Semua Bab Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby): Bab 61 - Bab 70
139 Bab
Mega mencintai Gilang
Gilang menyelesaikan cerita tentang dia dan Gading. Lelaki itu kembali melangkah menuju Jendela. Risa pun mengikuti Gilang dan berdiri di samping suaminya, lalu menyibak tirai dan menatap bintang yang bertaburan. Sepasang suami istri itu sama-sama merasakan ada sesuatu yang menghimpit jiwa mereka. Gilang menoleh ke arah Risa sesaat sebelum dia melanjutkan ceritanya."Pagi itu, aku mendengar Kak Gading ribut hebat dengan mama dan papa. Mama memaksa Kak Gading untuk menceraikan Mega dengan alasan Mega bukanlah orang baik. Namun, tentu saja Kak Gading menolak. Karena Kak Gading tahu, Mega seutuhnya mencintai Kak Gading sebagai suami dan ayah dari anaknya. Bersamaan dengan itu pula, Kak Gading mendapat telpon dari Agen Fly to me, bahwa ada pasien yang membutuhkan donor organ segera." Cerita itu mengalir dari bibir Gilang dengan beban yang masih terasa berat."Tanpa pikir panjang, Kak Gading berangkat menunaikan tugasnya. Aku mengantarkan Kak Gading ke pelabuhan udara helikopter yang akan
Baca selengkapnya
Iblis itu, Allea
"Ya, Alea. Dia adalah perempuan berhati iblis. Dia begitu terobsesi padaku sejak kecil, tapi, aku tidak pernah merespon," jawab Gilang seraya menggemelutukkan giginya."Terobsesi? Maksudnya?" Risa sungguh tidak mengerti maksud dari perkataan Gilang."Allea adalah saudara jauh dari mama. ayahnya meninggal dunia karena sebuah kecelakaan. Hal itu menyebabkan Allea tinggal bersama kami, sedangkan ibunya menikah lagi. Mama mengambil Alea karena Alea sangat cantik, dan mama menginginkan anak perempuan. Mama dan papa menganggap Alea sebagai anak kandungnya, karena kami semua tumbuh bersama." Gilang masih memperlihatkan wajah bencinya."Namun, Alea memendam rasa padaku dan begitu terobsesi untuk memilikiku. Allea lalu meminta restu dari mama dan papa untuk mencintaiku, tentu saja di dukung oleh mama dan papa," Gilang lalu berdiri dan menatap kolam renang yang berada di bawah kamarnya."Lalu, mengapa kakak mengatakan, kalau Alea pembunuh?" Risa semakin penasaran dengan kebenaran cerita yang di
Baca selengkapnya
Trauma
"Aku dan Gio sudah berangkat ke kantor polisi, dan Gio memberikan kesaksian, tapi, Gio hanya sendirian, itu tidaklah bisa menjadi bukti yang kuat. Karena kami harus memiliki dua saksi mata. Pihak polisi meminta bukti yang lain, kami mengambil rekaman CCTV diseluruh sudut rumah. Namun, hasilnya nihil," ujar Gilang dengan raut wajah kecewa."Nihil?" Tanya Risa tidak mengerti."Iya, karena pada hari itu, menurut mama seluruh CCTV di rumah rusak. Aku pun mengecek Kamera CCTV, dan ternyata, memang benar rusak. Namun, aku mencium keganjilan, karena ketika aku pergi, kamera tersebut masih baik-baik saja."Apa tidak ada petunjuk kalau CCTV itu pecah atau bagaimana?" Tanya Risa lagi. Sesaat Gilang menatap wajah Risa dengan tatapan lirih."Pelakunya bekerja dengan baik, tidak ada yang nampak mencurigakan dari rusaknya CCTV tersebut, karena memang, kerusakan sepertinya berasal dari sistem dan kabel CCTV itu sendiri. Aku yakin, Alea sudah merencanakan pembunuhan terhadap Mega." "Lalu, kakak tida
Baca selengkapnya
Pacarku Tuan es
