Semua Bab JATAH SEBELUM PERNIKAHANMU: Bab 21 - Bab 30
60 Bab
Bab 21
"Semakin dingin sikapmu padaku, maka semakin ingin aku mendekatimu."Alesha SyaquenaHujan yang turun dengan deras membuat kaca jendela itu menjadi basah, laki-laki yang tengah menyesap asap rokok itu sesekali mengehela napas kasar karena teringat akan kebodohannya yang terlena akan bujuk rayuan Kyoona."Hadiah pernikahan. Ck!" Dengkusnya.Seharusnya Excel bisa menahan gejolak sesaat yang Kyoona tawarkan, tetapi nyatanya justru laki-laki itu terjebak ke dalam lobang zina untuk kedua kalinya.Kyoona memang tak menuntut apa-apa setelah kejadian itu, walau kesuciannya direnggut oleh Excel. Pikiran laki-laki tampan itu kini justru beralih pada Alesha, gadis yang begitu ia cintai yang kini telah sangat membencinya.Excel segera berdiri, ia meraih ponsel dari atas tempat tidur dan menekan nomor anak buahnya."Aku ingin kamu lakukan sesuatu untuk meneror perusahaan Abizar," ucapnya yang kini telah berdiri sambil menghadap kaca.Kaca basah itu menjadi saksi bisu rencana jahat Excel. "Apa yan
Baca selengkapnya
Bab 22
"Mengapa kamu terus mengelak dari rasa yang nyata-nyata ada?"***Selepas shalat Subuh Ummi sudah mewanti-wanti kepada para lelaki yang berada di rumah itu agar tak ada yang berangkat ke kantor hari ini karena selepas Zuhur akan ada pengajian dan syukuran atas pernikahan Abizar dan Alesha.Walau sebenarnya Abziar justru beralasan bahwa ia tak bisa meninggalkan pekerjaan karena kemarin ia sudah mengerjakan semuanya dari rumah."Baiklah, pergilah, tetapi usahakan pulang sebelum Zuhur," ucap Ummi pada akhirnya.Abizar mengangguk setuju, sementara Alesha merasa bahwa Abizar hanya mencari alasan agar bisa menghindarinya.***Alesha masuk ke ruang kerja sang suami untuk merapikan meja seperti biasa, tetapi kali ini ia tersenyum sendiri saat melihat cangkir teh itu kini telah kosong.Abizar yang masuk untuk mengambil tas kerjanya melihat Alesha tengah memegang cangkir lalu berkata, "Jangan salah paham, aku hanya tidak ingin teh itu menjadi terbuang sia-sia, mubajir."Alesha yang mendengar ha
Baca selengkapnya
Bab 23
"Aku masih berdiri di sini dengan rasa yang sama walau berkali-kali kamu hancurkan pun aku masih bertahan, aku kehilangan segalanya dan aku masih mempertahankanmu."Alesha Syaquena 🧡 Abizar Maulana***"Kakak sungguh cantik," ucap Zahrah sambil tersenyum menatap Alesha."Benarkah? Apakah menurutmu ... kakakmu akan menyukai ini?" tanya Alesha sambil membalas senyuman Zahrah."Mungkin," jawab gadis ABG itu terlihat berpikir."Kenapa? Apakah aku tak cantik dengan gamis ini?" tanya Alesha lagi.Zahrah menggeleng. "Kakak cantik, cantik banget malah, tapi tergantung mata Kak Abizar sehat atau sakit karena laki-laki itu kan, menyebalkan."Alesha tertawa mendengar ucapan adik iparnya itu sambil sesekali menoleh ke arah jam dinding karena takut Abizar benar-benar tak bisa pulang oleh masalah yang sedang terjadi di kantor saat ini."Kak, kita keluar sekarang, yuk!" ajak Zahrah yang tak sabar ingin memamerkan kakak iparnya itu pada tamu yang hadir."Kamu keluar duluan saja, kakak akan merapika
Baca selengkapnya
Bab 24
