Semua Bab Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya: Bab 101 - Bab 110
190 Bab
Gak Mau Jadi Wali
"Mau dua, kamu sendiri?" tanyaku agak gerogi. "Anakku juga dua Bang, sekarang lagi pada di rumah ibu."Aku manggut-manggut mencoba menormalkan diri meskipun jujur gerogi gak abis-abis."Abang udah hebat ya sekarang, kontrakan juga udah dibangun lagi gini jadi bagus, oh ya, Abang nikah sama orang mana sih sebenernya?""Sama orang Kuningan Jabar, Pit."Pipit manggut-manggut. Memang saat Pipit ditolak ibuku, kami gak pernah kontekan lagi karena nomorku diblokir."Jauh juga ya jodohnya, maaf waktu Abang nikah Pipit gak ngucapin selamat apalagi dateng soalnya ya ... Abang pahamlah gimana perasaan Pipit saat itu."Aku tersenyum sekenanya."Gak apa-apa Pit, Abang ngerti kok, tolong maafin ibu ya Pit, doain ibu diampuni dosa-dosanya."Pipit menoleh kaget, "loh emang ibu udah ...?"Aku mengangguk, "Ibu udah wafat.""Innalillahi wainnailahiirojiuun, maaf Bang Pipit gak tahu soal itu," ucapnya bersimpatik.Aku mengangguk pelan, "gak apa-apa Pit, mohon doanya aja."Pipit mengangguk. Setelah kami
Baca selengkapnya
Hari H
Setelah dal dil itu Kak Alfa mengajakku pulang. Di jalan aku nanya."Kak Alfa kenapa sih tadi? Kok bisik-bisik gitu sama musuh bebuyutan Hasan?""Biasalah ngerayu dia, biar tuh orang mau dateng.""Kenapa harus bisik-bisik? Gak boleh loh Kak bisik-bisik kalau ada orang lagi di depan kalian.""Terus kalau Kakak gak bisik-bisik emang kamu bakal nerima?""Lah emang apaan yang dibisikin? Kok Hasan gak bakal nerima?" "Asal kamu tahu ya, tadi tuh Kakak bilang sama itu orang soal keuntungan yang bakal dia dapet, Kakak bilang nanti Kakak bakal gunain setengah mahar Mia buat nebus dia dari penjara," jawab Kak Alfa panjang lebar.Dreeett. Kuhentikan laju motor mendadak."Apaan sih kamu Hasan?" Kak Alfa protes sambik menepuk pundakku kencang."Maksud Kak Alfa apa? Mau nyogok petugas gitu maksudnya?""Nah itu kamu ngerti," jawab dia dengan entengnya."Ya ampun Kak Alfa, Kak Alfa nih apa-apaan sih? Kakak tahu gak? Hal itu tuh gak diperbolehkan?""Ya tahu, tapi kalau dengan cara itu si Mia bisa kaw
Baca selengkapnya
Gak Terima
"Duh Bapaknya si Mia mana sih? Bikin malu aja." Kak Alfa menggerutu sendiri.Tapi untunglah tak lama dari itu si Anggara Buaya datang dengan dikawal dua orang petugas polisi."Nah itu dia Bapaknya si Mia." Kak Alfa bersorak senang. Semua orang yang ada di sekitar meja akad pun menoleh ke arah pintu masuk, tapi tiba-tiba wajah mereka tampak sangat terkejut."Hah kok dikawal polisi? Emang dia kenapa?" bisik seorang tamu dari pihak laki-laki yang duduk di belakangku."Gak tahu, mungkin dia Narapidana.""Naudzubillah, amit-amiit jabang bayi."Aku menarik napas berat, kalau denger penilaian orang begitu aku jadi kasihan sama Mia, tapi aku juga bisa apa? Aku gak ada maksud mempermalukannya tentu saja, aku cuma mau si Anggara Buaya itu dihukum sesuai kesalahan yang dia perbuat. Makanya aku akan tetap berusaha agar si Anggara Buaya tetap menjalani hukumannya yang setimpal.Si Anggara Buaya pun duduk di tempat yang udah disediakan."Apa semuanya sudah siap?" tanya penghulu."Siap siap," jawa
Baca selengkapnya
Penolakan
