All Chapters of Luka Istriku karena Cinta: Chapter 31 - Chapter 40
110 Chapters
Malam yang Dibagi Dua
"Wid, kamu ngapain di sini?"Wajahku mungkin saat ini sudah sepucat mayat. Berbagai asumsi tentang Mas Zaki memenuhi kepala. Lalu, sekarang dia di sini, dan menatap dengan curiga. Maaf jika aku harus berbohong, Mas. Tentu saja itu hanya kuucapkan dalam hati. "Eh, i-itu ... ta-tadi aku haus, lalu ambil minum dan mau dibawa ke kamar. Entah kenapa tiba-tiba kayak ada yang bikin aku kaget, dan gelasnya jatuh."Mas Zaki memandang pecahan gelas di lantai, kemudian beralih padaku. "Mba Jum!" serunya memanggil salah satu asisten di rumah ini. Rizal ikut memperhatikan lantai. Sekilas dia melirik hingga tatapan kami beradu. Detik berikutnya Mas Zaki sudah menggenggam tanganku dan melangkah ke kamar kami. Aku mengikutinya di belakang. "Ada apa, Cinta?" tanya Mas Zaki saat kami sudah di dalam kamar."Ng-nggak ada apa-apa, Mas. Aku cuma kaget tadi."Mas Zaki mengulurkan tangannya dan membelai lembut pipiku."Tidur lagi, ya? Aku temani."Kami naik ke peraduan. Mas Zaki menggeser tubuhku hingga
Read more
Mobil Widia Dirusak
Karena menurutku tidak mungkin, maka pertanyaan itu hanya tenggelam di dalam benak saja. Yang sangat membahagiakan, walau hari dan malamnya kini terbagi, Mas Zaki masih hapal semua jadwal terkait bayi yang ada di rahimku. Seperti hari ini, dia mengantarku untuk kontrol ke dokter kandungan. Sebenarnya Mas Zaki ingin aku diperiksa di rumah saja. Lebih aman katanya. Namun, aku memaksanya agar bisa kontrol di rumah sakit."Aku juga ingin bertemu banyak orang dan merasakan udara luar, Mas. Bosan.""Iya, aku mengerti, tapi wartawan belum berhenti mencarimu, Cinta.""Aku yakin kamu pasti bisa membuat aku aman."Mas Zaki hanya menggelengkan kepala menghadapi kerasnya keinginanku. Ke rumah sakit kali ini, Pak Wawan yang menyetir karena Mas Zaki enggan."Aku ingin memanfaatkan waktu bersamamu, Cinta. Kalau nyetir, fokusnya ke jalan, bukan pada istri cantikku ini," ujarnya sambil mencubit pipiku. Tentu saja hal itu membuat wajahku memanas. Pipiku pastinya seperti kepiting rebus saat ini.Di s
Read more
Kiriman
Mas Zaki membimbing aku ke kamar setelah Nela dan Pak Wawan memastikan di sana aman. "Tunggu di sini. Nela akan berjaga di pintu," pesannya saat kami sudah di dalam. Aku hanya mengangguk, lalu duduk di bibir ranjang. Menatap punggungnya sampai hilang di balik pintu, lalu mencoba melerai rasa sesak yang tiba-tiba membekap dada. Mencintai Mas Zaki ternyata harus siap menghadapi banyak gelombang. Aku membuka ponsel yang sejak tadi dalam mode silent. Ada banyak pesan masuk yang semuanya kuabaikan. Satu yang menggelitik rasa penasaranku. Sepertinya dari Arsi, tapi kenapa banyak sekali?[Fri, lu baik-baik aja, kan?][Fri, tolong jawab. Gue udah lihat semua berita di TV dan Instagram. Sekarang lu di mana? Gue ke rumah lu, katanya semua orang udah pindah.][Fri, gue baru liat berita lagi. Lu beneran istri keduanya Zaki?]Aku baru hendak menjawab pesan dari Arsi ketika laki-laki itu terlihat online. Belum satu huruf pun aku tuliskan di kolom, dia sudah lebih dulu menelepon. Aku ragu hendak
Read more
Alasanmu Mencintaiku
