All Chapters of Suamimu Juga Kekasihku : Chapter 21 - Chapter 30
74 Chapters
21. Memergoki Suami Selingkuh
“She, apa yang terjadi di sini? Kau tidak bersungguh-sungguh bekerja dengan....”“Dia membutuhkan desainer yang baru, lalu kemudian memilih aku. Apakah itu salah?” sela Shera memotong kalimat Albi. Sangat santai ia letakkan agenda milik Vivia, lantas ia berdiri menghampiri Albi di dekat pintu. Sebelah tangannya mendarat di dada bidang Albian, menyentuh lelaki itu sangat lembut. Shera menatap mata Albi dalam, ada kerinduan yang ia pancarkan dari maniknya yang sayu.“Aku merindukanmu, Bi. Aku rindu sentuhanmu seperti malam itu.”Terasa ingin gila Albi mendengar kata-kata itu Shera ucapkan. Nadanya yang lembut dan sedikit mendesah tidak Albi pungkiri membuat hasratnya tergugah. Apalagi jemari Shera yang semakin menjalar ke atas, mampu menghilangkan kesadarannya sekejap.Akan tetapi, Albi segera tersadar. Saat ini keduanya di ruangan milik Vivi, tidak sepatutnya ia biarkan Shera merambatkan tangan sampai ke lehernya.“She, jangan aneh-aneh. Kau tahu ini ruangan Vivi, dia bisa saja tiba-ti
Read more
22. Pembuka Paha di Depan Suamimu
Albian sampai tersedak oleh napasnya sendiri. Vivia mendengar pembicaraan mereka dari luar?Benar. Sudah lebih dari lima menit Vivi berdiri di balik pintu dan mendengarkan perbincangan dua orang di hadapannya itu.Mengetahui Albi mencarinya, Vivi buru-buru ingin segera bertemu dengan Albi. Hatinya sangat berbunga-bunga, ada rasa bangga yang begitu besar Vivia rasakan kala mengetahui Albi merindukan dirinya. Tapi saat akan membuka pintu, tiba-tiba saja Vivia mengurungkan niat.Ada rasa ingin tahu yang tiba-tiba merongrong hati Vivi.Apakah dugaannya benar, bahwa selama tujuh tahun ini Albian tidak bisa melupakan Shera? Dan oleh rasa ingin tahu itu ia memilih diam di balik pintu, memastikan dugaannya pasti salah.Nyatanya, Vivi yang salah. Semua perlakuan Albi selama beberapa hari ini hanya kebohongan untuk menyembunyikan fakta bahwa sebenarnya Albi memang masih mengharapkan Shera. Bahkan... ingin bermalam di rumah perempuan itu? Dadanya sangat sesak menyadari diri diperbodoh oleh suami
Read more
23. Ayo Bercerai!
“Katakan, kau tidak rela pelacur ini mati? Kau takut kehilangan dia?”“Dia bukan pelacur, dan kau tidak berhak mengambil nyawa seseorang—"“Dia pelacur! Perempuan ini hanya pelacur yang kau tinggalkan demi karier!” sambar Vivi mengingatkan Albi akan masa lalu. “Kau lupa? Kau membuangnya dan memilih aku, semua itu karena posisi yang kau dapatkan sekarang!”Jika bukan karena Vivia, Albi hanya seorang lelaki biasa. Mungkin dia akan lolos di tes kepolisian, tapi, apakah mungkin kariernya bisa secepat sekarang? Bahkan teman-teman seangkatan Albi saja, masih banyak yang hanya memiliki posisi Tamtama. Sedangkan Albi, berkat bantuan ayahnya Vivi, lelaki itu sekarang menduduki kursi komisaris besar dengan tiga lambang melati di pundaknya.“Ayahku bukan tanpa alasan memberimu posisi yang tinggi, dan aku bisa menjatuhkanmu kapan pun aku mau!” lanjut Vivia, memberi peringatan untuk Albi. “Kau masih ingin membela pelacur ini?”“Aku tidak membela siapa pun, cepat lepaskan Shera. Kau tidak berhak m
