All Chapters of Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos: Chapter 31 - Chapter 40
54 Chapters
31. Menjaga Harga Diri Istri
Alasan Agnes tidak bisa diterima Gerald begitu saja. Mungkin, Gerald memperlihatkan respons santai di depan Agnes. Tapi gerakannya menuju kamar menyimpan banyak kemungkinan. Ia sedang memikirkan kemungkinan lain dari kamera tersembunyi tersebut.Ia enggan menuduh Agnes. Perempuan itu tidak mungkin membalaskan dendam pada Gerald di saat pria itu sudah berusaha keras menunjukkan perubahan besar lewat beberapa pembuktian.Napas Gerald berembus pelan. Ia memilih mengalah dan mempercayakan jika Agnes tidak akan menghancurkan kepercayaan yang sudah mereka bangun bersama. Mungkin, Agnes sedang melakukan sesuatu hal yang Gerald yakin tidak akan merugikannya.“Aku percaya sama kamu, Nes. Kalau aku mencaritahu tentang ini, sama aja aku nggak bisa mempercayakan hubungan kita. Semoga kamu benar dengan alasan pertama tadi. Seandainya salah. Aku harap kamu nggak mengecewakanku.”Gerald mengalah dan membiarkan semua berjalan seperti ini dibandingkan menggali informasi di belakang Agnes.Ia tidak lag
Read more
32. Papi, Mami dan Irvin
Gerald hampir terjatuh saat pelukan erat menabrak punggungnya. Ia membeku setelah merasakan pelukan erat tersebut meruntuhkan keterdiaman Gerald dan rahang mengeras sepanjang perjalanan pulang ke rumah Agnes. Pikiran pria itu sejak tadi dipenuhi penolakan keras orangtua Agnes. Ia tidak bisa membayangkan ketika Agnes diusir dari rumah, lalu menata kehidupan yang baru. Gerald sangat tahu mengenai sifat dan sikap Agnes. Perempuan itu anak manja di rumah, begitupula saat bersama Gerald. Agnes tidak terbiasa hidup sendirian, mengandalkan diri sendiri untuk mandiri. “Terimakasih,” bisik Agnes, menggetarkan perasaan Gerald. Tidak ada satu titikpun di hati Agnes untuk membenci Gerald. Ia tahu, jika pria itu hanya bersikap tegas dan sedang membela Agnes. Bahkan, ia tidak menyangka saat Gerald menunjukkan banyak bukti ke hadapan orangtuanya. Dan dirinya tidak peduli jika mereka percaya atau tidak. Karena yang dibutuhkan Agnes adalah sebuah bukti. Sekarang ia sudah mendapatkannya melalui Ge
Read more
33. Cemburu dengan Ibu Pengganti
“Dua puluh tiga tahun? Saya tidak menyangka kamu sudah cukup dewasa dengan wajah kamu yang terlihat lebih seperti anak SMA.” Agnes datang bertepatan saat ia melihat senyum manis Gerald begitu mengembang pada lawan bicaranya. Perasaan Agnes terusik. Ia memicingkan mata melihat Ibu pengganti untuk Irvin tampak tersenyum. Dua orang tersebut berdiri di area koridor setelah mengambil ASI baru untuk Irvin. Agnes menyiapkan perlengkapan bersama babysitter Irvin di sebuah ruangan, tapi saat ia memilih keluar lebih dulu sambil menggendong Irvin. Perempuan itu tidak percaya melihat tatapan akrab di antara mereka. Apalagi Gerald terlalu mudah dekat dan menerima perempuan baru. Perempuan itu mencibir pelan. “Ternyata genit juga. Aku pikir sifatnya masih sama kayak dulu.” Irvin memiringkan sedikit kepalanya. Anak itu mengernyit saat mendengar gerutukan Agnes. “Mami?” Hampir saja Agnes terlonjak kaget. Ia telah melupakan keberadaan Irvin dan tidak seharusnya Agnes menggerutu atau ia bisa men
Read more
34. Kencan bersama Sang Mantan