Kami semua duduk di ruang keluarga sekarang. Pak Wawan telah selesai mengurus ular di depan kulkas tadi."Kamu apain ularnya, Wan?" tanya Mas Zaki yang duduk di sampingku."Pertama saya berdoa dulu, Pak. Saya baca surat As Saffat Ayat 79 yang bunyinya salaamun ‘alaa nuuhin fil ‘alamin. Itu doa saat bertemu binatang buas yang diajarkan guru saya. Lalu saya usir dengan minta dia keluar baik-baik, tapi nggak mau. Saya ancam untuk dibunuh juga diam aja ularnya. Habis itu saya baca doa a'udzu bikalimatillahittaammati min syarri maa khalaq. Yang artinya, aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya. Ularnya langsung lemas, Pak. Saya tangkap dan bawa keluar.”"Sekarang di mana ularnya?""Udah saya bunuh Pak.""Kenapa dibunuh?""Saya yakin itu ular kiriman seseorang dari jauh, Pak.""Ah, yang benar kamu. Jangan asal nuduh.""Saya nggak nuduh siapa-siapa, Pak. Hanya saja saya yakin itu bukan ular biasa. Itu sihir, Pak.""Wah, saya nggak pe
Read more
Video Hana Viral
Tangan kirinya membelai punggungku. Hangat dan nyaman. Tangan kanannya ada di puncak kepalaku. Mengusap perlahan dan berulang kali. Menghadirkan damai hingga ke dasar hatiku. "Apa yang diceritakan pada Rizal, itu berbeda. Aku kecewa pada Hana di malam pertama kami, itu sudah jelas. Bukan berarti cintaku saat itu luntur. Bukan berarti aku ingin menceraikannya hanya karena setetes darah yang tak kulihat di tempat tidur. Manusia menikah bukan untuk bercerai, Wid. Kita menikah, untuk mempertahankannya, bahkan membawa ikatan ini hingga ke surga. Lalu, bukankah aku juga manusia, yang kalau nanti sampai ada pengkhianatan lagi, bisa kecewa?"Aku memeluknya, dan membuat tubuh kami semakin erat menyatu. Bahagia hadir di hatiku saat ini, tapi beriring dengan sedih yang aku pun tak mengerti kenapa. "Jangan pernah berpikir yang aneh-aneh lagi," lanjutnya. "Aku mencintaimu sejak malam itu, dan akan membawa rasa itu hingga kita ke surga bersama-sama."Aku mengangguk dan tersenyum, hingga kemudian
Read more
Terseret Kasus Hana
"Ponsel baru, ya, Bu?" tanya Nela saat aku keluar membawa kotak bergambar handphone. Dibanding Amel, Nela memang lebih banyak berbicara dan rasa ingin tahunya besar. Aku tak mempermasalahkan selama tidak sampai mengganggu ranah privasi. "Iya, nih. Dibeliin Mas Zaki.""Ponsel Ibu yang lama rusak?""Bukan rusak, tapi disita sama bos kamu itu."Wajah Nela menyiratkan rasa terkejut, tapi bibirnya bergerak-gerak seperti menahan tawa. "Disita? Ibu bikin salah apa memangnya?""Nggak bikin salah. Dia aja yang cemburunya kebangetan."Nela benar-benar tertawa kali ini. "Artinya Bapak benar-benar cinta sama Ibu, tuh.""Dicintai memang enak, tapi diposesifin berlebihan itu menyebalkan, Nela.""Iya juga, sih. Ngomong-ngomong Ibu dah lihat tentang ...."Perempuan muda itu tampak ragu. "Hana?"Dia mengangguk ragu. "Udah lihat di TV tadi. Ini lagi mau lihat di internet."Aku melangkah menuju ruang tamu, tentu saja diikuti Nela. Ya, hidupku seperti dipenuhi banyak bayang-bayang. Awalnya risih, t
Read more
Musuh Zaki Beraksi
Aku hanya mampu tersenyum, karena detik berikutnya dia menuntut lebih. Sekali lagi dia membisikkan terima kasih setelah satu jam penyatuan kami. Tiba-tiba perutku berbunyi. Mas Zaki tertawa dan mengacak rambutku. "Maaf, udah bikin kamu tambah lapar. Padahal tadi Mbak Jum bilang kalau kamu belum makan malam, tapi aku langsung lupa. Senyum kamu benar-benar udah jadi candu buat aku, Cinta."Aku tertawa. Bahagia benar-benar mengalir dalam setiap helaan napasku saat ini. Menatap Mas Zaki yang sedang berpakaian, aku semakin menyadari bahwa cinta di hati ini pun bertambah subur untuknya. "Diam di sini! Aku ambilkan makanan dulu."Nada suaranya terdengar tak ingin dibantah. Aku hanya menurut dan memilih tetap di balik selimut. Menikmati kebahagiaan yang kini semakin terasa penuh di dada. Lima menit kemudian dia muncul sambil membawa satu porsi makan malam dan segelas air putih. Kenapa hanya satu? Apakah Mas Zaki tidak lapar? Mungkinkah dia sudah makan malam bersama Hana? Kenapa sekarang a
