Semua Bab Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby): Bab 81 - Bab 90
139 Bab
Menyusun rencana
"Apa yang harus kita lakukan? Kak Gilang terluka!" Risa menunjuk luka sabetan di perut Gilang."Kita cari tempat yang aman terlebih dahulu. Gue akan obati luka Kak Gilang!" Gio mengisyaratkan Amira untuk naik ke atas punggungnya.Risa pun memapah Gilang dengan hati-hati. Karena Gilang terlihat sangat lelah.Gio membawa mereka ke sebuah lorong yang lebih kering. Mereka pun beristirahat di sana.Gio membuka ransel yang dibawanya dan mengeluarkan kotak P3K."Gue sengaja membawa obat-obatan karena gue yakin, para penculik itu akan melukai kita. Selain itu, gue tahu di dalam gua ini banyak binatang berbisa.Gio membersihkan luka Gilang dan membalutnya dengan kain kasa.Risa tidak menyangka, ternyata Gio mengerti cara menangani luka tusukan seperti itu."Bagaimana caranya Lo bisa mendapatkan Amira?" Gilang mengulangi pertanyaannya."Gue melihat Amira dijaga oleh dua orang penculik. Yang satunya tampak tertidur dan yang satunya seperti ketakutan. Gue sengaja membawa rekaman suara menyeramkan
Baca selengkapnya
Terkepung
Risa terbangun ketika mendengar suara Gio dan Gilang berdebat. Pagi itu kedua kakak beradik itu berdebat. Entah membicarakan apa.Untung saja, Amira masih terlelap di pangkuan Risa."Kita harus tetap menanti Alan di sini, Kak. Gue yakin Alan segera menemukan kita!" Gio berkata seraya menoleh ke arah Gilang."Sampai kapan? Sampai kita akan menjadi santapan ular berbisa?" Gilang menyunggingkan senyumannya."Lo nggak percaya sama teman gue?" tanya Gio yang terlihat terpancing emosi."Karena gue tahu, teman Lo itu cuma biang rusuh!" jawab Gilang tak kalah emosi."Lo bakalan nyesal ngomong kayak gini, Kak!" Gio beranjak dari tempat duduknya."Kak! Gio! Cukup!" Dengan setengah berteriak, Risa menghentikan debat kedua saudara itu."Risa ...!" Gilang menoleh ke arah perempuan itu dengan tatapan tajam."Apa salahnya kita menunggu teman Gio. Jika sampai siang tidak juga kunjung datang, kita akan mencari jalan keluar sendiri!" Risa mencoba memberi jalan tengah pada kedua saudara itu."Gue setuju
Baca selengkapnya
Kematian Risa
"Jangan sakiti Amira!" Risa memohon kepada Alea yang disambut tatapan penuh kebencian darinya."Amira bukan saingan yang sepadan buatku. Jadi, aku tidak mungkin membunuhnya!" Alea menyeringai mendekati Risa."Saingan terberatku adalah kamu!" teriak Alea tepat di telinga Risa sambil menodongkan pistol yang ada di tangannya.Risa bergidik. Apakah itu berarti Alea akan membunuhnya?"Aku akan melakukan apa pun. Asal jangan sakiti Amira!" Risa masih mencoba menangkap maksud dari ucapan Alea."Benarkah?" tanya Alea menodongkan pistolnya ke arah Risa.Risa mengangguk dengan deraian air mata."Tinggalkan Gilang! Dan pergi jauh dari hidupnya!" teriak Alea lagi.Risa menggeleng perlahan.N"Itu tidak mungkin. Kak Gilang adalah suamiku!" jawab Risa menatap tajam pada Alea."Kalau begitu, kamu harus mati!" Alea menarik rambut Risa seraya menodongkan pistol di pinggangnya."Jangan coba-coba melawan. Atau aku akan membunuhmu!" ujar Alea menyeret Risa dengan tanpa melepas cengkraman tangannya dari ram
Baca selengkapnya
Bertemu Mega dan Gading
