Semua Bab Pesona Ethan: Bab 181 - Bab 190
203 Bab
Bab 181. Sisi Lain Ethan
"Mereka pantas mendapatkannya," ucap Ethan dalam. Suara dan nada bicaranya, tersirat dengan jelas betapa kecewa dan bencinya.Ethan lantas melepaskan tangannya dari wajah Nada, lalu duduk lurus. Wajahnya berpaling menatap kosong ke samping, ke luar jendela kaca. Kali ini tidak dapat menutupi kesedihan dan rasa dendam. Sorot matanya penuh dengan api dendam dan kebencian. Kesalahan yang Danica dan Erina perbuat sangat besar sehingga sedikit pun tidak ada celah dalam hatinya untuk kata maaf bagi mereka.Danica dan Erina bukan hanya telah menyakiti wanita yang dicintai saja, mereka telah membunuh benih cinta yang sempat hadir dan memberi kebahagiaan singkat dalam pernikahan mereka. Bukan hanya itu saja, karena ulah mereka, dia juga hampir kehilangan Nada."Ethan." Nada menyentuh tangan Ethan dan menggenggamnya lembut.Melihat kesedihan pada wajah suaminya dan juga sorot mata yang terakhir dilihat sebelum Ethan berpaling dan menghindar, hatinya terasa sakit dan sesak. Ya
Baca selengkapnya
Bab 182. Melihat Dengan Jelas
"Siapa yang kamu panggil kakak? Aku bukan kakakmu," seru Ethan dengan suara lantang penuh kemarahan dan benci. "Aku tidak pernah memiliki adik seorang pembunuh," sambungnya."Kak, maafkan aku. Aku menyesal," ucap Erina lagi.Erina terus meminta maaf dan merengek meminta diampuni juga dilepaskan dari siksaan yang diberikan padanya secara bertubi-tubi, bahkan tiada henti. Bukan hanya siksaan tubuh saja yang diberikan oleh orang-orang suruhan Ethan, tapi juga siksaan jiwa hingga mereka merasa ketakutan dan benar-benar menyesal."Ethan, tolong bunuh aku saja! Aku sudah tidak sanggup lagi," mohon Danica dengan suara lemah tak berdaya.Bukan hanya Erina saja yang merenggek meminta pengampunan pada Ethan saat melihat Ethan melakukan video call, tapi Danica juga merengek. Bahkan wanita itu meminta Ethan membunuhnya saja karena dia sudah tidak sanggup lagi menanggung siksaan yang diberikan Ethan untuk membalas perbuatannya.Erina dan Danica yang awalnya memiliki tubuh ind
Baca selengkapnya
Bab 183. Mendengar Yang Sebenarnya
"Ethan, boleh hari ini aku tidak kerja?" tanya Nada di saat mereka masih bercengkerama di peraduan pagi ini."Kenapa? Apa kamu sakit?" Ethan khawatir, lalu dengan seksama memeriksa wajah Nada."Tidak, Sayang." Nada menyentuh dan menahan tangan Ethan pada wajahnya. Bibirnya tersenyum, sorot matanya teduh berbinar meyakinkan."Aku tidak sakit," sambung Nada.Bola mata Ethan bergerak-gerak menilik ke dalam manik mata indah Nada mencari kejujuran istrinya."Lalu?" Meski dalam sorot mata Nada tidak didapatkan kebohongan, tapi dia masih khawatir. Tidak seperti biasanya Nada seperti ini. Bahkan setiap pagi di saat mata terbuka, istrinya itu tampak semangat. Apalagi setelah mengambil alih perusahaan papanya yang telah dikuasi oleh Vincent, Nada selalu bersemangat membangun kejayaan perusahaan itu.Sedangkan Vincent dan Dolly, karena perbuatan mereka di masa lampau terhadap mendiang kedua orangtuanya, mereka harus menebus dosa itu dengan mendekam di penjara. Meski telah meminta maaf, tapi
Baca selengkapnya
Bab 184. Mengubur Rasa Kecewa
