Semua Bab Pesona Ethan: Bab 191 - Bab 200
203 Bab
Bab 191. Ditinggal Suami, Didatangi Mama Mertua
"Sayang, apa benar tidak apa-apa kalau aku tinggal ke luar kota? Kenapa kamu tidak ikut saja?" Ethan merasa bimbang dan ragu karena Nada tidak mau diajak pergi bersamanya. Dia juga tidak mungkin tidak pergi kali ini untuk menghadiri pertemuan penting perusahaan. Sebelumnya dia bisa mengandalkan Michael, papanya untuk pergi, tapi kali ini tidak bisa karena Michael memiliki agenda lain di kota lain juga.Nada tersenyum sembari berjalan mendekati Ethan dan merapikan pakaian suami tampannya itu."Lusa di perusahaan ada rapat pleno yang sangat penting dan tidak bisa ditunda," jawab Nada.Bukan dia tidak mau menemani suaminya pergi. Sejak memimpin perusahaan sendiri, Nada sedikit sibuk. Apalagi dia harus mengembalikan kejayaan perusahaan itu. Beberapa kontrak kerjasama harus segera diselesaikan, termasuk rencana peluncuran produk baru perusahaan yang membutuhkan pengawasannya.Wajah Ethan tampak murung. Dia sedih harus meninggalkan istrinya ke luar kota beberapa hari ke depan. Hanya saja d
Baca selengkapnya
Bab 192. Melampiaskan Kesedihan dan Marah
"Katakan! Apakah Ethan membunuh Erina karena telah menyakitimu?" Sembari menangis sedih, Syahna mencengkeram kedua lengan Nada dan mengguncang kuat.Kehilangan kontak dengan putri tunggal kesayangannya membuat Syahna cemas dan khawatir, bahkan sempat depresi. Lebih kaget dan terkejut ketika tiba-tiba Michael menyodorkan surat cerai. Apalagi ditambah berita tentang penganiayaan yang dilakukan Erina pada Nada membuat Syahna shock. Dia hanya berharap Erina dapat menyembunyikan diri agar tidak ditemukan Ethan setelah berita penganiayaan.Sayangnya, hingga beberapa waktu lamanya Erina sama sekali tidak memberi kabar. Jangankan kabar, pencariannya selama ini sia-sia dan sama sekali tidak membuahkan hasil. Erina, putri kesayangannya itu hilang begitu saja bak ditelan bumi. Hingga saat rasa putus asa itu datang, Syahna berpikir Ethan telah membunuh Erina sebagai bentuk balas dendam."Nyonya, lepaskan tangan Anda!"Serly memaksa Syahna melepaskan cengkeramannya, namun wanita itu semakin kuat m
Baca selengkapnya
Bab 193. Tidak Bisa Dibandingkan
"Serly, antarkan dia pulang!" minta Nada sembari memalingkan wajah. Nada tidak mau melihat wajah sedih Syahna dengan isak tangisnya. Bagaimanapun dia membenci Erina dan Danica, tapi saat melihat wajah sedih Syahna atas kehilangan putrinya membuat sisi hatinya yang lain teriris. Apalagi saat mengingat bagaimana kondisi Erina dan Danica di rumah sakit, hatinya semakin perih.Meski begitu, tangis yang telah mendesak sesak dalam dadanya masih bisa ditahan. Dia tidak mau terlihat lemah di hadapan Syahna."Nyonya?" Serly tampak ragu. Bukan dia membantah perintah Nada, hanya saja dia enggan meninggalkan Nada hanya untuk mengantar Syahna pulang."Aku akan menunggumu di rumah," ucap Nada mengerti kekhawatiran Serly.Setelah memberi tatapan meyakinkan, Nada memutar tubuh. Namun, sebelum benar-benar melangkah pergi, kembali ekor matanya mengarah pada Syahna dengan isak tangisnya memohon agar Nada mau memberitahu keberadaan Erina."Maaf, Ma. Aku tidak bisa mengatakan di mana mereka berada. Tanya
Baca selengkapnya
Bab 194. Gelisah Sepanjang Hari
