All Chapters of Aku Mengalah: Chapter 41 - Chapter 50
123 Chapters
Peegi
Afi memakan makanan yang tadi di belikan Rendra, nasi Padang dengan sayur daun singkong rebus serta daging sapi sangat menggugah selera makan Afi. Namun sayang tak ada sambal ijo seperti biasanya, pasti Rendra sengaja tak memberinya atau di lupa memintanya."Ini tak mungkin, biasanya nasi Padang selalu plus sambal. Itu merupakan akal-akalan Rendra saja pastinya," gerutu Afi saat mencari keberadaan si sambal kesukaannya. Di mana pun ia makan, tak luput dari sambal. Apapun makananya, lauk enaknya pasti selalu sambel.Afi menghabiskan semua tak tersisa, ia benar-benar lapar hari ini. Ternyata air mata membuat orang lapar juga, seharian tak ada asupan masuk ke dalam perutnya sehingga ia makan bak orang yang satu minggu tak makan. Beruntung makanan yang ia makan ini tak keluar lagi dari perutnya. Afi bingung, entah kenapa semua makanan yang Rendra belikan untuknya selalu terasa nikmat dan sedap untuk di habiskan.Bel berbunyi, Afi bergegas akan membuka nya. Namun, Nissa sudah masuk karena
Read more
tak sabar
"Pengen cepet-cepet!" kata Nissa antusias."Cepet-cepet ngapain?""Cepet-cepet jadikan kamu kakak iparku! Aku udah nggak sabar banget!" Afi melemparkan bantal sofa ke badan Nissa. Nissa selalu saja mengatakan hal yang sama berulang kali. Afi bahkan sama sekali tak kepikiran ke arah situ. Afi hanya sedang memikirkan anak yang ada dalam kandungannya ini agar bisa tumbuh dengan sehat dan kuat seperti dirinya.Setelah berbincang panjang lebar dengan Nissa, akhirnya dia pamit untuk pulang. Mungkin besok Nissa akan ke alamat kantor Aldo yang telah Afi tunjukan untuk memberikan kunci rumahnya.*****Aldo sangat malas di rumah, ia memilih pergi ke kantor agak awal karena ia masih sangat terpukul dengan perpisahannya dengan Afi."Mau berangkat awal lagi, Yank?" tanya Alin yang sedang mengoleskan roti dan selai di sana. "Iya, aku sarapan di kantor sja ya. Aku terburu-buru," ucap Aldo mencium kening Alin.Alin memandangi suaminya yang sudah pergi dengan mobilnya ke kantor. Alin melihat Aldo an
Read more
cemas
"Aldo!" Teriak Mami Cahyo dari luar rumah Afi. Aldo tak sadar jika ia telah menghabiskan waktu yang lama di kamar Afi. Kesedihannya yang tak berbalas membuatnya enggan untuk pulang. Ia ingin tidur seharian di kamar milik Afi dan dirinya, mengenang malam-malam indah bersama.Aldo tak menghiraukan teriakan Maminya karena ia sedang larut dalam kesedihannya. "Aldo! Mami cariin ternyata kamu di sini, Alin cemas mencarimu. Kenapa nomormu tidak aktif?""Mi, biarkan Aldo di sini ya! Aldo sangat terpukul dengan kepergian Afi. Dia sudah pergi, Mi!" Aldo tergugu di atas bantal yang ia letakan di tengah pangkuannya."Kamu jadi laki-laki cengeng banget, Aldo. Bukankah bagus Afi sudah pergi? Jadi kamu bisa fokus sama kesehatan Alin dan anakmu!" Mami Cahyo berbicara seperti itu karena ia merasa geram dengan anak laki-lakinya yang terlihat sangat bodoh hanya karena wanita bernama Afi itu."Mi, jangan paksa Aldo lagi, cukup Mami membuat Afi sengsara. Jangan Aldo! Aldo hanya ingin tinggal di rumah ini
Read more
salahkah