Pagi itu, Risa membantu Gilang memasangkan dasi seperti biasa. Gilang menatap wajah Risa yang tertunduk. Tidak seperti biasanya."Apa kamu sakit?" Tanya Gilang meraba kening Risa, dan meraih pinggang istrinya itu ke dalam pelukannya.Risa hanya menggeleng pelan. Gilang yang mendapat jawaban dengan gelengan kepala oleh Risa hanya bisa mengerutkan keningnya. Ketika Risa hendak melangkah mengambil jas untuk Gilang, tangan kekar lelaki itu meraih tubuh Risa dan memeluknya dari belakang. Lalu mengusap perut Risa lembut. "Aku berharap, secepatnya, ada Gilang junior di dalam sini," ujar Gilang mencium pipi Risa dan menopang dagunya di pundak istrinya itu.Risa pun memejamkan mata, mencerna perkataan lelaki yang ada dihadapannya itu. Jika pernikahan ini hanya sandiwara dan suatu saat akan berakhir, lalu untuk apa kehadiran putra mahkota yang sangat diharapkan oleh Gilang. Risa hanya terdiam, tanpa suara."Nanti, aku minta Pak Sapto menjemputmu sebelum jam makan siang, bersiaplah, aku ingin m
Baca selengkapnya
Baju couple
Risa kalah oleh kenyataan itu. Karena bagaimanapun, Risa tidak mungkin bisa mengubah masa lalu Gilang. Dia tidak mungkin datang terlebih dahulu dalam kehidupan Gilang dan memenangkan hati lelaki yang dicintainya itu sebelum Gilang bertemu dengan Mega.Dan … bahkan jika Risa yang datang lebih dahulu dalam kehidupan Gilang, mungkin saat ini Risa yang sudah menjadi tengkorak, bukan Mega."Kakak mau aku banguni jam berapa?" Tanya Risa masih membelai rambut Gilang.Gilang membuka matanya dan menatap Risa lekat-lekat,"Siapa bilang aku mau tidur?" Gilang tersenyum. Senyum termanis yang pernah Risa lihat."Lalu, ini?" Tanya Risa menunjuk posisi Gilang yang berbaring di pangkuannya."Aku hanya stres, dan butuh tempat ternyaman untuk menyegarkan otakku," ujar Gilang kembali memejamkan mata."Risa …" Gilang memanggil Risa tanpa membuka matanya."Iya, Kak," jawab Risa menatap wajah lelaki yang ada dihadapannya itu."Apa kamu pernah punya pacar?" Tanya Gilang membuka matanya dan menatap bola mata
Baca selengkapnya
Jus untuk Gilang
"Aaahhhh ..." Risa memeluk Gilang dengan erat karena film yang ditayangkan adalah film horor.Gilang hanya tersenyum melihat Risa yang memeluknya. Lelaki itu ikut memeluk Risa dengan hangat dan sesekali mencuri ciuman di pipi istrinya itu. "Kak, kita pulang aja yuk. Aku takut." Risa akhirnya merebahkan kepalanya di dada bidang Gilang membuat Gilang tersenyum penuh kemenangan."Tapi filmnya belum selesai.""Tapi aku takut, Kak.""Ya udah, kamu peluk kakak aja. Jangan nonton lagi." "Ish.""Orang nggak akan lihat, kok. Sini, duduk di pangkuan Kakak aja." Gilang memaksa Risa duduk dipangkuannya dan membenamkan wajah istrinya itu di dada.Risa yang memang sangat ketakutan akhirnya menuruti perkataan Gilang dan tertidur di pelukan suaminya.Gilang membawa Risa keluar dari bioskop sambil dengan menggendong perempuan itu karena Risa tertidur dengan nyenyak."Kamu tahu? Aku suka melihatmu yang manja seperti ini." Gilang berbisik setelah meletakkan Risa di atas ranjang.***Pagi-pagi sekali,
Baca selengkapnya
Kebiasaan baru Gilang
Risa dan Amira sedang asik di dapur. Mereka membuat camilan dan jus untuk memberi keceriaan lain di rumah megah itu. Amira begitu bersemangat membantu Risa mengupas buah untuk dijadikan jus. Gadis kecil itu melakukan semua pekerjaan sambil tertawa riang, kadang sambil bersenandung menyanyikan lagu-lagu yang dia pelajari di sekolah."Ayah dan Daddy pasti senang banget dibuatin jus kayak gini," celoteh Amira.Risa hanya tersenyum mendengar. Dia pun membayangkan nanti Gilang akan minum jus buatannya.Risa mendengar deru mesin mobil Gilang di halaman rumah. "Nah, itu Ayah pulang," teriak Amira berlari ke arah pintu. Risa membiarkan Amira sendiri menyambut Gilang karena dia harus membereskan sisa-sisa kulit apel yang masih berserakan di lantai."Hore ... Ayah dan Daddy pulang, hore ..." Amira berteriak kegirangan menyambut dua sosok tampan yang memiliki sifat bagai bumi dan langit itu, karena Gilang orangnya kaku dan dingin, sedangkan Gio sangat Ceria dan suka mencairkan suasana."Wahh ..
