Semua Bab Tangisan Widuri: Bab 21 - Bab 30
33 Bab
Ayden
Sementara Widuri. "Aduuuh... mengapa Mas Arlo menelepon ya?” Handphone Widuri berdering, namun tidak lama Handphon itu mati. “Handphonenya mati lagi, aku lupa ngecasnya semalam. Maafkan aku Mas Arlo, aku akan menjelaskannya nanti ketika kita sudah sama-sama berada di rumah ya Mas,” gerutu Widuri sembari memandang kearah handphonnya yang mati kehabisan baterai. Lalu secara perlahan dan hati-hati, Widuri mulai masuk ke gedung itu. Masih tampak Tasya sedang bergandengan dengan lelaki tua itu. Widuri terus mengikut Tasya dari belakang. Ya Tuhan kak Tasya, apa yang sebenarnya kak Tasya lakukan di sini? dan siapa lelaki yang kak Tasya gandeng itu? Apa kak Tasya tidak memikirkan Ibu? Ibu bahkan sangat memuja-muja kak Tasya. Gumam Widuri sambil terus mengikuti Tasya. Tanpa sadar Widuri telah berada di tengah-tengah gedung itu, dan terlihat Tasya masuk di sebuah kamar di lantai bawah. Tanpa Widuri sadari, semua mata telah menjilati lekuk tubuknya yang sempurna. Ruangan itu terlihat seperti
Baca selengkapnya
Dua Manusia Serupa
Lelaki brewok itu kemudian berdiri sembari menyapu ujung bibirnya yang mengeluarkan cairan merah kental dengan ibu jarinya. "Apa aku tidak salah mendengar? Dia Istrimu juga? lalu Clara? kamu begitu mengejutkan, seseorang yang benci dengan orang ketiga dalam pernikahan, malah dia sendiri yang melakukannya. Tapi ngomong-ngomong dia sangat muda dan cantik, sepertinya tidak cocok denganmu. Berhati-hatilah! jika lengah bisa saja istri kecilmu ini aku ambil alih." Setelah membuang kata-kata pada Arlo, Lelaki itu berjalan meninggalkan semuanya tanpa ingin membalas tinjuan Arlo sedikitpun. "Ayden! Jangan pernah bermimpi untuk merebut istri-istriku dariku!" ucap Arlo dengan mata yang memerah tersulut emosi. Ayden menoleh ke arah Arlo dan tersenyum sinis lalu membuang ludahnya yang terkena percikan merah di ujung bibirnya, lalu pergi begitu saja. Lalu Arlo menoleh ke arah sopir taxi, Arlo kemudian mengeluarkan dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang merah. "Maaf mas, tidak usah. Mbaknya
Baca selengkapnya
Kenangan Arlo
"Bik, mau aku kasih tau satu rahasia? Tetapi Bibik harus merahasiakannya pada siapa saja," ucap Widuri yang sangat risih ketika dia selalu di katakan sedang hamil. "Rahasia? rahasia apa Widuri?" "Kemarilah duduk di sampingku bik," bik Ningsih perlahan duduk di samping Widuri. Setelah bik Ningsih duduk, Widuri memegang tangan bik Ningsih. "Begini bik, sebenarnya aku bukanlah saudaranya mbak Clara. Aku adalah istri sirihnya Mas Arlo. Mereka memaksaku menikah dengan Mas Arlo hanya untuk mendapatkan anak dariku, setelah aku melahirkan maka aku akan mereka buang. Aku terpaksa mengikuti kesepakatan ini karena ayahku sakit jantung bik, dan perlu uang yang banyak untuk perawatannya. Dan aku belum hamil bik, bahkan sampai sekarang aku masih perawan. Aku wanita baik-baik bi, bukan seperti yang di katakan mbak Clara. Aku mohon bibik jangan ceritakan pada siapapun, karena aku tidak ingin ada masalah dengan siapapun. Aku harap aku bisa mempercayai bibik." Jelas Widuri pada bik Ningsih. "Oh... b
Baca selengkapnya
Kecupan Pertama
Sesampai Arlo di rumahnya, Arlo berjalan dengan terhuyung. Membuka Jasnya dan membiarkan jas itu berserakan di lantai. Dan seperti biasa bik Surti yang akan mengutipnya. Arlo berjalan ke kamar Clara, namun Arlo tidak bisa menemukan Clara malam itu. "Clara! Clara! Di mana wanita itu? Apa lagi-lagi dia pergi tanpa memberi tahuku? Sialan!" Oceh Arlo yang terus berjalan dengan terhuyung. Ketika tidak menemukan Clara, kemudian Arlo berjalan ke arah rumah Widuri yang terletak di paling belakang halaman istana kepunyaan Arlo. Lalu tanpa ragu Arlo melangkah ke kamar Widuri. Perlahan Arlo membuka pintu dan masuk ke kamar Widuri, lalu Arlo mengunci kamar itu dari dalam supaya tidak ada yang bisa mengganggunya. Arlo berjalan mendekati Widuri, tampak wajah imut Widuri dengan penuh ketenangan. Bibir mungilnya tampak merah merona tanpa pewarna. Arlo duduk di samping Widuri, menatapnya sembari menikmati lekuk wajah Widuri yang mempesona. "Kamu baru saja masuk ke rumahku, namun terasa kamu sudah m
Baca selengkapnya
Kamu Meledekku Mas?