“BERENGSEK!”Marina terkesiap melihat Jiera berdiri cepat. Perempuan itu melempar seluruh alat make up di atas meja rias, membuat seluruh pasang mata menatap emosi Jiera—sang model—dengan tatapan beragam.“Jiera!”Napas Jiera memburu. Perempuan yang baru selesai dirias itu menatap nyalang sepupunya.Ia menepis kasar tangan Marina.Harga diri Marina dilukai oleh perlakuan kasar Jiera. Ia menarik napas dalam, lalu menatap satu penata rias yang untungnya tidak dikenal Marina. Dirinya kebetulan mendatangi tempat pemotretan Jiera, sudah menunggu untuk memantau aktifitas sang sepupu.Tapi ia tidak tahu jika ada masalah yang sedang dirasakan Jiera dan membuat emosi perempuan itu tidak stabil.“Anda bisa meninggalkan kami berdua sementara waktu?” tanya Marina dalam bahasa Inggris tersebut.“Tentu.”Ia juga sedikit takut melihat napas memburu Jiera dan tatapan tajam perempuan itu. Jiera terkenal akan sifat anggun juga tatapan sensual yang dapat memikat pria mana pun. Beberapa pria dari satu ag
Read more
35. Menggoda Bos Mesum
“Ngapain lo masuk ruangan gue?” Agnes terkesiap mendapati ucapan ketus Titania yang sudah duduk di kursi kerja miliknya. “Seharusnya gue yang tanya, ngapain lo seenaknya duduk di situ? Minggir!” Mereka tidak memedulikan ucapan formal dan status pekerjaan. Dan Agnes lebih mendominasi dirinya sendiri untuk sabar. Masalahnya, ia baru saja bekerja di hari pertama dan sudah mendapati sikap menyebalkan Titania? Ck! Ini wilayah Agnes. Ia berhak mengambil sikap tegas. Titania tersenyum miring saat Agnes sudah mendekati kursi. Ia mendongak, lalu sedikit menggerakkan kursi tersebut. “Lo belum tau, ya? Gue udah di posisi ini sejak satu hari lalu,” ucap Titania menyeringai puas mendapati tatapan kaget Agnes. “Lo jangan menguji kesabaran gue,” desis Agnes ingin sekali langsung menarik kasar perempuan itu pergi dari ruang kerjanya. Perempuan itu menaikkan sebelah alis, lalu menautkan jemari tangan di atas pangkuan setelah menyilangkan kaki jenjang yang terbalut celana bahan. “Kayaknya gue tau
Read more
36. Obsesi Liar
“Kenapa kamu melihatku dengan tatapan memusuhi?” Bibir Agnes terkatup rapat. Ia ingin sekali menghilangkan sebuah adegan dipicu kecemburuan. Ini tidak mungkin, kan, jika Agnes kesal melihat kemesraan di antara Gerald bersama Marina? Mereka sudah terikat sebuah perjanjian kontrak pernikahan dan tidak akan membawa satu perasaan pun masuk. Agnes hanya sedang kecewa karena Gerald terlalu mudah menerima sentuhan seorang perempuan. Ya. Sebatas itu saja dan Agnes hanya perlu menyesuaikan keadaan mulai sekarang. Karena Gerald yang manis dan menyayangi satu perempuan, kini menjadi seorang playboy. Begitupula sikap berengsek yang pria itu miliki. Tapi melihat respons Marina setelah ciuman intens yang dimulai Agnes pada bibir Gerald. Teriakan histeris penuh kebahagiaan menjadi kebodohan yang tidak pernah Agnes duga. Marina justru menggoda Agnes, menjahili Gerald dengan mengatakan jika Agnes adalah kekasih rahasia Gerald. Agnes ingin membuat perempuan itu cemburu! Bukan dirinya sendiri yang
Read more
37. Posisi yang Tergantikan
Kuku jemari tangan Agnes menjadi pelampiasan perempuan itu untuk ia gigit. Agnes terus meyakinkan diri, jika ia tidak salah mengenali Victor. “Sebenarnya apa yang diinginkan Jiera?” Ia terus berjalan mondar mandir, berbalik arah, begitu terus sambil memikirkan banyak kemungkinan. Denyutan di kepalanya bukan karena sakit yang datang dari dalam tubuh karena lelah. Ia hanya tidak menyangka, jika kejutan seperti ini direspons kuat tubuhnya. Desahan kesal itu terdengar frustrasi. Sudut bibir Agnes tertarik sinis. “Gila, ya. Obsesi rubah licik itu nggak bisa diabaikan gitu aja.” “Dia bersama Gerald mau nikah tahun depan. Tapi si rubah licik itu selingkuh.” Obsesi Jiera mendapatkan Gerald begitu besar. Sayangnya, Agnes dibuat tidak mengerti dengan keinginan kuat Jiera setelah mendapatkan pria incaran, tapi masih saja tidak puas setelah mendapatkan Gerald. Perempuan itu kembali tenggelam dalam pikiran. Butuh beberapa menit untuk menenangkan diri. Agnes segera meraih ponsel di saku celana
