All Chapters of Suamimu Juga Kekasihku : Chapter 11 - Chapter 20
74 Chapters
11. Aku Rindu Sentuhanmu
“Kau sangat penting bagiku, seperti yang aku katakan terasa ingin mati mencarimu tujuh tahun ini.” Albian mengelus pipi mulus Shera, rasa rindunya terhadap gadis itu memang sudah lama menggebu di dalam dada, sehingga dirasa tak ingin melepaskan malam ini menjadi sia-sia. Tapi, Albi juga tahu bahwa ada hal yang harus dipertahankan dan bahkan lebih penting dari sekedar melepas rindu.“Namun, aku harus meminta maaf.” Dia tarik tangannya dari wajah Shera, lantas mengecup kening gadis itu sangat lembut. “Demi nama baikku di kepolisian, kumohon mengerti untuk malam ini. Aku akan segera menemuimu begitu segalanya selesai, oke?” kata Albi berjanji.Janji bukanlah sesuatu yang baru didengar telinga Shera. Sudah terlalu banyak janji yang membuatnya mual, bahkan terkadang ingin muntah setiap kali teringat dengan janji-janji Albian. Tidak akan dia lepaskan Albi pergi begitu saja, sebelum puas membuat Vivia menderita di bawah sana.“Baik, aku akan membiarkanmu pergi ke bawah sana. Tapi dengan satu
Read more
12. Kau Menemuinya?
Ballroom hotel itu sepi hanya tersisa beberapa petugas kebersihan yang tengah menjalankan pekerjaannya. Albi tersentak. Kenapa tidak ada keluarga dan istrinya di sini? Undangan yang tadi begitu ramai pun, sudah tidak terlihat batang hidungnya.“Permisi, apakah ada aula lain di hotel ini?” tanya Albi pada salah satu petugas kebersihan yang melewatinya. Ia merasa mungkin salah masuk ruangan.“Tidak, Pak. Ini satu-satunya aula yang disediakan untuk publik,” sahut petugas wanita itu.Lantas, ke mana semua orang?Albi belum memahami situasi itu, jadi dia kembali bertanya, “Lalu, ke mana semua orang? Bukankah seharusnya di sini ada pesta ulang tahun pernikahan?”Petugas itu mengangguk. “Benar, Pak. Tapi pesta sudah berakhir sejak satu jam yang lalu.”Berakhir?Albian semakin bingung. Ia bahkan belum menyaksikan pesta itu dimulai, lantas sudah berakhir saja?Sudah pukul berapa sekarang? Albi mengangkat lengannya, ia sangat terkejut saat melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan, su
Read more
13. Kebohongan dan Penyesalan.
Apakah Albi pernah mencintai Vivia? Entahlah... Albi sendiri tidak yakin apakah dia pernah mencintai wanita yang menjadi istrinya ini. Albi juga tidak menemukan jawaban, apa yang harus Vivi lakukan, agar Albi bisa melupakan Shera. Nyatanya, selama tujuh tahun Albi menikah dengan Vivia, bayangan wajah Shera selalu terpatri di hatinya.Andaikan Vivi tidak pernah hadir di dalam hidupnya, Albi seharusnya sudah menikah dengan Shera. Kehadiran Vivia, menurut Albi hanya menjadi jurang yang menghancurkan kisah cintanya. Sebab itu Albi selalu bersikap acuh pada Vivia. Tapi, apakah dengan mengatakan semua itu akan membuat segalanya kembali ke belakang? Biarlah segalanya berjalan begitu saja, hingga tak ada yang tahu apa tengah Albi pikirkan.Albian memegangi kepalanya. Embusan napas kasar terdengar saat lelaki itu menghampiri sang istri yang masih duduk di sisi ranjang. Albi mengambil posisi di depan Vivi, berlutut di depan istrinya, menatap langsung ke inti mata Vivia yang penuh air mata.“Aku
Read more
14. Rumah Tangga Impian
Saat terbangun di pagi hari, Vivi mendapati suaminya tengah menatap wajahnya. "Selamat pagi, kau sudah bangun?" sapa Albi, menyunggingkan senyum untuk Vivia.Vivi yang belum benar-benar sadar, sedikit tergugup dengan sikap Albi yang tidak seperti biasanya.Bagaimana tidak? Posisi mereka saat ini sangat intens, dengan Vivi yang tidur berbantalkan lengan Albi. Wajah mereka berada sangat dekat sehingga Vivi bisa merasakan hangat napas Albi menyentuh wajahnya, saat berbicara. Vivi sampai tertegun beberapa saat, sampai Albi kembali menyapanya."Kenapa menatapku seperti itu?" Vivia ingin menarik dirinya menjauh dari lengan Albi, tetapi lelaki itu segera menahannya. Albian memeluk leher Vivia sehingga Vivi tidak bisa bergeser."Tidur lah jika kau masih mengantuk. Hari ini aku akan mengambil cuti, dan menemanimu," katanya.Satu kejutan lagi yang tidak pernah Vivi dengar. Albi akan mengambil cuti hanya untuk menamani Vivi? Itu sesuatu yang sangat tidak pernah Vivi bayangkan.Ya, Albi terkena