Read more
24. Lakukan Apa pun yang Kau Mau.
“Vivia, Vivia, tunggu!”“Vivia, kau harus mendengar penjelasnku.”Albian berusaha mengejar istrinya yang sudah lebih dulu keluar dari ruangan itu. Sejak tadi Vivi berteriak menyuruhnya keluar, tapi Albi tidak bergerak sama sekali. Lebih baik Vivi yang memilih pergi daripada melihat wajah dua orang yang sangat ingin ia bunuh detik ini juga.“Via, Vivia!” Albi tarik pergelangan tangan Vivi sampai perempuan itu terpaksa menghentikan langkahnya. “Vi, dengarkan aku dulu. Kau tidak bisa mengambil keputusan begitu saja, hanya karena aku menghentikanmu membunuh Shera.”“Lantas, aku harus menjadi saksi betapa menjijikkannya kalian berdua? Aku harus bertahan dengan suami yang hanya memanfaatkan diriku saja? Albi, sadar dirilah sedikit! Masih banyak laki-laki di luar sana yang berharap menikah denganku, tapi aku memutuskan memilihmu!” pungkas Vivia terus terang.Ia cantik, anak seorang jendral dan memiliki beberapa saham di dunia bisnis. Vivia juga anak tunggal, sudah tentu seluruh aset keluarg
Read more
25. Dapatkan Hakmu!
“Apa yang kau bicarakan, Bi? Kenapa kau berkata seperti itu di telepon? Vivia setuju bercerai denganmu? Atau kau yang memaksa dia untuk bercerai?” Rentetan pertanyaan dari Shera sama sekali tidak dijawab lelaki itu. Albi sibuk menyetir mobilnya, menatap fokus ke depan sana seakan Shera tidak pernah berada di sebelahnya. Gadis di sisinya itu membutuhkan penjelasan atas ucapan Albi di dalam telepon tadi. “Albi, katakan sesuatu. Kau yakin akan menceraikan istrimu?” Bagaimana mungkin Vivi menyerah secepat itu? apakah benar perkataannya di ruangan tadi, bahwa Vivi akan bercerai dengan Albian? Melihat betapa gigihnya Vivi ingin menunjukkan bahwa Albi hanya miliknya, rasanya tidak akan secepat itu Vivia bercerai. Sampai rambutnya botak pun, Shera tidak yakin Vivia benar-benar mau bercerai dengan Albi. “Albi, jangan hanya diam. Kau harus menjelaskan padaku, apa benar kalian akan bercerai? Kau memaksanya?” “Aku tidak memaksanya, She, dia yang ingin bercerai dariku.” Albi sangat frustasi ak
Read more
26. Membeli Nyawamu!
Setelah mengantarkan Shera, Albian bergegas kembali ke rumahnya bersama Vivi. Ia tak mau hancur sendiri. Seperti kata Shera, Albi berhak mendapatkan apa yang sudah ada di tangannya sekarang. Jika Vivi bisa mengancam, kenapa tidak dengan Albi?Namun, ketika ia memasuki pekarangan rumah besar itu, Albi terkejut melihat pemandangan di depan pintu. "Apa yang dilakukan perempuan itu?" Albi bertanya sendiri, seulas senyum muncul di bibirnya. Segera ia parkirkan mobilnya dan buru-buru menghampiri Vivia dan beberapa asisten rumah tangganya."Kau sudah berkemas? Jadi, kau yang akan meninggalkan rumah?" kata Albi, berpikir Vivi mungkin memilih meninggalkan rumah dan segala isinya. "Apa?" "Tidak, aku tidak akan menghentikanmu. Meski rumah ini pemberian orang tuamu, sudah sepatutnya memang aku yang mendapatkannya. Tapi sebelum kau pergi, banyak yang harus kubicarkan."Vivia tertawa sumbang. Sangat lucu ia rasa perkataan suaminya yang... sangat tak tahu malu."Ini barang-barangmu, aku sudah men
Read more
27. Jangan Bercerai!
Albi gila! Ia adalah laki-laki gila yang tak punya rasa malu sedikit pun. Ketika dirinya sudah ketahuan curang dalam pernikahan pun ia masih sanggup mengancam kembali istrinya. Sungguh Vivia tidak menduga suami yang selama ini bersikap biasa saja, ternyata memiliki hati yang sangat kejam. Vivia salah... Albi tidak selemah yang ia lihat selama ini."Tidak... dia tidak boleh mengancamku seperti ini," bisik Vivi kalut. Jika selama ini Albi lah yang selalu ia tekan oleh ancaman, sekarang busur itu seperti berbalik arah menyerangnya. Vivia sangat frustasi oleh bukti rekamanan yang dimiliki Albi. Dengan adanya itu, ia tak bisa melakukan apa pun sekarang. Hingga hari sudah beranjak malam, Vivi masih duduk di kursi teras rumahnya, sifat arogan dan penuh percaya dirinya sudah luntur setelah dengan bodoh terjebak ucapan sendiri. Bercerai dan merelakan Albi hidup bahagia dengan Shera, adalah sesuatu yang tak ingin Vivi pikirkan. Karier Albi harus hancur, barulah Vivi bisa lega melepaskan lelak
