All Chapters of KARMA : Balasan untuk Keluarga Tak Tahu Diri: Chapter 11 - Chapter 20
81 Chapters
Butuh Bukti
"Haaahhh ...." Tepat ketika pintu lift tertutup tubuh Amira tiba-tiba limbung dan kehilangan keseimbangan hingga harus berpegangan pada dinding lift. "Nggak usah cari kesempatan!" Salah satu pengawal Amira yang bertubuh paling tinggi menepuk tangan temannya, yang bertubuh agak kurus saat hendak meraih tubuh Amira yang nyaris terjatuh. "Nona Mimi mau jatoh, Brai. Sebagai pengawal yang baek, ya gue kudu siap tanggaplah," belanya. "Ya, nggak gitu juga. Barusan lu jatohnya malah mau peluk-peluk. Lagian sejak kapan Nona Amira namanya ganti jadi Mimi?""Fix, mereka bukan temen gue." Teman yang ada di sebelahnya memutar bola mata. "Hadeuh, si Jojo mulai." Sementara yang lain menggeleng. "Berisik kalian semua! Nona Amira bisa dengar!" Al melerai perdebatan para anak buahnya. Lelaki itu terlihat geram sendiri. "Ingat. Attitude," tekannya."Siap, Bang Bos. Sorry." Amira yang mendengar semua itu, lantas berbalik dan menghadap lima pengawalnya yang terlihat gagah dengan setelah hitam-hitam
Read more
Tumbang Satu Per Satu
Di villa yang menjadi basecamp tempat perkumpulan para pengawalnya-- ditemani Zara, petang itu Amira tiba dengan dua kantong besar berisi makanan yang sengaja dipesannya dari salah satu restoran Nusantara.Pelan-pelan mereka melangkah agar tak menimbulkan suara, saat menyadari para pemuda yang tengah bersantai itu sama sekali belum menyadari kehadiran keduanya.Ada yang duduk di atas sandaran kursi, ada yang dengan santainya jalan ke sana ke mari tanpa atasan. Ada yang ngemil kuaci di atas meja. Bahkan ada yang tertidur di lantai. "Primitif. Sepertinya tatak rama belum diajarkan di sini." Amira hanya terkekeh mendengar sindiran Zara. Brak!Perempuan bertubuh tinggi berisi itu menggebrak pintu."Astagfirullah. Ini villa mewah bukan kos-kosan, woy," teriaknya. Semua orang terlonjak. Bahkan Al yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada membelalak seketika saat bersitatap dengan Amira. Lalu berlari masuk lagi untuk mengenakan pakaian."Astaga. Beginikah kelakuan ex
Read more
Fakta Baru Terkuak
"Dasar anak pelakor.""Cewek sial.""Tak habis pikir kenapa bisa perempuan sepertimu lahir ke dunia!""Lonte."Amira tersenyum miring dalam diam. Betapa ironis kala ia membayangkan kata-kata makian juga bentakan yang dulu kerap kali Rendy lontarkan dengan ringan itu--kembali terngiang dan berputar-putar di kepalanya. Lelaki yang sebelumnya sering kali mendongakkan dagu angkuh setiap mereka bertemu, sering kali memaki dengan kata-kata kejam yang begitu menyakitkan, juga melayangkan tamparan tanpa perasaan--hari ini, tiba-tiba berlutut di hadapan Amira memohon belas kasihan. Bukan hanya dagu yang dia turunkan, tapi juga kepalanya menunduk dalam. Bahkan untuk pertama kalinya sejak Amira menyandang status sebagai keluarga Adijaya setelah dua puluh tahun, Rendy memanggil namanya dengan ratapan dan sorot mata penuh penyesalan. "Ini pertama kalinya kau memanggil namaku tanpa embel-embel kata-kata makian, Mas," ujarnya sarkastis. Tubuh Rendy menegang. Sedikit demi sedikit dia mengangkat k
Read more
Ayah Sebenarnya
