All Chapters of Dinikahi Ustadz Tampan : Chapter 181 - Chapter 190
280 Chapters
Ada Apa Sama Bapak?
Arrrggg!! Asap keluar dari mana-mana, dari telinga dari kepala, dari mulut pokoknya cosplay jadi cerobong rumah deh!Dengan langkah yang berat, aku mendatangi Clara dan Nadine yang lagi istirahat di kantin. Seluruh santri memang lagi istirahat untuk lanjut pelajaran ke dua."Bau kebakaran loh Rey, kenapa sih?" Datang-datang, hanya Clara lah yang tahu bahwa aku lagi perang dengan isi pikiranku sendiri."Tau tuh, pagi-pagi mancing emosi aja deh. Ada yang nganter kue buat suami gue, isinya kue red velvet yang sering kita makan, kesukaannya dia. Dari siapa coba?" tanyaku terheran-heran. Mereka memandangku penuh tanda tanya."Mungkin dari jamaahnya kali Rey, yah namanya ustadz kondang yang lagi naik daun, banyak fansnya lah pasti!" ujar Nadine menyahut. Mulutnya sangat sibuk mengunyah makanan yang dia pesan. Dokter Ilham kalau tau kerjaannya Nadine cuma makan aja di sini, bakalan gak jadi married nanti."Iya, tapi tuh kayak ganggu gak sih. Dimakan ya sampai habis, by hamba Allah inisialnya
Read more
Berhasil Kugoda
"Bapak migren Neng, tapi alhamdulilah sudah gak apa-apa kok sekarang," ungkapnya habis itu malah ketawa-ketawa sendiri yang membuat aku semakin bingung. Kok sakit malah ketawa sih?"Hahaha!" Aku pun ikut tertawa namun sedikit canggung. "Syukurlah, soalnya ibu bilang jangan bilang-bilang sama Akang, jadi saya khawatir takutnya ada yang serius," selaku lagi.Dia menatapku penuh senyuman, "yah, bagi orang tua itu migren, asam lambung, bahkan keseleo aja sudah jadi masalah besar. Bapak gak mau menganggu konsentrasi Husein, jadi biar aja dia gak tahu. Cuma, bapak pesan sama kamu ya Reynata, seberapa besar ujian kamu dengan Husein, tetaplah di sisi laki-laki itu. Jangan pernah meninggalkannya, karena dia sangat sedih saat kamu hampir saja meninggalkannya."Aku mendengarnya dengan seksama, tapi entah kenapa hati aku merasa sakit saat bapak bilang begitu. Aku berusaha menahan tangisan dan menganggapnya biasa saja, supaya aku bisa melanjutkan hidup ke depan.***"Kenapa dengan tatapan matanya
Read more
Ternyata Dia Orangnya
Sedikit dorongan terkahir darinya, aku sudah tak berdaya. Malam ini kita berhasil menjadi pemenang malam yang syahdu."Alhamdulillah, terima kasih sayangku!"Salah satu keistimewaan Akang, dia selalu mengucapkan terima kasih padaku, karena berhasil mengeluarkan syahwatnya.Kita berdua terkapar di kasur, membiarkan otot-otot tadi berisitirahat sebentar."Kamu membuat saya tidak profesional malam ini!" gumam laki-laki itu, meraih tubuhku agar berada dalam pelukannya. Wangi tubuhnya aku hirup dalam-dalam."Gak profesional bagaimana sih? Aku sudah menunaikan kewajibanku loh, Kang!" timpalku memainkan bulu-bulu halus di dadanya itu."Iya kamu sudah hebat, cuma saya kan harus ngajar! Nanti yang saya terangkan tentang Fathul Izar bagaimana? Pikiran saya bisa gak fokus loh!" Aku tertawa kecil, meledeknya. "Kok bisa ya, ustadz sampai gak fokus begitu? Bahaya nih!""Bisa lah! Saya kan manusia biasa, kalau sudah berhadapan sama surga dunia seperti tadi ya saya menyerah!" Dia menciumi pipiku hin
Read more
Kebohongan Part 2