Read more
15. Alasan Menghilang.
Ketika Vivi bingung memilih sepatu yang mana, Albi datang dari belakangnya. Lelaki itu mengeluarkan sepasang high heels dari lemari kaca di depan Vivi, dengan senyum lembutnya kemudian Albi berjongkok di depan kaki Vivia."Albi, apa yang kau lakukan? Orang-orang melihat kita." Vivi sangat terkejut sampai memundurkan tubuhnya, saat dia rasakan tangan Albian baru saja menyentuh pergelangan kakinya. Matanya awas menatap pelayan toko di dekat mereka, takut jika pelayan itu berpikir Vivia memperlakukan lelaki tidak sepantasnya. "Ada apa? Aku menyakitimu?" Alih-alih bertanya, Albian justru mengeluarkan pertanyaan, dia tatap Vivi dengan kepala mendongak ke atas."Bukan, bukan." Vivi membuat gerakan 'tidak' dengan tangannya. "Maksudku, berdirilah, orang-orang memperhatikan kita.""Tapi aku ingin mengenakan sepatu untuk istriku. Kenapa harus peduli dengan tatapan orang? Ke sini, biar aku bantu mengenakan sepatumu."Albi meraih pergelangan kaki Vivia lagi. Meski wanita itu sudah berusaha menol
Read more
16. Aku yang Memegang Kendali!
Pernikahan mereka memang tidak seperti pada umumnya, dan acap kali Vivia harus menahan hati melihat sikap Albi yang selalu menghindar. Tapi meski begitu, Albi adalah seorang menantu yang selalu bersikap sopan di depan kedua orang tua Vivi. Bahkan meski tak melakukan kesalahan, Albian akan mengonfirmasi segala sesuatu di depan orang tua Vivi. Lantas, ketika kali ini Albi melakukan kesalahan yang bisa disebut cukup besar, apakah tidak ada pikirannya untuk menemui keluarga Vivi? Albi bahkan tidak ucapan terakhir yang Vivi lontarkan, seakan tidak ingin membahas tentang malam itu.Selagi Vivia sibuk menebak isi kepala suaminya, Albian sudah membawa mobilnya menuju rumah kediaman mertuanya. Vivia bahkan tidak sadar saat Albi menghentikan mobil itu, turun dan kemudian membukakan pintu untuk istrinya.“Kita sudah sampai, bukannya kau bilang kita harus bertemu ayah dan ibu mertua?” ucap Albi, menyadarkan Vivia dari pikiran panjangnya.Benar saja, ketika Vivi memendar pandangan ke depan, ia bi
Read more
17. Desainer Pribadi yang Baru
“Selamat pagi, Vivia!”“Pagi, Lovita!”“Wah, Ibu Vivia kita tampaknya sedang sangat bahagia, wajahnya sangat bersinar,” puji wanita berwajah teduh itu, rekan Vivia di komunitas pejuang hak perempuan, yang mereka dirikan bersama ibu bayangkari lainnya.Vivi mendengar pujian itu semakin melebar saja senyumnya, mengiyakan bahwa hatinya memang tengah berbahagia.“ Lovita, kau bercanda? Bagaimana mungkin Vivi berbahagia setelah pestanya yang berantakan? Jangan menyindirnya secara halus, Vivia bisa semakin sedih.” Teman lainnya berbisik mengingatkan Lovita, tapi cukup jelas terdengar di telinga Vivi, dia tetap tersenyum seakan tidak peduli dengan anggapan mereka tentang pestanya.Kenapa harus peduli? Toh, karena pesta yang berantakan itu hubungan pernikahannya menjadi lebih baik sekarang. Vivi bahkan berpikir akan berterima kasih atas hancurnya pesta itu, sebab Albi yang tadinya dingin kini menjadi suami yang sangat perhatian.“Suamiku pergi menangkap pelaku penusukan, aku rasa kalian sudah
