Semua Bab Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam: Bab 51 - Bab 60
109 Bab
Kau Berpura-pura?
“Duduk lah dengan manis!” titah Morgan pada Vallen ketika ia melihat wanita itu datang menghampiri meja makan.Tubuh indah Vallen dibaluti oleh gaun malam yang indah. Gaun berbentuk dress selutut itu sangat cantik dan membuat Vallen terlihat seperti gadis remaja yang menggoda. Morgan bahkan seperti melihat Vallen pada masa sepuluh tahun yang silam.Sejujurnya, Morgan bahkan tak dapat mengedipkan matanya ketika memandang kecantikan dan keanggunan Vallen itu. Namun, sebagai seorang pria yang keras kepala dan mempunyai ego yang tinggi, tidak mudah bagi Morgan terlihat konyol di depan Vallen.Ia menyembunyikan perasaan kagum dan ketertarikannya pada penampilan Vallen malam ini. sementara itu, Vallen yang mendapatkan perintah dari Morgan langsung duduk tanpa berbasa basi lagi.Vallen duduk dengan anggun dan gaya seorang bangsawan. Entah apa yang ingin diperlihatkan oleh Vallen saat ini. Yang jelas, sikapnya jauh berbeda dari yang sebelumnya. Dan Morgan seperti melihat diri Vallen yang lain
Baca selengkapnya
Vallen Semakin Berani
Morgan menghentakkan tangannya dengan sangat keras, sehingga cengkraman itu terlepas dengan segera. Itu semua karena ia melihat seringai di balik senyum yang ditampilkan oleh Vallen tadi. Entah mengapa, sepertinya Morgan sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya sendiri.“Jangan bodoh, Mo! Kau pikir aku wanita yang lemah? Atau kau memang baru mengenalku kemarin sore?” tanya Vallen dengan suara serak karena sejujurnya ia sedang berusaha menahan isak tangisnya.Morgan yang mendengar pertanyaan Vallen pun akhirnya menyadari bahwa memang selama ini Vallen hanya berpura-pura hilang ingatan saja. Vallen masih mengingat dengan jelas semua yang pernah terjadi antara mereka berdua sejak belasan tahun silam.Morgan terduduk lemas mengetahui kenyataan ini. Ia sendiri tidak menyangka bahwa ternyata Vallen ini adalah Vallennya yang dulu. Yang ia cintai dan sekaligus ia benci, dan sudah berhasil ia sakiti. Namun, tentu saja Morgan tahu dengan jelas wanita seperti apa Vallen ini pada aslinya.Bah
Baca selengkapnya
Bukan Istana
“Paman, di mana Mami? Apa aku belum bisa bertemu dengan Mami sekarang?” tanya Cleo pada Leo dengan penuh harap.“Sabarlah sebentar lagi. Mungkin Mami belum bisa menemuimu,” jawab Leo dengan rasa iba pada Cleo.Meski Leo tidak punya anak kecil, tapi dia tahu persis bahwa saat ini Cleo sangat merindukan Vallen. Begitu pula sebaliknya dengan yang dirasakan oleh Vallen. Namun, sepertinya Morgan belum memberikan waktu pada Vallen untuk bisa bertemu dengan anaknya.Leo tentu tidak bisa berbuat apa-apa karena ia hanya bekerja atas apa yang diperintahkan oleh Morgan padanya. Ia tidak berani bertindak sesukanya dan kemudian membuat Morgan menjadi murka. Sekarang, tugasnya hanya menemani dan menjaga Cleo setiap saat.Urusan Vallen, Morgan sudah tidak perlu lagi mengatur dan menyuruh orang mengawasinya. Vallen sudah jauh lebih patuh dan menurut padanya sekarang ini. Tentu saja itu karena Morgan selalu memakai nama Cleo sebagai ancaman pada Vallen.“Aku merasa sangat rindu pada Mamiku! Aku ingin
Baca selengkapnya
Tak Kan Kulepas!