"Assalamualaikum Pak Billy, maaf lama menunggu!""Waalaikumsalam ustadz, MasyaAllah terima kasih sudah mau datang."Mereka saling bersalaman tangan sebagai penggugur dosa. Sedang aku hanya menyapanya tanpa harus bersentuhan."Silakan duduk ustadz, alhamdulilah saya diizinkan langsung untuk bertemu dengan antum, barokallah. Saya di Kalimantan hanya fokus bekerja, tidak ada kelonggaran. Alhamdulillah diberikan tugas di sini, sedikit lebih leluasa dan bisa mengaji.""Alhamdulillah, Allah maha tahu Pak yang terbaik untuk mahluknya. Ini sendiri atau sama siapa?""Nah, kebetulan lagi nemani adik saya habis interview kerja ustadz, tadi ke toilet sebentar. Itu dia!" katanya sambil menunjuk perempuan berjilbab yang berjalan gemulai ke arah kami.Oh itu toh yang aku cari-cari beberapa hari ini? B aja ah!"Nabila, ini ustadz Husein yang sering kamu ceritakan itu.""Assalamualaikum." Itu ucap Akang, namun yang menjulurkan tangan supaya bisa bersalaman tangan adalah aku."Kenalin, saya Reynata ist
Read more
Ujian Ke Sekian Kalinya
Sudah ada kemajuan belum menikah hampir setahun? Sudah dong, paling tidak ungkep ayam dan bikin tumis kangkung bisa lah ya! Walaupun awalnya banyak drama, yang keasinan, yang kurang matang, yang takut kecipratan minyak, pokoknya gitu lah! Tahu sendiri kan emak-emak?Tapi alhamdulilah semua itu sudah dilewati dengan banyak usaha, so aku sekarang bisa masak.Makanan terakhir yang aku buat, kepiting asam manis kesukaan Akang."Enak gak?" tanyaku dengan mata yang berbinar."MasyaAllah enak banget Ay, terima kasih sudah memasak untukku."Alhamdulillah kalau suamiku suka, semoga gak cuma bilang enak di mulut karena takut menyakiti perasaan aku, tapi ya memang enak beneran."Assalamualaikum, Pak ustadz, Pak?"Ada yang sibuk mengetuk pintu beberapa kali saat kita lagi asyik-asyiknya menyantap menu makan malam itu. "Siapa?" Akang beranjak cepat-cepat. Setelah pintu dibuka, Akang melihat ada seorang santri laki-laki memang sedang terburu-buru mencarinya."Ada apa Rahman, kok kelihatannya pani
Read more
Pergi Untuk Selamanya
Bapak mertuaku memang mencerminkan pribadi yang soleh serta sabar, dia tidak pernah menunjukkan sakitnya di depan semua orang. Kami tidak pernah melihat beliau meringis sedikit pun karena rasa sakit kepalanya.Itu lah mengapa aku sedikit tidak percaya saat ibu mengatakan kalau bapak sakit pembuluh darah di otak.Rasanya seperti mustahil?Tapi, mendengar cerita ibu yang katanya sakit ini sudah terjadi hampir dua tahun, aku mulai percaya lagi.Ya Allah, jangan engkau ambil orang soleh seperti bapak...Siapa yang akan menjaga pesantren ini kalau bukan beliau?"Bagaimana, sudah ada kabar dari suamimu?" tanya ibu yang mulai sedikit lebih tenang dari beberapa saat lalu."Belum Bu, ntar Reynata ambil handphone dulu."Aku beranjak mengambil handphone yang ku taruh di meja kamar, baru saja mau mencet nomor Akang, sebuah panggilan masuk dari nomornya terdengar.Segera saja aku menekan tombol hijau dan mencaritahu bagaimana kondisi bapak sekarang."Assalamualaikum Akang, bagaimana bapak?" Hatiku
Read more
Sosok Kiayi Umar
"Halo Ayah, innalilahi wainnailaihi roji'un Yah, bapak Umar meninggal dunia." Aku langsung mengabari Ayah agar dia bisa menyempatkan waktu untuk pulang ke Bandung. "Ya Allah Nak, sabar ya. Ingsyallah surga jaminan beliau itu. Kamu semangati Husein ya Rey, dia pasti sedih sekali.""Iya Ayah, ini Reynata dalam perjalanan ke rumah sakit. Sudah dulu ya, mau sampai."Aku segera mematikan sambungan telepon dan berlari ke arah ruang IGD, karena satu-satunya yang ada di pikiran aku saat ini adalah Akang.Di depan ruangan UGD, aku melihat banyaknya orang yang berlalu lalang menghalangi mataku. Aku terus mencari ke mana Akang, dan ternyata dia hanya duduk termangu di kursi ruang tunggu di balik tirai dengan pandangan yang kosong. Aku gak pernah lihat dia kayak gini sebelumnya dan itu membuat aku merasa sakit."Akang..." Tanpa berlama-lama lagi, aku segera mendekat dan menghapus air mata ini, karena aku pun harus menguatkan dia yang pasti merasa sedih karena ditinggalkan oleh bapaknya."Rey? Ko
