All Chapters of Friendzone! Hasrat Terpendam: Chapter 51 - Chapter 60
92 Chapters
51 - Jordi Sakit dan Manja
Jordi segera mengambil tangan Alice dan mendekatkan Alice kapada dirinya. "Gue lebih ok kalau ada loe di sisi gue." Jordi mencium tangan Alice."Alahmak ... lagi sakit aja bisa gombal," ledek Alice cekikikkan."Gue gak gombal. Gue sangat serius.""Dokter bilang apa?" Alice menatap Jordi dengan sangat khawatir."Infeksi usus," lirih Jordi."Maafin gue ya, Jor." Alice menyesal."Gue gak bisa maafin loe begitu aja." Jordi pura-pura jual mahal."Yah ... jangan gitu dong. Gue ngerasa bersalah banget nih.""Ok, gue maafin. Tapi ada syaratnya.""Apa?""Cium gue dulu. Baru gue maafin." Jordi merengek bak anak kecil."Ya elah." Allice dalam mode menyindir. Dia pikir syaratnya berat. Tahunya hanya kemesuman Jordi saja. Parah."Please. Gue kangen banget.""Ya ampun. Baru gak ketemu beberapa jam udah kangen segala," ledek Alice dengan sangat sengaja."Buruan. Nanti keburu ada orang datang.""Iya ... iya."CUP!Alice mengecup bibir Jordi dengan sangat cepat. Ia takut ada orang lain yang datang. Bi
Read more
52 - Kepergok Norita
"Kenapa?""Tungguin di sini. Gue pipis sebentar.""Ya ampun, Jor ... masa loe pipis gue temenin sih," protes Alice sambil memutar bola matanya. Ia membalikkan tubuhnya, tidak mau melihat kegiatan Jordi berikutnya."Loe udah liat semuanya juga. Jadi gak usah malu."Rasanya Alice ingin menertawakan Jordi. Apakah Jordi masih bocah? Kenapa juga tidak tahu malunya sudah lebih dari ambang batas. Piipis saja masih harus ditemani.Setelah menyelesaikan panggilan alamnya, Jordi mencuci tangannya, tapi tentunya tidak terkena tempat infus yang ada di tangannya.Tiba-tiba dari belakang, Jordi memeluk tubuh Alice. Mencium tengkuk Alice yang tidak tertutupi oleh rambut gadis cantik itu."Hei ... ini toilet, Jor," Alice mencoba melepaskan diri dari Jordi."Sebentar aja. Gue butuh loe. Gue kangen."Alice diam. Ia membiarkan Jordi memeluknya sepuasnya. Ya sudah ... pasrah saja."Alice.""Hmm ...""Abis keluar dari rumah sakit, kita nikah ya.""Woow ... cepet amat.""Gue udah gak tahan. Gue gak mau berj
Read more
53 - Ancaman Norita
Alice membulatkan matanya. Ternyata semua ini belum berakhir. Ia segera pergi ke kantin, menunggu Norita di sana.Lima belas menit kemudian, Norita sudah ada di hadapan Alice. Ia duduk dengan anggunnya dan menatap Alice dengan sangat tajam."Saya to the point saja sama kamu ya."Norita sudah tidak mau berbasa-basi lagi terhadap Alice. Ia tidak mau membuang waktu untuk gadis seperti Alice.Alice menyimak. Ia sudah tahu pasti akan dimarahi lagi oleh Norita karena berada di dekat Jordi."Saya sudah bilang kalau kamu tidak boleh berada di dekat Jordi! Apakah kamu tuli?" hina Norita."Saya hanya ...""Apa? Kamu mau mengambil keuntungan saat Jordi sakit? Jordi itu sakit itu karena kamu!" tegas Norita."Maaf, Tante." Alice menundukkan kepalanya."Karena kamu selalu mengajari Jordi untuk makan makanan yang jorok!" hina Norita lagi."Maaf, Tante." Tidak ada kata lain yang bisa diucapkan Alice kepada Norita. Hanya maaf saja."Saya harap, ini peringatan terakhir saya untuk kamu! Saya tidak mau k
Read more
54 - Kabur Ke Rumah Alice