Hmm... Apa yang bisa aku lakukan ya? Aku suntuk sekali jika tidak ada pekerjaan begini. Mandi sudah, merapikan tempat tidurku sudah. Pakaian kotorku, pasti bik Ningsih yang mengambilnya. Baiklah kalau begitu aku akan turun, melihat bik Ningsih. aku akan membantunya membuat sarapan. Gumam Widuri sembari berjalan menuruni anak tangga. Ketika sampai di dapur, Widuri disambut hangat oleh bik Ningsih."Widuri sudah bangun? Ayo sini sarapan. Bibik Buatkan nasi goreng, tadinya bibik akan mengantarnya ke kamarmu." "Ya bik, aku merasa suntuk sekali. Karena tidak ada yang aku kerjakan di rumah ini, tadinya aku ingin membantu bibik buat sarapan dan ternyata sarapannya sudah siap." ucap Widuri yang kemudian duduk di kursi meja makan. Mendengar ucapan Widuri bik ningsih tersenyum. "Tadi bibik melihat tuan Arlo turun dari kamarmu dengan tersenyum-senyum. Sejak ibunya meninggal ini kali pertama bibik melihatnya tersenyum dengan bahagia." ucap Bik Ningsih. "Ya, semalam dia datang ke kamarku. Dia ma
Baca selengkapnya
Kelinci? Untukku?
Sesampai di rumah, "Banyak sekali belanjaan kita bik. Untung saja ada pak Darsono yang membantu kita untuk mengangkat semua barang belanjaan ini. Oiya, aku akan ke kolam renang dulu." ucap Widuri. "Kolam renang? untuk apa Widuri? Apa kamu ingin berenang?" tanya bik Ningsih. "Tidak, bahkan aku tidak bisa berenang bik. Tetapi tadi mas Arrlo menyuruhku untuk membersihkan kolam renang itu. Jadi sebelum dia pulang kolam ini harus selesai aku bersihkan. Setelah bersih aku akan memasak. kita akan makan bersama nanti," ujar Widuri lagi yang kemudian berjalan ke arah kolam renang yang berada di bagian samping rumahnya. Widuri juga membawa sikat dan pembersih lantai berlumut. "Tapi Widuri, itu bukan tugasmu. ada orang yang bertugas untuk itu dan di gaji oleh tuan." ucap bik Ningsih lagi. Tetapi Widuri tidak menghiraukan perkataan bik Ningsih dan tetap melajukan langkahnya. Ketika Widuri sudah berada di depan kolam renang, Bik ningsih kemudian mengirimi Arlo pesan. ("Apa tuan sedang sibuk?")
Baca selengkapnya
Deg... Deg... Deg...
"Apa kamu akan memandanginya terus? Apa kamu melupakan suamimu? Apa kamu tidak akan memberi suamimu makan?" Tanya Arlo dengan nada intimidasi. Mendengar pertanyaan Arlo, Widuri menoleh ke arah Arlo. "Suami? Apa mas suamiku? Ahh... aku lupa! Ternyata kita sepasang suami istri. Baiklah suami sementaraku, mari kita makan. Aku memasak makanan yang barangkali belum pernah kamu makan," Ucap Widuri sambil berdiri dan memutar badannya untuk melangkah kembali masuk kedalam rumah. Arlo mengikuti dengan senyumannya. Bik Ningsih dan pak Darsono mengintip dari kejauhan. "Lihat bik, tuan terlihat bahagia bersama nak Widuri. Sudah lama sekali aku tidak melihat senyum di bibirnya, lihatlah matanya berbinar. Wajahnya merona bahagia." Ucap pak Darsono. "Kamu benar pak, andai saja mereka terus bersama hingga akhir hayat. barangkali tuan akan terus bahagia seperti itu." Jawab bi Ningsih. *** "Ayam bakar? Aku sangat suka memakannya," Ujar Arlo ketika melihat kemeja makan. "Apa ini? apa ini sambalnya?