"Tadi mama ke sini," lirih Nada dengan suara rendah."Apa dia menyakitimu?" "Tidak."Akhirnya Nada menceritakan apa yang baru saja terjadi padanya dan kenapa Syahna datang menemuinya. Sebenarnya tidak ingin membuat Ethan khawatir, hanya saja meski tidak menceritakan, suaminya itu pasti akan tau. Serly pasti akan melaporkan apa pun yang terjadi. Makanya, daripada Ethan mendengar dari Serly dan mencemaskan dirinya, lebih baik dia sendiri yang menceritakan."Ethan, kamu jangan khawatir! Aku tidak akan pernah menyalahkanmu. Aku juga tidak akan pernah menyesali apa yang telah kamu perbuat pada mereka karena mereka memang pantas mendapatkannya," ucap Nada di akhir ceritanya.Nada tidak mau melihat Ethan merasa apa yang telah diperbuat pada Danica dan Erina adalah kekejaman. Dia juga tidak mau suaminya itu merasa canggung karena berpikir dia tidak bisa menerima kekejaman yang dilakukan. Karena selama ini Ethan menutupi keberadaan dan kondisi mereka berdua.Ethan tersenyum mendengar perkataa
Baca selengkapnya
Bab 195. Kecelakaan Pesawat
"Ethan!" Nada menangis histeris dan terus memanggil nama Ethan.Dengan kedua tangan menutup sebagian wajah dan terus menyaksikan berita tentang kecelakaan pesawat yang diketahui membawa suaminya pulang, tangis Nada semakin miris dan menyedihkan. Dunianya seketika menjadi gelap gulita ketika pembawa berita mengatakan pesawat itu mengalami ledakan di atas udara, di atas pegunungan dan diperkirakan tidak ada penumpang yang selamat. "Nyonya!" Mendengar teriakan Nada disertai tangis histeris, Serly langsung berlari menuju kamar Nada. Pintu kamar yang tertutup membuatnya sedikit ragu, namun teriak dan tangis Nada membuatnya langsung mendorong pintu dan menerobos masuk."Nyonya!" Serly terkejut ketika melihat Nada menangis histeris sembari bersimpuh di atas lantai dingin. Serly langsung berlari mendekat dan berjongkok di depan Nada. "Nyonya, ada apa?" tanyanya cemas.Tanpa menjawab dan terus menangis, Nada menunjuk televisi agar Serly melihat.Serly menoleh. Dia pun terkejut setelah beber
Baca selengkapnya
Bab 196. Lolos Dari Maut
"Sayang, ada apa?" Ethan bingung dan khawatir ketika melihat Nada melepaskan pelukannya dan kembali bangun dari baringnya, lalu duduk menatap lekat. Dia pun turut bangun dan duduk berhadapan. Sekali lagi manik matanya menyelidik keanehan pada cara pandang Nada padanya."Sayang, ada apa?" Sekali lagi Ethan melontarkan pertanyaan yang sama.Seperti bumi bergerak sangat lambat, begitulah kedua tangan Nada bergerak sangat lambat mendekati wajah Ethan, lalu mendekapnya. Sorot matanya masih sama, tidak berubah sama sekali. Tatapan lekat seolah mencari sesuatu kepastian. Dalam manik mata yang kembali mulai berembun dan berkaca-kaca terlihat dengan jelas Nada sedang memastikan pria di hadapannya benar-benar Ethan, suaminya."Ethan, aku tidak sedang bermimpi, bukan? Ini sungguh kamu, bukan rohmu?" Pertanyaan Nada mampu membuat Ethan tercengang dan kaget, namun menggelitik. Dalam kepalanya tidak habis pikir bila Nada memiliki pikiran konyol seperti itu. Hanya saja, semua yang ditanyakan dan d
Baca selengkapnya
Bab 197. Seperti Perangko
"Ethan, biarkan aku masak untuk kita!" "Tidak boleh!" larang Ethan tegas. "Kamu baru pulang dari rumah sakit. Biarkan bibi saja yang membuat sarapan untuk kita. Kamu istirahat bersamaku saja di sini!" sambungnya."Tapi?" Nada menatapnya lekat, namun sedikit terselip keraguan dan menunjukkan bila dia sedang memikirkan sesuatu.Ada sorot sedih dalam matanya. Bukan sedih karena tidak diperbolehkan membuat sarapan, tapi sedih karena sejak Ethan kembali, suaminya itu langsung menemaninya di rumah sakit. Dia tau dan memahami rasa lelah dan capek yang Ethan rasakan, makanya setelah diperbolehkan pulang kemarin sore dan istirahat malam hari, pagi ini dia ingin membuat sarapan spesial."Sayang." Ethan meraih tangan Nada dan membawanya kembali berbaring dalam dekapan. "Aku belum lapar, aku hanya ingin bersamamu," sambungnya menghibur sembari mengeratkan pelukan dan semakin dalam membawa tubuh Nada masuk ke dalam selimut kehangatan.Sebenarnya Nada ingin kembali mencari alasan agar Ethan mau me