"Gue takut loe hilang.""Yuks duduk dulu."Alice dan Jordi sama-sama melepaskan pelukkan mereka. Alice menuntun pria itu untuk duduk di sofa."Sebentar, gue ambil minum dulu."Alice segera ke dapur dan mengambil minum untuk Jordi. Terlihat sekali pria itu sangat lelah dan haus. Setelah Alice meletakkan segelas air minum di hadapan Jordi, pria itu langsung meminumnya hingga tandas. Tidak bersisa."Mama kemana?" tanya Jordi yang memindai rumah Alice yang begitu kosong."Mama pergi ke pasar. Mau beli bahan untuk pesanan baju.""Oh.""Loe balik lagi ya ke rumah sakit. Loe kan belum sembuh bener," bujuk Alice. Ia sangat khawatir dengan pucatnya wajah Jordi."Gue gak mau. Gue mau disini sama loe." Jordi tetap bersikukuh dengan pendiriannya."Hmm ... lapar?"Perut Jordi terdengar keroncongan.Dengan senyumnya yang canggung, Jordi mengangguk."Sebentar, gue tadi ada masak."Alice ke dapur lagi dan mengambilkan beberapa makanan yang tidak bersifat go
Read more
55 - Kiss me, Please
"Jiah ... gombal abis." Alice cekikikkan."I love you, Alice." Jordi menarik tangan Alice dengan segenap kekuatannya yang masih tersisa hingga membuat Alice jatuh di atas tubuh Jordi."Ish ... mesum loe!" protes sambil memukul pelan dada bidang Jordi."Kiss me, Please." Jordi menatap manik indah Alice. Tersenyum dengan penuh kebahagiaan."Nanti mama gue datang," tolak Alice.Pintu kamar dan jendela Alice tidak ditutup. Maka tidak menutup kemungkinan mereka bisa terlihat oleh siapa saja. Alice tidak mau hal itu terjadi. Apalagi kalau Ranti melihat mereka. Bisa bahaya dan Alice akan diceramahi habis-habisan untuk tidak dekat dengan Jordi."Sebentar. Gue butuh energi tambahan," bujuk Jordi yang terus mendekap erat Alice yang berada di atas tubuhnya."Sebentar aja ya. Abis itu ... lepasin gue.""Ok."Alice menurunkan wajahnya dan kemudian mencium bibir Jordi. Hanya sekilas. Tapi memang sudah ada niat buruk dari Jordi sehingga pria itu menahan
Read more
56 - Kemarahan Norita
Karena terlalu lama dan lelah menunggu, akhirnya Alice juga jadi ketiduran di atas sofa. Ia tidak berani masuk ke kamarnya sendiri. Di dalam kamar ada Jordi, Alice takut jika Jordi macam-macam dan akhirnya mama Ranti memarahi Alice. Lebih baik Alice mengalah saja."Al," panggil Ranti karena merasa sangat kasihan kepada Alice yang terlihat sangat lelah hingga ketiduran."Ya," jawab Alice dengan suara paraunya, khas orang yang masih tertidur tapi dipaksakan untuk menjawab panggilan orang lain."Kamu tidur gih. Masuk ke kamar.""Hmm ..."Alice dengan kepala yang masih pusing karena baru bangun tidur sama sekali tidak ingat bahwa Jordi masih ada di kamarnya. Ia membuka pintu kamar dan naik ke atas ranjang.Anggaplah Alice sama sekali tidak terlalu sadar karena rasa kantuknya lebih besar daripada apapun. Dan akhirnya, Alice dan Jordi sama-sama tertidur di atas kasur Alice yang hanya berukuran seratus dua puluh sentimeter kali seratus sentimeter. Sempit? Pastinya sempit.
Read more
57 - Cara Alex
"Jordi lebih memilih gadis busuk itu daripada mama!" teriak Norita tidak terima."Sabar, Nori. Jangan buang-buang barang seperti itu!" Alexander mendekap tubuh istrinya itu. Ia berhadap bisa menenangkan wanita yang selama ini terus menemaninya itu."Bagaimana bisa sabar, Pa? Jordi lebih memilih untuk pergi ke rumah Alice daripada pilihan mama sendiri!" Norita tidak terima. Tubuhnya bergetar penuh emosi dan tangisan."Sabar, Ma. Sabar. Jangan emosi berlebihan. Coba mama ceritakan perlahan kepada papa."Alexander menuntun tangan Norita menuju ke sofa. Ia takut Norita menginjak pecahan barang yang sudah berserakan di lantai."Jadi ada apa dengan Jordi, Ma?" Alex menatap lekat-lekat manik istrinya itu."Jordi, Pa. Dia itu tidak mau tunangan dengan Hana." Norita mulai menenangkan dirinya."Apa alasannya?""Karena dia lebih memilih bersama Alice. Ia memutuskan hubungannya dengan Hana, padahal jadwal pertunangan sudah dekat."Alex menghapus air
Read more
57 - CUP!
