All Chapters of Jebakan Cinta Pertama untuk Kesayangan Bos: Chapter 41 - Chapter 50
54 Chapters
41. Takut Suami Mendua
“Apa makanan favorit kamu, Nak? Besok siang Mama bawakan untuk kamu.” Gerald mengusap tengkuknya, sedikit salah tingkah mendapatkan perhatian kali pertama dari Ibu mertua. Bahkan, menurutnya ini tidak perlu karena terlalu berlebihan. Gerald juga cukup terbawa atmosfer saat kali pertama harus menarik cepat tangannya yang akan dicium oleh Papa Agnes. Kesedihan dan penyesalan itu memang terlihat jelas. Ia juga pernah menjadi korban dari keegoisan orangtua Agnes. Tapi di sini yang banyak terluka adalah putri mereka dan melihat kebahagiaan mereka, sudah lebih dari cukup bagi Gerald untuk ikut senang dan lega. “Tante—hm, maaf, maksudnya, Mama.” Agnes membungkam rapat mulutnya. Ia hampir terbahak melihat respons Gerald yang masih sangat kaku. Perempuan itu hanya memerhatikan interaksi orangtua dan menantu sambil duduk di sofa, sesekali melirik Irvin yang diajak main oleh Tante dan Om Agnes di sisi lain mengarah ke balkon. “Mama nggak perlu repot buat masak. Lagipula di sini Mama datang
Read more
42. Bebas dan Liar
Gerald sibuk memasang jam tangan sambil menunggu kedatangan Agnes ke unitnya. Pria itu sudah selesai mengganti pakaian dengan kemeja marun berlengan panjang yang dilipat sebatas siku, lalu dipadukan dengan celana bahan hitam. Rambut sedikit acakan dan ujung kemeja yang tidak dimasukkan ke dalam celana semakin memperlihatkan sorot tampan yang kerap berpakaian sangat rapi.Ketukan heels bersama pintu unit yang terbuka lebar membuat Gerald menoleh ke sumber suara. Tatapan mereka begitu lekat terkunci dalam hitungan detik. Rona merah dari perempuan yang terpaku di ambang pintu, berusaha mengenyampingkan dada bidang Gerald dan penampilan memesona sang suami.Ia masuk perlahan, membiarkan manik hitam di hadapannya benar-benar mengunci pergerakan Agnes yang semakin mendekat.Dalam sekejap. Gerald berhasil merengkuh dan menarik tubuh ramping itu dalam dekapannya. Sorot nakal dan mesum Gerald membuat kedua pipi Agnes semakin memanas. “Kamu terlihat sangat seksi malam ini,” bisik Gerald memberi
Read more
43. Cinta Pertama, Sensasi yang Sama
“Udah sana. Pergi aja kalau mau, nggak perlu mikirin anak tampan lo. Selagi dia aman persediaannya, nggak rewel, nggak kurang sedikitpun yang dia butuhkan dan gue bisa terbebas sehari dari pekerjaan. Semua beres terkendali.” Berulang kali Fiani meyakinkan Agnes, lalu mendorong pelan bahu perempuan yang menampilkan raut cemas. Fokus perempuan itu melihat Irvin duduk bersila di atas ranjang, bermain dengan beberapa barang yang pernah dibelikan Gerald saat di Jakarta. “Tuh, lihat. Anak lo aja happy sama gue. Apalagi bayi bule gemesin ini nggak masalah lihat penampilan lo udah rapi,” timpal Fiani di seberang tempat tidur. “Papi ... Papi ....” “Nah! Si anak pinter! Tau aja ngasih kode, mempersilakan Maminya nge-date sama Papi tersayang.” Wajah Agnes bersemu mendengar pekikan bahagia Fiani setelah memastikan dan melihat Irvin mulai mencari keberadaan Papi anak itu. Bahkan, Fiani semakin sering mengolok atau lebih tepatnya menggoda Agnes yang sudah diberitahu mengenai pernikahan tersemb
Read more
44. Bersemi Kembali
“Aku butuh kamu ke ruanganku sekarang.” Nada rendah penuh undangan menggoda itu membuat sekujur tubuh Agnes merinding. Ia merapatkan bibir, meskipun mencoba mendelik tajam ke arah pria yang sekilas memberikan kedipan mata tanpa sepengetahuan dua orang di sisi Agnes. Gerald berlalu memasuki lift, baru sampai ke resort setelah beberapa jam lalu menghadiri undangan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di salah satu acara ternama. “Gue nggak salah lihat, kan? Lo lagi tersipu untuk ucapan Bos yang sama sekali nggak kedengeran di telinga gue.” Agnes terkesiap. Begitupula Fiani yang sejak tadi menahan ledakan tawa melihat geliat tubuh Agnes. Ia sama tidak mendengar apa yang dibicarakan Bos mereka, baru tiba di lobi bertemu dengan ketiganya. Bahkan, ia tidak memerhatikan karena sibuk mengajak bermain Irvin, lalu memberitahu beberapa informasi penting pada Titania. Perempuan yang merasa menjadi kacung Agnes terlalu peka dengan kedekatan tidak wajar antara GM dan pemilik resort ini.
