All Chapters of Putra Sang Presdir: Chapter 301 - Chapter 310
345 Chapters
Astaga, Kau Mengompol?
Astaga, Kau Mengompol? Alfonso membaca ulang apa yang diberikan oleh sekretarisnya tadi. Beberapa lembar kertas beserta foto keluarga. Ingin rasanya ia tertawa, namun sekaligus miris. Sekretarisnya jauh lebih pintar dari pada dirinya."Kau memang pintar, aku saja tidak pernah berpikir sejauh itu." Alfonso memuji kepandaian sekretarisnya tersebut."Dua kali dia di pecat dari hotel dan dua kali pula Tuan Charles membantunya, sedangkan di hotel hanya Tuan Charles yang berpihak padanya." Itulah alasan sekretarisnya mencaritahu siapa Sean sebenarnya.Alfonso diam, dia sedang memikirkan apa yang harus di lakukannya untuk anak itu. Yang dilakukannya tadi semata karena tidak rela putrinya berbubungan dengan Sean, itu saja. "Bagaimana dengan penjualan hotel, Tuan?" Sekretarisnya bertanya lagi, "Pria tua itu pasti akan datang lagi menagih." Ia mengingatkan Alfonso pada janjinya waktu itu. "Tidak ada yang berubah, hotel itu tetap akan ku jual," kata Alfonso yakin, kemudian menatap par
Read more
Citra Hotel Ini Akan Buruk
Citra Hotel Ini Akan Buruk Sean turun dari mobil tepat di luar gerbang rumah Tobias. Ia membunyikan bel pagar hingga muncullah pria yang mengusirnya kemarin."Mau apa lagi? Apa perlu ku patahkan lehermu?" Pria itu menampilkan wajah sangarnya tanpa membukakan pintu pagar."Aku ingin bicara dengan Tuan Tobias, izinkan aku masuk!" pinta Sean dengan nada biasa."Tidak bisa, dia sudah mengusirmu," ucap pria itu tidak mau, "pergi dari sini atau ku patahkan lehermu!" Pria itu malah mengancam Sean lagi. Markus yang baru selesai bertelepon dengan istrinya pun segera turun saat melihat Sean masih berdiri di luar pagar."Di mana Tobias?" tanya Markus."Pengawalnya tidak mau membukakan pintu pagar," jawab Sean.Markus menatap pria yang terhalang pintu pagar itu, hanya ada lobang persegi empat puluh centimeter yang bisa melihat ke dalam."Buka pintunya atau ku hancurkan pagar ini!" ancam Markus dengan wajah garangnya.Pria di dalam tidak takut, dia justru membalas tatapan tajam Markus, "Ka
Read more
Suami Takut Istri
Suami Takut Istri Neve membuka pintu kamarnya dan langsung berlari ke dalam menuju tempat terakhir kali ia menyimpan laptopnya.Ketakutan masih menguasai hatinya, Neve menduga bahwa ayahnyalah yang membuka laptop tersebut.Neve bernafas lega setelah melihat benda yang dicarinya itu ada di tenpat terakhir kali ia letakkan dan dengan posisi yang sama. Neve menemukan laptop itu, dia langsung memeluknya, memeriksanya, tetapi tidak ada yang mencurigakan dari benda itu.Neve pun memutuskan untuk membawa benda itu pulang ke rumah.Hal itu tak luput dari penglihatan Sean dan Markus. Mereka memang segera mengembalikan laptop tersebut setelah memeriksa isinya. "Jadi Kau memiliki hubungan dengannya?" Markus ingin tergelak setelah mendengar cerita Sean tadi. Bagaimana tidak, banyak video Alex dan Neve di dalam. "Aku melakukannya untuk mencaritahu tentang Paman Alberto, tidak lebih," jawab Sean."Sepertinya Kau memang harus melanjutkan hubungan kalian," ucap Markus setelah lama ber
Read more
Aku Tidak Pernah Menyukaimu
