All Chapters of Dinikahi Ustadz Tampan : Chapter 241 - Chapter 250
280 Chapters
Detik-detik Putusan Pak Hakim
Awalnya Jaksa protes dan meminta Pak Hakim untuk menolak Sarah saat akan memberikan kesaksian, karena seorang budak, kesaksiannya tidak sah. Tapi Pak Lutfi buru-buru memberikan dokumen bahwa aku adalah orang yang telah membebaskannya dan Sarah bukan lagi seorang budak.Jangan heran, di negeri timur tengah begitu, perbudakan itu masih ada, apalagi di daerah-daerah pinggiran, salah satu buktinya adalah, ya Sarah ini."Saksi, silakan dilanjutkan kembali!" perintah Pak Hakim yang membuat kita akhirnya bernapas lega.Sarah menceritakan kronologis awal dia dan temannya itu bisa sampai bersembunyi di TKP. Dia bercerita sesuai yang sudah dia ceritakan padaku dan tertuang di dokumen itu tanpa perbedaan. Ciri-ciri pelaku yang memakai topi pun sama persis dengan bayangan seorang laki-laki yang tertangkap kamera dashboard."Instruksi Pak Hakim!" ucap si Jaksa menyebalkan itu, memotong pembicaraan."Ada yang mau disampaikan, dari Jaksa?""Saya mau bertanya pada saksi. Saudari Sarah, anda kan katan
Read more
Berbesar Hati.
"Baik, kami dari putusan para Hakim dan juri Pengadilan Negeri kota Bandung, telah sepakat dan memutuskan bahwa untuk kasus pidana Pasal 11 ayat (2), dan Pasal 338 KUHP yang didakwakan pada saudara Husein Alfarizi telah dinyatakan, dicabut!"Bersorak orang-orang di sana, mereka serentak mengucap hamdalah dan bertepuk tangan atas perkataan Pak Hakim.Alhamdulilah, aku langsung bersujud syukur bahwa suamiku telah bebas daei tuduhan itu. Ya Allah, terima kasih banyak. Ibu memelukku dan mengucapkan terima kasih dengan cucuran air matanya. "Mba, akhirnya.. Selamat ya, Mba!" Sarah juga tak kalah terharu, dan langsung memelukku."Rey, akhirnya perjuangan lo berakhir. Gak ada yang percaya suami lo begitu, bahkan Pak hakimnya!" sahut Clara menepuk bangga punggungku."Terdakwa yang bernama Husein Alfarizi, kami nyatakan tidak bersalah dan tidak ada kaitannya dengan peristiwa pembunuhan ini dan kasus yang terjadi, akan kami berikan langsung kepada negara yang bersangkutan. Maka sidang resmi kam
Read more
Suara Hati Sarah.
POV SARAH.~~~~~~~~~"Mba aku tidak akan menikah dengan suami Mba, tapi aku punya satu permintaan terakhir.""Apa itu? Katakan, apa yang kamu mau!""Sebentar saja, izinkan aku untuk bicara berdua dengan suami Mba, karena ada sesuatu yang mau aku katakan dan ini bersifat pribadi. Setelah itu, aku akan pergi dari kehidupan Mba."Aku ragu bakal diizinkan atau tidak, tapi syukurlah beberapa saat Mba Reynata meninggalkan ruangan ini dan menyuruh aku untuk menunggu suaminya datang.Kalian tidak percaya kan? Bahwa aku berubah pikiran ketika pertama kali memperhatikan wajah suami perempuan itu tadi, di ruang sidang.Kalian ingat, aku seperti pernah mendengar nama 'Rey' di satu tempat, ternyata setalah aku pikir-pikir lagi, aku punya sedikit cerita tentang laki-laki yang bernama Husein itu. Laki-laki yang pernah menyebut nama 'Rey' dalam panggilan teleponnya, di toko kue itu.Ku dengar pintu terbuka, dan dia sudah hadir di depanku, lalu menutup pintunya lagi.Aku gugup, karena ini pertama kali
Read more
Headline Berita Ustadz Husein
Aku mengantar Sarah, ke stasiun terdekat karena dia harus berangkat menuju kota Yogyakarta, di mana dia akan tinggal bersama tantenya Clara yang kebetulan seorang janda, dan tidak memilki seorang anak. Tante Dian namanya, tepatnya adiknya dari ibu tiri Clara, yang alhamdulilah para sahabat aku ikut membantu mencarikan tempat yang terbaik untuk Sarah. Kita harus bertanggungjawab penuh padanya, karena kita yang membawanya.Tapi syukurlah, solusi yang diberikan Clara disetujui sama Sarah, dan hari ini dia akan berangkat menuju kota tersebut dengan menaiki kereta."Hati-hati ya Sarah, kabar Mba kalau sudah sampai di sana. Jaga diri baik-baik."Agak sedih sih, pisah sama Sarah karena kita berdua udah melewati banyak waktu berdua, tegang berdua, nangis berdua, nampar pipinya dua kali, aku nyengir inget itu.Kalau untuk kebaikan kita semua dengan cara seperti ini, ya apa boleh buat."Mba juga ya! Semoga pernikahan Mba langgeng terus, dan selamanya dengan ustadz Husein. Doakan aku ya Mba!"