Baca selengkapnya
Bab 198. Kejutan Party
"Ethan, sebenarnya kita mau ke mana?" Nada bingung. Sepulang kerja, Ethan menyuruhnya segera mandi dan berdandan. Dia juga memberikan gaun dan high heels baru yang senada. Katanya sih ada undangan makan malam dari kolega, tapi gelagat yang diberikan suaminya itu cukup membuatnya curiga."Makan malam, Sayang." Jawaban ini yang selalu diberikan Ethan setiap kali Nada bertanya."Hanya makan malam, kenapa harus dandan cantik dan menggunakan gaun semewah ini?" gumamnya setengah menggerutu.Ethan tersenyum mendengar protes istrinya, terlebih melihat wajah cemberut dan kesal Nada yang disembunyikan. Dengan lembut meraih tangan Nada, lalu memberikan satu kecupan pada punggung tangan yang memiliki aroma wangi dari lotion yang dipakainya."Istriku memang harus selalu terlihat cantik," goda Ethan.Nada tersenyum memberi mencibir pada ucapan Ethan."Bagaimana kalau kolegamu tertarik pada kecantikanku, lalu jatuh cinta dan ingin memiliki aku? Apa kamu rela?" Kini giliran Nada yang menggoda.Senyu
Baca selengkapnya
Bab 199. Mual Mendapat Kiss
"Sayang, ayo bangun ganti baju dulu!" Ethan menarik tangan Nada memintanya bangun setelah membantu istrinya melepaskan high heels."Tidak mau, Ethan. Aku ngantuk banget. Aku mau langsung tidur saja," tolak Nada melepaskan tangan Ethan dan kembali memeluk guling."Sayang, kamu tidak akan tidur nyenyak menggunakan pakaian ini. Lagi pula kamu belum cuci muka." Ethan terus membujuk agar istrinya mau bangun sebentar berganti pakaian dan mencuci wajah untuk menghilangkan riasan sisa pesta. Sayangnya, tidak berhasil. Rasa kantuk telah menguasai istrinya. Selain malam memang telah larut, kemungkinan besar Nada juga lelah meladeni tamu dan teman-temannya saat pesta karena bagaimanapun malam ini mereka adalah bintang party.Tidak berhasil membujuk juga tidak mau mengganggu tidur lelap istrinya, akhirnya Ethan memutuskan membantu mengganti pakaian Nada. Meski sedikit kesusahan, tapi akhirnya berhasil menukar gaun Nada dengan pakaian tidur."Akhirnya," desahnya lega melihat istrinya telah menggu
Baca selengkapnya
Bab 200. Ingin Menjadi Wanita Sempurna
Semakin hari Ethan merasa istrinya semakin terlihat aneh dan berbeda, seolah istrinya itu sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Entah ini hanya pemikiran dan dugaannya saja atau memang ada yang disembunyikan oleh Nada darinya? Yang pasti, Ethan merasa kebiasaan istrinya sedikit berbeda dari biasanya."Sayang," panggil Ethan.Sembari menyebut nama Nada, Ethan meraba-raba tempat tidur di sampingnya di mana Nada tidur bersamanya. Tidak ada. Tempat tidur di sampingnya kembali kosong ketika matanya terbuka di pagi hari. Hal seperti ini sudah terjadi beberapa kali dalam beberapa hari ini.Ethan mengarahkan pandangnya pada pintu kamar mandi dan memasang telinga. Sama seperti pagi biasanya, suara gemericik air terdengar cukup berisik. Bisa dipastikan beberapa saat lagi Nada pasti akan keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit tubuhnya. "Sayang, kamu sudah bangun?" tanya Nada sembari mengusap wajah menggunakan handuk kecil.Seperti perkiraan Ethan, dalam hitungan menit pintu kamar mandi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status