Tiba-tiba saja ingatannya kembali pada kejadian yang baru saja ia alami.Ia dilemparkan Alea ke laut. Mengapa tiba-tiba ia berada di sana? Di mana Gilang dan yang lainnya?"Apa kabar?" tanya perempuan itu tersenyum.Risa terbelalak ketika jarak mereka sudah sangat dekat.Wajahnya. Wajahnya sangat mirip dengan Risa."K_kamu siapa?" tanya Risa mundur beberapa langkah.Perempuan itu tidak menjawab. Hanya tersenyum."Aku ingin kamu menggantikan posisi aku di dunia. Lalu mengapa kamu di sini?" tanya perempuan itu dengan wajah sendu."M_maksudmu?" Risa bertanya dengan terbata-bata."Ya Tuhan. Ternyata aku sudah mati. Aku tidak lagi berada di dunia." Risa memindai tempat tersebut."Kamu berada di surga. Kamu seharusnya mampu bertahan, kembali kepada Gilang. Bukan malah menyendiri di sini!" seru perempuan itu.Risa baru mengingat kalau perempuan itu adalah Mega."Mega?" Risa mengernyitkan kening."Gilang dan Amira sangat membutuhkanmu. Bagaimana mungkin kamu masih betah berada di sini?" tanya
Baca selengkapnya
Ke Villa
Pintu kamar terbuka, Gio dan Dela muncul bersamaan. Dela berhambur memeluk Risa dan terisak."Selamat datang, Kak. Dela sayang sama Kakak!" ujar Dela di sela isak tangisnya."Del, kamu terlihat lebih dewasa," ucap Risa menatap Dela dengan seksama.Risa beralih menatap Gio dan Gilang secara bergantian.Gio tidak lagi seperti anak SMA, melainkan terlihat lebih dewasa. Entah karena dalam suasana haru, atau karena memang Gio sudah dewasa.Sedangkan Gilang tampak terlihat begitu kusut dan kusam."Kak ...." Risa mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah suaminya itu.Gio menoleh ke arah Dela dan Amira. Lalu mengisyaratkan untuk meninggalkan mereka berdua.Gilang mendekat ke arah Risa. Mengusap wajahnya dengan lembut. Sesekali bulir-bulir air mata jatuh dari sudut mata lelaki itu."Kakak. Kenapa kusut seperti ini?" tanya Risa pada Gilang."Tidak apa-apa, Sayang. Aku hanya terlalu merindukanmu. Jadi, tidak sempat untuk memangkas jenggot ini," jawab Gilang tersenyum."Kak. Aku merasa seluruh tu
Baca selengkapnya
Kepedihan hati Gilang
Gilang menghela nafas panjang. Sejujurnya dia belum ingin menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Risa dan Alea hari itu. Namun dia sendiri tidak mungkin menghindari pertanyaan Risa terus-menerus. Dia sangat yakin, istrinya itu pasti akan terus mempertanyakan hal yang sama kepadanya."Berjanjilah! Kamu akan tegar dan tetap semangat menjalani hidup bersamaku setelah mendengar cerita ini!" ujar Gilang menatap Risa.Risa terkejut mendengar perkataan Gilang. Ada apa sebenarnya? Mengapa untuk menceritakan itu saja Gilang merasa sangat berat?"Aku siap. Aku berjanji akan tegar!" jawab Risa dengan mantap.Gilang menggenggam erat tangan Risa dan mulai bercerita."Ketika aku berhasil mengalahkan musuh bersama Alan dan teman-temannya. Kami menyusulmu dan Amira ke luar gua. Namun, kami terkejut karena semua teman-teman Alan terkapar bahkan ada yang mati ditempat karena tusukan senjata tajam!" ucap Gilang lirih memulai ceritanya.Risa menahan napas sejenak. Ia ingat kejadian waktu itu. Seor
Baca selengkapnya
Dua tahun koma
Gilang kembali memeluk Risa dengan bahu terguncang. Risa yang melihat kesedihan yang mendalam di raut wajah Gilang, mengusap punggung kokoh suaminya dengan harapan dapat memberi sedikit ketenangan pada lelaki yang sangat dicintainya itu."Namun apa, Kak?" tanya Risa membingkai wajah Gilang yang sendu."Kamu terlihat sangat pucat, dan aku tidak mendengar detak jantungmu." Risa bisa membayangkan bagaimana cemasnya Gilang saat itu."Alan segera melarikanmu ke rumah sakit terdekat. Aku benar-benar cemas karena denyut nadimu sudah tidak terasa. Duniaku terasa runtuh. Aku benar-benar merasa hancur." Gilang kembali terisak."Ketika sampai di rumah sakit, Dokter segera menangani dan membawamu ke ruang IGD. hanya beberapa saat karena setelah itu kamu di larikan ke ruangan ICU."Gilang membingkai wajah Risa dengan lembut, mencium kening itu berkali-kali dan kembali memeluk erat tubuh istrinya itu."Aku mondar-mandir di depan ruang ICU karena aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidupku tanpa