Baca selengkapnya
Kejutan Ulang tahun Gilang
Risa kemudian mendekati Bik Jum dan meraih tubuh wanita paruh baya itu. Risa pun merangkul tubuh Bik Jum dengan lembut. Bik Jum pun membalas memeluk Risa dengan erat sambil terisak."Bibi mohon, sayangi Amira dan Tuan Gilang dengan baik, Nyonya. Bibi tidak tega melihat Amira selalu bersedih ketika Nyonya belum datang kesini," ujar Bik Jum menyeka air matanya."Bibi bahagia bisa melihat wajah ini kembali. Walaupun pada kenyataannya, Nyonya bukanlah Mega, karena Mega tetap sudah meninggal," Bik Jum menyentuh wajah Risa dan mengusapnya dengan lembut. Risa melihat gurat kerinduan di bola mata perempuan paruh baya itu yang begitu dalam. "Bibi yakin, kehadiran Nyonya ke dalam kehidupan Tuan Gilang, bisa mengungkap pembunuh Mega yang sebenarnya," tambah Bik Jum lagi membuat Risa seketika tersentak."Bibi boleh, kok, menganggap aku sebagai Mega. Bibi boleh menyayangi aku sebagai Mega, aku akan menyayangi orang-orang dirumah ini seperti Mega dulu menyayangi mereka," ujar Risa sambil mengusap
Baca selengkapnya
Lukisan Mega
Mereka berkeliling di toko-toko aksesoris untuk mencari hadiah pada ulang tahun Gilang nanti. Risa merasa heran melihat Gio yang begitu bersemangat setiap membeli apa-apa untuk Gilang. Seolah-olah orang yang akan ulang tahun itu adalah orang yang sangat dicintainya.Setelah puas berbelanja dan berkeliling kota, mereka lalu pulang ke rumah."Lho, Gio, ini bukan jalan ke rumah?" Tanya Risa kepada Gio karena jalan yang mereka lewati bukan jalan menuju rumah."Iya, kita akan pergi ke suatu tempat," ujar Gio kepada Risa.Mobil terus melaju dengan kecepatan sedang. Risa tidak tahu, akan Gio bawa kemana mereka hari ini. Sekitar tiga puluh menit perjalanan, Gio memarkirkan mobilnya di sebuah rumah sederhana. Tidak terlalu sederhana, tapi dibandingkan dengan rumah orang tua Gilang dan rumah yang mereka tempati, rumah itu jauh berada di bawah. Rumah itu di desain dengan gaya klasik, tepatnya seperti rumah kuno.Gio turun dari mobil dan membuka bagasi mobil."Wooi, Kak Risa, Dela. Kok bengong a
Baca selengkapnya
Luka Gilang, derita Risa
Risa menyesal karena memperlihatkan kekesalannya pada Gio. Sehingga remaja itu bisa membaca pikirannya saat itu. Dia padahal tidak ingin ada orang yang tahu tentang kekacauan hatinya.Mereka lalu meneruskan mendekorasi ruangan sehingga ruangan tersebut disulap menjadi sangat indah."Kak, Lo mau pulang dulu atau nggak, nih?" Tanya Gio kepada Risa."Iya lah, aku mau menyambut Kak Gilang pulang kerja," sahut Risa tegas."Kak Gilang pulang kerja langsung ke sini, gue yang atur." Sahut Gio lagi."Ya udah, aku di sini aja, tapi, Amira gimana?" Tanya Risa kepada Gio."Jadwal buat Amira itu esok pagi aja." Ujar Gio memasukkan kembali sampah-sampah sisa dekorasi Ke dalam tong sampah. Gio dan Dela lalu kembali ke Apartemen. Tinggallah Risa sendiri di rumah itu, Risa kembali memandangi lukisan-lukisan tersebut. Terbersit tanya dalam hatinya kenapa Gilang sangat menyukai pesawat? bukankah Gilang bukan seorang pilot? lalu ke mana Risa harus mencari jawabannya? Risa sendiri tidak tahu.Satu jam ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status