Read more
Sosok yang Tertangkap CCTV
Sampai pagi Mas Zaki belum pulang. Aku bisa mengerti karena kekacauan di gudang pasti membutuhkan kehadirannya dalam upaya penyelidikan. Belum lagi berita terkait video mirip Hana. Untung saja bayi di dalam kandunganku seolah mengerti apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Hingga aku tak mengalami banyak hambatan dalam menjalani hari-hari sebagai ibu hamil.Namun, saat sepi seperti ini, aku teringat ayah. Apa daya aku belum bisa menemui lelaki pertama dalam hidupku itu. Saat ini ayah sedang membantu adikku yang baru merintis bisnisnya di Jepang. Sesekali kami melepas rindu melalui pesan, telepon atau video call.Selama banyak kasus yang terjadi, ayah sudah beberapa kali menghubungiku. Seluruh keluarga besarku sudah tahu apa yang terjadi. Mereka menguatkan aku dengan caranya sendiri walau tanpa bertatap muka. Seperti pagi ini, ayah mengirimi aku pesan singkat. "Ayah yakin kamu bisa, Nduk. Kamu wanita kuat yang mampu mendampingi suami dalam jatuh dan bangunnya. Surgamu ada padanya."
Read more
Widia Harus Mati
"Kenapa kita kayak konvoi begini, Mas?""Rizal bilang terlalu bahaya kalau kita hanya berangkat berdua. Sementara aku cuma ingin berduaan sama kamu di dalam mobil."Jadi itu sebabnya kenapa kami pergi dengan diapit seperti sekarang. Pak Wawan dan Amel di mobil depan, sementara Rizal di belakang bersama Nela. Perjalanan menempuh waktu hampir dua jam hingga kami sampai di lokasi. Ternyata Mas Zaki mengajakku ke kebun miliknya di wilayah Bogor. Di tanah seluas lima hektar itu, Mas Zaki menanam berbagai tanaman buah dan sayur. Aku sempat heran, kenapa dia juga melirik sektor agro. "Aku hanya ingin membantu masyarakat yang tidak memiliki lahan dan ingin bekerja," ujarnya saat aku bertanya. "Sekaligus biar punya tempat buat liburan yang tenang bareng kamu."Mas Zaki juga mendirikan rumah yang sangat besar di tengah kebunnya. Ada sepasang suami istri yang tinggal di rumah ini dan dipercaya untuk menjaga serta mengurus rumah. Sementara pekerja kebun adalah warga yang tinggal tidak jauh di
Read more
Di Bawah Ancaman Senjata
Dia menatapku dengan ekspresi mengerikan. Bagaimana perempuan itu bisa tahu aku ada di sini? Atau memang rumahnya di daerah ini? Tidak. Mas Zaki tak mungkin membawaku ke wilayah di mana ada orang yang akan membahayakan kami. Rasa takut dan dingin mengcengkeram jantung. Aku mulai bernapas cepat dan merapal dalam hati agar tetap tenang. Perempuan itu memiringkan kepalanya ke satu sisi dan seperti sedang memperhatikanku dengan detail."Bolehkah aku tahu namamu? Mungkin kita bisa berteman?" aku mencoba untuk bicara."Aku tak butuh ocehan, hanya ingin kamu mati.""Bagaimana kamu bisa sampai di sini?" tanyaku berusaha tenang dan lembut meskipun ketakutan seolah mencekik di tenggorokan."Bukan urusanmu."Dia belum membuat gerakan yang berbahaya walau tangannya masih mengarahkan pistol padaku. Ketegangan bahkan kini rasanya sampai ke kulit kepala. Menarik napas dalam-dalam, aku mencoba memenuhi paru-paru dengan udara untuk menenangkan diri. Jika perempuan itu benar-benar berniat membunuh, pa
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status