"Katakan yang sebenarnya! Aku siap mendengar dan menerima apa pun hasilnya," jawab Nada.Meski jantungnya berdegup cepat dan dadanya berdebar hebat, bahkan rasa takut menerima kenyataan tiba-tiba menyelimutinya, tapi dia telah siap mendengar apa pun hasil pemeriksaannya hari ini. Tekad dan dirinya telah bulat untuk mencari tau apa yang selama ini menjadi ganjalan dalam hati."Nyonya, hasil pemeriksaan kali ini, aku akan mengatakan dengan jujur," ucap dokter."Ya, aku harap begitu," desah Nada. Sebenarnya dalam hati ada rasa kecewa karena dia yakin selama ini Ethan dan dokter menyembunyikan hasil pemeriksaan yang sebenarnya tentang kondisi rahimnya.Dokter itu pun tersenyum ringan melihat ekspresi Nada."Kali ini, kondisi rahim dan tubuh Anda baik-baik saja dan aku rasa sudah tidak ada masalah lagi," ucap dokter. Nada tersenyum kecut. Setiap kali melakukan kontrol dan pemeriksaan, kata-kata itu yang dia dengar dan bisa dikatakan tanpa mengatakan lagi, Nada sudah hafal."Mungkin kalau
Baca selengkapnya
Bab 185. Terselip Rasa Curiga
"Sayang, maaf, mungkin aku akan pulang sedikit malam. Tidurlah terlebih dahulu, jangan menunggu aku pulang!" ucap Ethan dari seberang sana.Senyum Nada menghilang, kerutan pada pipinya pun perlahan memudar. Bola mata yang tadi berbinar perlahan bergerak ke arah meja yang penuh dengan menu makanan beserta bunga. Hatinya membeku dan dingin seperti lilin tanpa nyala api.Tiba-tiba dalam kepalanya terbesit perkataan sang dokter saat melakukan pemeriksaan. Dokter itu memuji kehebatan Ethan. Sebagai pria normal, suaminya itu mampu bertahan hingga beberapa waktu lamanya untuk tidak melakukan hubungan intim adalah hal yang luar biasa. Saat itu juga Nada merasa merinding. Dadanya terasa sangat sesak dan hidungnya terasa perih. Ada benda tak berwujud yang mengiris hatinya hingga terasa sakit dan perih."Sayang," panggil Ethan karena tidak segera mendapat tanggapan.Cepat-cepat Nada menarik napas dalam dan menghembuskan secara perlahan sembari memejamkan mata. Bibirnya terpaksa tersenyum simpul
Baca selengkapnya
Bab 186. Sudah Tidak Tahan Lagi
"Mandilah! Air hangatnya sudah siap," ucap Nada sembari berjalan ke luar dari kamar mandi mendekati Ethan.Ethan meletakkan ponselnya, lalu beranjak dari tempat tidur dan berjalan menyambut kedatangan Nada."Terima kasih, Sayang," ucap Ethan sembari memberi kecupan kilat pada bibir Nada. "Tunggu aku di tempat tidur!" sambungnya dengan senyum dan sorot mata teduh."Emm." nada mengangguk. "Aku akan siapkan pakaian untukmu."Lagi-lagi Ethan tidak membiarkan Nada lepas begitu saja dari tangannya, sebelum istrinya itu pergi, satu kecupan lagi mendarat pada pucuk kepala Nada sebagai tanda cinta dan ucapan terima kasih atas pelayanan yang tulus. Nada adalah obat lelah yang paling mujarab yang dimilikinya. Meski tingkat lelah yang dirasakan tinggi, tapi saat melihat senyum istrinya, semangat dan gairahnya kembali normal. Bahkan kembali bersemangat dan terbawa sampai di dalam kamar mandi. Ethan terus bersenandung selama mandi."Sayang!" panggil Ethan.Masih berlilitkan handuk pada tubuhnya, b
Baca selengkapnya
Bab 187. Mencurigai Suami
"Sayang, jangan lupa siang ini temani aku menghadiri undangan bakti sosial," ucap Nada masih duduk di dalam mobil."Aku tidak akan lupa," jawab Ethan sembari memberikan usapan lembut pucuk kepala Nada. Bibirnya tersenyum sangat manis dan meneduhkan.Hal yang sudah terbiasa dilakukan Ethan setiap kali mengantar istrinya bekerja adalah memberi kecupan dan usapan lembut penuh cinta. Setelah mengambil alih perusahaan milik kedua orang tuanya, Nada tidak lagi bekerja di perusahaan Ethan. Meski perusahaan yang dirikan untuk mengelabuhi Vincent telah diambil alih kembali oleh Ethan, namun Nada masih tetap membantu juga."Jaga kesehatan dan jangan terlalu lelah!" pesan Ethan dari dalam mobil sebelum melajukan kembali mobilnya setelah Nada keluar."Baik, Tuan Ethan yang tercinta," jawab Nada terselip canda.Ethan tersenyum bahagia melihat keceriaan istrinya. Semakin hari Nada semakin menggemaskan dan semakin terlihat ceria. Sepertinya rasa trauma dari kejadian yang d