Read more
45. Rahasia yang Terbongkar
“Mam, mam, mam!” “Nes. Gue sama Irvin ke rak sereal, ya? Mereknya yang biasa, kan? Belum ganti?” Agnes mengangguk sembari mendorong troli di dalam area market resort. Irvin mengenggam tangan Fiani, mengajak ke arah deretan sereal bermerek khusus kisaran usia Irvin sambil melambaikan tangan pada Agnes untuk berpisah sementara. “Nanti gue nyusul!” teriak Agnes langsung dibalas cepat Fiani yang sedikit kerepotan mengikuti kaki kecil Irvin yang berlari. Ibu satu anak itu tertawa geli, melihat antusias putranya yang seolah melihat banyaknya harta karun. “Ambil buah-buahan dulu aja,” cetusnya bergegas ke rak yang diingkan. Sore ini ia memutuskan untuk membeli kebutuhan dapur dan Irvin. Mulai minggu ini Agnes sudah rutin memberikan makanan pendamping agar Irvin cepat melepas ASI dari Ibu pengganti. Ia juga kerap melakukan penelusuran dari beberapa kanal dan website untuk kebutuhan utama dan pendamping anak. Tanpa sadar Agnes menarik senyum samar. Ia bahagia bisa bersama Irvin, menjalan
Read more
46. Pernikahan yang Ternodai
“Berani-beraninya lo masuk lagi di hidup Gerald!” Agnes sedikit terhuyung, tidak siap saat bahunya di dorong kasar oleh Jiera. Rahang Agnes dengan kuat dicengkeram Jiera. Semakin mengetat dan tidak memedulikan tangan Agnes yang berusaha melepaskannya. “JIERA!” Gerald berlari karena posisi ia dan Agnes berjarak. “Lepas sebelum aku bertindak lebih jauh, Jiera!” “Bertindak apa, ha?! Kamu mau membela perempuan pengkhianat ini?” manik mata Jiera berkilat penuh kebencian. Ia menggunakan satu tangan lagi meraih batang leher Agnes, membawa perempuan itu dekat, meskipun sedang diusahakan Gerald agar mantan kekasihnya lepas dari cengkeraman Jiera. Agnes menatap tajam Jiera disela ringisan tulang pipi yang diapit keras. Kedua sudut bibir Jiera tertarik sempurna, memandang penuh ejekan saingan baru yang menyelinap di sini. “Sejak kapan lo masuk dan merusak hubungan gue bersama Gerald?” “Oh, apa karena kehadiran lo, Gerald udah nggak napsu sama gue? Lo jalang baru yang dipungut Gerald, ya? B
Read more
47. Sebuah Penyesalan bagi Gerald
Fiani bersimpuh di hadapan Agnes dengan tangis yang belum mengering. “Maafin gue, Nes ... Irvin hilang karena keteledoran gue. Tolong, maafin gue,” isaknya menunduk dalam. Hati Agnes hancur. Ia menutup wajah, frustrasi dan sulit mengindahkan tangis Fiani. Dirinya juga sama khawatir dan belum mendapatkan kabar tentang Irvin hampir satu jam setelah kehilangan. “Irvin. Irvin anak Mami, semoga kamu baik-baik aja, Nak,” lirih Agnes menatap kosong ranjang yang masih menyisakan kain dan guling tidur anak semata wayangnya. Tangis Fiani semakin pecah. Sorot kosong dan suara getir Agnes meremukkan hatinya. Bahkan, permintaan maaf Fiani hanya dianggap angin lalu. “Nes,” ucap Fiani gemetar, mencoba meraih kedua tangan Agnes. Dengan gesit perempuan itu menarik kasar, lalu beranjak dan meninggalkan rasa sakit di ulu hati Fiani. Ia terduduk lemah dan menyesali kecerobohannya. Pintu unit dibuka tergesa dan tatapan Gerald berganti menatap Agnes juga Fiani yang ia tinggal di unit Agnes. “Ge! Di man
Read more
