Semua Bab Pesona Ethan: Bab 161 - Bab 170
203 Bab
Bab 161. Sempat Arest
"Bagaimana kondisinya?" Ethan datang terburu-buru dengsn wajah cemas."Masih ditangani oleh dokter di IGD."Tiga pria membuka jalan untuk Ethan. Mereka tidak berani memberi jawaban tentang kondisi Nada saat ini. Mereka takut Ethan naik pitam dan tidak bisa menahan kemarahannya.Seolah pertanyaannya hanya ala kadarnya dan formalitas saja, Ethan bahkan tidak menghentikan langkah cepat dan cemasnya dan terus berjalan dengan tergesa menuju ruang tindakan IGD di salah satu rumah sakit di Bali.Wajah tampannya dirundung kesedihan dan duka bercampur rasa marah dan bara api dendam yang siap membakar siapa pun yang menyinggung, terlebih orang-orang yang telah menyakiti dan menyentuh istrinya."Tuan, Anda tidak bisa masuk!" Seorang petugas medis menahan dan melarang langkah Ethan ketika dia hendak masuk ke ruang tindakan di mana Nada sedang ditangani dan diberikan pertolongan pertama."Yang di dalam itu istriku!" bentak Ethan bertambah marah.Nada suara tinggi dan menarik perhatian setiap oran
Baca selengkapnya
Bab 162. Operasi Yang Lama
"Apa masih lama? Ini sudah lebih dari satu jam," ucap Ethan gusar menunggu."Tuan, duduklah sebentar!"Vidor pun ikut gusar. Bukan hanya memikirkan kondisi Nada saja, melainkan memikirkan dan mengkhawatirkan kondisi Ethan juga. Sejak Nada di bawa ke ruang operasi dan dilakukan operasi cyto, Ethan sama sekali belum duduk. Bahkan sejak mengetahui Nada diculik, dia sama sekali belum minum apalagi makan sesuatu."Bagaimana aku bisa duduk, Vidor? Di dalam sana istriku sedang berjuang antara hidup dan mati. Kamu minta aku duduk dan tenang?" pekik Ethan.Vidor terdiam mendapatkan kemarahan Ethan. Sakit hati? Tidak. Dia mengerti dan paham perasaan Ethan. Bila dia berada di posisi itu, bahkan Vidor tidak yakin bisa tetap berdiri dengan tegar. Bukannya marah atau menjauh, Vidor malah semakin mendekat dan memeluk Ethan."Percayalah pada cinta kalian!" lirih Vidor memberi semangat dan penghiburan. "Sejak mengenal Nada, aku tau dia bukan wanita lemah. Istrimu itu wanita kuat dan hebat. Pasti bisa
Baca selengkapnya
Bab 163. Dipenjara Terlalu Ringan
"Ethan, apa yang terjadi pada menantu papa?" Saat Ethan dan Vidor masih berbincang membicarakan masalah hukuman apa yang akan mereka berikan pada orang-orang yang membuat istrinya seperti itu, tiba-tiba Ethan dikejutkan oleh kedatangan Michael, papanya.Wajah Michael terlihat sangat cemas dan khawatir. Bahkan napasnya tersengal dan terengah seperti habis berlari kiloanmeter jauhnya.Tidak segera menjawab pertanyaan Michael, Ethan malah bingung, kaget dan bengong menatap Vidor. Semua jawaban atas pertanyaan dan rasa kagetnya ada pada Vidor."Aku yang menghubungi papamu," ucap Vidor mengaku.Ethan bernapas panjang. Dia tidak akan menyalahkan Vidor karena memang tidak salah apa yang telah dilakukannya. Bahkan karena panik dan kacau, dia sendiri tidak memikirkan untuk menghubungi papanya. Dan mungkin bila terjadi hal yang buruk pada Nada, dia akan disalahkan oleh papanya karena tidak memberi kabar."Ethan, apa yang terjadi pada menantu papa?"Michael masih penasaran karena Vidor tidak m
Baca selengkapnya
Bab 164. Suara Pertama Yang Berat