Read more
18. Apa Tujuanmu Datang Ke Sini?
“Ah, akhirnya dia datang.” Lovita menatap Vivia kembali dan berkata, “ Vivi, bukankah dia yang merancang gaun pestamu? Kalian pasti sudah banyak berdiskusi untuk gaun itu.”“Tidak.” Refleks Vivia menolak Shera menjadi desainernya. Rumah tangganya sudah membaik, tidak akan dia hancurkan kebahagiaan baru ini hanya karena kedatangan perempuan itu lagi! “Aku tidak akan berurusan dengan dia!”“Apa? Lantas, kau akan mencari desainer baru dalam satu hari? Ayolah, Vivia, aku tahu kau seorang yang perfeksionis, dan kau akan merusak tampilanmu dengan desainer yang belum pernah kau pakai jasanya? Sedangkan Nona Shera, kau sudah melihat hasil kerjanya, dan semua orang memuji gaunmu sangat cantik malam itu.”“Jika aku bilang tidak, kenapa kau memaksa? Apa kau yang akan memakai jasanya? Lantas, kau ambil saja dia untukmu!” sahut Vivia menatap tajam ke arah Shera.Semua orang tahu, bukan Vivia tidak menyukai hasil kerja Shera. Tapi hanya Shera yang tahu apa alasan perempuan itu berkeras tidak ingin
Read more
19. Satu Atap Bertiga?
Lihatlah betapa memerah wajah Vivi sekarang. Hanya dengan Shera membalikkan semua ucapannya tempo hari saja, perempuan itu sudah terlihat sangat marah sampai matanya melotot akan keluar dari rongganya. Tapi entah lah... memandang wajah Vivia seperti ini... kenapa justru semakin membuat Shera ingin berbicara panjang? Ia tak bisa diam dan menunggu Vivi mengumpulkan alasan untuk menampik.“Astaga... aku tidak percaya. Seorang putri keluarga terpandang, memiliki karier cemerlang dan keluarga pemegang kuasa. Bisa-bisanya merasa takut suaminya akan berpaling pada perempuan miskin dan yatim piatu ini, bagaimana bisa? Aku ingat, bukankah kau berkata karier suamimu ada di tanganmu? Lantas kenapa kau harus takut dia akan tergoda hanya karena bertemu denganku?”“Tutup mulutmu!” sentak Vivi, tangannya melayang ke atas dan bersikap akan menampar. Beruntung Shera mundur lebih cepat, sehingga tangan itu tidak sempat mengenai wajahnya.Hanya begitu saja, dia sudah terlihat sangat marah? Apa kab
Read more
20. Kau Datang Mencariku?
“Shera, apa yang kau bicarakan? Kumohon, segera keluar dari sana sebelum Vivi melihatmu.”Dia sangat khawatir, terdengar dari nada suaranya saat memperingatkan. Kenapa dia harus setakut itu? Seakan Vivia adalah hantu yang harus ditakuti. Ketika itu pun pintu kembali terbuka dan menunjukkan Vivia yang berdiri menatap Shera.“Kau datang ke sini untuk bekerja atau menelepon?” Vivi lemparkan agenda pada Shera. “Ini! Baca baik-baik jadwal itu dan siapkan pekerjaan yang belum diselesaikan oleh Lewin!”Bukannya memutus panggilan dari Albi, Shera dengan enteng berbicara di dalam telepon.“Sayang, atasanku sudah datang. Aku bekerja dulu, ya, nanti kita lanjutkan bicaranya.” Nadanya dibuat sangat lembut dan manja, sedang matanya lurus menatap Vivi.“Shera! Shera, apa yang terjadi di sana?”Suara Albi masih sempat terdengar oleh Shera sesaat sebelum memutus panggilan dari Albi. Ia kemudian fokus pada Vivi. Dua pasang mata mereka saling menatap tajam seakan mata itu tengah saling bicara.‘Siapa y
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status