Baca selengkapnya
Amarah Clara
Sedangkan Clara berada di bandara Singapure. JAdwal keberangkatannya di undur beberapa jam karena ada sedikit masalah pada penerbangannya."Aduuuh... mengapa harus di undur sih. Apa mas Arlo sudah menyadari bahwa aku tidak ada di rumah? bagaimana jika Widuri menggodanya. mengapa hatiku jadi tidak tenang begini ya.." omel Clara pada dirinya sendiri sembari melihat ponselnya."Apa aku telepon saja ya mas Arlo, menanyakan dia sekarang di mana dan apa dia bersama Widuri," Ujarnya lagi lalu mulai menghubungi Arlo.Handphon Arlo berdering, namun di biarkannya saja karena tugasnya untuk membuat Widuri terpuaskan berkali-kali belum selesai."Aiih... mana mas Arlo ya? mengapa dia tidak mengangkat teleponku? Apa dia masih di kantor? Apa dia sedang meeting? Aiiihh... harusnya kemaren aku tidak tergoda untuk ikut bersama mereka." keluh Clara.Lalu Klara mencoba untuk menghubungi Surti, pembantu yang bertugas mengurusinya."Ya nyonya," ujar Surti."Apa tuan semalam pulang?" tanya Clara jutek."Iya
Baca selengkapnya
Hidangan Pelengkap
"Bukankah kamu yang mendatangkannya untukku? lalu kemana kamu saat aku membutuhkanmu? salahkah aku jika aku beralih padanya? lagi pula dia sekarang adalah istri sahku, tidak ada satupun hukum yang bisa melarangku untuk menyentuhnya."Ucap Arlo sembari mengacungkan telunjuknya ke arah wajah Clara."Tetapi sebelumnya kamu sudah menyetujui kesepakatannya bahwa kamu menikahinya hanya karena membutuhkan rahimnya." Air mata Clara terus mengalir merasa Arlo telah menghianatinya.Mendengar ucapan Clara, Widuri serasa tertampar berkali-kali. Air matanya pun mulai tidak tertahankan lagi. Dalam keadaan masih terduduk di lantai dengan terus menunduk menyembunyikan aliran deras airmatanya."Ya, kamu benar. Dan aku telah melakukannya sendiri, aku telah menanam benihku di rahimnya." Ujar Arlo dengan memalingkan wajahnya dari Clara.Lalu Clara meraih lengan Arlo untuk memutar arah lelaki itu supaya kembali menoleh padanya. "Apa mas? Kamu berkata apa? Kamu telah melakukannya? Kamu benar-benar kejam pad
Baca selengkapnya
Kabar Bahagia
Dokter mendekati bik Ningsih, "Mana suami ibu ini? Apa suaminya ada? ada yang perlu saya sampaikan pada suaminya" Ujar dokter Elmi."Su... suami?" tanya bik Ningsih gugup."Ya, saya butuh bicara dengan suami ibu ini," ujar dokter Elmi lagi."Ta... tapi..." bik Ningsih semakin gugup."Saya suaminya dok, ada apa dengan istri saya?" Tiba-tiba Arlo datang dari arah pintu UGD."Oh, baiklah. Silahkan ikuti saya keruangan saya pak," Ujar dr. Elmi."Baik, dok." Arlo pun berjalan mengikuti dr. Elmi, sementara bik Ningsih tetap berada di samping Widuri.Setelah sampai di ruangan dr.Elmi. "Silahkan duduk pak," dr Elmi mempersilahkan Arlo untuk duduk dikursi yang berada di depan kursinya.setelah Arlo duduk, " Begini pak, Hmm.. sebelumnya saya mengucapkan selamat untuk bapak karena Istri bapak sekarang sedang mengandung." Ujar dr. Elmi."Me... mengandung dok?" Tanya Arlo seakan tidak percaya, karena permainan itu baru satu kali di lakukannya bersama Wiiduri."Benar pak, anda akan menjadi seorang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status