Read more
28. Salah Paham?
"Nona Shera, apa yang terjadi di ruangan Ibu Vivi kemarin? Kami mendengar ribut-ribut di dalam sana. Dia bertengkar dengan suaminya?" "Benar, kami mendengar sepertinya Ibu Vivi menyebut-nyebut cerai dan perempuan lain. Apakah Pak Albian berselingkuh?"Shera dihujani pertanyaan oleh rekan-rekan kantor. Seperti lalat diberi sampah mereka berebut berbicara, bahkan terang-terangan mempertanyakan hal yang sangat sensitif. "Apa? Um... aku tidak paham pertanyaan kalian," sahut Shera berpura bodoh. Tidak mungkin ia terang-terangan menceritakan pertengkaran yang terjadi di ruangan Vivia, namanya akan terseret-seret dan dipandang sebagai gadis murahan, andai mereka tahu bahwa Shera sendiri lah biang dari pertengkaran itu."Ah ... jangan bercanda, Nona Shera. Kami yang di sini saja bisa mendengar meski tidak jelas, sedangkan kau ada di sana bersama mereka. Tidak mungkin kau tuli dan buta, tak tahu mereka membicarakan apa, kan?" kata yang lain menimpali.Wanita bernama Artha mendekati Shera, l
Read more
29. Sampahku pun Tak Boleh Kau miliki!
Tak bisa Shera tampik keterkejutan di wajahnya. Ia yakin Albian berkata ia akan bercerai dan atas permintaan Vivi, tapi apa yang baru saja Vivia katakan sangat berbanding terbalik.Apakah ini hanya akal-akalan Vivi saja, agar namanya tidak menjadi buruk di kantor? Ya... Shera berpikir, Vivia mungkin ingin mempertahankan posisinya di kantor ini agar tidak pernah tersingkirkan oleh yang lain. Vivi memang licik, bahkan ketika sebentar lagi ia akan menyandang status janda, posisi sebagai pembicara utama masih menjadi obsesinya.Persetanlah dengan semua itu. Mau Vivia menjadi apa pun, itu bukan urusan Shera. Tujuannya adalah, membuktikan pada perempuan itu bahwa dirinya masih bisa merebut Albian!“Shera, kenapa hanya diam? Semua orang menunggu jawabanmu,” kata Vivi, menarik Shera dari pikiran panjangnya tentang kelicikan perempuan itu. Shera mengembus napas sesaat sebelum memberikan jawaban.“Sejak awal aku katakan, aku tidak peduli dengan urusan orang lain. Tapi karena Ibu Vivi berkata de
Read more
30. Ceraikan Dia Segera!
“Albi, apa maksudnya ini? Bukankah katamu akan bercerai dengannya? Kau membohongiku? Kau tidak jadi bercerai dengannya?”Di dalam telepon, Shera mengamuk pada Albian. Ia sangat kesal akan perkataan Vivi yang tidak akan menyerahkan Albi padanya. Hatinya sangat gemas sampai tak sanggup untuk tidak segera menghubungi Albi.“Apa yang kau bicarakan, She? Tentu saja kami akan bercerai,” sahut Albi dari kejauhan.“Kau ingin berbohong lagi? Perempuan itu sendiri yang berkata kalian tidak akan bercerai!” cecar Shera semakin geram.“Tunggu... kapan dia berkata demikian?”“Baru saja. Dia berkata tidak akan pernah menyerahkanmu padaku, bagaimana kau masih bisa terus berkilah?” kata Shera semakin kesal. “Atau kau merencanakan sesuatu di belakangku?” sergah Shera. Jangan sampai Albian membohonginya untuk kedua kali.“She... sejak kemarin sore aku bahkan tidak bertemu dengannya, bagaimana mungkin dia berkata kami tidak jadi bercerai? Percakapan terakhir sudah aku putuskan kami akan bercerai!”Ada ya
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status