Read more
Kerumunan Para Orang Tua Lagi
"Ada apa Ay, serius banget natap handphonenya."Aku kemudian menaruh handphone ini, karena Akang menegurku."Ini loh, berita tentang kamu heboh banget di Instagram. Mana ada foto aku yang lagi pelukan sama kamu!"Suamiku nyengir pas lihat fotonya di cover berita. "Ya gak apa-apa lah, kita kan suami istri juga.""Iya sih, tapi kan orang-orang jadi tahu kalau Akang orangnya romantis!" Dia pun tersipu malu, karena aku."Syukurlah dari berita itu, semua kesalahpahaman yang saya alami bisa hilang. MasyaAllah, selama di dalam sel saya cuma bisa merenung, mengingat semua dosa. mungkin saya pernah menyakiti hati orang lain, mungkin saya pernah dzolim terhadap orang lain, sampai harus menanggung ujian yang begitu berat. Saya cuma bisa tafakur, mengingat siapa saja yang pernah sakit hati karena saya.""Termasuk si El Samuel itu kan?"Dia mengangguk yakin, "mungkin karena itu dia marah."Aku mendengar satu cerita dari Akang bahwa adik dari si Ikhsan itu, punya dendam yang gak jelas. Hanya karen
Read more
Reynata Sangat Emosi Sekali
"kenapa Bu? Menyesal ya sudah berburuk sangka sama suami saya?"Suasana tegang ketika aku berteriak seperti barusam. Akang pun sampai heran sendiri, karena aku gak bisa mengontrol emosi dengan baik sampai meneriaki orang yang lebih tua."Hajar aja Mba, kasih pelajaran sama mereka!" Retno tak kalah berapi dan mendukung aku untuk lebih kejam. Keknya, kita berdua psikopat deh, No??"Retno diam, jaga mulutnya!" Akang memberi penekanan pada Retno untuk diam dan tidak usah mengompori aku terus."Mana yang kemarin menghina suami saya? Ngata-ngatain sesuka hatinya? Sekarang mau minta maaf gitu?"Melihat aku di luar kendali begitu, Akang dengan sigap menarik tubuhku dan membawaku ke belakang tubuhnya. "Maafkan istri saya Bu, Pak, dia sedang sensitif akhir-akhir ini!" Akang berusaha mereda emosiku, dan juga emosi para orang tua itu yang bisa saja mencuat gara-gara perkataan aku."Tidak Pak ustadz, kami lah yang harus meminta maaf dan wajar saja beliau marah Pak, kami memang sedikit keterlalua
Read more
Godaan Iman dan Taqwa
"Umaa!!" Anak-anak gemes itu berlarian begitu melihat aku memasuki rumah. Mereka kangen ibunya pasti, setelah seminggu ditinggal pergi, dan masih mengurus masalah Sarah.Tapi tenang, Uma udah selesai kali ini dan bisa memiliki waktu sepuasnya bersama kalian."Anak-anak Uma yang soleh solehah, udah pada makan belum?""cudah Uma, tadi matan telul sama mba yetno..." Biasalah, lidah anak kecil masih cadel, belum mengerti kosa kata sepenuhnya."Pintar, anak Uma ini pintar semuanya. High five dulu!" Mereka tos di kedua sisi telapak tanganku."Abi mana?""Di yual, ko banyak oyang, Uma?" Zulaikha mendatangi aku sehabis menggambar di bukunya."Iya Nak, itu ibu dan bapaknya kakak-kakak yang mau mondok. Brisik ya? Tutup kuping aja!" Mereka pun berlarian gemas sambil menutup kupingnya sendiri, dan berceloteh tak karuan. Semoga jadi ahli surga semua, anakku.Kemudian ibu datang menghampiri aku setelah selesai menunaikan sholat dhuha nya."Itu heboh sekali yang di luar, kemarin maka mencaci suami
Read more