Baca selengkapnya
Bab 188. Hospital Tour
"Aku melupakan satu hal," jawab Ethan mengubah air mukanya agar Nada tidak terus menatapnya dengan curiga. "Masalah pekerjaan. Aku akan menghubungi Vidor," sambungnya mencoba menepis kecurigaan Nada.Nada memicingkan mata semakin menatapnya lekat dan menyelidik."Sayang, aku akan segera menyusulmu. Ini hanya masalah kecil," ucap Ethan sembari membelai rambut Nada.Dia tau kecurigaan istrinya tidak akan cepat hilang oleh alasan yang diberikan."Oke. Kalau kamu tidak percaya, tetaplah di sini bersamaku!" sambung Ethan lagi, lalu mengambil ponsel dan menghubungi Vidor.Nada tersenyum pengertian."Aku akan tunggu di dalam," ucapnya sebelum hubungan telepon Ethan dan Vidor tersambung."Sayang." Ethan berusaha menahan saat istrinya hendak keluar mobil, namun Nada menyingkirkan tangannya dengan lembut dan penuh pengertian."Acara akan segera dimulai. Aku tidak ingin mereka menunda karena menungguku," ucap Nada memberi alasan.Ethan hanya bisa melepaskan istrinya dengan pasrah dan terdiam. B
Baca selengkapnya
Bab 189. Sangat Mengenaskan
Toilet? Kamar mandi?Tempat itu, alasan itu hanya kebohongan belaka. Nada berjalan secara perlahan sembari terus mengedarkan mata mengawasi. Meski perlahan, namun tujuannya pasti. 'Ruang awal' Entah mengapa dia ingin sekali melihat ruang itu seperti ada yang kekuatan magic yang menariknya."Nyonya," sapa seorang perawat mengejutkan Nada. Nada sedikit gugup dan gelagapan, hanya saja rasa itu masih bisa diatasi dengan segera memberikan senyum dan sapaan balik."Apa yang kamu bawa?" tanyanya mengalihkan rasa gugup saat melihat benda di tangan perawat itu."Oh, ini. Ini makanan untuk pasien," jawabnya menunjukkan tempat makan yang dia bawa."Makanan? Apa jam makan pasien jam segini?" Nada melirik benda pipih bundar di pergelangan tangannya.Perawat itu tersenyum canggung."Khusus pasien ini memang spesial."Nada memiringkan kepala dengan sorot mata penasaran.Perawat tersenyum menanggapi cara Nada melihatnya."Pasien ini sangat kasihan.
Baca selengkapnya
Bab 190. Sedikit Goresan
"Sayang, yok mandi!" ajak Ethan meraih tangan Nada untuk membawanya bangun."Ethan." Nada menegakkan punggung, hanya saja tidak mengikuti ajakan Ethan, melainkan menahan tangannya.Ethan yang telah bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana boxer, akhirnya duduk di depan Nada setelah melihat kemurungan dalam sorot mata Nada. Dengan teduh dan lembut menatap mata istrinya. Menggenggam tangan Nada di atas pangkuan."Sayang, ada apa?" tanyanya.Sejak kembali dari kamar mandi rumah sakit dan sejak mereka pulang ke rumah, Nada lebih banyak diam. Bahkan bisa dikatakan murung. Sesekali Ethan mendapati istrinya itu menatapnya lekat dengan tatapan yang berbeda dan setiap kali pandangan mereka bertemu, segera Nada menghindar.Dia pikir sikap Nada itu karena faktor lelah. Hampir seharian istrinya sibuk bekerja juga menghadiri acara bakti sosial. Makanya, saat melihat Nada terdiam, Ethan tidak terlalu menganggap serius. Apalagi saat di perjalanan Nada memilih tidur. Hal itu memperkuat dugaanny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status