Sebuah tepukan di pundaknya membuat Aldo kaget dan membalikkan badannya."Yank, kamu lagi apa malam-malam begini?" Ali melirik ke arah benda yang sedang dipegang Aldo."Aku melihat susu ini di rak dapur, mungkinkah ini milik Afi? Apakah di sudah_""Itu milikku, aku sengaja membawanya dari rumah.""Masa? Kok kamu bawa banyak banget? Berbagai merek juga, bukankah kau tidak menyukai merek ini?" tunjuk Aldo pada dus yang sedang dipegangnya."Justru itu, aku membawa banyak. Soalnya nanti kalau aku pas lagi disini pengen minum susu aku tinggal bikin dan tidak usah repot-repot lagi membelinya. Kan, Stoknya sudah banyak."Alin mencoba mengelabui Aldo, karena jika ia tahu susu itu bukan miliknya pasti Aldo akan memikirkan jika Afi hamil anaknya kemudian mencari Afi untuk memastikan kebenarannya dan meninggalkannya jika tahu Afi tengah hamil.Alin berpikir keras, mungkinkah Afi juga tengah hamil? Ia akan mencari tahu semua ini. Jika ia hamil anak Aldo, ia akan mencoba untuk menghindarkannya dar
Read more
Rencana
"Kamu kenal Haris, Yank?" tanya Alin mencoba mencari tahu seberapa dekat dia dengan Haris."Kenal, kami bahkan sangat akrab sejak kuliah. Kenapa?" tanya Aldo penasaran karena Alin tiba-tiba menanyakan Haris sahabatnya."Nggak kenapa-kenapa! Apakah dia tak tahu kita sudah menikah? Kenapa dia bilang hanya tahunya istri kamu itu Mbak Afi?" ketus Alin."Sebenarnya kemarin sudah aku kasih tahu, mungkin dia lupa. Haris itu memang punya kekasih sejak kuliah, tapi aku lupa namanya! Soalnya dia tak pernah mengenalkannya pada kami, teman gengnya. Dia hanya sering bercerita bahwa dia cinta mati padanya," jelas Aldo."Cinta mati? Nungguin sampai mati, gitu maksudnya?" ucap Alin pura-pura lugu. Aldo tertawa renyah dan memandang ke depan jalan dengan fokus mengemudikan mobilnya."Yank, kamu cinta mati padaku?" tanya Alin mencoba mencari isi hati suaminya."Cinta!" jawab Aldo singkat."Sayang?""Apa bedanya cinta dan sayang, Alin?" ucap Aldo sambil tersenyum."Beda donk! Kalau cinta itu kebutuhan, s
Read more
Haris
Temani aku, jika aku butuh kamu. Dan malam ini, aku sangat menginginkan dirimu. Aku tunggu di hotel Daffa, nggak pakai lama, jika kau menolak akan aku pastikan besok suamimu itu akan meninggalkanmu." Haris sepertinya sengaja membuat Alin marah dengan keinginannya itu, ia ingin melihat seberapa besar cintanya pada Aldo. Sepertinya, rencana Haris kali ini tak akan sejahat sebelumnya yang akan meniduri wanita terkasihnya itu. Haris hanya ingin Alin merasakan, sakitnya ditinggal pergi orang yang disayangi.Alin mondar mandir di depan pintu rumah ini, ia tak punya cara lain untuk menutup mulut Haris kecuali menuruti keinginannya. Ia pun menengok kembali Aldo yang terlelap tidur dan memastikan ia tak akan bangun.Setelah yakin bahwa Aldo telah sangat terlelap, Alin keluar menuju rumahnya untuk mengambil mobil miliknya. Alin tak ingin memakai mobil Afi karena takut suaminya akan tahu jika ia tengah pergi.Mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju hotel yang Haris sebutkan. Alin mengemudik
Read more
ada apa
Alin membuka matanya dan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Ia bangun dan melihat dirinya tanpa sehelai baju pun dan tampak bajunya berceceran di lantai. Alin mengingat kejadian semalam dan ia pun menangis histeris seorang diri. Haris benar-benar telah membuatnya menjadi wanita jal**ng. Ia melihat jam di tangannya dan sekarang pukul tujuh pagi.Alin terperanjat kaget dan langsung memunguti pakaiannya di lantai untuk ia kenakan kembali. Ia akan bergegas pulang agar Aldo tak mencurigainya jika tak ada dirumah saat mencarinya. Tapi sepertinya, ini sudah sangat terlambat. Aldo pasti sudah pergi ke kantor, ia akan mengecek ponselnya siapa tahu Aldo menghubunginya tadi.Alin kecewa karena tak ada pesan atau panggilan dari suaminya itu. Alin terlalu pede jika ia bakal di cari dan dikhawatirkan oleh Aldo. Setelah pakaian kembali melekat di tubuhnya, ia langsung bergegas keluar hotel menuju rumahnya.Sebelum pulang ia mampir dulu ke sebuah butik untuk membeli pakaian untuk ia ganti.