Baca selengkapnya
Melepas rindu
Gilang membuka ponselnya dan memperlihatkan Poto wisuda TK Amira.Poto yang memperlihatkan Risa berada di atas brangkar dengan mengenakan gaun yang sama dengan Amira. Tampak Gilang dan Amira mencium pipi perempuan itu bersamaan."Kak ... Maafkan aku!" Risa berhambur memeluk Gilang dengan erat "Maafkan aku karena begitu lemah. Aku tidak memiliki kekuatan untuk bangun dan menikmati moment indah itu!" Risa kembali terisak dalam pelukan Gilang. Ia menyesal karena tidak menuruti permintaan Mega dan Gading agar kembali ke dunianya."Tidak, Sayang. Kamu tidak salah. Kamu bersedia untuk tetap bernapas saja, sudah membuat aku sangat bahagia!" Gilang mengecup bibir Risa dengan mesra."Lalu, Bagaimana dengan Alea?" Risa seketika teringat pada perempuan iblis itu.Karena obsesi untuk memiliki Gilang, Alea membuat Risa kehilangan anak dalam kandungannya dan membuat Risa kehilangan waktu berharganya selama dua tahun."Alea melarikan diri. Pihak polisi sudah berupaya mencari dan melacak keberadaan
Baca selengkapnya
Pulang ke Jakarta
"Mereka terlihat bahagia. Mega memakai gaun berwarna putih dan wajahnya bercahaya. Kak Gading pun sangat tampan."Gilang mengulum senyum mendengar ucapan Risa."Kakak kenapa tersenyum? Membayangkan wajah Mega?""Ya nggak dong, Sayang. Kakak hanya bahagia karna itu artinya mereka bersatu di surga."***Risa menggeliat kecil ketika cahaya matahari menerobos masuk melalui jendela kamarnya.Ia menatap wajah tampan yang telah lama ia puja. Mengecup pipinya sekilas dan kembali membenamkan kepalanya di dada bidang suaminya itu.Gilang mengusap rambut Risa yang sedikit berantakan. "Kamu bahagia, Sayang?" tanya Gilang mengecup kening Risa."Tidak ada kebahagiaan yang aku rasakan. Selain mendapat balasan cinta dari Kak Gilang. Suamiku!" jawab Risa sedikit tersipu."Maksudmu?" Gilang mengernyitkan keningnya."Aku bahagia berada di samping Kakak. Bersama Kakak, aku bahagia. Aku jatuh cinta pada Kakak sejak pandangan pertama." Risa mengakui perasaan yang selama ini dia pendam."Kapan kamu benar-b
Baca selengkapnya
Pembunuh bayaran
"Aku tidak mau tahu. Pokoknya kalian harus membunuh Gilang secepatnya." Suara perempuan di seberang telepon begitu mengerikan."Siap bos. Akan segera kami laksanakan."Alea tersenyum penuh kemenangan saat dia tahu bahwa Risa sudah kehilangan anak yang berada dalam kandungannya. Perempuan berhati iblis itu memutar kembali rencana yang akan dia buat."Sebaiknya Aku bunuh saja Gilang. Tidak ada gunanya juga dia hidup karena pada kenyataannya aku tidak bisa memilikinya!" Alea tertawa terbahak-bahak membahana memenuhi ruangan di mana dia tengah asyik menatap laut lepas.Alea melarikan diri ke luar negeri setelah dia yakin telah berhasil membunuh Risa. Perempuan itu sangat yakin jika dia pasti akan bisa mendapatkan Gilang seperti impiannya. Namun pada kenyataannya, Dia sedikit terkejut ketika mendengar berita yang ditayangkan di televisi yang mengatakan bahwa CEO Gilang Dwi Adiguna tengah mengalami posisi yang sangat down karena istrinya hampir saja terbunuh oleh seorang model bernama Alea.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status