"Jordi ada di rumah Alice. Tadi gadis itu memberitahukan kepada mama.""Ya sudah. Biarkan Jordi tenang dulu di rumah Alice. Mungkin ia membutuhkan ketenangan dan dukungan dari Alice."Norita hanya tersenyum kaku. Tidak rela rasanya anaknya sendiri malah lebih dekat dengan orang lain daripada dirinya. Tapi mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Perlahan Norita harus bisa mengambil hati Jordi kembali."Masalah tentang Hana.""Sudahlah, Ma. Jangan diperpanjang. Jika memang Jordi tidak mau dengan Hana, ya sudah. Putuskanlah. Jangan memaksa Jordi untuk berhubungan dengan gadis yang tidak dia sukai sama sekali. Memangnya mama mau kalau nanti Jordi bercerai?"Alex menatap lekat-lekat wajah istrinya itu.Dengan cepat, Norita menggelengkan kepala. Tentu saja ia tidak rela. Bercerai adalah suatu aib bagi Norita dan keluarga Soebrata. Norita tidak akan membiarkannya."Biarlah Jordi mencari jodohnya sendiri. Ini bukan zaman siti nurbaya yang harus dijodohkan.""Ta
Read more
58 - Izin Menginap Di Rumah Alice
"Sudah lebih baik, Tante.""Bagus deh. Kamu lapar?""Hehe ..." Jordi hanya bisa terkekeh seperti orang bodoh sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal."Yuks makan. Tante juga lapar.""Tapi Alice belum bangun, Tante.""Ya udah, kamu bangunin aja. Tante tunggu di meja makan ya.""Ok, Tante."Jordi segera pergi ke kamar Alice lagi. Gadis itu masih tertidur pulas, malah lebih pulas daripada Jordi yang baru keluar dari rumah sakit."Al, bangun." Jordi menepuk-nepuk tangan Alice."Masih ngantuk," balas Alice parau.Jordi mendekatkan wajahnya ke wajah Alice. Tentunya ia tidak lupa untuk menutup pintu kamar Alice. Berjaga-jaga lebih baik daripada ketahuan oleh Ranti.CUP!Jordi mencium kening Alice.Tidak ada reaksi sama sekali dari Alice.CUP!Jordi mencium lagi pipi kanan Alice.Tidak ada reaksi lagi. Gadis itu tetap pada pendiriannya yang sangat mengantuk.CUP!Jordi mencium bibir Alice."Ya ampun, gak ada tanggapan
Read more
59 - Pagi Indah untuk Jordi
Pagi sudah menjelang dan sudah saatnya semua orang bangun. Hari ini adalah hari interview Alice untuk kesekian kalinya di perusahaan akuntan X. Kemarin ia baru mendapatkan panggilan dari perusahaan itu."Loe udah mau berangkat interview?" tanya Jordi yang melihat Alice sudah rapi. Cantik dan semakin cantik. Membuat Jordi semakin berdegup kencang saat melihat penampilan Alice yang cantik dan natural.Terbesit rasa bangga karena memiliki kekasih seperti Alice. Cantik, pintar dan baik hati. Sungguh ... Alice adalah berkat Tuhan yang dikirimkan untuk seorang Jordi yang kesepian dan membutuhkan perhatian. Seperti oase di padang gurun yang sangat tandus.Jordi memang semalam menginap. Ia menggunakan kaos oversize gambar hello kitty dan kain sarung milik Ranti. Siapa lagi pemilik hello kitty selain Alice? Hanya itu pakaian yang pas di tubuh Jordi karena selebihnya ukurannya hanya ukuran kecil saja. Dan pastinya tidak muat di tubuh Jordi yang sangat atletis dan tinggi itu."Oh y
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status