Malam Pertama"Aku ingin menjadi bagian dirimu, menyatu dalam setiap helaan napas dan jutaan butir keringat."Layla Mumtazah🧡🧡🧡Setelah tausiah selesai, kini Ummi mulai memperkenalkan Alesha sebagai istri Abizar sekaligus menantunya. Alesha tersenyum melihat ibu-ibu yang tersenyum ke arahnya."Duduk di sini, Sha," pinta Ummi.Alesha duduk tepat di samping Ummi, ia sesekali tersenyum malu karena tak mengenal ibu-ibu yang hadir di sana."Jadi perjodohan Abizar gagal dong, Ummi. Soalnya sekarang sudah punya istri," ucap Ibu berjilbab merah sambil menyentuh tangan Ummi.Ummi tersenyum lalu berkata, "Jodoh memang gak ada yang tahu, ya, Um. Kayaknya waktu itu saya ngebet banget mau jodohkan Abizar sama anak ustadz Hamdan, tahu-tahu Abizar pulang udah bawa jodohnya sendiri."Ibu berjilbab merah itu pun ikut tertawa renyah saat Ummi tertawa."Jadi kapan mau kasih umminya cucu nih?" tanya Ibu berjilbab hitam yang duduk di samping Alesha.Alesha hanya tersenyum tanpa menjawabnya. Jika dipik
Baca selengkapnya
Bab 25
"Abizar!" Teriakan seseorang dari bawah berhasil meloloskan Alesha dari pelukan laki-laki berdada bidang itu.Tentu saja hal itu membuat Abizar segera menekan tombol lampu, seketika kamar kembali terang benderang."Siapa yang datang jam segini?" pikir Abizar.Sementara suara bel pintu terus terdengar."Kamu mau ke mana?" tanya Alesha saat Abizar membuka pintu kamar."Tentu saja aku harus ke bawah," ucap laki-laki itu tampan itu dan segera meninggalkan Alesha.Hal itu membuat Alesha dengan cepat mengikuti langkah Abizar, perempuan berjilbab itu merasa penasaran akan tamu di malam-malam begini. Apalagi Ummi dan Abi pun sedang ke rumah sakit untuk menengok Nisya yang tengah di rawat inap.Abizar tiba di pintu utama, laki-laki berkaos putih itu segera memutar kunci untuk membuka pintu, tetapi saat pintu berhasil dibuka tiba-tiba saja sebuah pukulan mendarat di wajah Abizar begitu saja dengan keras.Alesha yang melihat kejadian itu pun begitu terkejut."Aku sudah bilang jangan macam-macam
Baca selengkapnya
Bab 26
Subuh ini tak seperti biasanya, rumah begitu sepi karena Ummi dan Abi menginap di rumah sakit, membantu Arum untuk menjaga Nisya.Alesha pun, masih tertidur pulas, hingga membuat Abizar membangunkan sang istri agar tak telat shalat Subuh."Sha, bangunlah, aku harus segera ke masjid. Kamu juga tolong bangunkan Zahrah, ya," pinta Abizar.Alesha hanya diam, ia masih tertidur membelakangi Abizar.Abizar yang telah memakai peci hitam itu, segera menyentuh bahu sang istri, membuat Alesha berbalik dan menatap dengan sayu."Iya, nanti aku akan bangunkan Zahrah," ucapnya lirih.Abizar yang melihat wajah pucat sang istri, segera meletakkan telapak tangan di keningnya. Benar saja, suhu tubuhnya tinggi."Kamu sakit?" tanya Abziar.Alesha menggeleng. "Hanya sedikit pusing.""Jelas-jelas kamu demam, kenapa semalam tak membangunkan aku?" tanya Abizar lagi."Aku tak ingin mengganggu waktu istirahatmu," jawab Alesha yang kini menarik selimut lebih ke atas hingga menutup dadanya."Aku akan panggil Zahr
Baca selengkapnya
Bab 27
"Apa? Aku hamil?!" Kyoona menatap tak percaya akan apa yang ia dengar saat ini, tubuhnya seketika lemas.Sementara dokter itu memandang bingung pada pasiennya."Gak mungkin, aku ingin kandungan ini digugurkan saja," lanjut Kyoona sambil meremas jari jemarinya."Maaf, Mba, saya gak bisa melakukan praktek seperti itu, saran saya coba bicarakan pada keluarga atau pun suami Anda," ucap sang dokter."Suami? Masalahnya aku gak punya suami," jawab Kyoona jujur."Kalau begitu coba bicarakan pada kekasih Anda, mungkin dia mau bertanggung jawab, jangan menambah dosa lagi dengan menggugurkan janin tak bersalah," nasihat sang dokter.Kyoona merasa hidupnya hancur. Ya, ini adalah kesalahannya sendiri, sekarang ia telah sukses menghancurkan masa depannya. Sementara Kyoona tahu betul Excel tak akan mungkin mau bertanggungjawab akan kehamilannya. Laki-laki itu hanya bucin pada Alesha. Haruskah Kyoona mengemis bantuan pada Alesha saat ini.Namun, hatinya menolak. Kyoona masih ingat benar bagaimana Ale