Aku Tidak Pernah Menyukaimu "Dario!"Panggil Sean begitu melihat temannya ada di dalam sel khusus berukuran tiga kali tiga yang sepertinya sengaja dibangun di dalam rumah itu.Tobias yang berpikir cepat segera menembak gemboknya hingga terbuka. Sean langsung menarik pintunya dan masuk ke dalam.Di hampirinya Dario yang nyaris pingsan, matanya tampak sayu sekali dan tubuhnya juga sangat lemah, "Tuan Alberto lari membawa orang yang mirip dengannya," ucap Dario sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya. "Dario! Dario!" Sean mengguncang tubuhnya, "Dario!" menepuk pipinya pelan. "Sepertinya dia tidak pernah makan dan dehidrasi, dia hanya pingsan," kata Tobias. "Paman akan mengejar Alfonso, mereka pasti belum jauh," ucapnya kemudian. Tobias meninggalkan Sean di dalam sel bersama Dario.Benar saja, di belakang rumah tersebut suara mobil menderu kian menjauhTobias berlari sekencangnya mengejar mobil yang terus melaju, tapi kemudian ia sadar tidak akan bisa mengejar mereka.Muncung p
Read more
Kedatangan Keluarga Sean
Kedatangan Keluarga Sean Sejak saat itu, hotel kembali dikelola oleh Alberto yang sesungguhnya. Kembarannya Alfonso menghilang entah ke mana. Alberto sudah menyarankan agar Sean saja yang mengambil alih hotel itu, dia bersedia di tempatkan di mana saja, dengan tegas Sean menolak karena ingin membuka usaha lain. Kini telah satu bulan berlalu sejak kejadian itu. Sean dan Alberto kembali menyumbangkan keuntungan hotel untuk sekolah gratis dan panti asuhan yang di kelola oleh Nyonya Marylin. Selama itu pula Sean tidak pernah lagi berkunjung. Semua dikembalikan seperti semula, mereka hanya melakukan pengiriman uang.Dario kini sudah tidak bekerja lagi menjadi petugas kebersihan, Sean mengajaknya join bisnis restauran.Restauran yang terancam tutup, letakmya tak jauh dari tempat merekakuliah, di beli oleh Sean dan di rubah menjadi kekinian. Sean mencari koki terbaik untuk mengolah santapan di restorannya. Dario menjadi pemasok bahan makanan berupa sayuran serta kacang-kacangan.
Read more
Jangan Sampai Kau Mati Kedinginan
Jangan Sampai Kau Kedinginan Satu keluarga itu tengah menikmati hidangan ala chef pilihan Sean. Mereka juga mengajak Dario bergabung.Dario masih terkagum-kagum dengan keluarga Sean yang tampak bersahaja padahal kaya raya, dari cara mereka menyapanya dengan ramah.Dari meja kasier, Neve juga mencuri pandang ke arah mereka, ingin sekali ia menyapa, tapi ia takut Sean akan tidak nyaman nantinya."Kakak, siapa nama pelayanmu itu?" Rain bertanya sambil menunjuk ke arah Lucia yang berjalan dari arah dapur. Gadis itu membawa nampan pesanan.Sean mengikuti arah telunjuk adiknya, tampak Lucia sedang menghidangkan makanan di atas meja pengunjung."Aku suka warna matanya," lanjut Rain yang belum mendapat jawaban dari Sean."Mom, kenapa tidak ada yang mirip dengan Queen?" Semua mata beralih menatap gadis remaja itu.Jujur dia kadang merasa asing sendiri, mommy dan daddynya tidak ada satupun yang mirip dengannya."Itu karena Kau bukan anak mommy dan daddy," celetuk Rain tanpa pertimbanga
Read more
Demi Nama Baik Lucia
Demi Nama Baik Lucia "Nyonya Marylin, Lucia bilang sudah banyak barang rusak di gudang, aku sudah janji akan mengambilnya hari ini," ucap seorang pria tua yang berprofesi sebagai pengumpul barang rongsokan. Rumahnya tidak jauh dari panti. Padahal masih pagi pagi, tapi pria itu sudah berada di panti. Nyonya Marylin yang sedang merapikan tanamannya di luar, "Oh ya, sebentar saya panggil Lucia," kata Nyonya Marylin meninggalkan pria itu. Ia pun lantas masuk ke dalam menuju dapur panti."Lucia! Lucia!" panggilnya."Kakak Lucia tidak ada, Nenek, mungkin masih di kamarnya," jawab anak kecil berusia delapan tahunan yang sedang sarapan di dapur."Lucia tidak ikut memasak?" tanyanya memastikan pada juru masak panti asuhan. "Ya, Nyonya, Nona Lucia belum ke luar dari kamarnya," jawab juru masak itu. Nyonya Marylin melangkah menuju kamar gadis panti itu, "Tidak biasanya dia seperti ini, apa dia pulang larut tadi malam?" Sambil bertanya-tanya ia mengingat bahwa Lucia bukanlah gadis