Guncangan Subuh-subuh
Hari-hari ku terus berganti, hidup ini juga pasti mati, malah jadi nyanyi??Bangun tidur liat Akang di samping tubuhku, membuat aku langsung mengucap kata syukur yang banyak. Alhamdulillah, aku bisa menghela napas lega sambil menatap sayu, wajah ganteng ustadz Husein.Kamu untukku, dan selamanya hanya untuk aku. Selanjutnya, untuk membangunkannya, kucium aja bibir merah itu sampai dia menggeliat, kaget."Sabahal khayr, ya habbibati." Walau matanya belum terbuka semua, tapi dia cukup bertenaga untuk menarik tubuhku hingga terbaring dalam pelukannya."Artinya, selamat pagi cintaku, kan?"Dia mengangguk dua kali, "iya sayangku, istriku." Aku itu heran, sunnah apa yang selalu dia amalkan sampai-sampai kalau bangun tidur, mulutnya tidak pernah bau. Ya biasa aja, kayak bukan habis bangun tidur. Kok bisa ya?Sedangkan kalau aku? Jangan ditanya deh, anak-anak aku aja mungkin pingsan, xixixixi."Sudah terdengar murotal Quran itu, sebentar lagi sholat subuh.""MasyaAllah, aku sampai tidak den
Read more
Tawaran Pekerjaan
Seorang pemuda menggunakan tas selempang dan baju kemeja lengan pendek, lengkap dengan kaca mata minusnya itu telah berdiri di depan pintu sebagai tamu kita pagi ini.Alhamdulilah, sedikit lega karena bukan dari kepolisian atau apa tuh kemarin, Kedubes."Assalamualaikum, ini benar dengan kediaman ustadz Husein Alfarizi, ya?" tanya orang itu."Waalaikumsalam warohmatullah, benar Mas, saya sendiri. Ada apa ya? Mari silakan masuk kita bicara di dalam."Akang membawa tamu itu duduk dan bercengkrama di ruang tamu."Ay, buatkan teh untuk tamu kita."Aku yang lagi mengintip dibalik tembok ruang makan, mengiyakan ucapan Akang dan bergegas kembali ke dapur.Ada apa ya? Penampilannya kek, rentenir atau debkolektor gitu deh!Selesai membuat dua cangkir teh, aku kembali ke ruang tamu, menaruh dua cangkir itu di depan Akang dan tamunya.Kok aku melihat kartu nama berlogo salah satu stasiun televisi Indonesia ya?"Silakan Mas, ada keperluan apa pada saya?"Aku hendak pergi dan mempersilakan mereka
Read more
Iri itu Sifat Manusiawi
"Ini kalau boleh tahu, saya siaran di gedung televisi yang ada di Bandung kan? Saya tidak harus pulang pergi ke Jakarta?" "Benar ustadz, jadi untuk mempersingkat waktu saja. Siaran hari ini, untuk ditayangkan besok. Jadi seperti itu terus selama enam hari dalam sepekan.""Nanti suami saya hubungi lagi ya, Mas. Kita harus diskusi juga sama ibu, apakah beliau setuju atau tidak." Aku menyahut, supaya dia tahu alasan kita harus berdiskusi dulu."Baik kalau begitu, Pak, Bu. Nanti kabari saja di nomor saya itu, tapi tolong jangan terlalu lama ya. Sebab pihak penyiaran juga menanti jawabannya.""Ingsyallah, kemungkinan nanti sore saya akan memberi jawaban.""Siap ustadz , saya tunggu kabarnya. Kalau begitu, saya permisi, ya. Assalamualaikum."Aku dan Akang serentak menjawab salamnya dan menutup pintu ketika dia sudah benar-benar keluar dari rumah kami."Yuk sarapan, saya habis ini mau ngajar. Kamu ada jam komputer juga?""Ada, tapi jam 10 nanti!" Akang menggandeng tangan aku, ke ruang maka
Read more
PREV
1
...
232425262728
DMCA.com Protection Status