Read more
Kesedihan Pondok Al-Aqso
Ambulance yang membawa jasad bapak mertua udah sampai di pondok dengan selamat. Aku lah yang membawa mobil Akang karena gak sedikit pun membiarkan dia mengemudi apalagi tidak fokus. Tapi aku begitu syok melihat lautan manusia yang berkerumun untuk mengiringi kepergian Kiayi tersohor ini."Bapaakk, ibu di sini pak, ibu di sini. Jangan tinggalkan ibu!" Aku menyuruh salah satu santri yang pandai mengemudi untuk langsung mengambil alih mobil agar tidak macet, Akang menggotong jenazah sedangkan aku menenangkan ibu karena sepertinya Clara dan Nadine sedikit kewalahan.Aku meraih tubuh ibu, memeluknya dengan sangat erat supaya beliau kembali tenang.Walau sulit diterima, namun kita harus tahu bahwa semua yang bernyawa pasti akan mati sesuai ajalnya atas izin, takdir dan ketetapan-Nya. Siapapun yang ditakdirkan mati pasti akan mati meski tanpa sebab, dan siapapun yang dikehendaki tetap hidup pasti akan hidup.**Pemakaman bapak mertua aku udah selesai dilaksanakan, dan Akang kelihatan masih
Read more
Sepucuk Surat Misterius
Mataku perlahan-lahan terbuka setelah kurasa aku tidur cukup lama. Badan rasanya remuk banget, tulang-tulang longgar, untung buatan Allah, kalau buatan manusia mungkin baut dan sekrup nya udah pretelan."Hai, udah bangun Ay?" Tadinya wajah orang di depanku itu kelihatan samar, setelah mataku terbuka sempurna, barulah aku bisa melihat wujud Akang tengah duduk di samping kepalaku dan membelai rambutku dengan lembut.Ya Allah, seketika aku ingat bahwa di luar pasti banyak tamu."Maaf ya Akang, aku tidak di luar tadi. Aku ngantuk dan pengen istirahat sebentar," kataku memandang wajah Akang yang kelihatan menyimpan rasa sedihnya itu."Maafkan saya ya, saya kurang perhatian beberapa hari ini. Ketika saya pulang dari sholat dzuhur saya lihat kamu tertidur pulas, saya merasa bersalah."Di saat dunianya hampir roboh, dia masih aja mengkhawatirkan aku yang padahal gak kenapa-kenapa sama sekali. Aku memang merasa mual tadi, kalau dipaksakan menerima tamu, takutnya menambah beban buat mereka. Mak
Read more
Salam Perpisahan Terakhir
Akang membuka surat itu dan kami berdua memutuskan untuk membacanya."Barokallah Husein, kamu ingat tidak gambar di kue ini? Kue ini adalah imitasi dari kue ulang tahun yang bapak berikan padamu saat ulang tahun pertamamu. Pembuat kuenya agak kesusahan, tapi akhirnya berhasil juga. Kalau kamu membaca surat ini, artinya kamu sudah menerimanya. Dimakan sama istrimu ya, tapi jangan lupa kasih ibumu juga."Belum apa-apa, masih kalimat pembuka aja sudah bikin aku dan Akang terisak, sepertinya surat dari bapak bakalan berhasil bikin kita berdua nangis kejerrr."Akting bapak bagaimana, keren kan? Bapak berusaha tidak pernah memperlihatkan kesakitan ini kepada semua orang, karena bapak tidak mau membuat orang-orang hanya fokus pada kesehatan bapak. Bapak mau kalian melanjutkan hidup seperti biasanya, terutama kamu Sein."Akang sudah gemetar memegang surat itu."Kalau kamu tahu bapak sakit, kamu tidak akan memiliki kesempatan untuk meluluhkan istri kamu. Kamu hanya akan mengantarkan bapak bero
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
28
DMCA.com Protection Status