Read more
Aku Pasti Akan Menjemputmu
Aku Akan Kembali Menjemputmu Suara gemericik air dan merdunya kicauan burung pagi itu membangunkan dua manusia yang baru saja tertidur saat menjelang dini hari tadi.Keduanya terbuai oleh nikmatnya penyatuan, meski masih menyisakan perih untuk Lucia, ia tetap bahagia, seperti pagi ini wajahnya merona saat di tatap oleh Sean.Seketika Lucia merasa dirinya beruntung di miliki oleh lelaki seperti Sean. Mereka kembali ke panti sambil bergandengan tangan. Sesampainya di panti mereka dikejutkan oleh kedatangan Alberto. Ia datang dengan wajah khawatir dan di sebelahnya Nyonya Marylin pun tampak terdiam, bola matanya mengarah pada Lucia.Keduanya masuk ke dalam dan Sean menghampiri Alberto. Sedangkan Lucia mendekati Nyonya Marylin yang tampak pucat. "Nyonya sakit?" Lucia tahu raut wajah itu tidak seperti biasanya. Nyonya Marylin memang punya riwayat lambung hingga tak jarang wanita pemilik panti itu di rawat di rumah sakit."Hanya lambung, tidak parah," jawab Nyonya Marylin."Nyonya
Read more
Sama-Sama Terluka
Sama-Sama Terluka Selama dua bulan ini Sean memang disibukkan oleh bisnis Han. Kesehatan daddynya sedang menurun dan Sean menggantikan posisinya di perusahaan.Malam ini Lerina sengaja menunggu putranya itu pulang karena ada yang ingin dia bicarakan. Belakangan ini Sean memang sering pulang malam hingga tidak ada waktu untuk bicara. "Sean, baru saja Paman Alberto menelpon ke nomor daddy," kata Lerina menyusul Sean ke kamarnya. Sean langsung berbalik, "Apa dia sudah dapat nomor panti asuhan?" tanya Sean antusias.Lerina menggeleng, "Katanya Lucia sudah tidak tinggal di panti lagi dan tidak bekerja di restauranmu lagi," lapor Lerina sesuai dengan apa yang di katakan oleh Alberto.Sean terdiam ia memilih duduk, sudah dua bulan kenapa susah sekali mendapatkan nomornya, "Mom, apa aku harus pergi ke sana?" Sean berpikir hanya ini cara untuk tahu kabar istrinya."Jangan, mommy tidak setuju," tegas Lerina, "keadaan di sana masih rawan, Kau coba saja tanya Dario, siapa tahu dia pernah
Read more
Semua Demi Neve
Semua Demi Neve Di panti asuhan Lucia selalu di perlakukan dengan baik, anak-anak turut menghiburnya setiap hari karena Nyonya Marylin tidak mau Lucia bersedih lalu berdampak pada bayi kembarnya. Selain itu dia tidak lagi bekerja, Lucia memilih ikut bertani untuk mengisi waktu luangnya di lahan panti yang kosong.Meski begitu, tetap saja Lucia tidak lupa tentang Sean, pria yang menancapkan cinta di hatinya sekaligus mencabutnya dengan surat perceraian.Lucia hanya terlalu pintar menutupinya di hadapan orang-orang, sejatinya dia menangis saat sendirian. Rindu serta ungkapan kebahagiaan atas kehadiran bayi kembar di dalam perutnya seolah meminta untuk di ceritakan pada sosok yang menghilang."Lucia!"Calon ibu muda itu tersentak saat Nyonya Marylin memanggilnya dari jarak yang sedikit jauh.Buru-buru ia hapus air matanya, lalu bangkit berdiri, bersamaan dengan itu Nyonya Marylin sudah ada di dekatnya."Besok saja diteruskan, hari hampir hujan," kata Nyonya Marylin seraya menata
Read more
PREV
1
...
2930313233
...
35
DMCA.com Protection Status