"Tepatnya kita akan pergi ke mana, Nona?" Al bertanya pada Amira yang sepanjang jalan hanya bisa menatap lurus ke depan dengan bibir terbungkam. Setelah membaca pesan dari pengirim misterius di kantor tadi, Amira langsung meminta Al untuk menyetir ke Bandung, tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang tujuan sebenarnya. Entahlah. Sekarang pikiran Amira begitu kalut. Berbagai pertanyaan mulai bermunculan di kepalanya, tapi tak ada satu pun jawaban yang dia dapatkan. Bagaimana bisa Hanung mandul, sedangkan ada tiga penghuni rumah mewah itu yang mengaku sebagai anaknya? Amira benar-benar tak mengerti, sebenarnya seberapa banyak rahasia yang disembunyikan keluar Adijaya? Semakin Amira berusaha memikirkannya, semakin pening kepalanya. Bahkan setelah sepanjang perjalanan berpikir Amira masih belum juga menemukan titik terang."Eh, itu. Ke arah utara Al-- daerah Pangalengan. Omong-omong Dede sudah kau suruh pulang, kan?" Amira beralih menatap Al setelah sekian lama larut dalam dunianya sen
Read more
Awal Semuanya
Pangalengan, 10 Januari 1990Brak!Sruuuk!Suara benda berat yang terperosok jatuh dari atas jalan besar, terlihat menggantung di tepi jurang perkebunan Teh seluas lima hektare. Seorang pria paruh baya yang diketahui petani Teh yang tengah menggembala kambing di sekitar perkebunan pun dibuat terkejut sekaligus penasaran dengan apa yang terjadi. Dengan hati-hati dia menyisir tanah merah yang dikenal licin agar bisa mendekati benda jatuh yang baru bisa dilihat dari dekat ternyata sebuah mobil, dengan pengendara yang sudah pingsan di dalam. Pria paruh baya yang kebingungan itu menoleh ke kanan dan kiri. Namun, dia tak menemukan satu pun orang yang sekiranya bisa membantu, kebetulan hari memang sudah beranjak petang, saat mobil ini terjatuh pun dia sudah berniat pulang.Setelah melewati berbagai pertimbangan dan pemikiran yang matang, mengingat rasa kemanusiaannya jauh lebih besar daripada ketakutan akan nyawa yang dipertaruhkan, pertani teh bernama Dadang itu berinisiatif untuk melepas t
Read more
Hanya Sebuah Mimpi
Jakarta, 10 Januari 1998Pertengkaran hebat terjadi di kediaman utama keluarga konglomerat Adijaya yang melibatkan anak pertama dan kedua Harun Adijaya yaitu Hanung dan Hendra. Sementara putra bungsunya Heru, serta istri dan anak-anak Hanung Rendy dan Rama menjadi saksi di mana dua bersaudara itu adu mulut, hingga keluarlah kata-kata yang membuat semua orang tercengang. Saat Hendra mengungkap tentang Lena dan rahasia yang dia simpan rapat selama delapan tahun itu.“Bajingan! Kau itu kakak yang sama sekali tak bisa dijadikan panutan. Pecundang egois yang hanya bisa mementingkan diri sendiri. Masihkah kau ingat Lena Aprilia? Pak Dadang, Bu Imas, serta anak yang kau tinggalkan, Sialan?”Hanung tercenung, begitu juga semua orang yang menyaksikan.“Jadi, Lena hamil saat aku tinggalkan?” Dia bergumam.“Ya, brengsek. Istri malangmu itu selama ini menderita sendirian saat membesarkan anak kalian!” Hendra terpaksa mengambil satu-satu jalan untuk menebus kesalahannya pada Lena, saat tahu aya
Read more
Fitnah
12 Januari 2008 "Demi Tuhan aku menyesal, Lena. Aku menyesal meninggalkanmu, aku menyesal menempatkanmu dalam situasi sulit ini. Kalau saja saat itu aku tak pergi, kalau saja saat itu aku tak sengaja mengatakan tentang hubunganmu dengan Mas Hanung. Mungkin sekarang kita sudah hidup sebagai keluarga kecil yang bahagia. Amira tak perlu memalsukan tahun kelahirannya untuk mengelabui Mas Hanung. Kau tak perlu menderita sampai sejauh ini karena tekanan Mbak Dona." Di gudang tempat penyimpanan barang bekas itu, Hendra menghampiri Lena yang tengah membereskan barang-barang yang sudah bertumpuk tak tertata. Dengan tatapan sayu perempuan itu menoleh menatap mantan suaminya, lalu tersenyum kecil. "Tak perlu membahas hal yang sudah lama berlalu, Mas. Tetap jaga rahasia tentang Amira sama seperti saat aku merahasiakan tentang hubungan kita dari Mas Hanung dan keluargamu yang lain. Tetap bersikaplah layaknya ipar seperti biasa. Selama sepuluh tahun ini kita bisa, bukan? Demi Amira, tolong ...
