Semua Bab Aku Mengalah: Bab 21 - Bab 30
123 Bab
menyedihkan
"Kamu sudah makan?" tanya Rendra dengan wajah datarnya."Aku kenyang, sudah ya. Aku lelah dan ingin istirahat, terimakasih sudah mau membantuku dan memberikan tumpangan buatku dan suamiku."Afi berlalu saja tak merespon Rendra yang menatapnya khawatir. Afi memasuki rumahnya dengan badan yang sudah tak bisa digambarkan. Sedari siang dia belum makan karena Aldo membuatkannya bubur dan ia hanya memakan sepotong roti yang Rendra kirim padanya.Perutnya sangat lapar tapi ia enggan untuk memasak karena tulang-tulangnya begitu terasa lemas. Baru selang beberapa menit masuk rumahnya, ponsel Afi berbunyi dan ternyata pesan dari Rendra.[Aku kirimkan nasi padang dan martabak kesukaanmu. Aku taruh di gerbang, jangan sampai kau tak makan jika ingin selamat dari malaikat maut]Afi tak habis pikir dengan Rendra ini, kata katanya memang terdengar menyebalkan tapi dibalik itu ia bak malaikat yang selalu ada di saat ia membutuhkan.Afi keluar rumahnya dan mengambil bungkusan yang tergantung di gerbang
Baca selengkapnya
POV Aldo 1
Pov AldoPersendianku benar-benar lemas. Aku membuka mataku dengan berat karena aku merasa kepalaku begitu pusing sekarang. Aku mengingat ingat semalam aku masih di sebuah cafe dan sepertinya ini? Aku melihat ke sekeliling dan menyadari bahwa aku sedang di kamar Alin. Namun, siapa yang membawaku pulang? Apakah pihak keamanan cafe yang membawaku kesini? Tapi itu tidak mungkin, mereka bahkan tidak mengetahui alamat rumahku .Samar-samar tadi malam aku mendengar suara Afi, mungkinkah istriku ada di sana? Aku ingat tadi malam aku betu-betul terpukul karena mendengar keputusan Afi yang ingin berpisah dariku. Aku memasuki tempat yang sama sekali belum pernah aku masuki sebelumnya. Ya, aku memilih cafe yang menyediakan berbagai macam alkohol dan wanita penghibur di sana. Aku seperti orang yang kehilangan akal, aku minum terlalu banyak sehingga aku sampai tak sadarkan diri.Banyak pertanyaan berputar di otakku. Aku melihat pintu terbuka dan Alin tersenyum saat melihatku yang sudah terbangun.
Baca selengkapnya
POV Aldo 2
Aku masuk ke dalam rumah ini, ku melihat semuanya dengan jelas bagaimana tadi malam kami menangis berdua. Menangisi keputusan ya sangat menyakitkan terutama bagiku. Salahkah aku memiliki dua istri? Bukankah memiliki dua istri bukan hal yang di larang Allah? Nyatanya aku tak bisa berlaku adil pada kedua nya dan membuat istri di depanku ini tersakiti. Papi memberikan aku pilihan agar memilih salah satu diantara mereka, tentu saja aku menolak. Bukan itu yang aku mau, aku ingin mereka semua berdamai dan saling akur sebagai istri-istriku. Pasti indah bukan, memiliki para istri yang baik dan cantik.Sungguh aku merasa jadi suami yang gagal, Papi menyadarkan aku tentang sebuah tanggung jawab. Aku memiliki dua istri yang tak bisa aku penuhi keinginannya semua, aku lelaki biasa yang masih sering mengeluh. Mungkin ini teguran untukku agar aku lebih bersyukur dengan apa yang aku miliki.Afi menghidangkan sayur bening dan sambal. Terlihat sederhana namun sangat menggugah selera makanku. Aku mel
Baca selengkapnya
Terima kasih