“Aku ingin bertemu putriku!” ucap Vallen dengan nada ketus dan seperti sedang memerintah.“Maaf, Nona! Anda tidak diperbolehkan keluar kamar tanpa izin dari tuan muda,” jawab salah seorang pelayan yang bertugas untuk melayani segala kebutuhan Vallen dan juga membantunya selalu dalam merawat dirinya.“Tapi, aku ingin keluar dan bertemu putriku!” bentak Vallen lagi dengan suara yang kasar.“Sekali lagi kami minta maaf, Nona Muda. Tuan Muda akan marah jika kami membiarkan Nona keluar tanpa izinnya. Kami bisa dipecat dan kehilangan pekerjaan ini, Nona Muda. Tolong kasihani kami,” mohon pelayan yang satunya lagi kepada Vallen.Bagaimanapun juga, Vallen bukan lah seorang wanita yang tidak memiliki hati nurani. Ia tidak mungkin membuat para pelayan itu kehilangan pekerjaan mereka hanya karena keegoisannya semata. Pada dasarnya Vallen adalah seorang perempuan yang berhati lembut.Ia tidak akan tega membuat masalah untuk orang lain dan membiarkan orang lain menderita karenanya. Jadi, Vallen ha
Baca selengkapnya
Izin Bertemu
“Shit! Kau pembohong, Vall!” umpat Morgan sambil melempar layar monitor dengan bungkus rokok yang ada di atas meja kerjanya itu.Ia benci ketika mengingat masa lalunya yang indah bersama Vallen itu. Namun, entah mengapa akhir-akhir ini Morgan memang selalu saja sering teringat pada masa-masa percintaannya bersama Vallen dahulu. Apalagi, Vallen juga sering kali memberikan signal seperti menyuruh Morgan untuk mengenang masa-masa mereka itu.Morgan mengacak rambutnya dengan kasar dan berdiri dari kursi kebesarannya itu. Ia mengambil sebatang tembakau dan membakar ujungnya dengan korek. Ia berjalan ke arah balkon dan duduk di sebuah kursi berbentuk telur di sana.Ia memandang ke arah bawah dan terlihat suasana yang tidak pernah ia perhatikan sebelumnya. Suasana di bawah sangat indah dan menyejukkan mata. Para hewan yang ia pelihara berlarian ke sana ke mari dalam pengawasan penjaga hewan yang memang ia bayar untuk mengurus semua hewan peliharaannya itu. Padahal, ia sendiri tidak suka deng
Baca selengkapnya
Pertemuan
“Pelan-pelan, Nona Muda!” panggil Leo yang baru saja menyadari bahwa yang menabraknya tadi adalah Vallen yang berlari dengan penuh semangat keluar kamar.“Cepat kejar aku kalau kau bisa, Leo!” tantang Vallen dengan setengah berteriak pada Leo.Leo tidak bisa untuk tetap tinggal diam dan mulai mengejar ketertinggalannya dari langkah Vallen. Vallen sudah jauh berlari meninggalkannya. Bahkan menuruni anak tangga pun Vallen berlari dengan tidak sabar. Leo tidak punya pilihan lain selain meluncur di pegangan anak tangga dan tepat ketika Vallen berada di anak tangga terakhir, Leo juga sudah berada di bawah.“Maaf, Nona Muda. Anda harus berhati-hati karena kondisi Kesehatan Anda sepertinya belum terlalu stabil,” ucap Leo memberikan peringatan ringan pada Vallen.“Aku sudah sembuh ketika membayangkan akan bertemu dengan putri tercintaku, Leo!” bantah Vallen dengan mulai berjalan dengan langkah yang cepat. Tidak ia hiraukan peringatan dari Leo itu.Namun, setidaknya ia sudah tidak berlari sepe
Baca selengkapnya
STEVE
“Steve … kau pasti tau semuanya tentang gadis bernama Vallen ‘kan? Kau sudah cukup lama tinggal di pulau itu!”Morgan bertanya pada seseorang yang ia panggil dengan nama Steve di ujung teleponnya. Ia masih memantau semua tingkah laku Cleo dan Vallen di taman belakang mantion yang dapat ia pandang dari balkon kamarnya itu.Entah mengapa, Morgan baru ingat bahwa ada seorang pembunuh bayarannya yang ia tempatkan di pulau tempat di mana selama ini Vallen dan Cleo tinggal. Mungkin, karena sudah terlalu lama Morgan tidak memakai jasa pria itu sehingga ia lupa bahwa Steve ada di pulau itu.Steve pasti tahu segalanya tentang Cleo dan juga Vallen. Ia adalah seorang yang dibayar oleh Morgan dengan harga yang sangat tinggi untuk membunuh seorang Perdana Menteri yang sudah menghinanya ketika ia masih miskin dulu. Namun, tentu saja semua itu tidak mudah dan tidak selalu berjalan dengan mulus.Steve harus bersembunyi jauh dari masyarakat umum karena ia nyawanya juga tidak aman. Bak kata pepatah, se
Baca selengkapnya
Dia Papimu, Nak!