Read more
Sebenarnya
Mereka menanyakan pada karyawan Aldo apakah suaminya sudah ada di kantor. Ternyata suaminya sedang ada rapat di luar dan akan kembali setengah jam lagi. Mami dan Alin akhirnya memilih menunggu di ruangan milik Aldo.Mami yang sudah tampak gusar membuat Alin mau tak mau menanyakan masalah mertuanya. Sebenarnya ia malas menanyakan masalah mertuanya, karena hanya akan membuatnya sakit kepala."Kenapa Mami ingin sekali menemui mas Aldo? Apakah ada hal yang terjadi ada hubungannya dengan Mas Aldo?" tanya Alin pura-pura peduli."Iya, dan Mami harus bertemu Aldo kali ini juga. Mami harap kamu tak keberatan jika harus menemani Mami lama di sini," pinta Mami."Tentu, Alin tak keberatan kok. Alin kan menantu satu-satunya kesayangan Mami." Alin sengaja ingin membuat mertuanya semakin yakin jika ia wanita yang baik dan pengertian. Setengah jam sudah berlalu, tampak pintu terbuka dan Aldo masuk bersamaan dengan Haris. Wajah Alin berubah ketika tahu orang yang paling ia benci lagi-lagi ada di had
Read more
Kejahatan
"Pak, kalau kasih tugas jangan banyak begini dong! Sudah dua hari ini saya kurang tidur akibat lembur," tulis Afi ketika mengirim pesan pada Rendra."Siapa suruh lembur? Aku minta kamu kerjakan siang atau pagi, bukan malam! Atau gaji kamu mau saya potong karena melawan perintahku?" Sialnya, ternyata pesan yang Afi kirim membuatnya ketahuan jika ia mengerjakan nya malam-malam.Mau bagaimana lagi, jika pagi dan siang badan Afi sangat lemah dan mengantuk. Sejak tahu kehamilannya ini, Afi jadi tak bisa tidur malam, ia merasa gelisah jika malam datang. Afi terpaksa tidur di pagi hari hingga siang, karena jika dipaksakan untuk beraktivitas maka bisa dipastikan pusing kepala menyerangnya. Susu yang biasa ia minum tak membantu banyak untuk bisa strong seperti biasanya."Pak, aku nggak bisa bekerja di pagi hari sampai siang. Entah mengapa, kepalaku sakit jika di paksakan!" jawab Afi. Memang itu benar adanya, Afi tak ingin berbohong dan menutupi apapun yang terjadi. Karena sekecil apapun kebo
Read more
Alin
Rendra sengaja tak memberi tahu Afi perihal sidangnya kali ini, ia hanya tahu dari pengacaranya bahwa pengadilan Agama mengirimkan surat panggilan ke rumah Aldo agar datang ke ruang sidang nanti. Sidang pertama akan di lakukan dua hari lagi dan Rendra tahu jika Aldo sedang tak berada di rumahnya. Pengacara yang Rendra bayar bukanlah pengacara sembarangan, ia bahkan bisa saja mengambil harta Aldo yang ia ambil dari Afi namun ia tak akan melakukannya. Ia tak ingin menjadi orang jahat yang akan membuat Afi begitu sedih jika tahu dia yang membuat Aldo kehilangan segalanya.Rendra akan mengikuti alur yang dibuat oleh keluarga Aldo itu. Walaupun Aldo dan Rendra pernah satu SMA, tapi Aldo tak begitu mengenalnya. Karena Aldo bukanlah pria sepopuler dirinya, tak sulit baginya jika ingin menjatuhkan Aldo saat ini. Tapi tak ia lakukan, baginya kebahagiaan Afi lebih utama daripada yang lain.Mobil telah sampai di rumah sakit tempat Nissa bekerja, tapi sepertinya Nissa hari ini piket pagi. Jadi d
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status