"Jelas aja salah kamu Hasan, coba aja kamu kemaren nurut sama Kakak, kamu bebasin itu bapaknya si Mia, mungkin kejadiannya gak akan sekacau ini, sekarang gimana kalau udah gini? Apa kamu tega lihat si Mia itu menderita menanggung malu, hah?!" sengitnya dengan suara tertahan."Ya tapi Kak, bukan berarti itu salah Hasan dong, dari dulu juga 'kan emang bapaknya si Mia udah dipenjara, lagian Hasan juga gak ada maksud bikin malu Mia," balasku membela diri.Duh aku jadi bingung, sebenernya siapa sih yang salah? Masa iya jadi aku yang salah, ngaco aja ah."Maaf, ada apa ya ini?" Mia datang di belakang kami.Kak Alfa cepat menoleh dan menghampirinya, sementara Salman masih berusaha merayu ibunya yang masih duduk dengan wajah kesal."Mia, kamu gak jadi kawin," kata Kak Alfa cepat. Mia terbelalak, "apa maksud, Mama?""Gara-gara Om kamu si Hasan ini, perkawinan kamu terancam batal," tegas Kak Alfa sambil neleng ke arahku."Loh Kak kok jadi Hasan?""Ya emang kenyataannya gitu 'kan?""Yank, ayo k
Baca selengkapnya
Mahar yang Dipinta Lagi
"Saya gak tahu Mas, bisa tolong dipanggilin Bu Alfa nya Mas? Saya butuh tanda terima dia."Bergegas aku ke dalam."Kak Alfa! Buruan keluar tuh ada orang nyariin."Gak langsung dibuka, itu orang gak tahu butuh waktu sampe berapa menit mau buka pintu doang."Apaan sih kamu? Ganggu mulu, Kakak tuh lagi mimpi indah.""Mimpi indah dari Hongkong, tuh kurir di depan buruan temuin, lagian udah siang orang mah bagun napa, rumah ini tuh ada aturannya gak seenak jidat aja," ketusku sambil beranjak pergi."Hasan! Maksud kamu kurir apaan?"Gak kujawab lagi, males. Aku milih duduk di kursi teras. Tak lama Kak Alfa juga menyusul, ia menghampiri driver mobil itu."Maaf Pak, ada apa ya nyariin saya?""Paket Bu, dari Bu Fatimah, tolong tanda terimanya.""Paket dari Bu Fatimah?" Kak Alfa cepat tengok mobil box itu."Hah? Kok Sushi dan kawan-kawannya dibalikin, Mas?" tanya Kak Alfa kaget."Kurang tahu, Bu."Setelah menandatangani surat pengantaran barang, Kak Alfa duduk di sebelahku sambil mengotak-atik
Baca selengkapnya
Bingung
Kak Alfa bangkit memasang wajah murka, ia lalu meluruskan jari telunjuknya tepat di depan wajahku."Semua ini gara-gara kamu Hasan! Gara-gara kamu!" sentaknya kemudian.Cepat Hanum maju menahan Kak Alfa."Udah Kak sabar ... sabar.""Coba kamu lihat itu Hanum, katanya dia sodara kita tapi kelakuannya kayak musuh, andai aja si Hasan mau bebasin bapaknya si Mia mungkin kejadiannya gak akan seperti ini sekarang!" semburnya tajam, Kak Alfa lalu pergi dengan keadaan emosi meluap-luap."Kak Alfa!" teriakku. "Udah biarin aja dulu, ngapain juga kamu ikut-ikutan bikin keruh suasana," kata Mas Fatih. Aku pun diam, Mas Fatih cepat ajak aku duduk di kursi teras."Ya udah Hanum mau mau nyusul Kak Alfa dulu, Mas Fatih istirahat aja di sini," kata Hanum, bergegas ia menyusul Kakaknya.."Sebenernya ada apa sih ini San? Kok bisa Kak Alfa nyalahin kamu?" Mas Fatih bertanya membuka percakapan."Iya Mas, jadi kemarin itu Kak Alfa sempet minta Hasan bebasin si Anggara Buaya, tapi karena Hasan rasa itu gak
Baca selengkapnya
Pipit Oh Pipit
Gak tega akhirnya kukeluarkan sapu tangan dari saku celanaku."Udah kamu tenangin diri aja dulu Pit, ini ambil, lap itu pipi kamu basah gitu." Kusodorkan sapu tanganku ragu-ragu.Pelan diambilnya oleh si Pipit."Makasih Bang, Abang emang gak pernah berubah dari dulu, Pipit gak akan lupa semua kebaikan Abang selama ini sama Pipit," ucapnya sambil menatapku ragu-ragu. Cepat aku berpaling, bahaya kalau sampe kami tatapan lama-lama, bisa-bisa setan dan sejenisnya reunian di deket kami."Ya santai aja Pit," ucapku pendek.Sekitar beberapa menit kemudian seorang dokter keluar."Dokter gimana anak saya?" tanya Pipit cepat seraya bangkit."Abak Ibu sudah ditangani dan harus menjalani perawatan intensif karena ada bagian kulit punggung yang memar, takutnya di bagian dalamnya terjadi apa-apa kami juga akan melakukan tindakan rontgen," jawab Dokter itu panjang lebar.Mulut Pipit mengatup, raut wajahnya kembali sedih dengan mata yang kembali basah."Ya sudah Dok, kami serahkan semua bagaimana ba