Read more
Asal Usul Rendy Adijaya
"Apa Mas Hanung tahu kalau kau selalu pergi padaku di saat-saat seperti ini?" cibir Heru saat melihat Dona tengah menggunakan gaun tidurnya dengan cepat, lalu menyisir rambut di tepi ranjang. Perempuan paruh baya yang masih terlihat sangat awet muda berkat suntikan-suntikan dokter kecantikan itu melirik adik iparnya dengan tajam. "Kau pikir kita masih bisa hidup kalau dia tahu, hah?" cetusnya. Heru terkekeh. "Mungkin." senyumnya tersungging miring. "Lagi pula tak ada yang luput dari rahasia di rumah ini, Dona." "Maksudnya?" Dona mengernyitkan dahi seolah tak suka dengan penuturan Heru. "Coba kau pikir, setiap hari kita berkumpul di satu tempat makan yang sama, mengobrol berbagai hal tentang bisnis dan keluarga. Tapi, apakah kita benar-benar tahu tentang satu sama lain?" Dona tertegun lama. "Mari kita saling terbuka. Kukatakan satu rahasia. Alasan kenapa aku tak mau menikah. Kau penasaran, bukan?" Dona memalingkan pandangan. "Tidak. Simpan saja rahasia itu untuk dirimu sendiri,
Read more
Mulai Kacau
Teriakan itu menggelegar di seisi rumah. Para pelayan berlarian menghampir asal suara. Di sana mereka melihat Hanung sudah berdiri menegang di hadapan Dona yang langsung berlari bersimpuh di kakinya. Bram tersenyum kecil di ambang pintu, tatapannya tak menyiratkan kepuasan melainkan penyesalan teramat sangat. Dia berbalik dan hendak berlalu, tapi langkahnya terjeda saat melihat Rendy yang baru saja keluar dari mobil dalam keadaan mabuk, tengah dipapah Andini untuk masuk ke rumah. "Menyingkir, Br*ngs*k. Kau menghalangi jalanku." Rendy meracau saat melihat Bram tiba-tiba berhenti di hadapannya."Kalau tahu kau akan jadi seperti ini, saat itu aku tak akan sudi menitipkan benihku dalam rahim ibumu, Rendy," ujar Bram. Andini yang mendengar itu langsung memucat, sementara Rendy meski dalam keadaan setengah sadar sukses dibuat terbungkam.***Di dalam mobil miliknya, sekali lagi Bram menatap kediaman megah itu. Dulu dia ikut menjadi bagian dari sisi kelam yang tersembunyi dari balik citr
Read more
Percaya Berakhir Kecewa
Amira sudah bersiap berontak dan melepaskan diri, saat melihat Rama menarik tangannya menuju taman belakang. Namun, tatapan tulus dan ucapan lirih lelaki itu seketika membuatnya melunak hingga tak ada pilihan lain, selain ikut. "Please, Amira. Suasana rumah sedang kacau sekarang," tutur Rama. Sembari berjalan menyeimbangkan langkah Rama yang lebar, perempuan itu bertanya. "Karena?""Mas Rendy terbukti bukan anak papa. Dan sepertinya aku pun begitu." Amira tertegun mendengar penjelasan Rama. Rupanya keadaan tengah berpihak padanya. Tak perlu susah payah mencari tahu, kebenaran itu terungkap sendiri. Terletak cukup jauh dari pintu masuk, maupun pintu belakang, Rama membawa Amira menuju sebuah gazebo yang terletak di tengah-tengah kolam ikan, melewati sebuah jalan kecil berbatu halus yang menghubungkan taman dengan tempat peristirahatan yang ada di tengah-tengah genangan air tersebut. "Baru saja tersebar berita pagi ini, tentang video asusila yang melibatkan Mas Rendy." "Apa?" "Ya,
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status