“Bagaimana, Steve? Kau sudah mengumpulkan semua informasi yang kuminta tentang wanita itu?” tanya Morgan dengan suara bass yang mampu membuat siapapun yang mendengarnya menjadi kalang kabut karena ketakutan.“Sudah, Tuan Muda!” sahut Steve dari seberang sana.“Bagus. Kau memang bisa kuandalkan. Aku lupa kalau kau tinggal di sana, padahal wanita ini sudah beberapa bulan tinggal di istanaku,” ungkap Morgan dan sontak membuat Steve semakin terkejut.“Maksud Tuan Muda, apakah Vallen dan Cleo sekarang tinggal di sana? Bersamamu?” tanya Steve seakan tidak bisa percaya pada hal itu.“Ya, tentu saja! Ada masalah? Sepertinya kau kaget sekali, Steve!” jawab Morgan dan bertanya dengan penuh curiga atas sikap Steve padanya.“Bukan apa-apa, Tuan Muda.”“Jelaskan semuanya padaku sekarang, Steve!” titah sang tuan muda dengan suara tinggi.Meskipun Steve belum pernah bertemu secara langsung dengan Morgan, tapi Steve tidak meragukan lagi kekuasaan Morgan di kancah internasional. Baik dalam bisnisnya y
Baca selengkapnya
Tak Bisa Menjaga
“Dia adalah papimu, Nak!” ucap Vallen yang ternyata tidak membuat Cleo maupun Leo merasa terkejut.Vallen mengatakan kalimat itu dengan suara yang sangat pelan dan nyaris tidak dapat didengar. Namun, untuk mereka yang punya kualitas pendengaran bagus seperti Cleo, dan Leo tentu saja itu masih dapat mereka dengar dengan sangat jelas.Sementara Morgan yang berada beberapa meter dari mereka, tentu saja tidak dapat mendengarnya dengan jelas. Jadi, ia tidak tahu apa yang baru saja dikatakan oleh Vallen kepada Cleo. Yang jelas sekarang Morgan merasa bahwa ia harus melepaskan Vallen dan Cleo ke mana pun mereka ingin pergi. Ia tidak ingin menahan Cleo dan Vallen lagi untuk bisa hidup dengan bahagia.“Tuan … jangan biarkan mereka pergi! Atau Anda akan menyesal nanti!” Leo memberikan peringatan kepada Morgan.“Aku akan lebih menyesal ketika mereka harus tetap tinggal di sini dengan semua kekejamanku selama ini, Leo! Lepaskan dan biarkan mereka pergi melalui pintu depan!” sahut Morgan dengan nad
Baca selengkapnya
Kepergian Cleo
Vallen membuka matanya perlahan dan pandangannya tampak samar-samar. Ia menatap langit-langit yang megah dan tentu saja ia tidak sedang bermimpi saat ini. Ia masih berada di kediaman Morgan dan mereka masih terkurung di sini.Mereka? Vallen meringis sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sangat berat. “Di-mana Cleo?” tanya Vallen terbata karena lidahnya terasa kelu.“Sayang … kau sudah sadar?” tanya Morgan yang seketika langsung mendekat mendengar suara Vallen.Tadinya, Morgan sedang tertidur sambil bersandar di kursi kayu yang ia letakkan di samping ranjang Vallen terbaring. Ia sudah menemani Vallen di sini semalaman dan karena kondisi Vallen yang terlalu lemah, ia pingsan cukup lama. Bahkan, Vallen membawa kabar besar yang diungkapkan oleh dokter yang memeriksa keadaannya kemarin.“Aku … aku ingin bertemu dengan putriku! Lepaskan aku dan biarkan kami pergi dari sinI!” pinta Vallen dengan suara lemah dan berusaha untuk tetap bisa bangkit dari ranjangnya itu.“Tenangkan dirimu,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status