Baca selengkapnya
Masalah Anak Pipit
"Maaf Pit jangan gini gak enak dilihat orang."Sontak saja Pipit melepaskan pelukannya, "maaf Bang, maaf, Pipit kebawa suasana."Aku gak menjawab lagi, milih duduk menjauh darinya.Tring. Ponselku dering. Nama Asmi ada di sana, aku tepok jidat, lupa belum ngabari Asmi kalau aku udah sampe."Halo, Neng.""Aa teh di mana sih? Neng teh neleponin juga dari tadi ah," dengusnya kesal.Aku nyengir, "maaf ya Neng tadi di sini lagi ada masalah dikit.""Oh ya? Masalah apa gitu, A?" tanyanya serius.Aku diam sebentar, perlu gak sih cerita soal si Pipit ini sama istri bara-baraku? Ah tentu aja gak perlu, gak penting juga, urusan beginian mah meningan disapuin aja daripada menuhin otak istri bara-baraku."Itu loh Neng orang yang baru kontrak di rumah kita anaknya pingsan dan harus dibawa ke rumah sakit, jadi Aa anterin dulu, kasihan," jawabku akhirnya."Oh ya? Ya ampun kasihan banget atuh, A.""Ya makanya Aa lupa ngasih kabar, Neng.""Terus sekarang Aa udah selesai belum nganterinnya? Ini si Hasju
Baca selengkapnya
Pipit Bikin Pusing
"Anaknya itu 'kan harus dioperasi, tapi mereka gak ada buat DP rumah sakitnya, jadilah uang sewa kontrakan bulan besok terpaksa Aa pinjemin dulu ke mereka, Aa pikir si Mia juga kayaknya belum butuh duitnya deh, gak apa-apa 'kan, Neng?" tanyaku lekat.Asmi menarik napas dalam dengan mulut mengatup, "semua Aa pinjemin ke orang itu, A?" Aku mengangguk berat dan mulai ngerasa gak enak, pasalnya wajah Asmi mendadak berubah murung."Ya udahlah A semoga kita mah ada dari mana aja, Neng ke kamar dulu ya, Neng teh mau istirahat daritadi gendong Hasjun terus, capek," katanya seraya beranjak bahkan sebelum aku ngomong apa-apa lagi.Saat sedang bawa Hasjun main di teras nomor Pipit menghubungiku. "Mau apa lagi sih ini orang? Angkat jangan ya?" gumamku sendiri, kugigit bibir sedikit sambil mikir."Tapi males ah palingan cuma mau basa-basi bilang makasih dan lain-lain." Akhirnya kubiarkan saja itu nomor si Pipit sampai lelah sendiri. Agak sore kuajak Hasjun masuk ke kamar. Istri bara-baraku seda
Baca selengkapnya
Suruh ke Jakarta Malem-Malem
"Lebih baik bilang sama Asmi apa jangan ya? Kalau dibangunin kasihan tapi kalau gak dibangunin takut nyariin," gumamku, aku mematung sebentar sambil menggigit bibir.Tring tring tring. Si Pipit nelepon lagi. Hadeh, udah kayak lagi dikejar-kejar rentenir jadinya hidup aku sekarang. "Halo apa Pit?" tanyaku agak kesal."Bang, secepatnya ya Bang, tolong toloong banget.""Ya," balasku pendek sambil mematikan ponsel.Akhirnya karena terus-terusan didesak kuputuskan buru-buru pergi tanpa bilang dulu pada istri bara-baraku.Saat aku turun kebetulan Mas Fatih sedang menonton tv, cepat kuhampiri."Mas, anter Hasan yo.""Kemana?""Ke Jakarta.""Heh ngapain? Ini udah malem.""Iya Mas, makanya itu Hasan minta dianter takutnya ada apa-apa di jalan.""Lagian mau apa sih ke Jakarta? Gak bisa besok apa?""Biasa Mas, si Pipit bikin pusing aja, minta tolong katanya anaknya kurang darah, Hasan disuruh ke sana karena kebetulan golongan darah kami sama," jawabku apa adanya.Mas Fatih yang sedang duduk be
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
19
DMCA.com Protection Status