“Apa dia tidak mengatakan pada Papa?” Ethan kaget mendengar jawaban Michael.“Dia hanya ijin pergi dengan teman-temannya, tapi tidak bilang kalau mau ke luar kota sampai beberapa hari,” jawab Michael merasa telah diperdaya oleh Syahna. Dia merasa malu pada Ethan karena tidak bisa menjadi kepala keluarga yang baik. Bahkan istrinya sendiri pergi ke mana, dia juga tidak mengetahuinya. Erina pergi dan melakukan hal yang jahat pada menantunya pun, dia juga tidak mengetahuinya. Michael merasa gagal.Michael menjatuhkan diri dan duduk dengan lemah di samping Ethan. Kepalanya terasa pusing dan sakit. Dengan kedua tangan menyugar wajah, lalu menarik rambutnya sendiri, Michael duduk membungkuk merasa bersalah pada Ethan dan Nada.“Maafkan papa, Ethan! Papa tidak bisa menjaga kalian. Papa tidak bisa mendidik Erina dengan benar. Bahkan tidak bisa menuntun istri papa sendiri,” ucap Michael merasa bersalah dan tidak berdaya.Ethan menghela napas panjang melihat dan mendengar penyesalan dan rasa be
Baca selengkapnya
Bab 165. Separuh Napas
“Bos, kamu yakin?” Vidor berjalan mengikuti langkah Ethan.“Ya. Aku tidak bisa melihat istriku menangis,” jawab Ethan sembari menghentikan langkah dan berputar balik menghadap Vidor.“Bukankah ini sangat beresiko?”“Tidak ada pilihan lain, Vidor. Melihat tangis Nada saat aku akan meninggalkannya, hatiku sangat sakit, bahkan lebih sakit dari saat aku melihatnya terkulai lemah dan tidak sadarkan diri. Hatiku remuk, Vidor. Hidupku hancur! Aku telah membuat Nada menanggung semuanya. Apa aku masih harus membiarkan istriku menangis ketakutan sendirian di dalam sana?” “Tapi kondisi Nada?” “Aku sudah konsultasi dengan dokter yang menangani dan merawatnya. Kondisi Nada memang masih lemah dan butuh observasi, tapi bila aku mau membayar lebih untuk alat dan ruangan khusus serta perawat khusus, maka mereka akan mengijinkan istriku dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Hanya saja harus memenuhi kriteria mereka,” jelas Ethan.Berapa pun biaya yang harus dikeluarkan demi Nada, Ethan tidak akan per
Baca selengkapnya
Bab 166. Menganggap Gila
Ethan semakin memeluk erat tubuh Nada yang terguncang karena tangis. Bibirnya kelu, hatinya hancur. Bibir dan lidahnya tak sanggup berkata-kata untuk menghibur Nada. Yang dapat dilakukannya hanya mendekap dan memeluknya hingga tangisan sang istri mereda dan Nada sedikit tenang.Perlahan Nada mengangkat kepala dan tegak menatap Ethan. Matanya basah dan sayu, Ethan segera mengusap air matanya dan mendekap wajah Nada menggunakan kedua tangan. Dengan cinta, satu kecupan manis diberikan pada kening Nada sebagai bentuk penghiburan."Anak kita meninggal," ucap Nada masih terlihat sedih."Kita harus ikhlas, Sayang," ucap Ethan."Kalau mereka tidak membunuhnya, dia pasti tidak akan meninggal, Ethan. Aku sudah menjaganya." Kembali tangis Nada terdengar.Ethan kembali membawa Nada ke dalam pelukannya. Melihat Nada kembali menangis, hatinya semakin hancur."Aku tau. Kamu sudah berusaha untuk menjaganya, tapi Tuhan berkehendak lain. Tuhan masih ingin memangkunya," ucap Ethan kembali menghibur Nad
Baca selengkapnya
Bab 167. Selalu Memelukmu
"Aku akan selalu memelukmu saat tidur agar dalam mimpi pun aku bisa melindungimu," jawab Ethan.Nada terdiam sejenak. Netranya menembus ke dalam manik mata Ethan seolah sedang menyelami dan mencari kejujuran dan keseriusan dari ucapannya. Sorot mata itu awalnya terlihat ragu dan tidak yakin Ethan bisa masuk ke dalam mimpinya saat dia tidur, hanya saja sesaat kemudian sudut bibir Nada berkedut bersamaan perubahan sorot matanya.Nada tersenyum."Aku ingin selalu memelukmu saat tidur," ucapnya."Pasti, Sayang. Aku akan selalu memelukmu." Ethan pun kembali mengeratkan peluknya dibarengi dengan kecupan manis.Melihat senyum bibir Nada meski tipis, Ethan merasa sangat bahagia dan lega. Paling tidak ada secercah harapan dan cahaya yang membuatnya bisa sedikit bernapas lega.Nada sendiri merasa nyaman dan damai dalam pelukan Ethan. Sesaat melupakan mimpi buruknya dan menikmati kebersamaan mereka. Apalagi saat Ethan terus menemani dan memperlakukan dengan memanjakannya, Nada merasa terhibur ha