Afi mengendarai mobilnya menemui Nissa di cafe yang telah dijanjikan. Gara-gara Aldo ke rumahnya, ia jadi telat menemui Nissa. Jika saja ia tadi tak bergegas masuk ke dalam mobil, sudah pasti Aldo akan meminta haknya yang masih berstatus suami Afi.Afi melihat jam di tangannya dan sekarang sudah lewat seperempat jam dari yang telah dijanjikan. ia sudah sangat terlambat menemui sahabatnya itu.Afi melajukan mobilnya dengan cepat hingga "Ciiit!!" Mobil Afi mengerem mendadak akibat ada sebuah mobil menyalip dengan kencang sehingga hampir membuat Afi bertabrakan dengannya.Afi mengatur nafasnya teratur dan mencoba menghubungi Nissa agar ia tak terlalu lama menunggu."Assalamualaikum, Nissa.""Waalaikumsalam, Fi. Kamu dimana? Aku udah dari tadi sampai ini loh!""Maaf, Nis, aku terlambat datang ke situ. Aku sedang di perjalanan. Tapi di jalan aku di salip mobil dan hampir saja menabrakku. Maaf ya, aku sepuluh menit lagi sampai kok. Udah agak dekat soalnya." "Ya Allah, tapi kamu tidak apa-a
Baca selengkapnya
Nisa
Oh, kirain ada apa sama kamu. Nanti suruh dia ke kantor kakak aja. Kakak lagi sibuk ini.""Ok, terimakasih, Kakak. Tapi jangan minta dia jadi asisten pribadi Kaka ya, dia nggak mau takut mati muda katanya," ledek Nissa di depan Afi."Nanti Kakak pikirkan, sudah ya, wassalamualaikum.""Waalaikumsalam." Sambungan terputus, Nissa terkikik geli melihat ekspresi malu Afi yang mendengar ucapannya tadi."Nggak juga bilang kayak gitu kali, Nis! Malu kan aku," ucap Afi menutupi kedua mukannya dengan tangannya."Yaelah, kayak sama siapa saja malu. Lalu gimana ceritanya bisa yakin banget minta pisah? Berani banget kamu, Fi. Saya kira kamu nggak sekuat Angel One pasukan pejuang Cinta yang kekuatannya melebihi Saras 008," cibir Nissa di iringi tawa renyahnya."Ceritanya panjang lah. Nggak penting juga di bahas, bikin naik tensi. Yang jelas intinya aku udah nggak kuat, gitu aja. Wanita kalau sudah tertekan, mana bisa diam. Kakakmu juga bilang, kalau aku lelah, lepaskan! Gitu!" imbuh Afi."Ciye … c
Baca selengkapnya
sebuah harapan
"Fi, Kamu di mana? Mas mau nyusul kamu." Sebuah pesan ke nomor Afi, siapa lagi kalau bukan dari nomor Aldo. Afi hanya membuka nya tanpa membalasnya. Malas sudah ia meladeni Aldo yang selalu memintanya untuk mengurungkan niatnya bercerai. Ia tak mau lagi tergoda rayuan suaminya yang plin plan jika di hadapan Alin dan dirinya."Siapa, Fi?" tanya Nissa penasaran karena melihat Afi yang tampak melipat dahinya."Aldo, dia cariin aku katanya mau nyusulin ke sini.""Dia tahu kamu ada di sini?" Afi menggeleng dan kembali menatap ke depan menunggu antrian pendaftaran.Selang berapa lama ia masuk ditemani dengan Nissa. Afi sengaja meminta Nissa menemaninya ke pengadilan sebagai saksi nanti di persidangan. Berkas telah diserahkan, dan kini Afi hanya tinggal menunggu proses persidangan yang akan dilaksanakan bulan depan.Banyak tahap yang harus dilalui oleh Afi, ia harus melalui proses mediasi terlebih dahulu sebelum memulai persidangan ketuk palu. Nissa yang merasa kasihan melihat wajah murung A
Baca selengkapnya
bos
Rendra berjalan di depan tanpa rasa dosa sedikitpun. Ia menoleh kebelakang saat Afi sepertinya masih berdiri di sana dengan muka sebalnya."Kamu jadi mau ketemu aku nggak? Aku nggak ada waktu lama ini, sebentar lagi cewekku yang lain akan datang. Aku tak ingin dia melihatmu dan merasa cemburu jika kau berada di dalam ruanganku." Rendra selalu saja membuat Afi merasa kesal, ia suka sekali mengganggu angel di sekolahnya dulu ini.Afi, sang angel sekolah. Entah siapa yang menamainya dan memberinya gelar itu, ia terkenal jiwa sosialnya yang tinggi, ramah, cantik, dan pandai bergaul dengan siapa saja. Bagi siswa di sekolahnya, tidak ada cacat bagi seorang Afi untuk di pandang buruk di mata mereka. Kekurangannya hanya satu, ia lahir tanpa mengetahui siapa ayah dan ibunya. Itu yang membuat Afi kurang percaya diri jika sedang ada acara di sekolah yang harus dihadiri wali murid.Setiap ada pertemuan wali murid, Afi memilih keluar sekolah. Lagi-lagi, Rendra lelaki yang selalu ikut kabur juga da
