mataku menatap ke depan sana, di mana Arga dan juga Arca tengah duduk sambil berbincang kecil, dan sesekali bertengkar entah karena apa.Mereka terlihat akrab, walaupun adu mulut kerap terdeng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
16
DMCA.com Protection Status