Baca selengkapnya
Bab 168. Berseri Kembali
"Sayang!" Masih dengan mata lengket, Ethan menggerakan tangan meraba-raba kasur di sampingnya untuk mencari tubuh Nada. Niatnya ingin memeluk istrinya dan memberi kehangatan di pagi hari, tapi setelah meraba-raba beberapa detik tidak juga tangannya menemukan dan menyentuh tubuh istrinya. Ethan segera membuka mata."Nada!" Dia terkejut dan langsung terduduk. Kedua bola matanya membulat sempurna, bahkan melebar ketika tidak melihat istrinya di tempat tidur. Matanya langsung beredar ke segala sudut kamar. Dia pun bergegas melompat dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi berharap Nada ada di dalam kamar mandi."Sayang!" panggilnya sembari mengetuk pintu kamar mandi.Ethan menulihkan telinga dan mendekatkan telinganya pada pintu untuk mendengarkan suara dari dalam kamar mandi. Sepi dan hening. Sama sekali tidak ada bunyi air gemericik atau tanda-tanda ada orang di dalam kamar mandi. Ethan membuka pintu dan benar, kosong.Jantungnya langsung berdegup cepat, dadanya berdebar. Eth
Baca selengkapnya
Bab 169. Pertemuan Terakhir
"Hei, kenapa minta maaf?" Senyum Ethan berubah menjadi sorot lekat.Nada tidak menjawab, melainkan membalas sorot mata Ethan dengan tatapan lekat penuh rasa bersalah dan sesal. Lambat laun mata bening itu berkaca-kaca dan mulai mengembun. Ada bendungan air yang menggantung dan akhirnya jatuh juga. Nada menangis."Sayang." Ethan segera mendekap dalam pelukan dan berusaha menenangkan dengan kecupan lembut pada pucuk kepala Nada."Maafkan aku," lirih Nada dalam tangisnya.Ethan kembali memberikan kecupan penuh cinta dan pengertian."Tidak ada yang harus dimaafkan, Sayang. Kamu tidak bersalah," ucapnya menghibur.Meski tidak mengatakan apa arti kata maaf yang diucapkan, Ethan telah mengerti dengan sendirinya, dengan melihat dan merasakan kesedihannya. Meski melihat istrinya menangis, namun ada rasa bahagia dalam dirinya. Paling tidak Nada telah menyadari kondisinya selama ini.Tangis Nada semakin terisak setiap kali mendengar penghiburan suaminya. Selama dia sakit dan bersedih, Ethan sela
Baca selengkapnya
Bab 170. Tidak Sengaja Mendengar
"Sayang, ayo dong jangan ngambek gini!" Sekeluarnya mereka dari ruang praktek Della dan sampai masuk ke dalam mobil hingga mobil yang membawa mereka melaju mengukur jalanan, Nada sama sekali tidak bicara pada Ethan. Bibirnya cemberut, wajah kesal dengan sorof mata cemburu."Sayang, bukankah sudah ku jelaskan? Sebelum aku mengajakmu konsultasi pada Della dan saat pertama kali papa kenalkan dia, aku sudah meminta Vidor untuk mencari informasi tentang kehidupannya, latar belakangnya karena aku tidak mau ada yang menyakitimu lagi."Entah sudah berapa kali Ethan menjelaskan kenapa dia tau banyak tentang Della. Dia pikir setelah dia menjelaskan saat masih di ruangan Della, Nada menerima penjelasannya dan mengerti. Ternyata tidak.Sikap ramah dan senyum Nada hanya saat bersama Della saja, saat telah keluar dari rumah sakit, Nada menunjukkan kemarahan dan rasa kesalnya. Namun, ini dari semua itu adalah dia cemburu. Nada sangat pandai menutup aura wajahnya di depan Della, sedangkan di hadap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
21
DMCA.com Protection Status