Baca selengkapnya
Bab 28
"Ketika yang halal begitu indah, mengapa kamu tertarik pada yang haram?"Layla MumtazahMembuatmu HamilSuhu tubuh Alesha kini telah turun, Abizar sama sekali tak meninggalkan perempuan itu seharian ini. Apalagi Ummi yang pulang sebentar untuk mengambil baju ganti untuk Nisya, meminta anaknya untuk merawat sang istri. Jika setelah meminum obat dari dokter keluarga, suhu tubuh Alesha tak kunjung turun ummi meminta Abizar membawa sang menantu ke rumah sakit.Pasalnya Nisya harus dirawat di rumah sakit karena demam berdarah, trombositnya turun drastis dari yang seharusnya 150.000 bahkan lebih, kini tinggal 75.000.Ummi takut jika Alesha juga demam karena demam berdarah, tetapi kemungkinan besar Nisya digigit nyamuk saat ia berada di sekolahnya.***"Zahrah belum pulang?" tanya Alesha yang kini duduk bersandar di tempat tidur."Belum, mungkin ia pulang sore karena tadi dia sempat bilang ada tambahan pelajaran di sekolah," jawab Abizar sambil menyuapi bubur ke Alesha.Sejujurnya Alesha tak
Baca selengkapnya
Bab 29
💗💗Arum menyentuh lembut tangan Nisya, ia selama ini selalu berusaha menjaga sang putri dengan begitu baik, tetapi tetap saja tidak bisa mengalahkan takdir yang telah tertulis."Rum, kamu sudah makan?" tanya Ummi yang baru kembali dari rumah sambil meletakkan tas di bawah.Arum menggeleng."Makanlah bersama Ansyar di luar, Ummi dan Abi akan menjaga Nisya," titah Ummi.Arum mengangguk, walau sebenarnya ia tak napsu makan, tetapi ia harus tetap makan untuk mengisi tenaga dan tak ikut sakit."Sayang, Ummi keluar dulu, ya," izinnya pada Nisya yang tak tidur.Nisya mengangguk.Arum lalu keluar dari kamar, di luar sudah ada Ansyar dan Abi yang tengah duduk di kursi tunggu."Bi, ayo makan!" ajak Arum pada Ansyar."Makanlah sendiri, aku sedang tak lapar," ucapnya cuek."Ummi yang memintaku untuk makan bersamamu, agar kita tak ikut tumbang akhirnya," jelas Arum.Ansyar hanya diam. Abi menyentuh bahu putranya itu dan berkata, "Makanlah dengan Arum, Abi dan Ummi akan menjaga Nisya."Mendengar
Baca selengkapnya
Bab 30
"Jika melakukan kesalahan jangan mencoba menutup dengan kesalahan berikutnya, tetapi belajarlah bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan sebelumnya."Layla Mumtazah***"Tunggu dulu, aku hamil," ucap Kyoona dengan cepat.Alesha terdiam mendengar suara Kyoona, hatinya hancur seketika."Tolong aku, aku tak tahu harus melakukan apa saat ini? Excel tak mau bertanggung jawab, ia ingin aku menggugurkan kandungan ini," jelas Kyoona sambil menangis.Alesha masih terdiam mendengar semua itu, tetapi air matanya mengalir membasahi pipi.Abizar yang melihat hal itu menatap bingung sang istri. "Berikan padaku," pinta Abziar sambil mengulurkan tangannya.Alesha menggeleng."Berikan," pinta Abziar lagi.Dengan pelan Alesha menyerahkan ponsel itu pada sang suami, Abziar lalu meletakkan alat komunikasi itu pada telinganya."Bantu aku untuk meminta pertanggungjawaban Excel, aku mohon Alesha, aku tak tahu lagi harus melakukan apa. Apakah aku harus bunuh diri saja?""Kamu hamil dengan mantan kekasih
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status