Read more
38. Risiko Salah Sentuh
PELACUR SIALAN! JANGAN HARAP LO BISA HIDUP TENANG KALAU SAMPAI MEREBUT CALON SUAMI GUE! LO SALAH UDAH MENANTANG GUE!Seringai tipis terulas di paras cantik perempuan berbalut setelan piama tidur panjang. Hari sudah menunjukkan pukul sembilan malam dan Agnes masih ingin mengitari area resort sambil membaca pesan masuk tersebut.Pesan ini dikirim saat makan malam Agnes bersama Gerald dan Irvin di unit pria itu. Gerald memberikan privasi juga kenyamanan Agnes bisa makan malam bersama tanpa ditatap beragam oleh orang yang mengenali mereka. Siapa lagi jika para pegawai akan menatap aneh Agnes bisa makan malam ditemani Irvin di antara mereka layaknya pasangan suami istri.“Sekalipun gue mati. Udah nggak ada lagi yang mengharapkan gue di dunia ini,” desis Agnes mencampuradukkan perasaan penuh luka.Ia tanpa sadar telah berucap demikian. Tapi segera saja menepisnya dan belum bisa pergi begitu saja. Masih ada Irvin yang harus tumbuh dan mengembalikan anak lelakinya dengan identitas lengkap; me
Read more
39. Kamu, Pria Pertamaku
“Masukin adonannya yang bener, dong. Kalau takarannya segini, ya, masukin juga segini. Lalu, aduknya yang rata. Jangan kayak orang sakit kurang asupan makanan sehat.” Gerald mengulum senyum mendengar cibiran Agnes. Perempuan itu menjelma di malam hari menjadi lebih ceriwis, seolah membuka demo masak secara mendadak. Tidak. Ini sebenarnya adalah kencan malam mendadak yang mereka lakukan. Setelah menjemput Irvin di unit Fiani, mendapati kedua kelopak mata mereka sulit tertutup, meskipun jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gerald bersama Agnes memilih melakukan kencan—memasak bersama—jajanan yang sekarang ditagih Gerald. “Untung aja bahan-bahannya masih lengkap,” tambah perempuan bercelemek coklat. Ia biarkan Gerald mendapatkan tugas membuat adonan cireng. Tugas Agnes membuat bumbu rujak, disusul bahan untuk telor gulung. Perempuan itu sangat suka jajanan SD dan sekarang di usia dewasa, Agnes sudah bisa membuatnya sendiri jika ngidam. “Ya ampun, Ge ... Aduknya jang
Read more
40. Kejutan untuk Agnes
Ciuman menuntut semalam menjadikan pasangan mantan kekasih itu menemukan perasaan berdebar dan sensasi manis yang belum kunjung selesai. Bahkan, Agnes dan Gerald sibuk bekerja di luar ruangan, memenuhi observasi, kegiatan lain dengan pikiran yang masih sering terbayang sensasi menggairahkan tersebut. “Eh, muka lo hari ini kelihatan beda banget, Nes? Kayak orang lagi bahagia dan gue sering tangkap lo senyum sendiri. Apa karena baru pergi ke seberang pulau, terus ditemplokin penunggu sana?” Agnes terbelalak kaget dan langsung menyikut kesal lengan Fiani. Ia mendengkus tidak terima sambil melangkah lebih lebar dengan sandal yang dipakai, sedikit menyentak pasir pantai. Baru saja mereka menyelesaikan kegiatan terakhir siang ini di luar gedung dan bersiap istirahat di tempat yang ber-AC, memimpikan makan siang yang nikmat. Tapi harapan yang terasa dapat mengembalikan suasana hati Agnes cukup runyam. Fiani mengubah air muka Agnes menjadi masam dan ia tampak mencebik tidak terima. “Gue b
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status