48. Kesalahan Kita Berdua
“Ibu bisa mengompres terlebih dulu dan jika setengah jam kedepan suhu tubuhnya belum normal. Silakan ibu membangunkan suaminya untuk makan dan minum obat.”Agnes mengangguk patuh. “Terimakasih, Dok.”Fiani mengantar lelaki tua berstatus dokter ke pintu depan unit. Gerald dan Irvin sudah mendapatkan penanganan dari lelaki itu. Tubuh Irvin sedikit demam begitupula dengan Gerald. Bedanya, suhu tubuh Gerald lebih mengkhawatirkan dibandingkan Irvin yang sekarang sedang duduk di boks bayi.Anak lelaki Agnes sudah disuapi dan patuh minum obat. Sekarang Agnes menjadi khawatir dengan Gerald pasca kehilangan kesadaran setelah menunduk penuh penyesalan, mengatakan permintaan maaf.“Pak Gerald mau dibangunin sekarang, Nes? Disuruh dokter makan dan minum obat, kan?” Fiani mengambil duduk di hadapan Agnes. Ia menarik kursi rias dan sesekali memerhatikan Irvin bermain dengan mainannya.“Biarin dia tidur dulu.”Tangan Agnes mengusap pipi Gerald. Suhu tubuhnya belum stabil dan mungkin ini juga disebab
Read more
49. Pakai Bibir Kamu
Agnes tersenyum manis melihat ayah dan anak sudah sehat dan sekarang berlari di atas pasir pantai. “Papi! Irvin! Kita harus pulang sekarang, udah sore!”Kedua tangan Agnes terlipat di dada, lalu sedikit mencebik saat dua orang yang ia panggil berhenti bermain. Mereka terlalu sibuk melakukan pendekatan lebih erat, sedangkan Agnes dibiarkan sendirian tanpa diajak.Hm, mungkin ini lebih baik dibandingkan semalam ia mengkhawatirkan suami dan anak lelakinya. “Pulang, Pi!”“Ayo, Nak. Kita dekati Mami, habis itu kamu Papi mandiin, ya?” Gerald menggendong tubuh mungil yang sekarang antusias ingin dimandikan Gerald.Perlahan dua orang itu mengikis jarak yang kurang dari lima belas meter untuk mendekati Agnes. “Tega banget nggak ajak aku main sama kamu dan anak kita,” cetus Agnes mencebik tidak suka.“Maaf. Tapi kamu kelihatan menikmati makanan di gazebo tadi,” balasnya menarik lembut pinggang ramping Agnes, lalu mendaratkan satu kecupan di kening.Saat itupula kerja jantung Agnes terasa berkal
Read more
50. Lebih Manis
“Jadi selama ini kamu udah tau, kalau Jiera selingkuh dari kamu? Kenapa masih dipertahankan, sih?” Agnes mendesah berat seraya menyandarkan punggung di sandaran kursi restoran area rooftop.Agnes mengajak Gerald duduk di area lebih sepi untuk membicarakan hal ini dan berusaha berhati-hati dalam menyampaikan fakta perselingkuhan Jiera. Tapi sepertinya Agnes lah yang syok dan merasakan pandangan yang sedikit mengabur.Tidak ada raut sedih ataupun kaget saat Agnes membahas perihal Jiera dan Victor. “Kamu nggak kelihatan kaget sama sekali,” cetus Agnes.“Jujur, aku kaget tentang Jiera dan Victor. Tapi nggak terlalu memengaruhi pandanganku karena Victor memang nggak pernah setia sama satu perempuan pun dan berpeluang suka sama Jiera,” aku Gerald melipat kedua tangan di atas meja.Ia menatap lekat perempuan di depannya, sangat tulus dan ingin selalu membuat Gerald bisa mendapatkan pasangan yang baik. “Terimakasih, Nes. Aku sangat menghargai informasi yang kamu sampaikan.”Kedua bibir tipis
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status