Baca selengkapnya
senyum
"Bulan depan! Dan niatan saya kesini, juga ingin meminta bantuan Bapak untuk dapat membantuku memberikan informasi pengacara Bapak yang menurut Nissa bisa diandalkan untuk mempercepat jalannya persidangan." Afi berbicara sesuai fakta yang ada, ia memang kesini dengan maksud mencari pekerjaan dan meminta bantuan Rendra untuk itu."Kenapa ingin cepat-cepat? Bukankah kau masih mencintainya?" tanya Rendra penasaran."Terkadang kita harus ikhlas merelakan orang yang kita cintai bahagia dengan pilihannya, cinta mungkin menyakitkan. Tapi akan ada harapan setelah cinta itu hilang dari hadapannya." Rendra tercengang mendengar penuturan Afi yang terkesan sangat memukau.Wanita di depannya ini memang selalu menyihir hatinya yang kosong menjadi banyak warna di sana. Perkataan Afi barusan membuat dirinya benar-benar takjub sekaligus kagum. Selama ini ia mengikhlaskan cinta yang telah hilang dari hidupnya dan ia merasa kembali terluka saat melihat orang yang ia cintai ini terlihat sangat menderita.
Baca selengkapnya
PoV Alin 1
Pov AlinAku menatap suamiku yang sedang terlelap tidur. Wajahnya yang sayu dan terlihat lelah membuatku semakin sayang padanya. Keberhasilanku membuat Afi dan Aldo, kedua pasangan bahagia itu berpisah tampaknya sudah tinggal menunggu waktu. Setelah itu, aku akan merasakan indahnya jadi wanita satu-satunya. Dulu aku memang punya sebuah hubungan dengan laki-laki bernama Haris, lelaki yang hanya aku jadikan atm berjalan ku saja. Dia lelaki bo*oh yang mau-maunya aku kadali. Haris sahabat dari Aldo semasa kuliah. Dia sudah lama memendam rasa padaku tapi aku tak menanggapinya. Setelah perjuangannya mendekatiku akhirnya aku terpaksa menerimanya. Aku menerimanya karena dia begitu loyal dan tak segan-segan memberikan apa yang aku minta.Aku mengenal lama sebenarnya dengan Aldo, namun ia tak menyadari kehadiranku. Kami yang berbeda jurusan membuatnya tak begitu mengenalku di kampus.Haris pun tak pernah mengenalkanku dengan Aldo. Haris pencemburu, ia tak akan membiarkan aku didekati lelaki l
Baca selengkapnya
PoV Alin 2
Aku mencoba memahami dan memberikan sebuah nasihat agar ia bersabar dan bisa menerima kekurangan menantunya itu. Mami Cahyo terkesima melihat kebaikanku dan sepertinya aku berhasil mengambil hatinya.Suatu hari Mami memintaku menemaninya makan siang, aku menyanggupinya karena memang aku sedang jam makan istirahat siang di kantor. Aku berangkat ke cafe yang Mami sebutkan dan menunggunya di sana. Selang beberapa menit ia datang dengan membawa Afi bersamanya.Tentu aku terkejut melihat Mami tiba-tiba mengajakku bertemu Afi, istri pria idamanku."Sudah menunggu lama, Alin?" ucapnya sambil bercipika cipiki padaku. Kala itu Afi masih bersikap biasa dan tersenyum ramah kepadaku. Aku tak tahu apa tujuan Mami mengajak kita makan siang bersama."Nggak kok, Tan," balasku. Ku persilahkan mereka duduk dan memesan beberapa makanan dan minuman. "Alin, ini kenalkan, Afi, menantu saya." Aku menyalami tangan Afi dengan tersenyum menampakkan rasa antusiasku yang aku paksakan. Malas sebenarnya bertemu d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status